Fikih Kelompok 13

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AHLI WARIS YANG TERHIJAB


Tugas Mata Kuliah Fiqih Munakahat Dan Mawaris
Dosen Pengampu : Fathiyaturrahman, M.Ag,

Disusun oleh Kelompok 13


Wuri Handayani (T20181369)

Reynita Akvilni Aziz (T2018138)

Karimatul Hikmah (T2018136)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Ahli Waris yang Terhijab”
dengan lancar.

Dalam pengantar ini, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada


Ibu Fathiyaturrahmah, M. Ag, selaku dosen pengampu Mata Kuliah Fiqih
Munakahat dan Mawaris. Serta kepada teman-teman dan juga kepada semua
pihak terutama kepada sumber-sumber yang telah membantu terselesaikannya
makalah ini.

Makalah ini, tidak lain hanyalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Fiqih Munakahat dan Mawaris. Kami menyadari bahwa dalam penyelesaian
makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dalam penulisan maupun
penyampaian materinya, kami mohon maaf apabila ada kesalahan dari
makalah ini, karena kami masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu
dengan lapang dada kami akan menerima kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun guna perbaikan di tugas-tugas selanjutnya. Akhir
kata kami ucapkan terimakasih, semoga Allah SWT selalu meridhai semua
usaha kami, Aamiin.

Jember, 28 Mei 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ii

DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................2

C. Tujuan Penulisan...............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Hijab dan Mahjub ............................................................................3

B. Pembagian Hijab ................................................................................................3

C. Orang yang termasuk Hijab dan Mahjub............................................................4

BAB III PENUTUP ................................................................................................7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu mawaris memilki tujuan untuk membagi harta warisan sesuai dengan
ketentuan nash Alquran dan Sunnah sesuai dengan keadilan sosial dan tugas serta
tanggung jawab masing-masing ahli waris.
Mawaris dalam hukum islam yang menjelaskan tentang pemindahan hak
milik dari seseorang yang telah meninggal kepada ahli waris yang masih hidup
sesuai dengan ketentuan al-Qur’an dan al-Hadis. Istilah Fiqih Mawaris adalah
ilmu yang mempelajari tentang siapa-siapa yang berhak menerima warisan, siapa-
siapa ynag tidak berhak menerima warisan, serta bagian-bagian tertentu yang di
dan bagaimana cara menerimanya dan bagaimana cara penghitungannya.
Kematian adalah peristiwa yang akan dialami oleh seseorang, karena
merupakan akhir dari perjalanan hidup manusia. Salah satu akibat dari kematian
seseorang adalah masalah status harta benda yang ditinggalkannya yang disebut
warisan. Hukum kewarisan merupakan bagian dari hukum kekeluargaan yang
memegang peranan penting, bahkan menentukan dan mencerminkan sistem
kekeluargaan yang berlaku dalam masyarakat. Hukum kewarisan sangat erat
hubungannya dengan kehiduoan manusia karena terkait dengan harta kekayaan
dan manusia yang sati dengan lainnya.
Masalah harta warisan merupakan permasalahan umat islam yang diatur
secara rinci dalam al-Qur'an. Al-Qur'an merupakan acuan utama dalam
menetapkan hukum pembagian waris karena petunjuk dari hadis maupun ijma
ulama sangatlah sedikit. Selain itu, hukum-hukum yang paling rinci dibahas
dalam al-Qur'an adalah waria daripada hukum-hukum lainnya dikarenakan
kewarisan merupakan salah satu bentuk kepemilikan yang legal dan dibenarkan
oleh Allah SWT.

1
Oleh karena itu penulis akan menjelaskan lebih dalam tentang Ahli Waris
Yang Terhijab.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Yang Dinamakan Dengan Hijab Dan Mahjub ?
2. Ada Berapa Pembagian Hijab?
3. Siapa Saja Orang Yang Termasuk Hijab Dan Mahjub?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Hijab Dan Mahjub
2. Untuk Mengetahui Pembagian Hijab
3. Untuk Mengetahui Siapa Saja Yang Termasuk Hijab Dan Mahjub

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hijab dan Mahjub


Ahli waris adalah orang-orang yang berhak atas harta warisan. Ahli waris
diartikan sebagai orang yang berhak atas warisan yang ditinggalkan oleh pewaris.
Menurut Kompilasi Hukum Islam ahli waris adalah orang yang pada saat
meninggal dunia mempunyai hubungan darah atau perkawinan dengan pewaris,
beragama islam dan tidak terhalanf karena hukum untuk menjadi ahli waris.1
Hijab secara harfiah berarti penutup atau penghalang. Hijab adalah penutup
atau penghalang ahli waris yang semestunta mendapatkan bagian menjadi tidak
mendapatkan bagian atau tetap menerima warisan, tapi jumlahnya berkurang
karena ada ahli waris yang lebih dekat pertalian kekerabatannya. Orang yang
menghalangi disebut hajib. Orang yang terhalang disebut mahjub.
Adapun pengertian al-hujub menurut kalangan ulama fara'id adalah
menggugurkan hak ahli waris, baik secara keseluruhan atau sebagian saja
disebabkan adanya orang yang lebih berhak menerimanya.
B. Pembagian Hijab
Hijab ada dua macam, yaitu hijab nuqshan dan hijab hirman.
1. Hijab nuqshan, adalah penghalang yang dapat mengurangi bagian yang
seharusnya diterima oleh ahli waris. Misalnya istri bisa mendapat ¼ bagian
warisan, namun karena ada anak maka ia akan mendapat 1/8 bagian.
2. Hijab hirman, adalah penghalang yang menyebabkan ahli waris tidak
mendapatkan warisan sama sekali karena ada ahli waris yang lebih dekat
pertalian kekerabatannya.2

1
Sudarto, Ilmu Fikih Refleksi Tentang Ibadah, Muamalah, Munakahad Dan Mawaris
(Yokyakarta: Grup Penerbita CV Budi Utama 2015). 27
2
Wasik abddul, Fiqih Keluarga antara konsep dan realita, (Yogyakarta: grup penerbit CV
Budi Utama 2013). 12

3
C. Orang yang Menjadi Hijab dan yang Terhijab
Dalam hukum waris islam, hijab dikualifikasikan kepada 2 macam yaitu:
1. Hijab Nuqshan
Yaitu penghalang yang menyebabkan berkurangnya bagian seorang
ahli waris, dengan kata lain berkurangnya bagian yang semestinya diterima
oleh seorang ahli waris karena ada ahli waris lain.3
Seperti suami seharusnya menerima bagian ½, akan tetapi karena
bersama anak perempuan maka bagiannya menjadi ¼. Seharusnya Ibu
mendapat bagian 1/3, karena bersama anak maka bagian ibu berkurang
menjadi 1/6.
2. Hijab Hirman
Yaitu penghalang yang menyebabkan seorang ahli waris tidak
memperoleh sama sekali warisan disebabkan ahli waris lainnya. Contoh,
seorang cucu akan terhijab jika si mayat mempunyai anak laki-laki. Ahli waris
yang terhalang secara total adalah sebagai berikut:
a. Kakek, terhalang oleh : Ayah
b. Nenek dari ibu terhalang oleh : Ibu
c. Nenek dari ayah terhalang oleh: Ayah Ibu
d. Cucu laki-laki garis laki-laki terhalang oleh: Anak Laki-laki
e. Cucu perempuan garis laki-laki terhalang oleh: Anak Laki-laki
f. Saudara kandung (laki-laki/ perempuan) terhalang oleh: Anak laki-laki,
cucu laki-laki, Ayah.
g. Saudara seayah (laki-laki/ prempuan) terhalang oleh: Anak laki-laki, Cucu
laki-laki, Ayah, Saudara kandung laki-laki, saudara sekandung perempuan
bersama anak/cucu perempuan.
h. Saudara seibu (laki-laki/ perempuan0 terhalang oleh: Anak laki-laki dan
Anak perempuan, Cucu laki-laki dab Cucu perempuan, Ayah, Kakek

3
Aulia Muthiah, Novi Sri Pratiwi Hardani. Hukum Waris Islam ( Yokyakarta, Medpress Digital.
2015). 22

4
i. Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung terhalang oleh: Anak laki-laki,
cucu laki-laki, Ayah atau Kakek, Saudara laki-laki sekandung atau seayah.
j. Saudara perempuan sekandung atau seayah yang menerima ashaba ma’al
ghair.
k. Anak laki-laki saudara seayah terhalang oleh: Anak atau cucu laki-laki,
Ayah atau
l. Kakek, Saudara laki-laki sekandung atau seayah, Anak laki-laki saudara
laki-laki sekandung.
m. Saudara perempuan sekandung atau seayah yang menerima ashabah ma’al
ghair.
n. Paman sekandung terhalang oleh: Anak atau cucu laki-laki, Ayah atau
Kakek,
o. Saudara laki-laki sekandung atau seayah, Anak laki-laki saudara laki-laki
sekandung.
p. Saudara perempuan sekandung atau seayah yang menerima ashabah ma’al
ghair.
q. Paman seayah terhalang oleh: Anak atau cucu laki-laki, Ayah atau kakek,
Saudara laki-laki sekandung atau seayah, Anak laki-laki saudara laki-laki
sekandung seayah.
r. Saudara perempuan sekandung atau seayah yang menerima ashabah ma’al
ghair paman sekandung.
s. Anak laki-laki paman sekandung terhalang oleh: Anak atau cucu laki-laki,
Ayah atau kakek, Saudara laki-laki sekandung atau seayah, Anak laki-laki
saudara laki-laki sekandung atau seayah.
t. Saudara perempuan sekandung atau seayah yang menerima ashabah ma’al
ghair paman sekandung atau seayah.
u. Anak laki-laki paman seayah terhalang oleh: Anak atau cucu laki-laki,
Ayah atau Kakek, Saudara laki-laki sekandung atau seayah, Anak laki-laki
saudara laki-laki sekandung atau seayah.

5
v. Saudara perempuan sekandung atau seayah yang menerima ashabah ma’al
ghair paman sekandung atau seayah. Anak laki-laki paman sekandung.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ahli waris adalah seorang atau beberapa orang yang berhak menerima
warisan disebabkan adanya hubungan dan perkawinan dan pewaris, beragama
islam dan tidak terhalang orang yang masih hidup.
2. Hijab ada macam yaitu hijab nuqshan dan hijab hirman
3. Orang yang termasuk hijab dan yang terhijab sudah ads pembagiannya
masing-masing
B. Saran
Berkaitan dengan makalah ini, agar memperoleh gambaran yang lebih baik,
kami menyarankan agar membagi ilmu yang kita miliki kepada orang lain
sehingga ilmu ini dapat bermanfaat. Kami juga mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak terutama dosen pengampu yang kami harapkan demi perbaikan
dari makalah ini, kami menyadari bahwa kemampuan kami masih terbatas dalam
ilmu pengetahuan.

7
DAFTAR PUSTAKA
Sudarto.2015. Ilmu Fikih Refleksi Tentang Ibadah, Muamalah, Munakahad

Dan Mawaris . Yokyakarta: Grup Penerbita CV Budi Utama

Abddul Wasik.2013. Fiqih Keluarga antara konsep dan realita. Yogyakarta:

grup penerbit CV Budi Utama

Muthiah Aulia.2015. Pratiwi Hardani Novi Sri. Hukum Waris Islam.

Yokyakarta, Medpress Digital.

Anda mungkin juga menyukai