Pedomanpelayanan Gizi-3-103
Pedomanpelayanan Gizi-3-103
Pedomanpelayanan Gizi-3-103
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
14
15
Pelatihan PPI
Pelatihan BLS
Pelatihan K3
Pelatihan Tehnis
tentang gizi
Pelatihan Komunikasi
Efektif
Pelatihan PMKP
pelatihan gizi klinik
dan food service
Pelatihan Manajemen
dan Teknis Pelayanan
Gizi Rumah Sakit
(PGRS)
Seminar tentang
masalah gizi yang
update.
Pelatihan terapi
nutrisi.
Pelatihan Pelayanan
Prima
Pelatihan Patient
2. Koordinator 1 DIII Gizi Safety
Administrasi Pelatihan PPI
Pelatihan BLS
Pelatihan K3
Pelatihan Tehnis
tentang gizi
Pelatihan Komunikasi
Efektif
Pelatihan Manajemen
dan Teknis Pelayanan
Gizi Rumah Sakit
(PGRS)
Seminar tentang
masalah gizi yang
update.
Pelatihan terapi
3. Koordinator 1 DIII Gizi nutrisi.
Pelayanan Gizi Pelatihan Pelayanan
Prima
Pelatihan Patient
Safety
Pelatihan PPI
Pelatihan BLS
Pelatihan K3
Pelatihan Tehnis
tentang gizi
Pelatihan Komunikasi
Efektif
Pelatihan Manajemen
dan Teknis Pelayanan
Gizi Rumah Sakit
(PGRS)
Seminar tentang
masalah gizi yang
update.
Pelatihan terapi
nutrisi.
Pelatihan Pelayanan
Prima
Koordinator Pelatihan Patient
4. penyelengaraan 1 DIII Gizi Safety
makanan Pelatihan PPI
Pelatihan BLS
Pelatihan K3
Pelatihan Tehnis
tentang gizi
Pelatihan Komunikasi
Efektif
Pelatihan Manajemen
dan Teknis Pelayanan
Gizi Rumah Sakit
(PGRS)
Seminar tentang
masalah gizi yang
update.
Pelatihan terapi
Koordinator nutrisi.
5. 1 DIII Gizi Pelatihan Pelayanan
Litbang
Prima
Pelatihan Patient
Safety
Pelatihan PPI
Pelatihan BLS
Pelatihan K3
Pelatihan Tehnis
tentang gizi
Pelatihan Komunikasi
Efektif
Pelatihan Pelayanan
Prima
Pelatihan Patient
Safety
5. 10 SMK Tata Pelatihan PPI
Juru Masak
Boga Pelatihan BLS
Pelatihan K3
Pelatihan Tehnis
tentang gizi
Pelatihan Pelayanan
Prima
Pelatihan Patient
Safety
Pelatihan PPI
6. 13
Pramusaji SMK Tata Pelatihan BLS
Boga Pelatihan K3
Pelatihan Tehnis
tentang gizi
3.1 DENAH
Penerimaan Bahan
Tempat
19
20
g. Ruang Pengawas
Ruang pengawas terletak di dekat ruang pengolahan
sehingga memudahkan pengawas mutu makanan untuk
mengawasi proses penyelenggaraan makanan pasien.
Jumlah
No Nama Fasilitas Keterangan
Standar
Jumlah
No Nama Fasilitas Keterangan
Standar
1 Papan pengumuman 2
3 Kursi kerja 16
4 Meja kerja 15
5 Almari arsip 1
6 Kabinet besi 3
7 Meja computer 3
10 Amplop Tanggung 2
16 Buku Ekspedisi 6
19 Buku Skrip 24
22 Clip board 12
23 Cutter besar 3
24 Cutter kecil 3
28 Dokumen keeper 24
29 Flashdisk 8 GB 1
30 Gunting besar 3
34 dispenser 3
35 Kertas HVS A4 70 gr 24
39 Label Besar 1
40 Label Kecil 1
46 Mika transparan 50
47 Ordner Besar 12
48 Ordner kecil 6
49 Penggaris 12
50 Pena berdiri 12
51 Pensil 2B 36
52 Punch besar 1
53 Punch kecil 3
54 Remover 3
56 Snellhelter kertas 36
59 Spidol permanent 36
hitam
60 Spidol Whiteboard 12
hitam
61 Stabillo 12
62 Staples besar 1
63 Staples kecil 6
64 Stip pensil 12
65 Stipo kertas 24
66 Stopmap kertas 36
67 Sys box 24
68 Tape dispenser 3
74 Tinta stempel 3
75 Trigonal clip No 01 6
76 Trigonal clip No 03 6
77 Kalkulator 3
4) Peralatan Elektronik
1 Komputer 4 Baik
2 Printer FC 2 Baik
3 Komputer billing 1 Baik
4 Printer barcode 1 Baik
5 AC 1 pk 2 Baik
6 Freezer besar 1 Baik
7 Chiller 1 pintu 1 Baik
8 Chiller 3 pintu 1 Baik
9 Kulkas 1 Baik
5) Peralatan Khusus
29
30
4.2.3 TATALAKSANA
a. Waktu : kegiatan asuhan gizi di ruang rawat inap
dilakukan sesuai jadual yaitu setiap hari Senin s/d
Sabtu. Kegiatan asuhan gizi dimulai jam 09.00 WIB
sampai selesai.
b. Tempat : ruang rawat inap
c. Pelaksana : ahli gizi
d. Cara melaksanakan : asuhan gizi yang
mencakup kegiatan pengkajian data, perencanaan
pemberian diet sesuai dengan penyakit dan kondisi
pasien, dan melakukan konsultasi gizi. Ahli gizi juga
memberikan edukasi tentang diet yang akan dijalankan
selama di rawat di ruang rawat inap serta rumah sakit
tidak menyediakan tempat untuk penyimpanan
makanan yang dibawa oleh keluarga pasien /
pengunjung dan edukasi bahwa pasien dan
keluarganya tidak boleh menyimpan makanan untuk
mencegah resiko kontaminasi dan pembusukan.
e. Evaluasi/monitoring : dilakukan setiap 3 (tiga) hari
pada pasien yang memerlukan terapi diet di setiap
ruang rawat inap, kecuali pasien deabetes melitus (DM)
dan Demam Berdarah Dengue (DBD) di monitor setiap
hari.
f. Asuhan gizi pada pasien covid-19
1. Kondisi APD Terbatas : Nutrisionis mengandalkan
pada tim medis (dokter/perawat) untuk data yang di
butuhkan terkait pengkajian gizi (data skunder).
2. Cara alternative lain : menghubungi pasien atau
keluarga pasien, kunjungan secara tidak langsung
melalui video call/ intercom/ telpon/ WA.
3. Nutrisionis wajib : mengunjungi pasien
mengidentifikasi, medokumentasi data asesmen
4.2.4 SASARAN
a) Pasien
b) Keluarga pasien
Gambar 4.2
PROSES PELAYANAN GIZI RAWAT INAP
di RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGANJUK
2. Antropometri
Antropometri merupakan pengukuran fisik pada
individu. Antropometri dapat dilakukan dengan berbagai
cara, antara lain :
1) Pengukuran tinggi badan (TB)
2) Berat badan (BB)
3) Panjang badan (PB)
4) Tinggi lutut (TL) apabila dalam kondisi tinggi
badan tidak dapat diukur
5) Lingkar lengan atas (LILA)
6) Tebal lipatan kulit (skinfold)
7) Lingkar kepala
8) Lingkar dada
9) Lingkar pinggang
10) Lingkar pinggul
Penilaian status gizi dilakukan dengan
membandingkan beberapa ukuran tersebut diatas,
misalnya Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu rasio BB
menurut TB.
Parameter antropometri yang penting untuk
melakukan evaluasi status gizi pada bayi, anak, dan
remaja adalah pertumbuhan. Pertumbuhan ini dapat
diukur melalui pengukuran antropometri yaitu berat
badan, panjang badan, lingkar kepala, dan lainnya yang
kemudian dibandingkan dengan standar.
3. Biokimia
Data biokimia merupakan hasil pemeriksaan
laboratorium, pemeriksaan yang berkaitan dengan
status gizi, status metabolik dan gambaran fungsi organ
7. Diagnosis Gizi
Diagnosis gizi merupakan langkah mencari pola dan
hubungan antara data yang terkumpul dan
kemungkinan penyebabnya. Kemudian memilih
masalah gizi yang spesifik dan menentukan masalah gizi
secara singkat dan jelas menggunakan terminologi
sesuai dengan standar rumah sakit. Pernyataan
diagnosis gizi menggunakan PES. Diagnosis gizi
dikelompokkan menjadi tiga domain yaitu NI (domain
intake), NC (domain klinis), dan NB (domain
perilaku/lingkungan).
8. Intervensi Gizi
a. Perencanaan Intervensi
Intervensi gizi dibuat merujuk pada diagnosis
giziyang ditegakkan. Menetapkan tujuan dan
prioritas intervensi berdasarkan masalah gizinya,
penyebab, gejala dan tanda, kemudian tentukan pula
jadwal frekuensi asuhan. Perencanaan intervensi
meliputi, penetapan tujuan intervensi dan preskripsi
diet. Preskripsi diet secara singkat menggambarkan
rekomendasi jenis, bentuk diet dan kebutuhan gizi.
b. Implementasi Intervensi
Bagian kegiatan intervensi gizi dimana dietitian
melaksanakan dan mengkomunikasikan rencana
asuhan kepada pasien dan tenaga kesehatan lain
yang terkait. Suatu intervensi gizi harus
menggambarkan dengan jelas mengenai kebutuhan
energi dan zat gizi, jenis diet, modifikasi diet, jadwal
pemberian diet, dan jalur makanan atau pemberian
makan. Dalam kegiatan ini, dilakukan juga
pengumpulan data kembali, agar dapat
9. Monitoring Evaluasi
1. Monitor
Monitoring dan Evaluasi dilakukan 3 hari sekali
kecuali pasien deabetes melitus (DM) dan Demam
Berdarah Dengue (DBD) dimonitor setiap hari.
Ahli gizi memonitor parameter status gizi yang akan
mengalami perubahan akibat implementasi dari
intervensi medik maupun gizi yang dikerjakan.
Monitor data-data berikut :
1) Parameter gizi: pengetahuan gizi, intake, status
gizi.
2) Parameter klinik dan penyakit : nilai
laboratorium, tekanan darah, berat badan,
keluhan dan gejala, status klinik pasien, infeksi,
komplikasi, dll.
2. Evaluasi
Ahli gizi membandingkan parameter-parameter yang
dimonitor sebelum dan sesudah intervensi gizi atau
dengan nilai standar yang direkomendasikan.
Evaluasi intervensi yang dikerjakan sudah mencapai
sasaran atau belum, serta lakukan modifikasi atau
perubahan dari rencana intervensi gizi bila
diperlukan.
3. Pencatatan (Dokumentasi)
Setelah melakukan asuhan gizi di ruang rawat inap,
ahli gizi mendokumentasikan pada lembar Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) dengan
format ADIME dan Lembar Asuhan Gizi Pasien Rawat
Inap (RM. 6 J) pada pasien yang berisiko malnutrisi.
10. Koordinasi Pelayanan
Koordinasi atau komunikasi antar disiplin ilmu
sangat diperlukan untuk memberikan asuhan yang
B. Perencanaan Menu
Perencanaan menu adalah suatu kegiatan penyusunan
menu yang akan diolah untuk memenuhi selera
konsumen/pasien, dan kebutuhan zat gizi yang memenuhi
prinsip gizi seimbang. Kegiatan ini bertujuan agar tersedia
siklus menu sesuai klasifikasi pelayanan yang ada di rumah
sakit
Agar kegiatan penyusunan menu dapat berjalan
dengan baik, diperlukan syarat sebagi berikut :
Peraturan pemberian makanan rumah sakit
Standar porsi dan standar resep
Standar bumbu
Langkah Perencanaan Menu :
1) Membentuk tim kerja untuk menyusun menu yang terdiri
dari Kepala Instalasi gizi, koordinator MSPM, ahli gizi, dan
juru masak.
2) Mengumpulkan tanggapan/keluhan konsumen mengenai
menu dengan cara menyebarkan kuesioner.
3) Membuat rincian macam dan jumlah konsumen yang
akan dilayani
4) Mengumpulkan data peralatan dan perlengkapan dapur
yang tersedia
5) Menyesuaikan penyusunan menu dengan macam dan
jumlah tenaga
6) Memperhatikan kebiasaan makan daerah setempat,
musim, iklim dan pasar
7) Menetapkan siklus menu yang akan dipakai
antara 19-21○ C
j) Pembersihan ruangan secara periodik setiap hari.
k) Penyemprotan ruangan dengan insektisida
dilakukan secara periodik, yaitu 2 bulan sekali
berkoordinasi dengan Instalasi Sanitasi Rumah
Sakit. Semua lubang yang ada di gudang harus
berkasa, serta bila terjadi pengerusakan oleh
binatang pengerat, harus segera diperbaiki.
TABEL
SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN BAHAN
MAKANAN MENTAH / SEGAR
I. Distribusi Makanan
Pendistribusian makanan adalah serangkaian kegiatan
penyaluran makanan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis
makanan konsumen yang dilayani (makanan biasa maupun
makanan khusus), yang bertujuan agar konsumen mendapat
makanan sesuai diet dan ketentuan yang berlaku
- Pendistribusian makanan di Rumah Sakit Daerah Nganjuk
dilaksanakan dengan menggunakanan sistem
Sentralisasi, atau dipusatkan, yaitu makanan diporsi dan
disajikan kedalam alat makan di ruang produksi. Tehnik
penyajian makanan meliputi :
- Klas VIP (Alamanda) tehnik penyajian ditutup dengan
plastik wrapping.
- Klas Utama + klas I tehnik penyajian ditutup dengan
penutup plato.
- Klas III tehnik penyajian disajikan di luch box
- Distribusi dan penyajian makan pasien dilakukan oleh
petugas Instalasi Gizi menggunakan kereta makan
J. Sample Makanan
Tata cara penyimpanan beberapa jenis makanan pasien
sebagai bukti bahwa makanan aman untuk dikonsumsi, hal
ini dipakai barang bukti bila terjadi keracunan makanan
/kejadian yang yang berkaitan makanan pasien. Tujuan
kegiatan ini untuk menunjukkan bahwa makanan yang
disajikan ke pasien aman dikonsumsi.
Prosedur:
1. Persiapan
2. Pengawas mutu mempersiapkan wadah dalam keadaan
bersih sesuai dengan jumlah menu makan pasien yang
dimasak ( makan pagi, makan siang, makan sore )
3. Penyimpanan sampel makanan pasien dilakukan oleh
pengawas mutu setelah proses pemasakan.
L. Sisa Makanan
Sisa Makanan adalah prosentase makanan yang dapat
dihabiskan dari satu atau lebih waktu makan.
Cara melaksanakan kegiatan:
1) Prosedur
a. Kegiatan ini bekerjasama dengan pramusaji.
b. Hasil pengamatan sisa makan pasien ditulispada form
yang telah disediakan (form survey makanan pasien).
c. Sisa makan pasien direkap oleh ahli gizi ruang rawat
dengan cara menghitung audit skor sisa makan
pasien. Hasil rata-rata sisa makan pasien
dikelompokkan dalam klasifikasi tingkat konsumsi :
Baik : Waste <20%
- ¾ P dikalikan 1
- ½ P dikalikan 2
- ¼ P dikalikan 3
- 0 P dikalikan 4
7) Formula/ cara :
Total nilai X 100 %
Jumlah jenis menu x 4
2. Prasarana
a. Penyuluhan Individu
Kegiatan penyuluhan individu dilaksanakan di:
1) Ruang Rawat Inap (Alamanda, Sedudo, Wijaya
Kusuma, Sedap Malam, Puspa Indah, Bougenvile,
Dahlia, Anggrek, Soka, Kemuning, Teratai, Nusa
Indah, ICU, Camelia, Haemodialisa)
2) Instalasi Gizi
b. Penyuluhan Kelompok
Kegiatan penyuluhan kelompok dilaksanakan di :
1) Ruang Rawat Inap (Alamanda, Sedudo, Wijaya
Kusuma, Sedap Malam, Puspa Indah, Bougenvile,
Dahlia, Anggrek, Soka, Kemuning, Teratai, Nusa
Indah, ICU, Camelia, Haemodialisa)
2) Instalasi Gizi
c. Demonstrasi (Peragaan)
Kegiatan demonstrasi (peragaan) dilaksanakan di:
1) Instalasi Gizi (Ruang Persiapan, Ruang Produksi,
Ruang Distribusi)
2) Rawat Inap (Alamanda, Sedudo, Wijaya Kusuma,
Sedap Malam, Puspa Indah, Bougenvile, Dahlia,
Anggrek, Soka, Kemuning, Teratai, Nusa Indah,
ICU, Camelia, Hemodialisa)
3. Metode
Metode penyuluhan dilaksanakan dengan cara:
a. Ceramah dan tanya jawab
b. Demonstrasi/peragaan
c. Media Massa
d. Pembagian leaflet
e. Penyuluhan individu/konseling
f. Penyuluhan kelompok melalui elektronik (power point)
4. Materi
a. IRNA DAHLIA (Ilmu Penyakit Dalam)
Diet Diabetes Melitus, Diet Rendah Garam, Diet
Rendah Purin, Diet Rendah Protein, Diet Lambung,
Diet Jantung, Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein, Diet
Rendah Lemak, Diet Rendah Kolesterol, Diet
dislipidemia, dan lainnnya.
b. IRNA BOUGENVILE (Bedah)
Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein, Makanan Pasca
Bedah, Makanan Anak Sehat, Makanan Bayi Sehat,
Diet Tinggi Serat, Diet Rendah Sisa, Diet Rendah
Lemak, Pedoman Menu Gizi Seimbang, dan lainnya.
c. IRNA KEMUNING (Obstetri dan Gynecologi)
Makanan Ibu Menyusui, Makanan Bayi Sehat,
Makanan Pasca Bedah, Pedoman Umum Gizi
Seimbang, Diet Untuk Penderita Kanker, Diet Tinggi
Kalori Tinggi Protein, dan lainnya.
d. IRNA ANGGREK (Ilmu Kesehatan Anak)
Makanan Bayi Sehat, Makanan Anak Sehat, Diet
Lambung, Diet Jantung, Diet Alergi, Diet Rendah
Garam, Diet Rendah Protein, Pedoman Umum Gizi
Seimbang, dan lainnya.
e. IRNA CAMELIA (Jantung)
67
68
24 Gelas agar-agar
25 Plastik es batu
26 Plastik Klip
27 Selotip
6.1 PENGERTIAN
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah
suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih
aman. Sistem tersebut meliputi assesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melaksanakan tindakan
yang seharusnya dilakukan.
6.2 TUJUAN
Tujuan patient safety adalah:
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien
dan masyarakat
3. Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di rumah
sakit
4. Terlaksananya program–program pencegahan sehingga
tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan
71
72
2. TUJUAN
a. Melindungi konsumen pasien dari produksi makanan yang
tidak aman dan tidak memenuhi syarat
b. Memberikan jaminan kepada konsumen / pasien bahwa
makanan yang diproduksi sudah aman dan layak untuk
dikonsumsi
c. Mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan
konsumen / pasien terhadap makanan yang disajikan
3. PENERAPAN
Upaya yang dilakukan dalam menjamin keamanan
makanan merupakan prosedur yang bersifat antisipasi dan
preventif, dan dilakukan mulai dari pemilihan bahan makanan
sampai penyajian makanan ke konsumen pasien.
Pelaksanaan sanitasi makanan yang dilaksanakan dalam
penyelenggaraan makanan :
a. Pemilihan Bahan Makanan
Tindakan preventif yang dilakukan, dimulai dari
penetapan kualitas bahan makanan, yang dituangkan
c. Pengolahan Makanan
Pengolahan makanan yang dilakukan sesuai dengan
kaidah prinsip produksi makanan yang baik, yaitu :
Tempat pengolahan makanan harus memenuhi
persyaratan
a) Hygiene sanitasi untuk mencegah risiko
pencemaran terhadap makanan dan dapat
mencegah masuknya lalat, kecoa, tikus dan hewan
lainnya.
b) Memperhatikan suhu dan waktu pengolahan
karena setiap bahan makanan mempunyai waktu
kematangan yang berbeda.
e. Pengangkutan Makanan
Pengangkutan bahan makanan menggunakan troly
terbuka sedangkan makanan untuk pasien menggunakan
troly tertutup dan khusus sesuai dengan kapasitaas alat
makan dan jumlah pasien masing – masing ruangan. Semua
troly yang digunakan memakai bahan Stainless Steel.
f. Penyimpanan Makanan Sementara
Buah dan extra snack untuk pasien Diabetes Melitus
agar tetap terjaga kesegarannya, disediakan showcase/
lemari pendingin dengan suhu yang telah ditentukan.
g. Penyajian Makanan
82
83
7.1 PENGERTIAN
Keselamatan kerja adalah segala upaya yang dilakukan
untuk mengurangi terjadinya kecelakaan, kerusakan, dan
segala bentuk kerugian baik terhadap manusia, maupun
yang berhubungan dengan peralatan, obyek kerja, tempat
kerja, dan lingkungan kerja secara langsung maupun tidak
langsung.
7.2 TUJUAN
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
3. Mencegah, dan mengurangi bahaya ledakan
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada
waktu kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan
6. Memberi perlindungan pada pekerja
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar
luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan
getaran
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat
kerja baik fisik, keracunan, infeksi dan penularan
9. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
a. Mutu
Ukuran, derajat, taraf tentang baik buruknya suatu produk
barang atau jasa (Bustami, 2011)
c. Indikator
Indikator adalah ukuran atau cara mengukur sehingga
menunjukkan suatu indikasi. Indikator merupakan suatu
variabel yang digunakan untuk bisa melihat perubahan.
Indikator yang baik adalah yang sensitif tapi juga spesifik.
d. Kriteria
Kriteria adalah spesifikasi dari indikator.
e. Standar
- Tingkat performance atau keadaan yang dapat diterima oleh
seseorang yang berwenang dalam situasi tersebut, atau oleh
mereka yang bertanggung jawab untuk mempertahankan
tingkat performance atau kondisi tersebut.
- Suatu norma atau persetujuan mengenai keadaan atau
prestasi yang sangat baik.
87
88
Ditetapkan di Nganjuk,
Pada tanggal, 06 Januari 2022
DIREKTUR
RUMAH SAKIT DAERAH NGANJUK
95
1