WSBMMM
WSBMMM
WSBMMM
OLEH:
Kelompok 5
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan.......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Kesimpulan................................................................................................................12
B. Saran...........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA 15
LAMPIRAN 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan industri pariwisata yang merupakan peluang yang sangat besar bagi
pertumbuhan ekonomi nasional maupun regional yang berdampak kepada meningkatnya
pendapatan asli daerah. Pemerintah sebagai yang memfasilitasi dan mempunyai fungsi
yang strategis dalam mewujudkan upaya-upaya yang mengarah kepada perkembangan
industri wisata melalui kepemimpinan institusinya dalam hal perencanaan, pembangunan,
pengeluaran kebijakan pariwisata, serta penegakan peraturan, sehingga pariwisata daerah
mendapatkan perhatian lebih mendalam. Terkhususnya aset-aset wisata yang memiliki
potensi yang bukan hanya bernilai historis akan tetapi memiliki aset lain dimana aset wisata
yang bernilai ekonomis juga.
Terdapat beberapa pengertian pariwisata yang telah dirumuskan oleh para ahli
dibidangnya. Diantaranya adalah: “Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan
untuk sementara waktu, dari suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, dari
suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud tujuan bukan berusaha (business) atau mencari
nafkah ditempat yang ia kunjungi, tetapi semata-mata sebagai konsumen menikmati
perjalanan tersebut untuk memenuhi keinginan yang bermacam-macam” (Yoeti, 1997:63).
Adalah sebuah kewajiban bagi seluruh masyarakat Indonesia dalam upaya mengelola
dan menjaga wilayah perairan laut yang dimiliki. Potensi bisnis wisata bahari yang baik
dengan pengembangan optimal dapat berimplikasi terhadap pertumbuhan devisa Indonesia
dari sektor pariwisata. Negara Indonesia sudah semestinya menatap ekonomi maritim,
sebab apabila ditelaah, perekonomian yang ada di darat sudah semakin pelik. Peningkatan
ekonomi maritim tentu akan membawa Indonesia menjadi bangsa bahari yang sejahtera dan
berwibawa serta menjadi salah satu pilar yang kemudian akan mewujudkan Indonesia
sebagai poros maritim dunia.
Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang
mempunyai banyak sekali tempat-tempat pariwisata yang sangat bagus dan tidak kalah
menariknya dari provinsi yang lain. Makassar sebagai salah satu kota di Sulawesi Selatan
1
yang memiliki prospek selanjutnya yang dapat menjanjikan, dan Kota Makassar pun
memiliki beberapa potensi wisata yang dapat dikembangkan salah satunya yaitu Pantai Biru
yang berada di Kelurahan Barombong, Kec. Tamalate, Makassar, Sulawesi Selatan yang
hingga sampai saat ini masih dalam tahapan pengembangan. Pantai Biru awalnya adalah
Pantai Tanjung Merdeka namun lama kelamaan terpisah membentuk beberapa pantai yang
juga pengelolanya berbeda beda. Pantai Biru ini Dinamakan Pantai Biru, karena pantai ini
memiliki warna gazebo dominan biru terang.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi pariwisata Pantai Biru?
2. Bagaimana pengaruh pariwisata terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat
Pantai Biru?
3. Apa masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat Pantai Biru?
4. Apa solusi yang telah dilakukan untuk memberdayakan ekonomi masyarakat Pantai
Biru?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kondisi pariwisata Pantai Biru.
2. Untuk mengetahui pengaruh pariwitasa terhadap pemberdayaan ekonomi
masyarakat Pantai Biru.
3. Untuk mengetahui masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat Pantai Biru
4. Untuk mengetahui solusi yang telah dilakukan untuk memberdayakan ekonomi
masyarakat Pantai Biru.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kondisi Pantai Biru
Pantai Biru awalnya merupakan pantai tanjung merdeka sebelum ada pantai lain,
pantai ini sudah berdiri sejak 3 tahun. Pantai Biru dikelola masyarakat setempat dan di bina
oleh pemerintah dinas pariswisata. Pantai Biru yang berada di Jalan Metro Tanjung Bunga,
Kecamatan Tamalate ini dikelola oleh masyarakat sekitar dan pendapatnnya hanya untuk
mencukupi kebutuhan sehari-hari dari masyarakat itu sendiri. Mayoritas masyarakat
setempat bekerja sebagai buruh dan petani, sebagian juga bekerja sebagai nelayan.
Pantai Biru terletak tidak jauh dari pusat Kota Makassar. Tepatnya di kawasan Jalan
Metro Tanjung Bunga Makassar, Kecamatan Tamalate. Posisi Pantai Biru berada di depan
Mall GTC Makassar. Untuk sampai ke Pantai Biru Makassar wisatawan dapat
menggunakan motor ataupun mobil. Dari Pantai Losari jarak Pantai Biru hanya 5,8 km dan
dapat ditempuh dalam 11 menitan. Cukup mengambil jalan ke arah Metro Tanjung Bunga,
pantai ini tidak sulit ditemukan karena berada di pinggir jalan. Sementara dari pusat Kota
Makassar, berjarak sekitar 20 km. Waktu tempuh yang dibutuhkan hanya 40-50 menit
dengan mengambil perjalanan ke arah Pantai Losari. Posisi Pantai Biru Makassar tidak jauh
dari Tanjung Bayang, hanya berjarak 3 kilometer. Sehingga wisatawan yang sedang
berwisata di Tanjung Bayang dan penasaran dengan keindahan Pantai Biru dapat
melakukan perjalanan tambahan selama 7 menit. Pantai Biru juga berlokasi dekat dengan
Pantai Akkarena, hanya berjarak 1,4 kilometer. Wisatawan dari Akkarena hanya
memerlukan waktu sekitar 4 menit untuk tiba di Pantai Biru Makassar. Jarak yang
berdekatan dengan wisata lainnya membuat wisatawan memiliki banyak pilihan untuk
berlibur. Setiap pantai tersebut juga memiliki keindahan yang khas serta fasilitas yang tidak
kalah lengkap.
Biaya Masuk dan Fasilitas Pantai Biru Makassar bagi wisatawan yang ingin
memasuki ke kawasan wisata Pantai Biru Makassar tidak perlu menguras isi dompet.
Karena harga tiket masuk yang dipatok cukup murah, hanya Rp 10.000 per orang.
Sementara untuk biaya parkir kendaraan motor hanya Rp 5.000 dan mobil Rp 10.000 per
unit. Selain itu, tersedia pula beberapa kursi pantai. Ada beberapa kursi dilengkapi dengan
3
payung ada pula yang tidak. Pengunjung dapat menggunakan kursi tanpa payung untuk
berjemur dan menikmati terpaan sinar matahari Pantai Biru Selain itu, toilet pada kawasan
Pantai Biru dapat digunakan pengunjung dengan bertarif sesuai keperluan pengunjung.
Uniknya, pengunjung dapat membawa peralatan camping untuk dipasang saat berwisata ke
Pantai Biru. Pengunjung dapat menikmati pantai seolah-olah sedang camping di pesisir
pulau. Sayangnya, Pantai Biru Makassar belum menyediakan pondok-pondok penginapan
yang dapat digunakan wisatawan, seperti yang tersedia di Pantai Tanjung Bayang.
Wisatawan yang ingin bermalam di sekitar pantai dapat menggunakan tenda camping atau
mendatangi vila biru yang berada tidak jauh dari Pantai Biru. Namun vila tersebut bukan
merupakan pengelolaan masyarakat sekitar. Disepanjang pantai juga terdapat warung-
warung makan kecil yang disediakan oleh masyarakat. Fasilitas lainnya yang tersedia di
Pantai Biru Makassar adalah sejumlah gazebo di area pantai. Gazebo ini bisa digunakan
pengunjung untuk beristirahat. Untuk tarif dari gazebo yakni:
Senin – jumat dengan harga Rp. 100.000 / sepuasnya.
Sabtu/minggu dengan harga Rp. 100.000 / 3 jam.
Selain menjadi tempat tujuan wisata, Pantai Biru juga dapat dijadikan sebagai
tempat menggelar acara pernikahan. Pesta pernikahan dengan tema outdoor di tepian pantai
menjadi sesuatu hal berbeda. Pantai Biru menjadi tempat pertama yang menyediakan jasa
tempat pernikahan di tepian pantai di Kota Makassar.
Pengelola Pantai Biru Makassar juga telah menyediakan dekorasi khusus untuk
menyelenggarakan pernikahan di tepian pantai. Tentunya akan sangat berbeda dengan
dekorasi pernikahan pada umumnya di dalam gedung. Selain itu juga disediakan hidangan
pernikahan yang cocok dengan tema pernikahan di pantai. Meski begitu, pasangan yang
ingin melakukan pernikahan di Pantai Biru Makassar juga bisa menyediakan katering
sendiri jika menginginkannya.
B. Pengaruh Pariwisata dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pantai Biru
Pariwisata dalam meningkatkan pendapatan devisa, menciptakan lapangan kerja,
merangsang pertumbuhan industri pariwisata, oleh karena itu dapat memicu pertumbuhan
ekonomi. Sektor pariwisata memberikan keuntungan ekonomis, keuntingan ekonomis ini
membawa pengaruh pada pendapatan dan kesejahtraan masyarakat sekitar. Menurut
4
Undang-undang No 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai
macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Tujuan Pariwisata adalah
menjaga kelestarian alam dan lingkungan serta mampu memberikan nilai ekonomis bagi
masyarakat sekitar sebagaimana tujuan pariwisata menurut Undang-undang No 12 Tahun
2005 tentang pariwisata adalah memperluas dan meratakan kesempatan berusaha dan
lapangan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, dan mendorong ndayagunaan produksi nasional.
Sehingga dalam proses pemberdayaan ekonomi, dapat terwujud kesejahteraan masyarakat.
Sektor pariwisata di Pantai Biru tergolong potensial untuk dikembangkan lebih
maju lagi. Pengembangan wisata Pantai Biru diusahakan sendiri oleh masyarakat, namun
pengembangannya tidak terkelola dengan optimal, sehingga menimbulkan berbagai
masalah, baik itu masalah keuangan, ekonomi, maupun lingkungan. Maka dari itu
pemerintah setempat kemudian ikut serta dalam mengawasi dan membina masyarakat
dalam pengelolaan wisata yang dilakukan oleh masyarakat. Pembinaan yang dilakukan
pemerintah Kota Makassar adalat melalui pemberdayaan ekonomi, pembinaan pengelolaan
pantai, dan fasilitas kebersihan. Hal tersebut dilakukan untuk membantu masyarakat
sehingga memberi pengaruh yang positif terhdap perekonomian masyarakat sekitar dan
lingkungan tetap terjaga dengan baik.
Pemerintah melakukan pemberdayaan masyarakat untuk bersama mengembangkan
pariwisata yang ada di daerah Pantai Biru, dan diterima baik oleh masyarakat. Kegiatan
yang dilakukan masyarakat setempat di pagi hari adalah membersihkan area pantai. Pihak
yang mengkoodinir Pantai Biru tersebut yaitu Bapak Jamal selaku ketua ketua RT di
Pantai Biru. Wisatawan di Pantai Biru biasanya lebih banyak berkunjung pada saat hari
libur seperti hari, sabtu, minggu dan hari libur nasional.
Terdapat 40 kepala keluarga yang tinggal dan mengelola area Pantai Biru, hampir
80 % hingga 90 % masyarakat di Pantai Biru mendapatkan penghasilan yang berasal dari
hasil pariwisata di pantai tersebut, dan sisanya ada yang masih bekerja sebagai petani, ada
juga masyarakat yang bekerja menjadi kuli bangunan sebagai pekerjaan sampingan.
sebagian masyarakat yang memiliki perahu tetap mencari ikan untuk di konsumsi pribadi
5
saja tidak untuk di pasarkan kembali. Dengan koordinasi yang baik yang dilakukan oleh
Bapak Jamal kepada masyarakatnya, membuat masyarakat setempat sadar dan paham
bahwa Pantai Biru ini memiliki potensi yang baik untuk dijadikan sebagai salah satu objek
wisata di kota makassar.
1. Pengaruh pariwisata pantai terhadap kesejahteraan masyarakat
Berdasarkan hasil pengamatan dan data yang ada, menunjukkan bahwa
pariwisata berpengaruh langsung terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar. Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian Hiariey (2013) bahwa kawasan pariwisata terhadap
kesejahteraan sebesar 75,38%. Berikut keadaan pantai temajuk sambas Pantai sejuk,
Pantai Biru memang berbeda dari pantai lainnya. Perbedaannya terletak dari suasana
yang dijual. Pantai ini memiliki nuansa biru yang mana seluruh gazebo di cat dengan
warna biru, sehingga pantai ini terlihat berbeda dengan pantai-pantai disekitarnya.
Fasilitas MCK dan air tawar, Fasilitas ini standar dengan kondisi air tawar. Untuk
mandi / bilas akan dikenakan biaya Rp. 2.000 dan untuk penggunaan toilet akan
dikenakan biaya Rp. 1.000. Kebersihan, Pantai Biru masih tergolong bersih karena
adanya kesadaran masyarakat sekitar dalam mengelola kebersihan pantai. Kegiatan
kebersihan ini dilakukan rutin setiap minggunya oleh masayarakat secara gotong
royong. Keindahan alam, Pantai Temajuk sambas merupakan pantai yang berpasir
hitam; memiliki ombak cenderung tunak, bersih dan sangat diidamkan bagi
pengunjung untuk sekedar berenang dan berendam di Pantai. Keramahan penduduk
lokal, Tak diragukan lagi interaksi dengan warga lokal merupakan nilai plus dari pantai
ini. Semua pelaku usaha yang ada di Pantai Biru adalah warga lokal yang
memanfaatkan pariwisata sebagai pendapatan tambahan. Akses menuju Pantai
Temajuk sambas hanya melalui 1 jalur yaitu jalur air utama sehingga akan kesulitan
masuk kelokasi wisata Jauhnya akses menuju objek wisata apalagi jika ditempuh
dengan kapal kecil saja, Tidak adanya penunjuk jalan ke pantai tersebut.
Peranan pariwisata dalam pembangunan secara makro meliputi tiga segi yakni
segi ekonomis (sumber devisa, pajak-pajak), segi sosial (penciptaan lapangan kerja),
dan segi kebudayaan (memperkenalkan kebudayaan kepada para wisatawan). Ketiga
segi tersebut tidak saja berlaku bagi wisatawan asing, tetapi juga untuk wisatawan-
6
wisatawan domestik yang kian meningkat peranannya, oleh karena itu, perlu nya
pengelolaan secara maksimal terhadap kawasan pariwisata.
2. Pengaruh pemberdayaan ekonomi terhadap kesejahteraan masyarakat.
7
kesetimpangan ekonomi bagi golongan masyarakat tertentu. contoh dari
kekompakan mereka yakni masyarakat dapat menyeragamkan warna cat gazebo
yang ada di sekitar pantai.
Sebagai sumber penghasilan bagi masyarakat sekitar Pantai Biru
Wisata pantai merupakan salah satu opsi untuk mendapatkan penghasilan bagi
masyarakat disekitar Pantai Biru ini.
2. W (Weaknes)
Belum adanya sistem pemasaran yang baik. pengelola dari Pantai Biru ini
belum memiliki marketing yang baik dan bahkan tidak adanya promosi yang
dilakukan oleh pihak pengelola. sistem promosi yang ada di Pantai Biru
menggunakan sistem word of mouth marketing.
3. O (Opportunity)
Dukungan dari pemerintah. Pe
merintah setempat memberikan perhatian yang cukup baik di Pantai Biru ini,
seperti dengan memberikan subsidi berupa pengadaan tempat sampah di sekitar
Pantai Biru, pos penjaga, dan juga terdapat toilet. Pemerintah dapat lebih
memberikan perhatian lebih berupa untuk kepentingan pengembangan pantai.
4. T (Threats)
Akses/jalan yang rusak
Jalan yang rusak dapat menyebabkan terhambatnya mobilitas pengunjung
dan juga dapat menyebabkan kurangnya minat pengunjung dikarenakan jalan
rusak tersebut
banyaknya kompetitor di sekitar laut Makassar
Banyaknya kompetitor di sekitar laut Makassar dapat menyebabkan
Pantai Biru kurang diminati disebabkan kompetitor yang semakin kompetitif.
Hal ini dapat ditunjukkan oleh Pantai Bosowa yang saat ini mengalami
pelonjakan pengunjung dikarenakan pengelolaan pantai yang lebih baik.
2. Analisis Eksternal
a. PESTLE. Analisis PESTLE merupakan analisis yang digunakan untuk mencari
8
fakta yang lebih
Politik
Pemerintah adalah sebagai pihak yang mempunyai otoritas dalam
peraturan, penyediaan, dan peruntukan berbagai infrastruktur yang terkait
dengan kebutuhan pariwisata.Tidak hanya itu, pemerintah juga
bertanggungjawab dalam menentukan arah yang dituju perjalanan
pariwisata. Kebijakan makro yang ditempuh pemerintah merupakan panduan
bagi stakeholder yang lain dalam memainkan peran masing-masing. Peran
pemerintah untuk pariwisata di Pantai Biru ini yaitu melakukan
pemberdayaan pengembangan objek wisata di Pantai Biru.
Ekonomi
Sebelum nama pantai ini beralih menjadi ‘Pantai Biru’ masyarakat
pesisir di Pantai Biru bekerja sebagai nelayan dan petani untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka. Setelah mendapatkan pemberdayaan yang
dilakukan oleh pemerintah melalui pak Jamal selaku ketua RT di Pantai
Biru. 80 % – 90 % perekonomian yang ada pada kawasan wisata pesisir
Pantai Biru Berasal dari hasil pariwisata pantai tersebut yaitu gazebo,
wahana seperti : ban, banana boat, donat, perahu bebek yang mereka
sewakan, ada juga masyarakat yang masih bekerja sebagai petani. Dengan
pengembangan sarana dan prasarana pariwisata yang berkelanjutan
masyarakat diharapkan dapat mengoptimalkan hal tersebut. Dengan cara
mengajak organisasi lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui aktivitas ekonomi seperti pengembangan Usaha Kecil Menengah
(UKM) dalam berbagai usaha kerajinan, makanan, minuman, perdagangan,
pertanian dan lain-lain sehingga mereka akan banyak memperoleh manfaat
dari pengembangan sarana dan prasarana pariwisata, khususnya dikawasan
wisata Pantai Biru. Dengan demikian maka perekonomian akan menjadi
lebih baik tidak hanya bergantung dari bernelayan dan berkesinambungan
karena tetap menjaga wisata agar berkelanjutan.
Sosial
9
Pembangunan Pariwisata merupakan suatu proses perubahan untuk
menciptakan nilai tambah dalam segala aspek bidang pariwisata, mulai dari
sarana dan prasarana, Objek Daya Tarik Wisata (ODTW), dan aspek-aspek
lainnya. Salah satu bentuk pariwisata yang ada antara lain pariwisata pesisir.
Dari segi faktor sosial pengembangan pariwisata pesisir sendiri pada
dasarnya difokuskan pada pemandangan, karakteristik ekosistem, kekhasan
seni budaya dan karakteristik masyarakat sebagai kekuatan dasar yang
dimiliki oleh masing–masing daerah. Khsusnya Pantai Biru ini menarik
masyarakat untuk berkunjung menikmati keindahan pantai tersebut, selain
itu yang menjadi ikon dari pantai ini yaitu semua gazebo (bale –bale) yang
ada di Pantai Biru tersebut di cat warna biru dan tata letak gazebo (bale-
bale) tersebut tertata rapi, sehingga menambah kepuasan wisatawan yang
berkunjung.
Teknologi
Teknologi Dalam objek wisata sangat dibutuhkan karena dapat
mempermudah wisatawan untuk dapat mengakses tempat wisata tersebut.
Contohnya transportasi sebagai kendaraan yang digunakan untuk menuju ke
Pantai Biru, google maps mempermudah wisatawan untuk mencari lokasi
Pantai Biru, dan masih banyak lagi teknologi lainnya yang berperan bagi
masrakat.
Legal
Kebijakan pemerintah berupa perizinan yang tertera pada Peraturan
Daerah Kota Makassar Nomor 4 Tahun 2015. Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Makassar 2015 – 2034. Pada Paragraf 6 Kawasan Peruntukan
Pariwisata Pasal 62. Pada bagian (3) ‘kawasan wisata Pantai Akkarena dan
sekitarnya di sebagian wilayah Kecamatan Tamalate.’ Dalam hal ini Pantai
Biru yang terletak di kawasan Jalan Metro Tanjung Bunga Makassar,
Kecamatan Tamalate. masuk sebagai kawasan yang di izinkan dalam
Peraturan Daerah Kota Makassar.
Lingkungan
10
Kegiatan pariwisata cenderung merusak kelestarian lingkungan alam
dan budaya setempat, oleh karenanya perlu dijaga agar terhindar dari
dampak negatif dengan pengawasan dan pengendalian yang ketat,
memperhatiakan dan mencerminkan ciri budaya setempat yang khas.
Dengan demikian, pengembangan sarana dan prasarana di harapkan dapat
mendukung pariwisata pantai dan bisa meminimalisir pencemaran
lingkungan yang terjadi.
Berdasarkan hasil analisis internal dan eksternal yang dilakukan, maka beberapa
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Pantai Biru antara lain:
1. Akses jalan yang kurang memadai
2.
11
bila masyarakat—terutama masyarakat setempat—tidak turut serta dan peduli.
Sejalan dengan hal tersebut, Rahtika, dosen Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Sahid,
dalam sebuah acara pariwisata mengatakan bahwa masyarakat perlu terlibat bila ingin
membangun pariwisata.
Lebih lanjut Rahtika menjelaskan bahwa peran masyarakat menjadi penting untuk
memberikan kesan secara keseluruhan kepada wisatawan. Kesan tersebut tidak hanya
seputar cerita dan keindahan yang ditawarkan obyek wisata, tapi juga kebiasaan serta adat
istiadat mereka sehari-hari. Pitres Sambowadile, Penyuluh Sadar Wisata Sulut pernah
mengatakan bahwa pemerintah daerah harus bisa memanfaatkan potensi wisata daerah
dengan melibatkan masyarakat sekitar.
Masyarakat di Pantai Biru sendiri telah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan
pengembangan wisata pantai yang ada di Pantai Biru. Seperti dengan mengadakan
Kelompok yang beranggotakan masyarakat yang menjadi pemilik usaha di sekitar Pantai
Biru. Kelompok ini berfokus pada pelatihan mengenai pengembangan pariwisata dan juga
sebagai wadah untuk memudahkan koordinasi terhadap masyarakat pemilik pengelola
Pantai Biru.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas. Maka, dapat kami simpulkan, bahwa:
1. Kondisi Perekonomian Pantai Biru
Masyarakat setempat sadar dan paham bahwa Pantai Biru ini memiliki potensi yang
baik untuk dijadikan sebagai salah satu objek wisata di kota makassar. Terdapat 40 kepala
keluarga yang tinggal dan mengelola area Pantai Biru, hampir 80 % hingga 90 %
masyarakat di Pantai Biru mendapatkan penghasilan yang berasal dari hasil pariwisata di
pantai tersebut. Perekonomian di Pantai Biru Pantai Biru ini dikelola oleh masyarakat
setempat dan pendapatannya hanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dari
masyarakat itu sendiri. Mayoritas masyarakat setempat bekerja sebagai buruh dan petani,
sebagian juga bekerja sebagai nelayan.
2. Masalah dalam perekonomian masyarakat Pantai Biru
Telah diketahui berdasarkan weaknes (kelemahan) dan threats (ancaman) yang
tertera pada analisis SWOT bahwa belum adanya sistem pemasaran yang baik dari
pengelola Pantai Biru ini dan bahkan tidak adanya promosi yang dilakukan oleh pihak
pengelola. sistem promosi yang ada di Pantai Biru menggunakan sistem word of mouth
marketing. Adapun akses/jalan yang rusak dapat menyebabkan terhambatnya mobilitas
pengunjung dan juga dapat menyebabkan kurangnya minat pengunjung dikarenakan jalan
rusak tersebut. Banyaknya kompetitor di sekitar laut Makassar juga dapat menyebabkan
Pantai Biru kurang diminati disebabkan kompetitor yang semakin kompetitif. Hal ini
dapat ditunjukkan oleh Pantai Bosowa yang saat ini mengalami pelonjakan pengunjung
dikarenakan pengelolaan pantai yang lebih baik.
3. Solusi yang telah dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat
Bentuk keikutsertaan pemerintah dalam upaya pengembangan wilayah wisata Pantai
13
Biru ini yakni dengan mengadakan pengadaan pelatihan kepada masyarakat sekitar yang
menjadi pengelola Pantai Biru. Selain itu, Pemerintah juga telah mengeluarkan pengadaan
tempat sampah yang disebar di sekitar Pantai Biru dan juga terdapat pelampung dan pos
jaga yang digunakan penjaga dalam mengawasi aktivitas pengunjung.
Masyarakat di Pantai Biru sendiri telah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan
pengembangan wisata pantai yang ada di Pantai Biru. Seperti dengan mengadakan
Kelompok yang beranggotakan masyarakat yang menjadi pemilik usaha di sekitar Pantai
Biru. Kelompok ini berfokus pada pelatiahan mengenai pengembangan pariwisata dan juga
sebagai wadah untuk memudahkan koordinasi terhadap masyarakat pemilik pengelola
Pantai Biru.
B. Saran
Berdasarkan tinjauan dari beberapa analisis dan data yang telah kami temukan saat
berkunjung ke Pantai Biru seperti yang telah dijelaskan di penjelasan sebelumnya, kami
menyarankan:
1. Saran untuk pemerintah
Pemerintah harus menginvestasikan sumber daya untuk meningkatkan infrastruktur
di daerah pantai. Pembangunan jalan, aksesibilitas transportasi publik, dan fasilitas
pendukung seperti toilet umum, tempat parkir, dan area istirahat yang nyaman perlu
ditingkatkan. Hal ini akan mempermudah akses bagi wisatawan dan membantu
pengembangan pariwisata pantai.
Selain membangun pantai sebagai destinasi liburan, pemerintah juga dapat
mempertimbangkan diversifikasi wisata dengan mengembangkan kegiatan-kegiatan lain di
sekitar pantai. Misalnya, pengembangan olahraga air seperti selancar, menyelam, atau ski
air dapat menarik wisatawan yang memiliki minat khusus. Pemberian pelatihan dan fasilitas
pendukung untuk kegiatan tersebut akan memperluas daya tarik wisata pantai.
2. Saran untuk masyarakat
Untuk menutupi kelemahan strategi pemasaran dari Pantai Biru ini. Masyarakat
dapat membangun kemitraan dengan industri pariwisata seperti agen perjalanan , restoran,
dan penyedia layanan wisata lainnya. Buat paket wisata yang menarik, tawarkan diskon
14
atau penawaran khusus, dan fasilitasi kerjasama dalam mempromosikan destinasi pantai
secara bersama-sama. Hal ini akan meningkatkan eksposur dan daya tarik wisata pantai
secara keseluruhan.
Mengadakan program edukasi dan kesadaran masyarakat yang berkaitan dengan
pentingnya wisata pantai dan kelestarian lingkungan adalah langkah penting. Melalui
sosialisasi dan pelatihan, masyarakat dapat memahami peran mereka dalam menjaga
keberlanjutan wisata pantai dan mempraktikkan perilaku yang bertanggung jawab,
termasuk menjaga kebersihan pantai. Melalui pelatihan dan pengembangan, masyarakat
dan pemangku kepentingan terkait wisata pantai dapat meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan mereka dalam bidang pemasaran, manajemen destinasi, pelayanan pelanggan,
kebersihan, dan kelestarian lingkungan. Ini akan membantu menciptakan pengalaman
wisata yang berkualitas dan membangun reputasi yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Dahuri. 2001. “Modul Sosialisasi dan Orientasi Penataan Ruang Pesisir dan Pulau Pulau
Kecil.” Departemen Kelautan dan Perikanan.
15
Fajriah, Syarifah Dina., Mussadun. 2014. “Pengembangan Sarana dan Prasarana untuk
Mendukung Pariwisata Pantai yang Berkelanjutan (Studi Kasus: Kawasan Pesisir Pantai
Wonokerto Kabupaten Pekalongan)” Planologi UNDIP.
https://www.gotravelaindonesia.com/pantai-tanjung-bira-bulukumba/
"Wisata Pantai Bosowa Makassar, Destinasi Hits Kota Daeng untuk Nikmati Senja"
https://www.detik.com/sulsel/wisata/d-6453848/wisata-pantai-bosowa-makassar-
destinasi-hits-kota-daeng-untuk-nikmati-senja.
"Pantai Kuta Bali: Lokasi, Harga Tiket Masuk, dan Daya Tariknya"
https://www.detik.com/bali/wisata/d-6370993/pantai-kuta-bali-lokasi-harga-tiket-
masuk-dan-daya-tariknya.
LAMPIRAN
16
17
18