Makalah Moh ZUlikram EBP
Makalah Moh ZUlikram EBP
Makalah Moh ZUlikram EBP
NIM : 1021031134
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah
nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “pijat payudara atau
masase payudara terhadap pemberian asi atau peningkatan bb neonatus”.
Penulis juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah membagi pengetahuan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah yang dibuat jauh dari kata sempurna karena
adanya keterbatasan ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, semua kritik dan
saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................6
C. Tujuan penelitian..............................................................................................................6
D. Manfaat penelitian............................................................................................................6
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................................7
A. Pengertian puzzle angka...................................................................................................7
B. Manfaat bermain puzzle...................................................................................................8
C.Faktor…………………………………………………………………………………………………………………………...9
D.Pengaruh permainan puzzle…………………..…………………………………………………………………..11
BAB III PENUTUP................................................................................................................12
A. Kesimpulan.....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puzzle adalah salah satu bentuk permainan yang mampu mengasah cara berfikir anak.
Istilah puzzle dikenal sebagai permaian bongkar pasang atau teka-teki (Minasari et al.,
2021). permainan puzzle ialah salah satu aktivitas yang dapat membuat anak tertarik untuk
dapat lebih memperhatikan penjelasan pendidikan dan juga dapat mempengaruhi
kecerdasan kognitif anak usia dini. Permainan puzzle terdiri dari media gambar yang
masuk ke dalam jenis media visual karena bisa dicerna melalui indera penglihatan. Puzzle
yakni permainan yang penggunaannya dengan menyusun kepingan-kepingan gambar
menjadi satu bentuk yang utuh (Dwi Permata, 2020).
Selain itu, puzzle juga memiliki banyak kelebihan seperti menciptakan suasana yang
nyaman saat bermain, sehingga dapat menghilangkan rasa cemas dan frustasi pada anak.
Didukung juga dengan permainan puzzle dapat meningkatkan kemampuan motorik halus
anak. Banyak penelitian memperkirakan bahwa permainan ini dapat meningkatkan
kemampuan anak dalam memecahkan berbagai masalah melalui logika dan membantu
anak mengingat dan memahami konsep pengetahuan. Tujuan dari metode permainan ini
adalah untuk mengasah daya pikir anak, memancing kreativitas anak dan meningkatkan
kemampuan kognitif anak (Minasari et al., 2021).
Berdasarkan informasi WHO pada tahun 2009 jumlah anak yang distimulasi oleh orang
tuanya sebesar 23,5%, sedangkan pada tahun 2010 mencapai 27,30% dan pada tahun 2011
terjadi peningkatan yang cukup signifikan hingga mencapai 34,85%, sedangkan di
Indonesia pada tahun 2012 jumlah anak permainan edukasi yang diberikan pada tahun
2010 mencapai 24.120 orang dan pada tahun 2011 mencapai 25.100. Dengan jumlah anak
usia dini di Indonesia sebesar 9.451.943 rakyat. Tapi masalahnya tetap karena masih ada
banyak anak yang belum diasah oleh permainan edukatif. Untuk periode pra-sekolah
mencakup usia antara 3 dan 6 tahun(Pratiwi et al., 2020).
Media pembelajaran berupa game juga berguna dalam mendukung kegiatan belajar
mengajar, tetapi belum banyak game yang dibuat untuk fungsi pembelajaran disekolah.
Nantinya, game tersebut digunakan sebagai sarana pembelajaran, dengan harapan siswa
menjadi lebih tertarik dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar. Fenomena
yang sering terjadi adalah anak lupa belajar karena belajar sambil bermain. Alangkah
baiknya jika permainan yang diciptakan dan dimainkan oleh anak-anak digunakan dalam
dunia pendidikan untuk mendukung proses belajar mengajar dan memotivasi siswa (Aini
et al., 2019).
Terapi bermain juga memberikan rasa aman, perhatian, dan lingkungan yang dapat
menerima anak mengekspresikan perasaan dan latihan sosial mereka untuk membantu
anak-anak mengatasi perilaku maladaptif atau pengalaman traumatis. Ini dapat dilakukan
dengan melatih gerakan-gerakan tertentu pada anak, seperti tepuk tangan, merentangkan
tangan, menyusun teka-teki, bermain palu dan pasak. Memperkenalkan anak-anak kepada
permainan konstruktif seperti teka-teki juga akan membantu anak mengenal urutan,
membantu mengembangkan motorik, dan mengembangkan kognitif (Suyami et al., 2019).
Dalam pernyataan tersebut, dapat diambil dan disimpulkan bahwa permainan puzzle
memiliki manfaat dalam hal perkembangan anak. Dengan permainan tersebut dapat
meningkatkan keterampilan kognitif, melatih logika, memperluas kesabaran, mengasah
otak, melatih nalar, memecahkan masalah, dan sebagainya.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas diatas,penulis merumuskan masalah yaitu
“efektivitas metode bermain puzzle terhadap perkembangan belajar pada anak usia dini”.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terjadi perkembangan belajar pada anak usia
dini dengan menggunakan metode bermain puzzle.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penulisan makalah ini adalah untuk dapat memberikan informasi kepada
pembaca tentang efektivitas metode bermain puzzle terhadap perkembangan belajar pada
anak usia dini
BAB II
TINJAUAN TEORI
Dunia anak adalah dunia bermain. Jadi, sudah selayaknya pembelajaran dikelola
dengan cara bermain. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bermain dapat diartikan
sebagai berbuat sesuatu untuk menyenangkan hati (dengan menggunakan alat-alat tertentu
atau yang lain).1.Sedangkan menurut Elizabeth Hurlock mendefinisikan bermain atau
permainan sebagai aktivitas–aktivitas untuk memperoleh kesenengan. 2.Piaget mengatakan
bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang–ulang dan menimbulkan
kesenangan atau kepuasan bagi diri seorang. 3.Bermain bagi anak usia dini sangatlah penting.
Sebab, masa mereka merupakan usianya bermain. Menurut Ratna, tidak ada alasan untuk
tidak menganggap kegiatan bermain sebagai kegiatan belajar efektif dan lebih cepat
ditangkap pada saat bermain.4 Menurut sofia Hartati bermain merupakan sarana penting bagi
perkembangan sosial,emosional, dan kognitif anak, dan juga merefleksi perkembangan amak.
5.Aktivitas bermain anak merupakan kegiatan yang sangat mendukung proses perkembangan.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa bermain merupakan aktivitas yang
khas dan sangat berbeda dengan kreativitas lain seperti belajar yang selalu dilakukan dalam
rangka mencapai suatu hasil akhir dengan cara yang menyenangkan.terkait hal tersebut,
banyak pendapat yang mengemukakan alasan mengapa anak usia dini suka bermain. Diantara
pendapat-pendapat tersebut dapat dirangkum sebagai berikut.6
Herbert menyatakan bahwa anak memiliki energi yang digunakan untuk mempertahankan
hidup. Jika kehidupannya normal, anak akan kelebihan energi yang selanjutnya digunakan
untuk bermain
3.) Insting
berguna untuk mempersiapkan diri melakukan peran orang dewasa. 4.) Rekapitulasi
Maksudnya, bermain merupakan peristiwa mengulang kembali apa yang telah dilakukan oleh
nenek moyang dan sekaligus mempersiapkan diri untuk hidup zaman sekarang. Menurut
Hurlock tahapan perkembangan bermain anak dibagi menjadi empat tahapan, yaitu:7
Pada tahap ini, anak telah mampu mencoba menjangkau atau meraih benda di sekelilingnya,
kemudian mengamatinya sampai bayi berusia 3 bulan, permainan mereka berhubungan
dengan melihat orang lain dan benda, serta mencoba berbagai usaha secara acak untuk
menanggapi benda yang diacungkan atau diraih oleh anak. Contohnya, saat anak merangkak,
semua benda yang dilewatinya cenderung ia raih.
mencapai puncak pada usia 5-6 tahun. Pada tahap ini, awalnya anak hanya mengeksplorasi
mainannya. Anak berfikir bahwa benda mainannya hidup dan dapat berbicara, makan, merasa
sakit, dan sebagainya. Misalnya anak bermain dengan boneka dan biasanya anak-anak
mengajaknya bercakap-cakap atau bermain seperti layaknya teman bermainnya.
Dasar. Pada awalnya anak bermain dengan alat permainan yang beragam, anak kemudian
mampu untuk bermain berbagai permainan, olahraga dan bentuk permainan lain yang juga
dilakukan orang dewasa. Contohnya: bermain kasti
B.Manfaat bermain
Bermain yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya akan disukai oleh
anak-anak usia dini, tetapi juga sangat bermanfaat bagi perkembangan anak. Untuk itu, ada
baiknya bila bermain ini diaplikasikan disetiap kali pembelajaran anak usia dini.Bermain bagi
anak usia dini dapat mempelajari dan belajar banyak hal, dapat mengenal aturan, kerja sama,
bersosialisasi, menempatkan diri, menata emosi, toleransi, dan menjunjung tinggi sportivitas.
Disamping itu, bagi anak usia dini tidak ada hari tanpa bermain, dan bagi mereka, bermain
merupakan kegiatan pembelajaran yang sangat penting.
Lebih jelasnya, berikut beberapa manfaat bermain bagi anak usia dini:
1) Manfaat motorik, yaitu manfaat yang barhubungan dengan nilai-nilai positif dari aktivitas
bermain anak yang berhubungan dengan kondisi jasmaniah anak, Misalnya, unsur-unsur
kesehatan, ketrampilan, ketangkasan, maupun kemampuan fisik tertentu.
3)Manfaat kognitif, yaitu manfaat aktivitas bermain untuk perkembangan kecerdasa anak,
yang meliputi kemampuan imajinatif, pembentukan nalar, logika, maupun pengetahuan-
pengetahuan sistematis.
4) Manfaat spiritual, yaitu manfaat aktivitas bermain yang menjadi dasar pembentukan nilai-
nilai kesucian maupun keluhuran akhlak manusia.
5)Manfaat keseimbangan, yaitu, manfaat aktivitas bermain yang berfungsi melatih dan
mengembangkan panduan antara nilai-nilai positif dan negatif dari suatu permainan.
C.Faktor
faktor yang Mempengaruhi Permainan dalam bermain, anak-anak sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor, berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi permainan anak.
1) Kesehatan
Semakin sehat anak semakin banyakenerginya untuk bermain aktif seperti olahraga.
Sementara anak yang kekurangan tenaga (tidak sehat) lebih menyukai hiburan.
2) Perkembangan motorik
Permainan anak pada setiap usia melibatkan koordinasi motorik. Apa saja yang akan
dilakukan dan waktu permainannya bergantung pada perkembangan motor mereka.
Pengendalian motorik yang baik memungkinkan anak terlihat dalam permainan aktif.
3) Intelegensi
Pada setiap usia anak yang pandai lebih aktif ketimbang yang kurang pandai, dan permainan
mereka lebih menunjukkan kecerdikan. Dengan bertambahnya usia, mereka lebih
menunjukkan perhatian dalam permainan kecerdasan, dramatik, kontruksi dan membaca.
4) Jenis kelamin
Anak laki-laki berman lebih kasar dibanding anak perempuan. Anak laki-laki lebih menyukai
permainan yang menantang, sedangkan anak perempuan lebih pada hal-hal sederhana dan
kelembutan.
5) Lingkungan
Lingkungan yang mendukung akan dapat memengaruhi anak dalam bermain. Lingkungan
yang sepi dari anak-anak akan kurang rasa bermainya dibandingkan dengan lingkungan yang
terdapat banyak anak-anak.
6) Status sosial-ekonomi
Anak dari kelompok sosio-ekonomi yang lebih tinggi, lebih menyukai kegiatan permainan
yang mahal. Sementara dari golongan mencegah ke bawah lebihmenyukai permainan-
permainan yang sifatnya sangat sederhana.
7) Jumlah waktu bebas
Jumlah waktu bermain tergantung pada waktu bebas yang dimiliki anak. Artinya, anak yang
mempunyai waktu luang lebih banyak, akan lebih dapat memanfaatkannya untuk bermain.
Dibandingkan dengan anak yang tidak cukup memiliki waktu luang, kemungkinan
bermainnya sangat kurang. Sebab, ia sudah kehabisan tenaga untuk menyelesaikna tugas-
tugas yang didapatkannya.
8) Peralatan bermain
Pengaruh Permainan Puzzle Angka dengan Kemampuan Kognitif Anak Pendidikan Anak
Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian sebuah rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak memiliki kesiapan
ketika memasuki pendidikan lebih lanjut.
Bermain dapat memenuhi kebutuhan anak untuk secara aktif terlibat dengan lingkungan,
untuk bermain dan bekerja dalam menghsilkan suatu, serta untuk memenuhi tugas-tugas
perkembangan kognitif lainya. Selama bermain, anak menerima pengalaman baru,manipulasi
bahan dan alat, berinteraksi dengan orang lain dan mulai merasakan dunia mereka. Bermain
menyediakan kerangka kerja untuk anak untuk mengembangkan pemahaman tentang diri
mereka sendiri, orang lain dan lingkungan. Salah satunya dengan menggunakan media,
penggunaan media akan membantu anak dalam memudahkan menerima informasi yang
didapatkannya. Penggunaan media juga harus disesuaikan dengan kesukaan dan usia anak
dan juga ada nilai edukatif didalamnya misalnya penggunaan media puzzle.
Sudah dijelaskan terlebih dahulu bahwa puzzle adalah salah satu bentuk permainan yang
didalamnya ada kegiatan membongkar pasang dan menyusun kembali kepingan-kepingan
satu gambar menjadi bentuk gambar yang utuh. Melalui penggunaan media puzzle anak dapat
bergerak aktif sehingga kognitif anak dapat berkembang dengan baik, karena penggunaan
media puzzle ini memberikan pengalaman yang dapat membantu dalam perkembangan
kognitif anak
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Puzzle adalah salah satu bentuk permainan yang mampu mengasah cara berfikir anak.
Istilah puzzle dikenal sebagai permaian bongkar pasang atau teka-teki. permainan puzzle
ialah salah satu aktivitas yang dapat membuat anak tertarik untuk dapat lebih
memperhatikan penjelasan pendidikan dan juga dapat mempengaruhi kecerdasan kognitif
anak usia dini. Permainan puzzle terdiri dari media gambar yang masuk ke dalam jenis
media visual karena bisa dicerna melalui indera penglihatan. Puzzle yakni permainan yang
penggunaannya dengan menyusun kepingan-kepingan gambar menjadi satu bentuk yang
utuh Selain itu, puzzle juga memiliki banyak kelebihan seperti menciptakan suasana yang
nyaman saat bermain, sehingga dapat menghilangkan rasa cemas dan frustasi pada anak.
Didukung juga dengan permainan puzzle dapat meningkatkan kemampuan motorik halus
anak. Banyak penelitian memperkirakan bahwa permainan ini dapat meningkatkan
kemampuan anak dalam memecahkan berbagai masalah melalui logika dan membantu
anak mengingat dan memahami konsep pengetahuan. Tujuan dari metode permainan ini
adalah untuk mengasah daya pikir anak, memancing kreativitas anak dan meningkatkan
kemampuan kognitif anak
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Fadillah dan Lilif Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal.146
2 Suyadi, Psikologi Belajar PAUD, (Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani, 2010), hal. 284
3 Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: PT Indeks,
2009), hal.144
Yuliani, Rani, Permainan yang Meningkatkan Kecerdasan Anak , (Jakarta: Laskar Askara,
2008),