PTK 2021 Suryatin

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 86

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

MENINGKATKAN PRESTASI ELAJARMATEMATIKA


MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF
MODEL TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) BAGI
SISWA KELAS III SD 35 SANGGENG
TAHUN 2021

OLEH

SURYATIN, S.PD
NIP : 196802281989082003

PEMERINTAH KABUPATEN MANOKWARI


DINAS PENDIDIKAN
SD 35 SANGGENG
2021
i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Judul : Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Melalui Metode Pembelajaran


Kooperatif Model TGT (Team Games Tournament) bagi siswa Kelas III SD 35
Sanggeng Tahun 2021

Peneliti utama
Nama Lengkap : SURYATIN, S.PD
Jenis Kelamin : Perempuan
Ni p : 196802281989082003
Pangkat/Golongan : Pembina, IV/a.
Mata Pelajaran : Matematika
Sekolah : SD Inpres NO.14 Manokwari
Jumlah Tim Peneliti : 1 Orang
Lama penelitian : 2 Bulan
Dari Bulan : Januari 2021
Sampai Bulan : Pebruari 2021
Besar Biaya Penelitian : Swadana

Manokwari, 10 April 2021


Mengetahui
Kepala Sekolah Peneliti

NINA KUSMINAR, S.Pd SURYATIN, S.PD


Nip. 196301171984072001 NIP. 196802281989082003

ii
PEMERINTAH KABUPATEN MANOKWARI
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SD 35 SANGGENG
Jalan Serayu Sanggeng - Manokwari - Kabupaten Manokwari

SURAT IJIN MELAKUKAN PENELITIAN


Nomor:

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : NINA KUSMINAR, S.Pd
NIP : 196301171984072001
Jabatan : Kepala Sekolah
Memberikan ijin melakukan penelitian kepada:
Nama : SURYATIN, S.PD
NIP : 196802281989082003
Jabatan : Guru Kelas III
Dengan judul: “Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Melalui Metode
Pembelajaran Kooperatif Model TGT (Team Games Tournament) bagi siswa
kelas III SD 35 Sanggeng Tahun 2021”.

Demikian surat keterangan ini kami buat dan disampaikan kepada yang bersangkutan
untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Manokwari, 08 Januari 2021


Kepala SD 35 Sanggeng

NINA KUSMINAR, S.Pd


NIP 196301171984072001

iii
PEMERINTAH KABUPATEN MANOKWARI
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SD 35 SANGGENG
Jalan Serayu Sanggeng - Manokwari - Kabupaten Manokwari

SURAT KETERANGAN MELAKUKAN PTK


Nomor:

Kepala SD 35 Sanggeng Kabupaten Manokwari, dengan ini menerangkan


bahwa:
Nama : SURYATIN, S.PD
NIP : 196802281989082003
Jabatan : Guru Kelas III

Telah melakukan penelitian di SD 35 Sanggeng MANOKWARI dalam


rangka peningkatan pembelajaran melalui penelitian yang berjudul:
“Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Melalui Metode Pembelajaran
Kooperatif Model TGT (Team Games Tournament) bagi siswa Kelas III SD 35
Sanggeng Tahun 2021”.

Demikian Surat Keterangan ini kami buat dan disampaikan kepada yang
bersangkutan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Manokwari, April 2021


Kepala SD 35 Sanggeng

NINA KUSMINAR, S.Pd


NIP 196301171984072001

iv
PEMERINTAH KABUPATEN MANOKWARI
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SD 35 SANGGENG
Jalan Serayu Sanggeng - Manokwari - Kabupaten Manokwari

SURAT KETERANGAN PERPUSTAKAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : NANI MAESAROH, S.Pd


NIP : 19800207 200909 2 002
Pangkat/Golongan Ruang/TMT : Penata, III/c
Jabatan : Pengelola Perpustakaan
Unit Kerja :SD 35 Sanggeng
Menyatakan bahwa:

Nama : SURYATIN, S.PD


NIP : 196802281989082003
Pangkat/Golongan/TMT : Pembina / IVa
Jabatan : Guru
Unit Kerja : SD 35 Sanggeng

Telah mempublikasi Hasil Kegiatan Pengembangan Profesi sebagai referensi di SD


35 Sanggeng MANOKWARI dengan jenis karya dan judul sebagai berikut:

No Jenis Karya Nama Judul Nomor Katalog


1 Laporan “Meningkatkan Prestasi Belajar
Penelitian Matematika Melalui Metode
Pembelajaran Kooperatif Model TGT
(Team Games Tournament) bagi siswa
Kelas III SD 35 Sanggeng Tahun 2021”.

Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana


mestinya
Manokwari, Mei 2021

Pengelola Perpustakaan

NANI MAESAROH, S.Pd


NIP .19800207 200909 2 002

v
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat
dan lipahan rahmat, hidyah dan karunia-Nya sehingga tugas proposal Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika
Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Model TGT (Team Games
Tournament) bagi siswa Kelas III SD 35 Sanggeng Tahun 2021 ini dapat di
selesaikan dengan baik.

Menyadari bahwa terwujudnya proposal penelitian ini, tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh sebab itu dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten MANOKWARI
2. Kepala SD 35 Sanggeng yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melakukan Penelitian Tindakan kelas.
3. Teman – teman guru SD 35 Sanggeng yang telah memberikan dorongan ,
motivasi dan bantuan sehingga penelitian tindakan kelas ini dapat diselesaikan
4. Siswa-siswi Kelas III SD 35 Sanggeng yang selalu memberikan yang terbaik
dalam pembelajaran.
Akhirnya segalah bantuan, bimbingan, petunjuk, dorongan serta pengorbanan
yang telah di berikan semoga mendapat limpahan rahmat dari Tuhan Yang
Maha Kuasa dan semoga proposal Penelitian Tindakan Kelas ini dapat di
tindaklanjuti menjadi penelitian yang sebenarnya. Amin.

Manokwari, 12 April 2021

Peneliti

vi
ABSTRAK

SURYATIN, S.PD, 2021. Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Melalui Metode


Pembelajaran Kooperatif Model TGT (Team Games Tournament) bagi siswa
Kelas III SD 35 Sanggeng Tahun 2021

Kata Kunci: pembelajaran matematika, metode kooperatif model TGT

Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a) Bagaimanakah peningkatan


prestasi belajar siswa dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model
TGT? (b) Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran kooperatif model TGT
terhadap motivasi belajar siswa?
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Ingin mengetahui
peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran
kooperatif model TGT. (b) Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah
diterapkan metode pembelajaran kooperatif model TGT.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak
tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan
pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas III SD
Inpres N0. 14 Manokwari Tahun 2021. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif,
lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan dari siklus I sampai siklus II yaitu, siklus I (57,67%, dan siklus II
(85,71%).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode kooperatif model TGT dapat
berpengaruh positif terhadap peningkatan prestasi belajar matematika Siswa Kelas III
SD 35 Sanggeng Tahun 2021 serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai
salah satu alternatif pembelajaran matematika.

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………......................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………….. ii
SURAT IJIN PENELITIAN …………………………………………………………. iii
SURAT KETERANGAN MELAKUKAN PENELITIAN …………………………. iv
SURAT KETERANGAN PERPUSTAKAAN …………………………………… v
KATA PENGANTAR ……………………………………….................................... vi
ABSTRAK ………………………………………………………………………….. vii
DAFTAR ISI ………………………………………..……………………………... viii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………….. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………................... 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………. 2
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………. 3
D. Hipotesis Penelitian ……………………………………………… 3
E. Manfaat Penelitian ……………………………………………….. 4
F. Devinisi Operasional Variabel …………………………………….. 5
G. Asumsi …….………………………………………………........ 5
H. Batasan Masalah …………………………………………………… 5
BAB. II LANDASAN TEORI
A. Definisi Pembelajaran …………………………………………… 6
B. Pembelajaran Kooperatif ..………………………………………… 6
C. Pembelajaran Kooperatif Model TGT (Team Games Tournament)
……… 10
D. Kerangka Pikir …………………………………………………….. 13
E. Hipotesa Tindakan………………………………………………. 14
BAB. III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian …………… 16
B. Rancangan Penelitian …………………………………………. 16
C. Instrumen Penelitian ……………………………………………… 19
D. Metode Pengumpulan Data………………………………………… 20

viii
E. Teknik Analisis Data .……………………………………………… 20
F. Indikator Kinerja..............…………………………………..…… 20
BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Penelitian Persiklus ………………………………. 23
B. Pembahasan …………………………….…………………………. 31
BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……………………………………………………… 33
B. Saran ……………………………………………………………. 33

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 35

ix
LAMPIRAN

Lampiran 01. Analisis Hasil Pre Test sebelum Siklus I


Lampiran 02. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 03. Soal pre test dan Siklus I
Lampiran 04. Analisis Hasil tes Siklus I
Lampiran 05. Lembar Observasi Kegiatan kelompok Kelas Siklus I
Lampiran 06. Lembar Observasi guru Siklus I
Lampiran 07. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 08. Soal Siklus II
Lampiran 09. Analisis Hasil Test Siklus II
Lampiran 10. Lembar Observasi Kegiatan kelompok Kelas Siklus II
Lampiran 11. Lembar Observasi guru Siklus II
Lampiran 12. Dokumentasi

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak

dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep

diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima,

sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan

jelas.

Dalam pembelajaran matematika agar mudah dimengerti oleh siswa,

proses penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki

oleh siswa. Tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara berfikir secara

sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten.

Pembelajaran matematika tidak juga tidak lagi mengutamakan pada

penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada

pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktivitas

peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas matematika

dengan bekerja kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain.

(Hartoyo, 2000: 24).

Langkah-langkah tersebut memerlukan partisipasi aktif dari siswa. Untuk

itu perlu ada metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam

pembelajaran. Adapun metode yang dimaksud adalah metode pembelajaan

kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan

1
siswa bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama.

Felder, (1994: 2).

Pembelajaran kooperatif lebih menekankan interaksi antar siswa. Dari

sini siswa akan melakukan komunikasi aktif dengan sesama temannya. Dengan

komunikasi tersebut diharapkan siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan

mudah karena “siswa lebih mudah memahami penjelasan dari kawannya

dibanding penjelasan dari guru karena taraf pengetahuan serta pemikiran mereka

lebih sejalan dan sepadan”. (Sulaiman dalam Wahyuni 2001: 2).

Berdasarkan paparan tersebut diatas maka peneliti ingin mencoba

Penerapan Metode Kooperatif Model TGT (Team Games Tournament) Sebagai

Alternatif Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas III

melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika

Melalui Metode Kooperatif Model TGT (Team Games Tournament) pada Siswa

Kelas III di SD Inpres N0. 14 Manokwari Tahun 2021.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya

metode pembelajaran kooperatif model TGT (Team Games Tournament)

pada siswa Kelas III di SD Inpres N0. 14 Manokwari Tahun 2021?

2. Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran kooperatif model TGT (Team

Games Tournament) terhadap motivasi belajar siswa Kelas III di SD Inpres

N0. 14 Manokwari Tahun 2021?

2
C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode

pembelajaran kooperatif model TGT (Team Games Tournament) pada siswa

Kelas III di SD Inpres N0. 14 Manokwari Tahun 2021.

2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode

pembelajaran kooperatif model TGT (Team Games Tournament) pada siswa

Kelas III di SD Inpres N0. 14 Manokwari Tahun 2021.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang

berjudul Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Melalui Metode Kooperatif

Model TGT (Team Games Tournament) pada Siswa Kelas III di SD Inpres N0.

14 Manokwari Tahun 2021 yang dilakukan oleh peneliti, dapat dirumuskan

hipotesis tindakan sebagai berikut:

"Jika Proses Belajar Mengajar Siswa Kelas III di SD Inpres N0. 14

Manokwari menggunakan metode TGT (Team Games Tournament) dalam

menyampaikan materi pembelajaran, maka dimungkinkan minat belajar dan

hasil belajar siswa Kelas III di SD Inpres N0. 14 Manokwari akan lebih baik

dibandingkan dengan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru

sebelumnya".

3
E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi:

1. Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi

belajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika.

2. Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran

yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.

3. Siswa, dapat meningkatkan motiviasi belajar dan melatih sikap sosial untuk

saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan belajar.

4. Meningkatkan belajar siswa pada pelajaran matematika.

5. Mengembangkan model pembelajaran yang sesuai.

F.Definisi Operasional variabel

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu

didefinisikan hal-hal sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran kooperatif :

Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan siswa

untuk bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menentapkan tujuan

bersama. (Felder, 1994: 2).

2. Motivasi belajar adalah;

Merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat

melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman.

Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar untuk tercapai suatu tujuan.

4
3. Prestasi belajar adalah;

Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,

setelah siswa mengikuti pelajaran matematika.

G. Asumsi

Dalam penelitian ini diasumsikan;

1. Siswa mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh dari awal sampai akhir

pelajaran.

2. Siswa menerima semua pelajaran yang disampaikan guru dengan baik.

3. Dalam mengerjakan soal tes tanpa dipengaruhi oleh siswa lain.

H. Batasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah yang

meliputi;

1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas III di SD Inpres N0. 14

Manokwari Tahun 2021.

2. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Pebruari semester

genap Tahun 2021.

3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan Pengerjaan Hitung Pecahan

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup

belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu,

berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (KBBI,

1996: 14).

Sependapat dengan pernyataan tersebut Sutomo (1993: 68)

mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan

seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar

untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan

belajar adalah suatu peoses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang

bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan

dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-

lain. (Soetomo, 1993: 120).

Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa

belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi

tertentu.

B. Pembelajaran Kooperatif

Eggen dan Kauchak (Trianto, 2021: 58) menyatakan bahwa “Pembelajaran


kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan
siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama”. Dalam
belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan

6
tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap anggota
kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan
kelompoknya. Trianto (2021: 56) menyatakan bahwa:
Pembelajaran koopertif bernaung dalam teori konstruktivis. Pembelajaran
ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan
memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan
temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling
membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakekat
sosial dan pengunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam
pembelajaran kooperatif.

Johnson dan Johnson (David, Eggen & Kuchak, 2009: 231) menyatakan

bahwa “Pembelajaran kooperatif dapat diterapkan untuk mencapai tujuan-tujuan

kompatibel yang berbeda-beda sekalipun, untuk mengajarkan tujuan-tujuan

akademik tradisional, skill-skill dasar, dan keterampilan-keterampilan tingkat

tinggi”.

Coopertive learning dilakukan dengan cara membagi peserta didik dalam

beberapa kelompok atau tim. Setiap kelompok atau tim terdiri dari beberapa

peserta didik yang memiliki kemampuan berbeda. Guru memberi tugas atau

permasalahan untuk dikerjakan atau dipecahkan oleh masing-masing

kelompok/tim. Satu kelompok memiliki empat sampai enam anggota. Menurut

Johnson & Johnson (Endang Mulyatiningsih, 2012: 243) menegaskan bahwa

pembelajaran kooperatif memiliki lima elemen dasar yaitu:

1) Positive interdependence yaitu peserta didik harus mengisi tanggung jawab

belajarnya sendiri dan saling membantu dengan anggota lain dalam

kelompoknya.

2) Face to face interaction yaitu peserta didik memiliki kewajiban untuk

menjelaskan apa yang dipelajari kepada peserta didik lain yang menjadi

anggota kelompoknya.

7
3) Individual accountability yaitu masing-masing peserta didik harus

menguasai apa yang menjadi tugas dirinya di dalam kelompok.

4) Social skill yaitu masing-masing anggota harus mampu berkomunikasi

secara efektif dan bekerja bersama untuk menyelesaikan konflik.

5) Group processing kelompok harus dapat menilai dan melihat bagaimana tim

mereka telah bekerjasama dan memikirkan bagaimana agar dapat

memperbaikinya.

Johnson & Johnson (Trianto, 2021: 57) menyatakan bahwa tujuan pokok

belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan

prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara

kelompok. Trianto (2021: 57) menyatakan bahwa siswa yang bekerja dalam

suatu team, dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan di antara siswa

dari berbagai latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan

keterampilan-keterampilan proses kelompok dan pemecahan masalah.

Jensen & Nickelsen (2021: 46) menyatakan bahwa pembelajaran

kooperatif memiliki manfaat yaitu dapat mengembangkan keterampilan sosial

pada peserta didik dan mengambil keputusan, hal ini karena pembelajaran

kooperatif melibatkan kerjasama dalam suatu kelompok sehingga mereka

belajar secara bersama-sama dan dibutuhkan berbagai pemikiran-pemikiran

yang akan melatih mereka untuk berfikir dalam memecahkan masalah.

Sehingga selain itu secara tidak langsung melalui pembelajaran kooperatif dapat

mengembangkan kemampuan kognitif dan meningkatkan memori mereka. Bagi

anak yang cenderung tertutup dengan teman-temannya proses pembelajaran ini

8
sangat membantu mereka agar mereka menjadi lebih terbuka dan tidak malu-

malu serta percaya diri.

Pengolahan informasi dapat terjadi secara independen, dengan teman,

atau dalam kelompok kecil. Menurut Jensen & Nickelsen (2021: 49) dalam

rangka pengolahan atau berfikir untuk berhasil dalam kelompok kecil,

diperlukan susunan pembelajaran kooperatif dengan mengikuti tiga komponen

dalam pikiran, yaitu:

1) Bangunlah budaya belajar yang positif

2) Usahakan agar siswa tetap bertanggungjawab

3) Jagalah supaya tetap terorganisasi

Kemendiknas (2021: 3-4) menyatakan bahwa terdapat tiga prinsip

yang membedakan model pembelajaran kooperatif dengan model yang lain

yaitu:

1) Penghargaan tim

Penghargaan akan diberikan kepada tim yang telah mencapai atau

melebihi dari suatu kriteria yang telah ditentukan.

2) Tanggung jawab individual

Suatu tim akan berhasil dengan baik ditentukan oleh kinerja dan usaha

dalam memahami suatu materi yang dilakukan oleh semua anggota

timnya. Sehingga masing-masing anggota dari tim mereka akan terdorong

untuk saling membantu dalam menghadapi kuis.

3) Kesempatan yang sama untuk berhasil

Peserta didik yang memiliki kemampuan rendah, sedang, dan tinggi

memiliki mesempatan yang sama dalam menyumbangkan point bagi

9
timnya. Sehingga mereka menjadi termotivasi untuk terus memperbaiki

hasil belajar mereka.

Menurut Arends (1997: 111) “Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-

ciri, yaitu: 1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk

menuntaskan materi belajar; 2) Kelompok dibentuk dari siswa yang

mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah; 3) Bila memungkinkan,

anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang

beragam; 4) Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada

individu”.

Pembelajaran kooperatif dapat diartikan sebagai proses pembelajaran

yang saling memiliki ketergantungan antar peserta didik dalam mencapai

tujuan dan dalam mendapatkan penghargaan bagi teamnya. Keberhasilan

sebuah team akan ditentukan oleh masing-masing individu dalam team

tersebut, sehingga mereka harus saling membantu untuk mencapainya.

C. Pembelajaran Kooperatif Model TGT (Team Games Tournament)

Metode TGT melibatkan aktivitas seluruh peserta didik tanpa harus

ada perbedaan status, melibatkan peran peserta didik sebagai tutor teman

sebaya dan mengandung unsur permainan dan penguatan (reinforcement).

Metode TGT memberikan peluang kepada peserta didik untuk belajar lebih

rileks disamping nenumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat

dan keterlibatan belajar (Endang Mulyatiningsih, 2012: 244).

TGT merupakan teknik pembelajaran yang sama seperti STAD dalam

setiap hal kecuali satu: sebagai pengganti kuis dan sistem skor perbaikan

10
individu, TGT menggunakan turnamen permainan akademik. Dalam

Tournament itu peserta didik bertanding mewakili timnya dengan anggota tim

lain yang setara dalam kinerja akademik mereka yang lalu (Kemendiknas,

2021: 40).

Menurut Trianto (2021: 83) menyatakan bahwa TGT dapat digunakan

dalam berbagai macam mata pelajaran, dari ilmu-ilmu eksak, ilmu-ilmu sosial

maupun bahasa dari jenjang pendidikan Dasar (SD, SMP) hingga perguruan

tinggi. Menurut Endang Mulyatiningsih (2012: 244-245) langkah-langkah

TGT yaitu:

1) Penyajian kelas

Di awal pembelajaran guru terlebih dahulu menyampaikan materi,

biasanya materi disampaikan secara langsung yaitu dengan ceramah atau

tanya jawab.

2) Pembentukan kelompok (Team)

Setiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 peserta didik yang heterogen. Setiap

kelompok diberi tugas untuk belajar bersama dalam memahami materi

pelajaran, sehingga pada saat game dan turnamen mereka dapat

menjawab pertanyaan dengan baik.

3) Game

Peserta didik akan diuji pengetahuannya selama belajar kelompok dan

penyajian dikelas dengan menjawab pertanyaan yang sudah dibuat oleh

guru. Peserta didik memilih nomor game dan menjawab pertanyaan

sesuai dengan nomor tersebut. Jawaban yang benar akan mendapatkan

11
skor dan setiap skor yang diperoleh dikumpulkan untuk turnamen

berikutnya.

4) Turnamen

Turnamen dilakukan setiap materi selesai dipelajari, peserta didik

melakukan permainan akademik dengan berkompetisi dengan kelompok

lain yang juga mempelajari materi yang sama. Masing-masing kelompok

mewakilkan anggotanya yang memiliki kemampuan setara untuk

melakukan turnamen dimeja yang disediakan.

5) Team Recognize

Tim atau kelompok yang berhasil mengumpulkan poin atau skor

terbanyak akan mendapatkan penghargaan atau sertifikat. Untuk juara-

juara berikutnya ditentukan dengan jumlah skor secara.

Menurut Trianto (2021: 84) menyatakan bahwa aturan permainan TGT

yaitu:

Dalam satu permainan terdiri dari: kelompok pembaca,


kelompok penantang I, kelompok penantang II, dan seterusnya
sejumlah kelompok yang ada. Kelompok pembaca bertugas: 1)
ambil kartu bernomor dan cari pertanyaan pada lembar
permainan; 2) baca pertanyaan keras-keras; dan 3) beri jawaban.
Kelompok penentang kesatu bertugas: menyetujui pembaca atau
memberi jawaban yang berbeda. Sedangkan kelompok
penantang kedua: 1) menyetujui pembaca atau memberi jawaban
yang berbeda; 2) cek lembar jawaban. Kegiatan ini dilakukan
secara bergiliran (games ruler).

E. Kerangka Pikir
Model Pembelajaran Cooperative Tipe Team Games
Tournamen (TGT) apabila diterapkan sesuai prinsip-prinsip pelaksanaannya
sangat efektif untuk meningkatkan pemahaman perhitungan pecahan pada
pelajaran Matematika siswa Kelas III SD Inpres N0. 14 Manokwari. Dapat
dilihat dari skema berikut:

12
GURU
Pengelolaan Kemampuan
pembelajaran belum Perhitungan
Keadaan Awal pecahan siswa
maksimal
rendah

SIKLUS I
Penggunaan
Model
Penggunaan Model Pembelajaran
Tindakan Pembelajaran Cooperative Tipe
Cooperative Tipe Team Game
Team Game Tournamen (TGT)
Tournamen (TGT) SIKLUS II
Penggunaan
Model
Pembelajaran
Cooperative Tipe
Efektifitas Team Game
pembelajaran Tournamen (TGT)
meningkat,
Keadaan Akhir berdampak pada
meningkatnya
kemampuan Diskusi

F. Hipotesis tindakan
Berdasar kajian pustaka dan kerangka pikir, maka hipotesis tindakan pada
penelitian ini adalah melalui Metode Pembelajaran kooperatif model TGT
(Team Game Tournamen) dapat meningkatkan kemampuan perhitungan pecahan
pada pelajaran matematika siswa Kelas III di SD Inpres N0. 14 Manokwari
Tahun 2021.

13
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian

ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu

teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997: 8) mengelompokkan

penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu, (a) guru sebagai peneliti; (b)

penelitian tindakan kolaboratif; (c) simultan terintegratif; (d) administrasi sosial

eksperimental.

Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti,

penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian

tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru

secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan,

pengamatan, dan refleksi.

Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran

peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa,

sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data

yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.

14
A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan

penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di

SD Inpres N0. 14 Manokwari.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat

penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari

sampai dengan pebruari semester genap tahun pelajaran 2012/2021.

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas III SD Inpres N0. 14

Manokwari yang berjumlah 20 orang dengan rincian 13 siswa berjenis

kelamin lelaki dan 9 siswa berjenis kelamin perempuan dengan pokok

bahasan pengerjaan hitung pecahan

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut

Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat

reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan

rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam

pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki

kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000:

3).

15
Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian

yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki

kondisi pembelajaran yang dilakukan.

Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan

pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya

adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5).

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,

maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan

Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke

siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action

(tindakan), obser....ation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada

siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah dire....isi, tindakan, pengamatan,

dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang

berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian

tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.

16
Putaran 1
Refleksi Rencana
awal/rancangan

Putaran 2
Tindakan/
Observasi
Rencana yang
Refleksi direvisi

Putaran 3
Tindakan/
Observasi

Rencana yang
Refleksi direvisi

Tindakan/
Observasi

Gambar 3.1 Alur PTK

Penjelasan alur di atas adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun

rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di

dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti

sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil

atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model team games

tournament.

17
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang

diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat

membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana

masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan

membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir

masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki

sistem pengajaran yang telah dilaksanakan. Namun apabila dalam tahap

kedua telah tercapai tujuan penelitian ini maka tindakan berikutnya tidak

perlu diadakan.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan

pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai

pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-

masing RPP berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator

pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar

mengajar.

18
3. Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses

pengumpulan data hasil eksperimen.

4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

a. Lembar observasi pengolahan metode pembelajaran kooperatif model

TGT, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran.

b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas

siswa dan guru selama proses pembelajaran.

5. Tes formatif

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep matematika pokok

bahasan pengukuran. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal

yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif).

D. Metode Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui

observasi pengolahan metode pembelajaran kooperatif model TGT , observasi

aktivitas siswa dan guru angket motivasi siswa, dan tes formatif.

E. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan

pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan

teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat

menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan

tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk

19
memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta akti....itas siswa

selama proses pembelajaran.

Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa

setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara

memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu:

1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang

selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga

diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

X=
∑X
∑N
Dengan : X = Nilai rata-rata

Σ X = Jumlah semua nilai siswa

Σ N = Jumlah siswa

2. Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan

secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar

kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar

bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar

bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari

atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar

digunakan rumus sebagai berikut:

20
P=
∑ Siswa. yang. tuntas . belajar x100 %
∑ Siswa
F. Indikator Kinerja
Penelitian Tindakan Kelas ini dianggap berhasil apabila siswa sudah
mampu menyelesaikan soal yang diberikan dengan materi
perhitunganpecahan. Selain itu indikator keberhasilan tindakan perbaikan
pada penelitian ini adalah minimal siswa mencapai KKM nilai 60 dengan
ketuntasan belajar 85% serta dengan kualitas pengelolaan pembelajaran yang
dilakukan guru minimal baik.
Apabila setelah dilakukan tindakan/intervensi kemudian siswa mampu
meningkatkan perhitungan pecahan pada pelajaran matematika maka
penelitian ini dihentikan. tetapi apabila siswa masih belum mampu maka akan
diulang pada siklus kedua dengan adanya perbaikan-perbaikan tindakan
sesuai dengan hasil refleksi dan masukan observer. seandaianya siklus kedua
juga belum berhasil maka akan dilakukan tindakan lagi pada siklus ke tiga
dengan adanya perbaikan-perbaikan tindakan sesuai dengan hasil refleksi dan
masukan observer. Apabila pada siklus ketiga tidak berhasil, maka penelitian
ini dihentikan. dianggap bahwa Model Pembelajaran Kooperatif model Team
Games Tournament (TGT) tidak dapat meningkatkan perhitungan pecahan
pada pelajaran matematika.

21
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan

pengelolaan metode pembelajaran kooperatif model TGT yang digunakan untuk

mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran kooperatif model TGT dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa dan data pengamatan aktivitas siswa dan guru.

Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah

diterapkan metode pembelajaran kooperatif model TGT.

A. Analisis Data Penelitian Persiklus

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pembelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan

alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan

lembar observasi pengolahan metode pembelajaran kooperatif model

TGT , dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I

dilaksanakan pada tanggal 23 Januari 2021 dan 26 Januari 2021 di Kelas

III SD Inpres N0. 14 Manokwari dengan jumlah siswa 20 siswa. Dalam

hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar

mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan

22
(observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar.

Sebelum dilakukan tindakan langkah awal yang diberikan kepada siswa

adalah memberikan soal pre test. Hal ini untuk mengetahui sejauh mana

siswa telah mempunyai pemahaman dasar mengenai perhitungan

pecahan. Hasil yang diperoleh dalam soal pre test dapat dilihat pada table

berikut:

Table 4.1. Nilai Tes Formatif Pada Siklus I

Keterangan No. Keterangan


No. Urut Skor Skor
T TT Urut T TT
1 20 √ 12 40 √
2 20 √ 13 40 √
3 40 √ 14 30 √
4 50 √ 15 20 √
5 30 √ 16 30 √
6 20 √ 17 60 √
7 40 √ 18 40 √
8 30 √ 19 30 √
9 40 √ 20 30 √
10 50 √ 20 40 √
11 60 √
Jumlah 400 1 10 Jumlah 260 1 9
Jumlah Skor 760
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2000
Rata-Rata Skor Tercapai 36,19
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas :2
Jumlah siswa yang belum tuntas : 19
Klasikal : Belum tuntas
Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Pada Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I

23
1 Nilai rata-rata tes formatif 36,19
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 2
3 Persentase ketuntasan belajar 9,52

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebelum diberi tindakan

dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model TGT

diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 36,19 dan

ketuntasan belajar mencapai 9,52 % atau ada 2 siswa dari 20 siswa sudah

tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebelum diberi

tindakan secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang

memperoleh nilai ≥ 60 hanya sebesar 9,52% lebih kecil dari persentase

ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%.

Kemudian setelah diberikan soal pre test maka guru melakukan

tindakan dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif model

TGT. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

1. Guru mengelompokkan siswa dengan masing-masing kelompok

terdiri dari lima sampai dengan enam orang.

2. Guru menjelaskan pembelajaran berupa paparan masalah, pemberian

data, pemberian contoh. Tujuan peresentasi adalah untuk

mengenalkan konsep dan mendorong rasa ingin tahu siswa.

3. Siswa diberi tugas-tugas kelompok. Mereka boleh mengerjakan

tugas-tugas tersebut secara serentak atau saling bergantian

menanyakan kepada temannya yang lain.

24
4. Siswa memainkan pertandingan-pertandingan akademik dalam

tournament dan teman sekelompoknya tidak boleh menolong satu

sama lain.

5. Hasil pertandingan selanjutnya dibandingkan dengan rata-rata

sebelumnya dan poin akan diberikan berdasarkan tingkat

keberhasilan siswa mencapai atau melebihi kinerja sebelumnya. Poin

ini selanjutnya dijumlahkan untuk membentuk skor kelompok.

6. Setelah itu guru memberikan pernghargaan kepada kelompok yang terbaik

prestasinya atau yang telah memenuhi kriteria tertentu.

Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan

metode pembelajaran kooperatif model TGT sudah dilaksanakan dengan

baik, walaupun peran guru masih cukup dominan untuk memberikan

penjelasan dan arahan, karena model tersebut masih dirasakan baru oleh

siswa.

Table 4.3. Nilai Tes Formatif Pada Siklus I

Keterangan No. Keterangan


No. Urut Skor Skor
T TT Urut T TT
1 40 √ 12 60 √
2 60 √ 13 60 √
3 70 √ 14 50 √
4 70 √ 15 70 √
5 80 √ 16 70 √
6 60 √ 17 80 √
7 60 √ 18 60 √
8 50 √ 19 70 √
9 60 √ 20 60 √
10 70 √ 20 60 √
11 70 √
Jumlah 7 4 Jumlah 4 6
Jumlah Skor
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2000
Rata-Rata Skor Tercapai 63,33
Keterangan: T : Tuntas
25
TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 11

Jumlah siswa yang belum tuntas : 10

Klasikal : Belum tuntas

Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Pada Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I


1 Nilai rata-rata tes formatif 63,33
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 10
3 Persentase ketuntasan belajar 52,38

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan

metode pembelajaran kooperatif model TGT diperoleh nilai rata-rata

prestasi belajar siswa adalah 63,33 dan ketuntasan belajar mencapai

52,38 % atau ada 10 siswa dari 20 siswa sudah tuntas belajar. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa

belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 hanya

sebesar 52,38% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki

yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru

dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan

menerapkan metode pembelajaran kooperatif model Team Games

Tournament (TGT).

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi

dari hasil pengamatan sebagai berikut:

1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan

tujuan pembelajaran

26
2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu

3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung.

d. Refisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih

terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya refisi untuk dilakukan pada

siklus berikutnya.

1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas

dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak

untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan

informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan

3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa

sehingga siswa bisa lebih antusias.

2. Siklus II

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS, 2, soal tes formatif II dan alat-

alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar

observasi pengelolaan metode pembelajaran kooperatif model TGT dan

lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II

dilaksanakan pada tanggal 30 Januari dan 2 Pebruari 2021 di Kelas III

27
SD Inpres N0. 14 Manokwari dengan jumlah siswa 20 orang. Dalam hal

ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar

mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan refisi pada

siklus I, sehingga keslah atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi

pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan belajar mengajar.

Dengan penyempurnaan aspek-aspek pada siklus I di atas dalam

penerapan metode pembelajarn kooperatif model TGT (Team Games

Tournament) diharapkan siswa dapat menyimpulkan apa yang telah

mereka pelajari dan mengemukakan pendapatnya sehingga mereka akan

lebih memahami tentang apa ynag telah mereka lakukan.

Table 4.5. Nilai Tes Formatif Pada Siklus II

Keteranga Keteranga
No. No.
Skor n Skor n
Urut Urut
T TT T TT
1 60 √ 12 70 √
2 80 √ 13 60 √
3 90 √ 14 70 √
4 50 √ 15 50 √
5 70 √ 16 50 √
6 70 √ 17 80 √
7 80 √ 18 90 √
8 70 √ 19 70 √
9 60 √ 20 80 √
10 80 √ 20 60 √
11 80 √
Jumlah 790 10 1 Jumlah 700 8 2
Jumlah Skor 1490
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2000
Rata-Rata Skor Tercapai 70,95
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 18
Jumlah siswa yang belum tuntas :3
Klasikal : Belum tuntas

28
Tabel 4.6. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Pada Siklus II

No Uraian Hasil Siklus II


1 Nilai rata-rata tes formatif 70,95
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 18
3 Persentase ketuntasan belajar 85,71

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa

adalah 70,95 dan ketuntasan belajar mencapai 85,71% atau ada 18 siswa

dari 20 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada

siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami

peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar

siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir

pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya

siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai

mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan

metode pembelajaran kooperatif model TGT.

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil

pengamatan sebagai berikut:

1) Memotivasi siswa

2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep

3) Pengelolaan waktu

d. Revisi Rancangan

Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini telah mencapai

tujuan pembelajaran yang diinginkan yakni telah tercapainya rata-rata

29
minimal nilai individu serta telah mencapai ketuntasan klasikal yakni

85,71% sehingga tidak perlu diadakan tindakan lebih lanjut pada siklus

berikutnya

B. Pembahasan

1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran

kooperatif model TGT memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi

belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya nilai individu

siswa serta rata-rata nilai dalam setiap siklus. Pre test yang dilakukan nilai

rata-ratanya adalah 36,19, siklus 1 nilai rata-rata yang diperoleh adalah 62,38

dan siklus 2 nilai rata-ratanya adalah 70,95. Dan ketuntasan secara klasikal

pun mengalami kenaikan dari siklus I dan siklus II yaitu masing-masing

57,67% dan 85,71%, Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal

telah tercapai maka pembelajaran perhitungan pecahan dianggap telah

tercapai dengan baik.

2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas guru dalam proses

metode pembelajaran kooperatif model TGT dalam setiap siklus mengalami

peningkatan. Hal ini karena dalam observasi selalu membetrikan masukan

pada saat akan melakukan tindakan lebih lanjut pada siklus II. Tentunya ini

sangat membantu guru dalam memperbaiki cara untuk pengelolaan

pembelajaran di dalam kelas. Dengan meningkatnya perubaikan-perbaikan

pembelajaran hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu

30
dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap

siklus yang terus mengalami peningkatan.

3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran fisika pokok bahasan pengukuran dengan metode pembelajaran

kooperatif model TGT yang paling dominan adalah bekerja dengan

menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru,

dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa

aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah

melaksanakan langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif model TGT

dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya

aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan

LKS/menemukan konsep, menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan

balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup

besar.

31
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus,

dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan kooperatif model TGT memiliki dampak positif dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan

ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (57,67% dan

siklus II (85,71%)

2. Penerapan metode pembelajaran kooperatif model TGT mempunyai pengaruh

positif, yaitu dapat meningkatkan pemahaman perhitungan pecahan siswa yang

ditunjukan dengan hasil nilai rata-rata dalam setiap siklus yakni siklus 1 (63,33) dan

siklus 2 (70,95)

3. Penggunaan metode pembelajaran kooperatif model TGT (team games tournament)

bisa dijadikan sebagai alternatif metode pembelajaran matematika siswa Kelas III

SD Inpres N0. 14 Manokwari.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses

belajar mengajar matematika lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang

optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:

1. Untuk melaksanakan metode pembelajaran kooperatif model TGT

memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu


32
menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan

model kooperatif model TGT dalam proses belajar mengajar sehingga

diperoleh hasil yang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih

sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam

taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan

baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau

mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya

dilakukan pada semester genap tahun Pelajaran 2012/2021

4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar

diperoleh hasil yang lebih baik.

33
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindon.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta:


Rineksa Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineksa Cipta.

Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon,
Inc. Boston.

Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses


Belajar Mengajar, Jakarta. Balai Pustaka.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Hudoyo, H. 1990. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Malang: IKIP Malang.

KBBI. 1996. Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.

Margono, S. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineksa Cipta.

Nur, Muhammad. 1996. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. Universitas Negeri

Surabaya.

Purwanto, N. 1988. Prinsip-prinsip dan Teknis Evaluasi Pengajaran. Bandung.


Remaja Rosda Karya.

Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Sudjana, N dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar
Baru.

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung:


Remaja Rosdakarya.
34
LAMPIRAN

35
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)

Sekolah :SD Inpres No.14 Manokwari


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III/2

Standar Kompetensi :
5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar :
5.1. Mengubah pecahan ke bentuk persen dan decimal serta sebaliknya
Alokasi Waktu : 8 jam pertemuan ( 4 x 35’)
Indikator :
– Mengubah pecahan biasa ke bentuk persen dan sebaliknya
– Menentukan persentase dari banyak benda tertentu
– Mengubah pecahan biasa ke bentuk pecahan decimal dan sebaliknya
– Mengubah pecahan biasa ke bentuk persen dan decimal serta sebaliknya
Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik mampu:
– Siswa dapat mengubah pecahan biasa ke bentuk persen dan sebaliknya
– Siswa dapat menentukan persentase dari banyak benda
– Siswa dapat mengubah pecahan biasa ke bentuk decimal dan sebaliknya
– Siswa dapat mengubah pecahan biasa ke bentuk persen dan decimal serta
sebaliknya

Materi Pembelajaran :
Pengerjaan hitung desimal
Metode :
1. Model Pembelajaran
Diskusi kelompok, demonstrasi, penemuan, dan tugas.

36
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama
No Kegiatan Alokasi Waktu
1 Pendahuluan :
– Apersepsi: Mengingat kembali tentang pecahan.
– Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, 5 Menit
maka akan membantu siswa dalam menyelesaikan
masalah sehari-hari.
2 Kegiatan Inti :
– Siswa dibagi dalam beberapa kelompok.
– Dengan berdiskusi kelompok, siswa diharapkan dapat
menemukan cara menyederhanakan pecahan.
– Tiap-tiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya
dan kelompok lain menanggapi. 55 Menit
– Dengan demonstrasi, guru menunjukkan cara
menyederhanakan pecahan.
– Siswa melakukan soal-soal latihan

3 Kegiatan Penutup :
– Dengan bimbingan guru, siswa membuat rangkuman. 10 Menit
– Guru dan siswa melakukan refleksi.
– Guru memberi tugas rumah.

Pertemuan kedua
No Kegiatan Alokasi Waktu
1 Pendahuluan :
– Apersepsi: membahas tugas rumah dan mengingat
kembali tentang persen 5 Menit
– Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik,
maka akan membantu siswa dalam menyelesaikan
masalah sehari-hari
2 Kegiatan Inti : 55 Menit
– Beberapa siswa maju ke depan kelas mengerjakan
soal tugas rumah dan siswa lainnya menanggapi
pekerjaan temannya
– Siswa dibagi dalam beberapa kelompok.
– Dengan berdiskusi kelompok, siswa diharapkan dapat
menemukan cara menyederhanakan pecahan.
– Tiap-tiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya
dan kelompok lain menanggapi.
– Dengan demonstrasi, guru menunjukkan cara
menyederhanakan pecahan.
– Siswa melakukan soal-soal latihan

37
3 Kegiatan Penutup :
– Dengan bimbingan guru, siswa membuat rangkuman. 10 Menit
– Guru dan siswa melakukan refleksi.
– Guru memberi tugas rumah.

Pertemuan ketiga
No Kegiatan Alokasi Waktu
1 Pendahuluan :
– Apersepsi: Membahas tugas rumah dan mengingat
kembali tentang pecahan desimal. 5 Menit
– Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik,
maka akan membantu siswa dalam menyelesaikan
masalah sehari-hari.
2 Kegiatan Inti :
– Siswa dibagi dalam beberapa kelompok.
– Dengan berdiskusi kelompok, siswa diharapkan dapat
menemukan cara menyederhanakan pecahan.
– Tiap-tiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya
dan kelompok lain menanggapi. 55 Menit
– Dengan demonstrasi, guru menunjukkan cara
menyederhanakan pecahan.
– Siswa melakukan soal-soal latihan

3 Kegiatan Penutup :
– Dengan bimbingan guru, siswa membuat rangkuman. 10 Menit
– Guru dan siswa melakukan refleksi.
– Guru memberi tugas rumah.

Pertemuan keempat
No Kegiatan Alokasi Waktu
1 Pendahuluan :
– Apersepsi: Mengingat kembali tentang pecahan.
– Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, 5 Menit
maka akan membantu siswa dalam menyelesaikan
masalah sehari-hari.
2 Kegiatan Inti : 55 Menit
– Siswa dibagi dalam beberapa kelompok.
– Dengan berdiskusi kelompok, siswa diharapkan dapat
menemukan cara menyederhanakan pecahan.
– Tiap-tiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya
dan kelompok lain menanggapi.
– Dengan demonstrasi, guru menunjukkan cara
menyederhanakan pecahan.
38
– Siswa melakukan soal-soal latihan

3 Kegiatan Penutup :
– Dengan bimbingan guru, siswa membuat rangkuman. 10 Menit
– Guru dan siswa melakukan refleksi.
– Guru memberi tugas rumah.

Alat/Sumber
– Buku Matematika V
– Kapur berwarna
– Model-model pecahan
– Penggaris

Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelas

NINA KUSMINAR, S.Pd SURYATIN, S.PD


NIP. 196301171984072001 NIP 196802281989082003

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP)

39
Sekolah : SD Inpres No.14 Manokwari
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III/2

Standar Kompetensi :
5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar :
5.2 Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan
Alokasi Waktu : 8 jam pertemuan ( 4 x 35’)
Indikator :
– Membandingkan dua pecahan serta letaknya pada garis bilangan
– Melakukan penjumlahan berbagai bentuk pecahan
– Melakukan pengurangan berbagai bentuk pecahan
– Mengubah pecahan biasa ke bentuk persen dan decimal serta sebaliknya
Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik mampu:
– Siswa dapat membandingkan dua pecahan
– Siswa dapat menjumlahkan berbagai bentuk pecahan
– Siswa dapat mengurangkan berbagai bentuk pecahan

Materi Pembelajaran :
Pengerjaan hitung pecahan
Metode :
1. Model Pembelajaran
Diskusi kelompok, demonstrasi, penemuan, dan tugas.

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan pertama
No Kegiatan Alokasi Waktu
1 Pendahuluan :
– Apersepsi: Mengingat kembali tentang pecahan.
– Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, 5 Menit
maka akan membantu siswa dalam menyelesaikan
masalah sehari-hari.
2 Kegiatan Inti : 55 Menit
– Siswa dibagi dalam beberapa kelompok.
40
– Dengan berdiskusi kelompok, siswa diharapkan dapat
menemukan cara menyederhanakan pecahan.
– Tiap-tiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya
dan kelompok lain menanggapi.
– Dengan demonstrasi, guru menunjukkan cara
menyederhanakan pecahan.
– Siswa melakukan soal-soal latihan

3 Kegiatan Penutup :
– Dengan bimbingan guru, siswa membuat rangkuman. 10 Menit
– Guru dan siswa melakukan refleksi.
– Guru memberi tugas rumah.

41
Rangkuman Materi

Mengetahui
Kepala Sekolah SD 35 Sanggeng Guru Kelas

NINA KUSMINAR, S.Pd SURYATIN, S.PD


NIP. 196301171984072001 NIP. 196802281989082003

Lampiran II
42
Media Pembelajaran

43
Lampiran III
Lembar Kerja Siswa

Mengetahui
Kepala Sekolah SD 35 Sanggeng Guru Kelas

NINA KUSMINAR, S.Pd SURYATIN, S.PD


NIP. 196301171984072001 NIP. 196802281989082003

44
Lampiran IV
Kunci Jawaban LKSengetahui
Kepala Sekolah SD 35 Sanggeng Guru Kelas

NINA KUSMINAR, S.Pd SURYATIN, S.PD


NIP. 196301171984072001 NIP. 196802281989082003
Lampiran V
Format Penilaian Kognitif

Jumlah
No Nama Siswa
3 2 1 3 2 1 3 2 1 Skor
1
2
3
4
5
6
7
8

Mengetahui
Kepala Sekolah SD 35 Sanggeng Guru Kelas

NINA KUSMINAR, S.Pd SURYATIN, S.PD


NIP. 196301171984072001 NIP. 196802281989082003

Lampiran VI
45
Format Penilaian

Aspek yang
Jumlah
No Nama Siswa dinilai Nilai
Skor
1 2 3 4 5
1
2
3
4
5

Keterangan Aspek yang dinilai Skors


Maksimal
1. Ketepatan aspek yang ditanyakan 4
2. Kebenaran mendapatkankan informasi 4
3. Kerja sama dalam kelompok 3
4. Ketepatan waktu menyerahkan laporan 2
____________
_
Jumlah skors maksimal 15
Nilai = Skor Perolehan : 15 x 100

Mengetahui
Kepala Sekolah SD 35 Sanggeng Guru Kelas

NINA KUSMINAR, S.Pd SURYATIN, S.PD


NIP. 196301171984072001 NIP. 196802281989082003

Lampiran VII
46
Lembar Penilaian Karakter
Format Pengamatan Perilaku Berkarakter

Siswa: Kelas:
Tanggal:
Petunjuk:
D = Memerlukan perbaikan
C = Menunjukkan kemajuan
B = Memuaskan
A = Sangat baik

N Rincian Tugas Memerluka Menunjukka Memuaska Sanga


o Kinerja (RTK) n perbaikan n kemajuan n (B) t baik
(D) (C) (A)
1 Jujur
2 Peduli
3 Tanggungjawa
b
4 Toleransi
5 Selalu
melakukan
yang terbaik
6 Kreatif
7 Terbuka dan
mendengarkan
pendapat teman
8 Tidak mencela
teman dengan
kasar
9 Membantu
teman yang
membutuhkan
Mengetahui
Kepala Sekolah SD 35 Sanggeng Guru Kelas

NINA KUSMINAR, S.Pd SURYATIN, S.PD


NIP. 196301171984072001 NIP. 196802281989082003

47
Lampiran VIII
Format Penilaian Keterampilan Sosial

Siswa: Kelas:
Tanggal:

Petunjuk:
Untuk setiap keterampilan sosial berikut ini, rankinglah keterampilan
sosial siswa itu menggunakan skala berikut ini:

D = Memerlukan perbaikan
C = Menunjukkan kemajuan
B = Memuaskan
A = Sangat baik

No Rincian Memerluka Menunjukkan Memuaskan Sangat


Tugas n perbaikan kemajuan (C) (B) baik
Kinerja (D) (A)
(RTK)

1 Bertanya
2 Menyumbang
idea tau
pendapat
3 Menjadi
pendengar
yang baik
4 Komunikasi

Mengetahui
Kepala Sekolah SD 35 Sanggeng Guru Kelas

NINA KUSMINAR, S.Pd SURYATIN, S.PD


NIP. 196301171984072001 NIP. 196802281989082003

48
49
Lampiran 01. Analisis Hasil Pre Tes sebelum Siklus 1
Analisis Hasil Pre Test Sebelum Siklus 1
Materi : Pecahan
Kelas / semester : III/ Genap
Banyak peserta : 20 siswa
No Soal Jumlah Ketuntasan
KKM
No Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor 100 Ya Tidak
1 Aet Syah Roni 60
0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 20 

2 Akramunisa 60
0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 20 

3 Amin Rumfod 60
1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 40 

4 Aprilia Citra 60
1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 50 

5 Dance Kambu 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 30 60 

6 Desi Puspitan 60
0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 20 

7 Dominggus Nibaeli 60
1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 40 

8 Edgar Wamblesa 60
1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 30 

9 Fatimah Assahara 60
0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 40 

10 Juniati Fahira 60
1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 50 

11 Kalep Orisue 60
1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 60 

12 Melfin Yater 60
0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 40 

13 Muakmal 60
1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 40 

14 Muh. Afik Sidan 60


0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 30 

15 Muh. Setiayadi 60
1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 20 

16 Rahnad Zul 60
0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 30 

17 Rika Rumapa 60
1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 60 

50
18 Sara W. Bosawer 60
1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 40 

19 Thelma Howay 60
0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 30 

20 Theo Thesia 60
1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 30 

20 Vildia Ningsih 60
0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 40 

Jumlah skor
760 Ketercapaian KKM =
Jumlah Siswa Tuntas x
Rata-rata Skor 100%
36,19
Jumlah Seluruh Siswa

Hasil Analisis Pre Test Siklus 1


1. Ketuntasan

a. Banyaknya siswa = 20 orang


b. Siswa tuntas belajar pada siklus I ada 2 siswa
c. Persentase siswa yang telah tuntas pada Siklus I
= 2/20 x 100% = 9,52 %
d. Siswa yang belum tuntas pada Siklus I ada 19 siswa
e. Persentase siswa yang belum tuntas pada Siklus I
= 19/20 x 100% = 90,04 %
f. Banyak siswa yang belum tuntas 19 siswa sebesar 90,04 % yaitu nomor
urut siswa; 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, , 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20 dan 20

51
Lampiran 02. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( RPP )
Sekolah : SD Inpres N0. 14 Manokwari
Kelas/Semester : III / Genap
Mata Pelajaran : Matematika
Alokasi waktu : 4 X 35’ ( 2X pertemuan )
Standar Kompetensi
5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
5.1 mengubah pecahan ke bentuk persen dan decimal serta sebaliknya.
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. Megubah pecahan biasa ke bentuk persen dan sebaliknya
2. Menentukan persentase dari banyak benda
3. Mengubah pecahan biasa ke bentuk decimal atau sebaliknya
4. Mengubah pecahan biasa ke bentuk persen dan decimal serta sebaliknya

 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )


Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
B. Materi Pembelajaran
Pengerjaan hitung pecahan
C. Metode Pembelajaran
1. Model : - Direct Instruction (DI)
- Cooperative Learning type TGT (team games
Tournament)
2. Metode : - Diskusi kelompok - Observasi
- Eksperimen - ceramah

D. Langkah-langkah Kegiatan
PERTEMUAN PERTAMA
a. Kegiatan Pendahuluan
 Motivasi dan Apersepsi:
- jika kue dipotong menjadi empat bagian setiap anak
mendapat berapa bagian?
- bagaimana cara membagi sebuah roti kepada 3 orang agar
mendapat bagian yang sama besar?
 Prasyarat pengetahuan:
- pecahan merupakan bagian dari keseluruhan
b. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
52
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Menjelaskan pengertian gaya.
 Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai
pembagian roti kepada 3 orang
 menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain;
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
 Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan tentang hitung
pecahan .
 Guru memberikan tugas kepada setiap siswa nomor urut dan
masing-masing kelompok untuk menjawab bebarap pertanyaan
didalam LKS.
 Peserta didik saling berdiskusi dan menanyakan tugas-tugas yang
diberikan tersebut
 Setiap peserta didik mempunyai tanggung jawab yang sama
terhadap pertanyaan yang diberikan
 Setiap siswa pada masing-masing kelompok ditandingkan dalam
pertandingan akademik
 Peserta didik berupaya memenangkan lomba dari turnamen yang
dilakukan dimana setiap kelompk yang anggotanya menang diberi
skor
 Guru memberikan skor kepada setiap kelompok yang menang
dalam tuornamen
 Pada akhir pertandingan tournament kelompok yang mempunyai
skor tertinggi diberikan penghargaan
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan.
 Guru memberi tugas rumah.

PERTEMUAN KEDUA
a. Kegiatan Pendahuluan
 Motivasi dan Apersepsi:
- jika kue dipotong menjadi empat bagian setiap anak
mendapat berapa bagian?

53
- bagaimana cara membagi sebuah roti kepada 3 orang agar
mendapat bagian yang sama besar?
 Prasyarat pengetahuan:
- pecahan merupakan bagian dari keseluruhan
b. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Menjelaskan pengertian gaya.
 Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai
pembagian roti kepada 3 orang
 menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain;
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
 Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan tentang hitung
pecahan .
 Guru memberikan tugas kepada setiap siswa nomor urut dan
masing-masing kelompok untuk menjawab bebarap pertanyaan
didalam LKS.
 Peserta didik saling berdiskusi dan menanyakan tugas-tugas yang
diberikan tersebut
 Setiap peserta didik mempunyai tanggung jawab yang sama
terhadap pertanyaan yang diberikan
 Setiap siswa pada masing-masing kelompok ditandingkan dalam
pertandingan akademik
 Peserta didik berupaya memenangkan lomba dari turnamen yang
dilakukan dimana setiap kelompk yang anggotanya menang diberi
skor
 Guru memberikan skor kepada setiap kelompok yang menang
dalam tuornamen
 Pada akhir pertandingan tournament kelompok yang mempunyai
skor tertinggi diberikan penghargaan
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki
kinerja dan kerjasama yang baik.

54
 Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat
rangkuman.
E. Sumber Belajar
a. Buku Matematika SD Kelas III
b. Buku referensi yang relevan
c LKS
F. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian
a. Tes Unjuk Kerja
b. Tes Identifikasi
c. Uji petik kerja
2. Bentuk Instrumen
a. Tes Tertulis PG
Manokwari, 12 Juli 2012
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelas

NINA KUSMINAR, S.Pd, S. Pd.


SURYATIN, S.PD, A. Ma. Pd
NIP : 196301171984072001
NIP : 196802281989082003

55
Lampiran 03. Soal pre test dan Siklus 1

1. Berapa bagian yang diperoleh jika sebuah roti dibagi menjadi empat bagian ….
a. ½
b. 1/3
c. ¼
d. 1/5

2. Perhatikan gambar berikut ini!

Banyaknya bagian yang berwarna ….


a. ½
b. 1/3
c. ¼
d. 1/5

3. Buah salak berjumlah 20 buah. Ada 4 buah piring, jika piring tersebut dibagi
sama rata maka setiap piring mendapatkan ….
a. 4
b. 5
c. 7
d. 9

4. Ada 4 ekor ikan didalam aquarium. Bilamana 2 ekor ikan mati maka berapa
besar persentase kematian ikan….
a. 20 %
b. 40 %
c. 50 %
d. 60 %

5. Didalam keranjang terdapat 10 buah mangga. Ambillah sebanyak 10 % dari


jumlah mangga tersebut. Berapa buah yang harus diambil ....
56
a. 5
b. 4
c. 2
d. 1

6. Buah pisang dalam keranjang 40 buah, pisang yang busuk 20 buah. Berapa
persen pisang yang busuk…
a. 10 %
b. 20 %
c. 30 %
d. 60 %

7. Nilai ½ dalam bentuk decimal adalah ….


a. 0,4
b. 0,5
c. 0,8
d. 0,9

8. Nilai decimal 0,75 dalam bentuk pecahan adalah …

a. 2/3
b. ¾
c. 1/3
d. 1/2

9. Nilai decimal 0,4 dalam bentuk pecahan adalah …


a. ½
b. ¼
c. 1/6
d. 1/8

10. Nilai decimal 0,25 dalam bentuk pecahan adalah …


a. 1/10
b. 1/8
c. 2/5
d. 1/4

57
Lampiran 04. Analisis Hasil Test Siklus 1
Analisis Hasil Tes Siklus 1
Materi : Pecahan
Kelas / semester : V / Genap
Banyak peserta : 20 siswa
No Soal Jumlah Ketuntasan
KKM
No Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor 100 Ya Tidak
1 Aet Syah Roni 60
0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 40 

2 Akramunisa 60
0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 50 

3 Amin Rumfod 60
1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 70 

4 Aprilia Citra 60
1 1 1 1 1 1 1 70 

5 Dance Kambu 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 80 60 

6 Desi Puspitan 60
0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 60 

7 Dominggus Nibaeli 60
1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 60 

8 Edgar Wamblesa 60
1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 50 

9 Fatimah Assahara 60
0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 50 

10 Juniati Fahira 60
1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 70 

11 Kalep Orisue 60
1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 70 

12 Melfin Yater 60
0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 60 

13 Muakmal 60
1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 60 

14 Muh. Afik Sidan 60


0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 50 

15 Muh. Setiayadi 60
1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 70 

58
16 Rahnad Zul 60
0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 70 

17 Rika Rumapa 60
1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 80 

18 Sara W. Bosawer 60
1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 60 

19 Thelma Howay 60
1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 70 

20 Theo Thesia 60
1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 60 

20 Vildia Ningsih 60
0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 60 

Jumlah skor
1310 Ketercapaian KKM =
Jumlah Siswa Tuntas x
Rata-rata Skor 100%
62,38
Jumlah Seluruh Siswa

Hasil Analisis Tes Siklus 1


2. Ketuntasan

a. Banyaknya siswa = .20 orang


b. Siswa tuntas belajar pada siklus I ada 9 siswa
c. Persentase siswa yang telah tuntas pada Siklus I
= 9/20 x 100% = 42,86 %
d. Siswa yang belum tuntas pada Siklus I ada 12 siswa
e. Persentase siswa yang belum tuntas pada Siklus I
= 12/20 x 100% = 57,14 %
f. Banyak siswa yang belum tuntas 12 siswa sebesar 57,14 % yaitu nomor
urut siswa; 1, 2, 6, 7, 8, 9, 12, 13, 14, 18, 20, 20

3. Kesimpulan

Dari hasil analisis nilai di atas, karena belum mencapai ketuntasan


minimal 85%. Maka perlu dilakukan tindakan di siklus 2 karena
masih perlu perbaikan dan pembinaan secara individual dan klasikal
untuk peningkatan kemampuan siswa dalam meningkatkan konsep
Pecahan

59
Lampiran 05. Lembar Observasi Kegiatan Kelompok Kelas Siklus 1
Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Kelompok
Siklus 1
Materi : Pengerjaan Hitung Pecahan
Kelas /Semester : V / Genap
Hari/ Tanggal:

Skor Kelompok
No Aspek yang di observasi Keterangan
1 2 3 4 5 6

1 Semangat siswa

2 Perhatian siswa

3 Kerja sama

4 Aktivitas kerja kelompok

5 Tanggung jawab siswa


dalam kelompok

6 Disiplin

7 Mengerjakan tugas

Rata-rata

Keterangan Skor:
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = amat baik

Manokwari, Januari 2021


Observer

NANI MAESAROH, S.Pd


NIP. 198408302012032001
60
Lampiran 06. Lembar Observasi Guru Siklus 1

INSTRUMEN OBSERVASI

1. Nama Guru : SURYATIN, S.PD, A. Ma. Pd


2. Sekolah : SD Inpres N0. 14 Manokwari
3. Kelas, Semester : III/ Genap
4. Materi : Pecahan
5. Hari tanggal :

No Uraian Kegiatan Skor Deskripsi Hasil Pengamatan


Menjelaskan tujuan dan kompetensi
1.
dasar
Menyampaikan cakupan materi dan
2.
uraian kegiatan sesuai dengan silabus
Menjelaskan isi kegiatan kepada
3.
siswa/langkah kegiatan
Menggunakan ekspresi dalam
4.
berkomunikasi dengan siswa
Menggunakan respon siswa dalam
5.
menyelenggarakan kegiatan
Menggunakan media dan alat
6.
pembelajaran yang sesuai tujuan
Menyelenggarakan kegiatan dengan
7.
urutan yang logis
Menggunakan berbagai metode dalam
8.
menjelaskan isi kegiatan
Membimbing siswa mengikuti kegiatan
9.
individual maupun kelompok
Memberikan kesempatan siswa untuk
10.
berpartisipasi dalam pembelajaran
Memberikan penguatan kepada siswa
11.
yang aktif
Melaksanakan penilaian selama
12.
kegiatan berlangsung
Memotivasi siswa untuk mengikuti
13.
kegiatan pembelajaran
Menggunakan gaya yang menarik
14.
dalam mengajar
Menutup kegiatan dengan tepat dan
15.
member kesimpulan materi
16. Memberikan tugas/PR

Keterangan Skor:
1 = sangat kurang
61
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = amat baik

Manokwari, Februari 2021


Observer

NANI MAESAROH, S.Pd


NIP. 198408302012032001

Pedoman Penilaian observasi

No Jumlah Skor Nilai Keterangan

1 66 – 80 81 - 100 A = Sangat Baik


2 50 – 65 61 – 80 B = Baik
3 33 – 49 41 – 60 C = Cukup
4 17 - 32 20 – 40 D = Kurang
5 < 16 0 - 20 E = Sangat Kurang

Skor Maksimum = 16 x 5 = 80

Skor Minimum = 16 x 1 = 16

62
Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah : SD Inpres N0. 14 Manokwari
Kelas/Semester : III / Genap
Mata Pelajaran : Matematika
Alokasi waktu : 4 X 35’ ( 2X pertemuan )
Standar Kompetensi
5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
5.2. Menjumlah dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan.
5.3. Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. Membandingkan dua pecahan
2. Menjumlahkan berbagai bentuk pecahan
3. Mengurangkan berbagai bentuk pecahan
4. Mengalikan berbagai bentuk pecahan
5. Membagi berbagai bentuk pecahan

 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )


Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
B. Materi Pembelajaran
Pengerjaan hitung pecahan
C. Metode Pembelajaran
1. Model : - Direct Instruction (DI)
- Cooperative Learning type TGT (team games
Tournament)
2. Metode : - Diskusi kelompok - Observasi
- Eksperimen - ceramah
D. Langkah-langkah Kegiatan
PERTEMUAN PERTAMA
a. Kegiatan Pendahuluan
 Motivasi dan Apersepsi:
- berapa jumlah dari ½ ditambahkan dengan 2/3 ?
 Prasyarat pengetahuan:
- pecahan merupakan bagian dari keseluruhan
b. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Menjelaskan pengertian gaya.
63
 Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai
penjumlahan pecahan
 Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai
pengurangan pecahan
 menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain;
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
 Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan tentang hitung
pecahan .
 Guru memberikan tugas kepada setiap siswa nomor urut dan
masing-masing kelompok untuk menjawab bebarap pertanyaan
didalam LKS.
 Peserta didik saling berdiskusi dan menanyakan tugas-tugas yang
diberikan tersebut
 Setiap peserta didik mempunyai tanggung jawab yang sama
terhadap pertanyaan yang diberikan
 Setiap siswa pada masing-masing kelompok ditandingkan dalam
pertandingan akademik
 Peserta didik berupaya memenangkan lomba dari turnamen yang
dilakukan dimana setiap kelompk yang anggotanya menang diberi
skor
 Guru memberikan skor kepada setiap kelompok yang menang
dalam tuornamen
 Pada akhir pertandingan tournament kelompok yang mempunyai
skor tertinggi diberikan penghargaan
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan.
 Guru memberi tugas rumah.

PERTEMUAN KEDUA
a. Kegiatan Pendahuluan
 Motivasi dan Apersepsi:
- hasil kali 2/3 x ¾ ?
 Prasyarat pengetahuan:
- pecahan merupakan bagian dari keseluruhan

64
b. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Menjelaskan pengertian gaya.
 Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai perkalian
pecahan
 Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai
pembagian pecahan
 menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain;
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
 Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan tentang hitung
pecahan .
 Guru memberikan tugas kepada setiap siswa nomor urut dan
masing-masing kelompok untuk menjawab bebarap pertanyaan
didalam LKS.
 Peserta didik saling berdiskusi dan menanyakan tugas-tugas yang
diberikan tersebut
 Setiap peserta didik mempunyai tanggung jawab yang sama
terhadap pertanyaan yang diberikan
 Setiap siswa pada masing-masing kelompok ditandingkan dalam
pertandingan akademik
 Peserta didik berupaya memenangkan lomba dari turnamen yang
dilakukan dimana setiap kelompk yang anggotanya menang diberi
skor
 Guru memberikan skor kepada setiap kelompok yang menang
dalam tuornamen
 Pada akhir pertandingan tournament kelompok yang mempunyai
skor tertinggi diberikan penghargaan

 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki
kinerja dan kerjasama yang baik.
 Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat
rangkuman.
65
E. Sumber Belajar
a. Buku Matematika SD Kelas III
b. Buku referensi yang relevan
c LKS
F. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian
a. Tes Unjuk Kerja
b. Tes Identifikasi
c. Uji petik kerja
2. Bentuk Instrumen
a. Tes Tertulis PG
Manokwari, 12 Juli 2012
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelas

NINA KUSMINAR, S.Pd


SURYATIN, S.PD
NIP : 196301171984072001
NIP : 196802281989082003

66
Lampiran 8. Soal Siklus 2
1. Hasil penjumlahan ½ + 2/3 = ….

7
a.
6
6
b.
7
5
c.
7
5
d.
6

2. Hasil penjumlahan 0,50 + 0,25 = …

a. 0,65
b. 0,60
c. 0,75
d. 0,80

3. Hasil pengurangan 2/4 – 1/3 = ….

2
a.
12
4
b.
5
4
c.
12
4
d.
7

4. Hasil pengurangan 0,75 -0,50 = ….


a. 0,35
b. 0,45
c. 0,50
d. 0,55

1 2
5. Jumlahkan 2 +1 =…
3 3
4
a.
3
10
b.
3

67
11
c.
3
12
d.
3

3 6
6. Hitunglah × =…
5 7
50
a.
35
50
b.
35
50
c.
35
50
d.
35
1 1
7. Hitunglah 2 ×3 =…
5 2
50
a.
35
66
b.
10
77
c.
10
88
d.
10
8. Hitunglah 0,20 x 0,50 = …
a. 10,0
b. 5,0
c. 1,0
d. 0,10
3 5
9. Hitunglah : =…
5 7
20
a.
35
20
b.
35
20
c.
25
20
d.
25

10.Hitunglah 0,50 : 0,20 = ….


a. 2,5
b. 2,0
68
c. 1,5
d. 1

Lampiran 9. Analisis Hasil Test Siklus 2


Analisis Hasil Test Siklus 2
Materi : Pecahan
Kelas / semester : III / genap
Banyak peserta : 27 siswa
No Soal Jumlah Ketuntasan
KKM
No Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor 100 Ya Tidak
1 Aet Syah Roni 60 60
0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 

2 Akramunisa 80 60
0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 

3 Amin Rumfod 90 60
1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 

4 Aprilia Citra 50 60
1 1 1 1 1 1 1 

5 Dance Kambu 70
0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 60 

6 Desi Puspitan 70 60
0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 

7 Dominggus Nibaeli 80 60
1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 

8 Edgar Wamblesa 70 60
1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 

69
9 Fatimah Assahara 60 60
0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 

10 Juniati Fahira 80 60
1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 

11 Kalep Orisue 80 60
1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 

12 Melfin Yater 70 60
0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 

13 Muakmal 60 60
1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 

14 Muh. Afik Sidan 70 60


0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 

15 Muh. Setiayadi 50 60
1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 

16 Rahnad Zul 50 60
0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 

17 Rika Rumapa 80 60
1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 

18 Sara W. Bosawer 90 60
1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 

19 Thelma Howay 70 60
1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 

20 Theo Thesia 80 60
1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 

20 Vildia Ningsih 60 60
0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 

Jumlah skor
1490 Ketercapaian KKM =
Jumlah Siswa Tuntas x
Rata-rata Skor 100%
70,95
Jumlah Seluruh Siswa

Hasil Analisis Tes Siklus 2


11. Ketuntasan

a. Banyaknya siswa = 20 orang


b. Siswa tuntas belajar pada siklus II ada 19 siswa
c. Persentase siswa yang telah tuntas pada Siklus 2
= 19/20 x 100% = 85,71 %
d. Siswa yang belum tuntas pada Siklus II ada 12 siswa
e. Persentase siswa yang belum tuntas pada Siklus II
= 3/20 x 100% = 14.29 %
70
f. Banyak siswa yang belum tuntas 12 siswa sebesar 14,29 % yaitu nomor
urut siswa; 4, 15, 16

12. Kesimpulan
Dari hasil ketuntasan pembelajaran pada siklus 2, ternyata siswa yang tuntas
melebihi 85 % yang ditargetkan peneliti, maka peneliti berpendapat bahwa
antara pre tes ke siklus 1 terjadi peningkatan yang signifikan sebesar 33,34 %
dan antara siklus 1 ke siklus 2 terjadi peningkatan yang signifikan juga
sebesar 42,85 %, sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode
pembelajaran kooperatif model TGT (team games tournament) dapat
meningkatkan pemahaman perhitungan pecahan.

71
Lampiran 10. Lembar Observasi Kegiatan Kelompok Kelas Siklus 2
Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Kelompok
Siklus 2
Materi : Perhitungan Pecahan
Kelas : III / Genap
Hari/ Tanggal:

Skor Kelompok
No Aspek yang di observasi Keterangan
1 2 3 4 5 6

1 Semangat siswa

2 Perhatian siswa

3 Kerja sama

4 Aktivitas kerja kelompok

5 Tanggung jawab siswa


dalam kelompok

6 Disiplin

7 Mengerjakan tugas

Rata-rata

Keterangan Skor:
1 = sangat kurang

72
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = amat baik

Manokwari, Februari 2021


Observer

NANI MAESAROH, S.Pd


NIP. 198408302012032001

73
Lampiran 11. Lembar Observasi Guru Siklus 2

INSTRUMEN OBSERVASI SIKLUS 2

1. Nama Guru : SURYATIN, S.PD


2. Sekolah : SD Inpres N0. 14 Manokwari
3. Kelas, Semester : III/ genap
4. Materi : Perhitungan pecahan
5. Hari tanggal :

No Uraian Kegiatan Skor Deskripsi Hasil Pengamatan


Menjelaskan tujuan dan kompetensi
1.
dasar
Menyampaikan cakupan materi dan
2.
uraian kegiatan sesuai dengan silabus
Menjelaskan isi kegiatan kepada
3.
siswa/langkah kegiatan
Menggunakan ekspresi dalam
4.
berkomunikasi dengan siswa
Menggunakan respon siswa dalam
5.
menyelenggarakan kegiatan
Menggunakan media dan alat
6.
pembelajaran yang sesuai tujuan
Menyelenggarakan kegiatan dengan
7.
urutan yang logis
Menggunakan berbagai metode dalam
8.
menjelaskan isi kegiatan
Membimbing siswa mengikuti kegiatan
9.
individual maupun kelompok
Memberikan kesempatan siswa untuk
10.
berpartisipasi dalam pembelajaran
Memberikan penguatan kepada siswa
11.
yang aktif
Melaksanakan penilaian selama
12.
kegiatan berlangsung
Memotivasi siswa untuk mengikuti
13.
kegiatan pembelajaran
Menggunakan gaya yang menarik
14.
dalam mengajar
Menutup kegiatan dengan tepat dan
15.
member kesimpulan materi
Memberikan tugas/PR
16.

Keterangan Skor:
74
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = amat baik

Manokwari, Februari 2021


Observer

NANI MAESAROH, S.Pd


NIP. 198408302012032001

Pedoman Penilaian observasi

No Jumlah Skor Nilai Keterangan

1 66 – 80 81 - 100 A = Sangat Baik


2 50 – 65 61 – 80 B = Baik
3 33 – 49 41 – 60 C = Cukup
4 17 - 32 20 – 40 D = Kurang
5 < 16 0 - 20 E = Sangat Kurang

Skor Maksimum = 16 x 5 = 80

Skor Minimum = 16 x 1 = 16

75
Lampiran 12. Dokumentasi Tindakan

lxxvi

Anda mungkin juga menyukai