Pembentukan Negara Kerajaan Pada Muawiyah Bin Abi Sufyan
Pembentukan Negara Kerajaan Pada Muawiyah Bin Abi Sufyan
Pembentukan Negara Kerajaan Pada Muawiyah Bin Abi Sufyan
OLEH:
IRFAN
PROGRAM PASCASARJANA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berakhirnya kekuasaan khalifah Ali bin Abi Thalib mengakibatkan
dinasti atau kerajaan yang cenderung bersifat kekuasaan foedal dan turun
kekuasaan mutlak, kekerasan, diplomasi yang dibumbui dengan tipu daya, dan
rasyidin.
Mu’awiyah Ibn Abi Sufyan. Perintisan dinasti ini dilakukannya dengan cara
menolak pembai’atan terhadap khalifah Ali bin Abi Thalib, kemudian ia memilih
berperang dan melakukan perdamaian dengan pihak Ali dengan strategi politik
yang sangat menguntungkan baginya. Jatuhnya Ali dan naiknya Mu’awiyah juga
putranya Hasan, namun tanpa dukungan yang kuat dan kondisi politik yang kacau
ummat Islam. Perjanjian tersebut dibuat pada tahun 661 M / 41 H dan dikenal
dengan nama jama’ah karena perjanjian ini mempersatukan ummat Islam menjadi
babak baru dalam kemajuan peradaban Islam, hal itu dibuktikan dengan
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah setelah mengkaji latar belakang di atas dapat
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Dinasti Umayyah.
2. Untuk mengetahui sistem pemerintahan Dinasti Umayyah.
BAB II
PEMBAHASAN
Di akhir masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib, umat Islam mulai
bergejolak dan muncul menjadi tiga kekuatan politik yang dominan kala itu,
posisi Muawiyah semakin kuat. Dan pada tahun 40 H (660 M), Ali terbunuh
jabatan khilafah untuk Muawiyah pada tahun 41 H (661 M), agar tidak terjadi
Muawiyah bin Abi Sufyan. Tahun tersebut dalam sejarah dikenal sebagai
tahun al-Jama'ah (tahun persatuan), sebagai tanda bahwa umat Islam telah
keturunan.
Nama lengkapnya Muawiyah bin Abi Sofyan bin Harb bin Umayah bin
Abd al-Syams bin Abd Manaf bin Qushai. Ibunya Hindun binti Utbah bin
sebelum kerasulan Nabi Muhammad SAW dan masuk Islam bersama ayahnya
Abu Sofyan) saudaranya (Yazid) dan ibunya (Hindun) pada waktu penaklukan
kota Makkah.1
Muawiyah adalah salah seorang yang ahli dan paling menguasai dunia
politik, cerdik, ahli siasat, penguasa yang kuat dan bagus planingnya dalam
urusan pemerintahan. Maka tidak mengherankan jika dia dapat menjadi gubernur
selama dua puluh dua tahun (pada masa khalifah Umar dan Usman, 13-35
Sementara Hasan, nama lengkapnya adalah Hasan bin Ali bin Abi Thalib
bin Abd al-Muththtalib. Dia dilahirkan di Madinah tahun ketiga hijrah, cucu
1
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, J. 2, c. 2 (Jakarta: Kalam Mulia, 2006), h. 2-
3
Nabi dari putrinya Fatimah. Namanya diberikan oleh kakeknya Rasulullah dan
Nabi sangat mencintai cucunya itu. “Hasan dan Husein memberi rasa harum
pada masa khalifah Utsman bin Affan. Ikut melindungi Khalifah dari serangan
pemberontak dan ikut dalam perang Jamal dan Shiffin bersama ayahnya. Hasan
meninggal dunia di Madinah pada tahun 49 H. karena diracun oleh salah seorang
isterinya. Munurut orang Syi’ah, sudah berulang kali suruhan Muawiyah hendak
khalifah, yaitu di Kufah dan Syam, suatu hal yang tidak perlu terjadi apabila
tawaran Hasan untuk berdamai merupakan suatu hal yang tepat untuk mengatasi
tidak ada persoalan, asalkan jabatan khalifah diserahkan Hasan bin Ali kepadanya.
2
Tim Penulis, Ensiklopedi Islam, J. 2 (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2001), h. 90-9
2. Agar Muawiyah tidak mengangkat seseorang menjadi putera
penduduk Kufah.
Muawiyah, hal itu dijawab Hasan bahwa dia tidak rela menyaksikan umat Islam
kekuasaan bangsa Arab saat ini ada di tanganku, jika aku ingin damai mereka siap
Selain itu, Hasan sadar bahwa ayahnya Ali dahulu pun banyak mengalami
kesulitan menghadapi Muawiyah dan tidak dapat diatasi ayahnya, apalagi dia.
Oleh sebab itu dia ingin mencari jalan selamat bagi dirinya dan keluarganya
Muawiyah.
Hasan dan penduduk Kufah. Tahun itu (661 M/41 H) disebut “Tahun
khalifah.
Setelah itu Hasan pindah ke Madinah dan hidup tenang di sana sampai
meninggal tahun 675 M/ 49 H., lima belas tahun setelah penyerahan jabatan
Walaupun untuk itu dia telah melanggar janjinya dengan Hasan bin Ali.
Umaiyah, diambil dari nama Umaiyah bin Abd. Syams, Datuk Muawiyah,
dibagi atas tiga periode, yaitu masa pertumbuhan, masa puncak dan masa
negara dari Kufah (pusat kekuasaan Ali) ke Damaskus karena dia sudah 22 tahun
menjadi gubernur di daerah ini. Selain itu dia mempunyai pendukung yang dapat
beraliran Syi’ah.
armada angkatan laut sehingga ketika itu dia telah memiliki 1.700 buah kapal. Dia
pernah menyerahkan angkatan laut itu di bawah pimpinan puteranya Yazid untuk
merebut Konstantinopel (668 – 669 M). Akan tetapi usaha ini gagal karena
korban jiwa dan kapal, sekaligus karena pihak musuh tetap dapat menggunakan
“Bom Yunani”.
mahkota yang mendapat dukungan dari para gubernurnya, tetapi dia mendapat
tantangan dari para tokoh sahabat di Madinah, antara lain Husein bin Ali, Abdullah
bin Umar, Abdullah bin Abbas dan Abdullah bin Zubeir, karena hal itu
Karena dia akan dipecat Muawiyah dari jabatannya sebagai gubernur Kufah,
maka dia pergi ke Syam menemui Yazid bin Muawiyah dan mengatakan: bahwa
demikian juga para pembesar Quraisy yang berpengaruh, sekarang tingga para
puteranya, sedangkan engkau adalah yang paling utama di antara mereka, saya
maka alangkah baiknya bila engkau mewariskan kekhalifahan itu kepada Yazid,
untuk mempersiapkan bai’at bagi penobatan Yazid menjadi putera mahkota. Misi
agar umat Islam tidak terlibat lagi dalam suatu pertempuran karena
memperebutkan jabatan khalifah. Sebab, belum lama lagi umat Islam berperang
sesamanya dalam Perang Jamal, Perang Shiffin dan mereka belum dapat
3
Al-Thabari, Tarikh Al-Thabari, J. 4 (Kairo: Dar al-Ma’arif, 1963), h. 224
menggantikan ayahnya. Hal ini berarti keinginan Muawiyah itu mendapat
sokongan penuh dari kalangan Bani Umaiyah, tetapi ditentang oleh keturunan
Bani Hasyim.
Tantangan keras datang dari Abdurrahman bin Abi Bakar, dengan tegas
bila seorang Heraclius meninggal dunia maka digantikan oleh Heraclius yang
lainnya di Madinah seperti Husein bin Ali, Abdullah bin Umar, Abdullah bin
bulat, setuju.
putranya Yazid sebagai khalifah sepeninggalnya. Hal itu berarti telah merubah
masa khalifah Muawiyah tidak seorang pun yang berani memprotes walaupun
Dalam keadaan seperti ini, andaikan dari kalangan Bani Hasyim ada
bila dia memecat para pejabat yang diangkat Muawiyah, seperti khalifah Ali
terjadi perang yang lebih dahsyat dari perang Jamal, dan perang Shiffin.
Selain itu, dari segi politik jika Bani Hasyim memprotes Muawiyah
menggantikan Ali? Bukankah itu masih dalam sistem turun- temurun juga. Hal
ini berarti Bani Hasyim tidak setuju dengan sistem pemerintahan monarchi untuk
Kalau begitu, esensi masalah pada saat itu bukan terletak pada sikap
akan tetapi lebih disebabkan persaingan sengit antara Bani Hasyim dan Bani
Islam tanpa pertumpahan darah. Husein misalnya, tidak mempunyai kaki tangan
yang kuat untuk menegakkan pemerintahan. Hal yang sama terjadi juga pada diri
Abdullah bin Zubeir. Dengan demikian yang benar-benar ada persiapan matang dan
dapat disalahkan, jika dikaitkan dengan kondisi riil pemerintahan Islam pada saat
mempunyai kaki tangan yang kuat untuk menegakkan pemerintahan. Hal yang
dan terbaik melanjutkan pemerintahan saat itu adalah orang-orang Bani Umaiyah,
Islam pada saat itu, agar kaum Muslimin terhindar dari pertumpahan darah
Daulah Umaiyah di Syam yang telah memerintah di sana, dua puluh dua tahun
memerintah hanya selama tiga tahun (61- 63 H), akan tetapi karena mendapat
Tahun pertama, dia membunuh Husein bin Ali di Karbela. Saat itu
Penduduk Kufah mengundang Husein bin Ali untuk datang ke Kufah dan
dijanjikan akan mereka angkat menjadi khalifah. Husein memenuhi undangan itu
bersama 4000 tentaranya mencegat Husein di Karbela (25 mil Barat Laut
4
Syamruddin Nasution, Sejarah Pendidikan Islam.(Pekanbaru: Yayasan Pustaka Riau), h.109-112
mereka penggal dan dikirim kepada khalifah Yazid di Syam, sementara
Yazid sangat menyayangkan kejadian itu dan mengutuk Ubaidillah bin Ziyad.
kini hari pembunuhan itu diperingati kaum Syi’ah sebagai hari “Tragedi Karbela”.
memenjarakan semua orang-orang Bani Umaiyah yang ada di Madinah. Hal itu
Oleh sebab itu, dia mengirim utusan dan meminta kepada penduduk
Madinah agar mereka taat kepadanya tanpa peperangan; akan tetapi mereka
menolak permintaan itu. Maka Yazid mengirim tentara ke sana dibawah pimpinan
Muslim bin ‘Uqbah al-Murri, orang yang dikenal diktator dan kejam. Yazid
berpesan kepadanya: “ajaklah mereka agar membai’atku dalam batas waktu tiga hari
tanpa peperangan, dan jangan menyerang mereka, kecuali setelah habis batas
waktu tiga hari itu”. Tetapi penduduk Madinah tetap tidak mau membai’at
tentaranya melakukan tindakan brutal untuk berbuat saja apa yang mereka
inginkan terhadap penduduk Madinah, sebagai kota suci Rasulullah, suatu hal
ke Makkah untuk menaklukkan kota suci itu seperti yang telah dia lakukan
untuk kota Madinah. Sebab disana Abdullah bin Zubeir mengangkat dirinya
Di tengah jalan dia meninggal dan digantikan oleh Husein bin Namir.
merusak Ka’bah dan memecahkan Hajral Aswad. Dalam pada itu diberitakan
Syam.
Tidak ada pengganti lagi dari keturunan mereka. Dengan demikian berakhirlah
masa pemerintahan Bani Umaiyah dari Abu Sofyan dan beralih ke keturunan al-
Ia hanyalah seorang pemuda yang lemah. Masa jabatannya tidak lebih dari
warisan dalam jabatan khalifah itu. Ia telah bejuang selama bertahun-tahun untuk
memiliki ruang dan kesempatan yang sama untuk naik sebagai pemimpin
pola dan cara hidup Nabi Muhammad SAW dan al-Khulafa' ar-Rasyidun.
Hingga masa Ali, pemimpin negara berlaku sebagai seorang biasa: tinggal di
karena tinggal di istana yang dikelilingi oleh para pengawal. Mereka juga hidup
mengundang kritik keras, terutama dari golongan Khawarij dan Syiah. Karena itu,
tak mengherankan jika semasa berkuasa, para pemimpin Bani Umayyah kerap
kali disibukkan untuk menekan kelompok oposisi. Dinasti Umayyah juga dikenal
terhadap kearaban dan bahasa Arab yang mereka gunakan. Mereka memandang
rendah orang non-Arab dan memosisikan mereka sebagai warga kelas dua.
barisan dalam rangka pertahanan dan keamanan dalam negeri serta antisipasi
sahabat dan kerabatnya. Di antaranya adalah Amr bin Ash yang diangkat menjadi
gubernur Mesir; Mugirah bin Syu’bah, gubernur di Kufah; dan saudara tirinya
PENUTUP
A. Kesimpulan
meninggalkan pola dan cara hidup Nabi Muhammad SAW dan al-Khulafa'
pada masa Dinasti Umayyah, yang mengadopsi tradisi sistem kerajaan pra-
tinggal di istana yang dikelilingi oleh para pengawal. Mereka juga hidup
B. Saran
buku yang sebagian besarnya menjadi referensi dari makalah ini. Karena
minim referensi, penulis makalah ini tentu sangat meyarankan kepada para