Pertemuan 6 PARAMETER-PERENCANAAN-JEMBATAN
Pertemuan 6 PARAMETER-PERENCANAAN-JEMBATAN
Pertemuan 6 PARAMETER-PERENCANAAN-JEMBATAN
TEKNOLOGI JEMBATAN
PERTEMUAN VI:
PARAMETER PERENCANAAN JEMBATAN
BY
HASMAR HALIM
SYAHLENDRA
Bidang Bidang
Datar Datar
Tanjakan Bentang jembatan Turunan
Truss / Rangka
Girder/Gelagar
Clearance (C)
Abutment
Abutment
Pier/Pilar
PARAMETER PERENCANAAN JEMBATAN
PARAMETER PERENCANAAN JEMBATAN
6. Bidang permukaan jalan yang sejajar terhadap permukaan jembatan
Pemberian syarat bidang datar dari permukaan jalan yang menghubungkan
antara jalan dengan jembatan dilakukan untuk meredam energi akibat
tumbukan dari kendaraan yang akan dilewati. Bila tidak, dikwatirkan akan
berakibat pada rusaknya struktur secara perlahan akibat tumbukan kendaran
terutama kendaraan berat.
Energi kejut yang diberikan pada struktur akan meruntuhkan struktur atas sperti
gelagar juga lantai kendaraan, untuk itu maka diberikan jarak berupa jalan datar
dari kepala jembatan sejauh minimum 5 m karah jalan yang diberi struktur plat
injak untuk peralihan dari jalan ke jembatan
PARAMETER PERENCANAAN JEMBATAN
7. Lokasi dan Tata letak Jembatan
Lokasi jembatan menghindari tikungan diatas jembatan dan oprit. Peletakan
jembatan dipengaruhi oleh pertimbanagn – pertimbangan
a) Teknik (aliran sungai, keadaan tanah)
• Aliran air dan alur sungai yang stabil (tidak berpindah-pindah)
• Tidak pada belokan sungai
• Tegak lurus terhadap sungai
• Bentang terpendek (lebar sungai terkecil)
a) Sosial (tingkat kebutuhan lalu lintas)
b) Estetika (keindahan)
Bentang
lebih pendek Bentang lebih panjang
PARAMETER PERENCANAAN JEMBATAN
Karakteristik lokasi jembatan yang ideal adalah:
a) Secara geologis lokasi pondasi untuk kepala jembatan dan pilar harus baik.
Dibawah pengaruh pembebanan, permukaan tanah yang mendukung harus
bebas dari faktor geseran (slip) dan gelinding (slide). Pada kedalaman yang tidak
terlalu besar dari dasar sungai terdapat lapisan batu atau tanah keras lainnya
yang tidak erosif dan aman terhadap gerusan air sungai yang akan terjadi
b) Batasan sungai pada lokasi jembatan harus jelas , jembatan diusahakan
melintasi sungai secara tegak lurus
c) Bagian punggung atau pinggir harus cukup kuat, permanen dan cukup tinggi
terhadap permukaan air banjir
d) Untuk mendapatkan suatu harga pondasi yang rendah maka diusahakan
pekerjaan pondasi tidak didalam air sebab pekerjaan dalam air mahal dan sulit
PARAMETER PERENCANAAN JEMBATAN
8. Penentuan Bentang Jembatan
Bentang jembatan (L) adalah jarak antara dua kepala jembatan
L Panjang Bentang:
L = (a + b)/2...........jika :
• Bukan sungai limpasan banjir
MAB Abutment
Abutment • Air banjir tidak membawa hanyutan
MAN
a
L = b .....................jika :
b • Sungai limpasan banjir
• Air banjir membawa hanyutan
PARAMETER PERENCANAAN JEMBATAN
9. Material
Bahan utama jembatan ditentukan berdasarkan bentuk dan bentang jembatan,
lokasi jembatan, dan umur rencana jembatan. Penggunaan bahan khusus harus
melalui uji material untuk mengetahui karakteristik dan sifat-sifat fisiknya.
Secara umum jembatan dapat menggunakan bahan:
a) Beton
Lantai jembatan & Elemen Struktur bangunan atas lainnya menggunakan
mutu beton minimal K-350 untuk bangunan adalah K-250 termasuk isian
tiang pancang
b) Baja Tulangan
Baja tulangan menggunakan BJTP 24 untuk D < 13 dan BJTD 32 atau BJTD 39
untuk d > 13 dengan variasi diameter tulangan dibatasi paling banyak 5
ukuran
PARAMETER PERENCANAAN JEMBATAN
Tipikal Abutmen
PERENCANAAN BANGUNAN BAWAH
Tipikal Pier
PERENCANAAN BANGUNAN BAWAH
2. Acuan Perencanaan Teknis
a) Perencanaan bangunan bawah menggunakan Limit States atau Rencana
Keadaan Batas berupa Ultimate Limit States (ULS) dan Serviceability Limit States
(SLS)
b) Struktur bangunan bawah harus direncanakan berdasarkan perilaku jangka
panjang material dan kondisi lingkungan antara lain: selimut beton yang
digunakan minimal 30 mm (daerah normal) dan minimal 50 mm (daerah agresif)
PERENCANAAN PONDASI
1. Pemilihan Pondasi
Bentuk pondasi yang tepat untuk mendukung struktur bawah jembatan harus
dipilihberdasarkan besarnya beban struktur bawah dan atas jembatan yang
ditahan oleh pondasi, jenis dan karakter tanah, serta kedalaman tanah
kerasnya.
Pemilihan pondasi dipengaruhi oleh hal-hal berikut :
a) Disarankan tidak menggunakan pondasi langsung pada daerah dengan
gerusan/scouring yang besar, jika terpaksa berikan perlindungan pondasi
terhadap scouring.
b) Hindari peletakkan pondasi pada daerah gelincir local dan gelincir global, jika
kepala jembatan atau pilar jembatan harus diletakkan pada lereng sungai.
c) Hindari penyebaran gaya dari pondasi kepala jembatan jatuh ke
lereng/tebing sungai.
d) Gunakan pondasi sesuai dengan kondisi tanah dibawah kepala atau pilar
jembatan
PERENCANAAN PONDASI
Tipikal Pondasi
PERENCANAAN JALAN PENDEKAT
1. Tinggi timbunan tidak boleh melebihi H izin sebagai berikut:
• H kritis :(c.Nc+y.D.Nq)/y
• H izin : H kritis/ SF, di mana SF = 3.
2. Bila tinggi timbunan melebihi H izin, harus direncanakan dengan system
perkuatan tanah dasar yang ada.
PERENCANAAN PONDASI
2. Acuan Perencanaan Teknis
a) Perencanaan pondasi menggunakan Working Stress Design (WSD)
b) Faktor keamanan (Safety Factor) (SF) untuk tiang pancang,
• SF Point bearing : 2,5 – 3
• SF Friction = 3 – 5
a) Faktor keamanan (Safety Factor) (SF) untuk pondasi Sumuran dangkal dan
pondasi dangkal:
• SF Daya dukung = 1,5 – 3
• SF Geser = 1,5 – 2
• SF Guling = 1,5 – 2
TERIMA KASIH