Kak Pmo TBC
Kak Pmo TBC
Kak Pmo TBC
DISUSUN OLEH
Deby Al Imron S.Kep,. Ns
PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BANTARAN
Jln. Raya Bantaran No.43 Telp.(0335) 682862 BANTARAN 67261
email : [email protected]
PROBOLINGGO
A. PENDAHULUAN
Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang dapat menyerang
siapa saja baik dewasa maupun anak-anak. Indonesia saat ini masih menempati
peringkat kelima jumlah penderita TBC terbesar didunia. Pengendalian penyakit
TBC di dasari pada penemuan dan pemantauan minum obat secara teratur kepada
pasien, penemuan penderita dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis dan
pengobatan jangka panjang dengan obat yang adekuat. Penyakit TBC dapat
disembuhkan dengan meminum obat anti TB secara teratur dalam jangka waktu
tertentu. UPK Puskesmas sudah melaksanakan program pengendalian penyakit
TBC berdasarkan strategi DOTS, tetapi masih terdapat hambatan dalam
pelaksanaannya. Didalam pengendalian penyakit TBC ini masalah yang sering
terjadi adalah masih rendahnya cakupan penemuan penderita TBC baru dan masih
sering terjadi ketidakteraturan penderita didalam menjalankan pengobatan sehingga
dikhawatirkan akan terjadi kegagalan pengobatan, resistensi kuman terhadap obat.
Apabila hambatan ini tidak segera ditanggulangi maka dikhawatirkan penyakit TBC
dapat menular lebih luas kepada masyarakat lainnnya. Peran dan motivasi PMO
dan keluarga sangat penting untuk keberhasilan pengobatan penderita TB Paru.
Peran Pengawas Makan Obat (PMO) adalah penting untuk melakukan pengawasan
terhadap pasien dalam hal menelan obat, mengingatkan pasien untuk pemeriksaan
ulang dahak sesuai dengan jadwal yang ditentukan, memberikan dorongan terhadap
pasien untuk berobat secara teratur hingga selesai, menasehati pasien agar tetap
mau menelan obat secara teratur hingga selesai. Tujuan dari penelitian ini
menggambarkan peran PMO dan keluarga dalam pengobatan penderita TB paru di
UP4 Pontianak tahun 2016 dan mengidentifikasi factor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan dan kegagalan pengobatan penderita TB paru tersebut. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa, masih kurangnya motivasi keluarga dan PMO
dengan latar belakang pendidikan yang kurang, kondisi lingkungan sekitar yang
kumuh dan kondisi sosial ekonomi atau pendapatan yang minim atau prasejahtera
akan melemahkan motivasi keluarga dan PMO terhadap kesembuhan dan
keberhasilan pengobatan pasien penderita TB paru yang tergambar dari ketidak
patuhan makan obat secara teratur sampai selesai program yang mengakibatkan
kegagalan pengobatan karena pasien menjadi kebal terhadap pengobatan dan
resikonya berakhir dengan kematian. Adapun faktor faktor yang sangat berperan
dalam motivasi keluarga dan PMO adalah faktor latar belakang keluarga dan PMO
seperti pendidikan, kondisi lingkungan tempat tinggal, dan kondisi sosial ekonomi
yaitu pekerjaan dan tingkat pendapatan.
B. LATAR BELAKANG
Pasien TB memerlukan pemantauan secara ketat dan rutin untuk melihat
reaksi terhadap pengobatan yang telah diberikan dan untuk mengetahui efek
samping dari obat. Oleh karena itu diperlukan kepatuahn yang tinggi dalam
pengobatan, maka diperlukan seorang Pengawasan Menelan Obat (PMO) untuk
memantau pengobatan dan mengingatkan pemeriksan yang perlu dilakukan. PMO
adalah seseorang yang bertugas mengawasi, memberikan dorongan dan
memastikan penderita TBC menelan obat anti TBC (OAT) secara teratur sampai
selesai.
Latar belakang diadakannya pengawasan minum obat pada pasien secara
rutin guna mengawasi pasien TBC paru yang melakukan pengobatan dirumah
mereka masing masing agar dapat terpantau secara teratur dan efisien dalam
menjalankan pengobatannya sampai selesai. Salah satu permasalahan dalam
penanggulangan TB adalah pengobatan yang tidak teratur dan kombinasi obat yang
tidak lengkap di masa lalu yang diduga telah menimbulkan kekebalan ganda kuman
TB terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT) atau Multi Drug Resistance (MDR). TB
bukan hanya masalah bagi penderita tetapi juga masalah bagi masyarakat khusus
nya keluarga. Kunci utama keberhasilan pengobatan TB adalah keyakinan bahwa
penderita TB meminum semua obatnya sesuai dengan yang ditetapkan dan tidak
lalai atau putus berobat. Hal tersebut bisa dipastikan bila ada orang yang
mengawasi atau memantau penderita TB pada saat minum obat. Sesuai dengan
nama strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) yang artinya
pemberian obat dilakukan secara jangka pendek di bawah pengawasan langsung
yaitu oleh seorang pengawas minum obat (PMO). Pada pasien yang dirawat di RS
yang bertindak sebagai PMO berasal dari petugas kesehatan. Pada pasien rawat
jalan, yang bertindak sebagai PMO bisa berasal keluarganya yang tinggal serumah
dengan penderita TB seperti: suami/istri, orang tua, anak, saudara dan lain-lain.
Apabila penderita TB tinggal sendirian, yang menjadi kader PMO dapat berasal dari
saudara, tetangga, ketua RT, TOMA dan TOGA.
G. SASARAN
Keluarga pasien (PMO) TBC hasil TCM positif yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Bantaran.
M. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kegiatan ini dibuat sebagai pedoman pelaksanaan
kegiatan Pengawas Menelan Obat (PMO) TBC Tahun 2023 di Puskesmas
Bantaran.