Pemadatan Tanah
Pemadatan Tanah
Pemadatan Tanah
OLEH
KELOMPOK 10
Irma Lestari (05121002045)
Mariana Siburian (05121002033)
(05121002033)
Ade Novriansah (05121002026)
(05121002026)
Afrid Panca N (05121002008)
Briyant Muli S (05121002025)
(05121002025)
INDRALAYA
2013
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah merupakan lapisan yang lunak juga mempunyai butiran yang lepas,
sedangkam batuan merupakan lapisan yang keras dan melekat kuat. Karena itu tanah
dianggap terdiri dari sebuah jaringan butiran yang padat dan mempunyai rongga atau
pori. Rongga atau pori dapat terisi oleh air dan udara bahkan terisi oleh keduanya
sekaligus. Suatu bentuk (phase) adalah suatu bagian dari sisi tanah secara fisik dan
kimiawi berbeda dengan bagian –
bagian yang lain. Tanah merupakan bagian yang
mempunyai phase seperti : Padat (biasanya berbutir –
butir mineral), Cair (biasanya
air), Gas (biasanya udara).
Ilmu tentang tanah sampai saat ini sudah sedemikian jauh berkembang dan
ilmu tanah merupakan sebuah ilmu pasti yang dapat menentukan keadaan tanah
secara keseluruhan dengan sekali pengujian, tetapi karena tanah tidak sama, maka
pengujiannya harus dilakukan beberapa kali jika lokasi tanah tersebut akan
digunakan untuk sebuah konstruksi. Dengan adanya percobaan –
parcobaan, kita dapat
menentukan parameter
– parameter yang akan berpengaruh terhadap tanah, baik
terhadap sifat fisik maupun sifat mekanisnya.
Dalam pengertian teknik secara umum, Tanah didefinisikan sebagai material
yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral yang tidak tersementasi (terikat
secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang melapuk (yang
berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong
diantara partikel-partikel padat tersebut. Tanah berguna sebagai bahan bangunan
pada berbagai macam pekerjaan teknik sipil, disamping itu tanah berfungsi juga
sebagai pendukung pondasi dari bangunan.
Dalam ilmu rekayasa sipil, bangunan dikelompokkan menjadi dua bagian
yaitu: Upper Structure (bagian atas tanah), Sub Structure (bagian bawah tanah)
Upper structure adalah seluruh bagian struktur dari bangunan yang ada diatas
permukaan tanah, yang terdiri dari struktur beton bertulang, beton pratekan, baja atau
bahan lain. Pada bagian ini yang diperlukan adalah perhitungan-perhitungan
kekuatan, kestabilan serta keamanan dari struktur tersaebut. Baik akibat berat sendiri,
angin ataupun gempa beserta pengenalan perilaku bahan yang digunakan.
Bagian sub structure adalah bagian bangunan yang ada dibawah tanah, yakni
pondasi tempat seluruh bangunan bertumpu. Untuk mendapatkan pondasi yang baik,
harus memenuhi dua kriteria yaitu daya dukung yang cukup dan penurunan yang
tidak membahayakan bangunan. Dengan demikian diperlukan penguasaan terhadap
gaya-gaya yang bekerja pada pondasi dan penguasaan sifat-sifat tanah, dimana
pondasi itu bertumpu.
Untuk mendapatkan desain pondasi yang baik dan memenuhi kriteria perlu
dicari parameter tanah baik sifat fisik maupun mekanis tanah. Dengan demikian
perlu dipelajari ilmu mekanika tanah dan uji tanah. Uji tanah langsung dilapangan
atau laboraturium merupakan upaya silmulasi untuk mendapatkan parameter tanah
yang mendekati sebenarnya.
Pada pemadatan timbunan tanah untuk jalan raya, dam tanah, dan banyak
struktur teknik lainnya, tanah yang lepas haruslah dipadatkan untuk meningkatkan
berat volumenya. Pemadatan tersebut berfungsi untuk meningkatkan kekuatan tanah,
sehingga denagn demikian meningkatkan daya dukung pondasi diatasnya. Pemadatan
juga dapat mengurangi besarnya penurunan tanah yang tidak diinginkan dan
meningkatkan kemampatan lereng timbunan.
Tingkat pemadatan tanah di ukur dari berat volume kering tanah yang
dipadatkan. Bila air ditambahkan kepada suatu tanah yang sedang dipadatkan, air
tersebut akan berfungsi sebagia unsur pembasah pada partikel-partikel tanah. Untuk
usaha pemadatan yang sama, berat volume kering dari tanah akan naik bila kadar air
dalam tanah meningkat. Harap dicatat bahwa pada saat kadar air w = 0, berat volume
basah dari tanah adalah sama dengan berat volume keringnya.
Bila kadar airnya ditingkatkan terus secara bertahap pada usaha pemadatan
yang sama, maka berat dari jumlah bahan padat dalam tanah persatuan volume juga
meningkat secar bertahapmpula. Berat volume kering dari tanah pada kadar air dapat
dinyatakan: Setelah mencapai kadar air tertentu w = w2, adanya penambahan kadar
air justru cenderung menurunkan berat volume kering dari tanah. Hal ini disebabkan
karena air tersebut kemudian menempati ruang-ruang pori dalam tanah yang
sebetulnya dapat ditempati oleh partikel-partikel padat dari tanah. Kadar air dimana
harga berat volume kering maksimum tanah dicapai tersebut kadar air optimim.
Kadar air mempunyai pengaruh yang besar terhadap tingkat kemadatan yang
dapat dicapai oleh suatu tanah. Disamping kadar air, faktor-faktor lain yang juga
mempengaruhi pemadatan adalah jenis tanah dan usaha pemadatan.
Lee dan Sedkamp (1972) telah mempelajari kurva-kurva pemadatan dari 35
jenis tanah. Mereka menyimpulkan bahwa kurva pemadatan tanah-tanah tersebut
dapat dibedakan hanya menjadi empat tipe umum. Energi yang dibutuhkan untuk
pemadatan pada uji Proctor Standart, dapat dituliskan sebagai berikut:
Dari kurva pemadatan untuk empat jenis tanah (ASTM D-698) terlihat bahwa:
1. Bila energi pemadatan bertambah, harga berat volume kering maksimum tanah
hasil pemadatan juga bertambah, dan
2. Bila energi pemadatan bertambah, harga kadar air optimum berkurang.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu :
1.) Mengetahui prinsip-prinsip dari proses pemadatan dengan metode
Modify Proctor.
2.) Mengetahui pengujian pemadatan tanah dengan metode Modify
Proctor.
3.) Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi hasil dari proses
pemadatan dengan metode Modify Proctor.
.
II. TINJAUAN PUSTAKA