Prin Laporan Praktikum Pengujian Tanah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUJIAN TANAH

Oleh :

NAMA : DEWA MADE BAGUS WIDHI PUTRA

NIM : 1715124084

NO : 18

KELAS : II D D4 (MPK)

Jurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Bali

2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
kuasa-Nya kegiatan dan penyusunan laporan praktek pengujian tanah (lapangan) dapat terlaksana
dengan baik dan tepat pada waktunya.

Tidak lupa penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Bapak Ir.
I Wayan Arya, M.T, Bapak Ir. Suryanegara Dwipa R.S.,M.T, beserta teknisi dan kepada rekan-
rekan kerja kelompok II kelas II D MPK yang senantiasa bekerja sama dengan baik pada kegiatan
praktek pengujian tanah (lapangan).

Saya menyadari sepenuhnya, bahwa masih terdapat banyak kekurangan baik selama
kegiatan praktek maupun dalam penulisan laporan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diperlukan agar kedepan dapat lebih baik lagi.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Jimbaran, 29 Juni 2018

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah merupakan lapisan yang lunak juga mempunyai butiran yang lepas, sedangkan
batuan merupakan lapisan yang keras dan melekat kuat. Karena itu tanah dianggap terdiri dari
sebuah jaringan butiran yang padat dan mempunyai rongga atau pori. Rongga atau pori dapat terisi
oleh air udara bahkan terisi oleh keduanya sekaligus.

Suatu bentuk (phase) adalah suatu bagian dari sisi tanah secara fisik dan kimiawi berbeda
dengan bagian-bagian yang lain. Tanah merupakan bagian yang mempunyai phase seperti :

 Padat (biasanya butiran-butiran mineral)


 Cair (biasanya air)
 Gas (biasanya udara)

Ilmu tentang tanah sejauh ini sudah semakin berkembang dan ilmu tanah merupakan
sebuah ilmu pasti yang dapat menentukan keadaan tanah secara keseluruhan dengan sekali
pengujian, tetapi karena tanah tidak sama, maka pengujian harus dilakukan beberapa kali jika
lokasi tanah tersebut akan digunakan sebagai konstruksi.

Dengan adanya percobaan-percobaan, kita dapat menentukan parameter yang akan


berpengaruh terhadap tanah, baik terhadap sifat fisik maupun mekanisnya.

Dalam pengertian teknik secara umum, tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri
dari agregat (butiran) mineral-mineral yang yang tidak tersedimentasi (terikat secara kimia)
disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruangan-ruangan kosong diantara partikel-partikel
padat tersebut. Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada berbagai macam pekerjaan teknik
sipil, disamping itu tanah berfungsi juga sebagai pengdukung pondasi dari bangunan.

Dalam ilmu rekayasa sipil, bangunan dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu:

A. Upper structure (bagian atas tanah)


Yaitu seluruh bagian struktur dari bangunan yang diatas permukaan tanah,
yang terdiri dari sruktur beton bertulang, beton pratekan, baja atau bahan lain. Pada
bagian ini yang diperlukan adalah perhitungan-perhitungan kekuatan, kestabilan
serta keamanan dari struktur tersebut. Baik akibat berat sendiri, angin, dan gempa
beserta perilaku bahan yang digunakan.

B. Sub Structure (bagian bawah tanah)

Yaitu bagian bangunan yang ada dibawah tanah, yakni pondasi tempat
seluruh bangunan bertumpu. Untuk mendapatkan pondasi yang baik, harus
memenuhi dua kriteria yaitu daya dukung yang cukup dan penurunan yang tidak
membahayakan bangunan. Dengan demikian dibutuhkan penguasaan terhadap
gaya-gaya yang bekerja pada pondasi dan penguasaan sifat-sifat tanah dimana
pondasi itu bertumpu.

Untuk mendapatkan desain pondasi yang baik dan memenuhi kriteria perlu dicari
parameter tanah yang baik sifat fisiknya maupun sifat mekanisnya. Dengan demikian perlu
dipelajari mekanika tanah dan uji tanah. Uji tanah langsung dilapangan maupun dilabolatorium
merupakan upaya simulasi untuk mendapatkan parameter yang mendekati sebenarnya.

Yang termasuk dalam parameter sifat fisik tanah adalah:

 Berat jenis
 Porositas
 Ukuran butir tanah
 Berat isi
 Derajat kejenuhan
 Kepadatan tanah
 Kadar air
 Nilai atterberg
 Permeabilitas

Sedangkan parameter sifat mekanis tanah adalah:

 Nilai kohesi
 Nilai sudut geser tanah
 Kuat tekan tanah
 Daya dukung tanah

Semua bangunan sipil terdiri atau dibangun di atas tanah dan karenanya kestabilan dan
keamanan bangunan tergantung pada kestabilan pondasinya. Berdasarkan hal tersebut di atas dapat
kita rasakan bahwa langkah pertama adalah merencanakan pondasi yang baik dan memenuhi
syarat. Untuk memenuhi hal tersebut di atas maka diperlukan pengetahuan dasar tentang mekanika
tanah.

Pengetahuan tentang mekanika tanah meliputi pembagian jenis dan sifat-sifat bahan-bahan
bawah permukaan. Perencanaan pondasi yang teliti dapat mengurangi kebutuhan perencanaan
yang berlebihan dan persoalan perencanaan yang tidak mencukupi persyaratan.

Didalam Ilmu Teknik sipil, pada aplikasi dan penerapannya banyak berhubungan dengan
bermacam-macm tanah, sebagai bahan pendukung struktur bangunan maupun struktur jalan.
Sebagai orang yang bergerak di bidang teknik sipil kita harus dapat meneliti kekuatan tanah agar
dapat mengetahui jenis konstruksi sesuai dengan yang direncanakan Guna mencapai sasaran
diatas, diperlukan pengujian tanah baik dilapangan maupun di laboratorium untuk mengetahui
sifat-sifat, kekuatan,maupun daya dukung tanah tersebut.

Sebagai kesimpulan dapat dilihat bahwa penelitian tanah yang lengkap akan memberikan
keterangan yang cukup bagi perencana dalam merencanakan bangunan yang bersangkutan dan
memungkinkan pemilihan bentuk pondasi yang terbaik, memenuhi syarat dan ekonomis.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari praktikum ini, yaitu agar mahasiswa dapat:
a) Dapat melakukan praktikum pengujian tanah dengan prosedur yang baik dan benar.
b) Dapat mengetahui langkah-langkah kerja dalam pengujian tanah lapangan.
c) Dapat menentukan klasifikasi tanah dan konsistensi tanah.

1.3 Materi Praktikum


Adapun materi yang dipraktekkan adalah sebagai berikut:
a) Pengujian lapangan seperti test boring, sondir , dan SPT
b) Propertis tanah menghitung kadar air, berat volume, dan berat jenis
c) Menentukan klasifikasi tanah dan konsistensi tanah dengan melakukan ayakan, pengujian
hydrometer, maupun Alterberg limit batas cair, batas plastis serta batas susut.
d) Pengujian kuat geser tanah di lapangan seperti pengujian kuat geser langsung dan kuat
tekan bebas langsung.

1.4 Tempat dan Waktu


Praktikum pengujian tanah (lapangan) ini dilaksanakan pada tanggal 21 Juni 2018 – 29
Juni 2018, pada pukul 08.00 – 14.00 WITA di areal Laboratorium Politeknik Negeri Bali.
BAB II

DASAR TEORI

2.1. Pengertian Tanah

Definisi tanah yang dipergunakan oleh seorang insinyur teknik sipil bersifat kesepakatan
dan berbeda degan definisi yang digunakan oleh seorang ahli geologi, maupun ahli ilmu tanah.
Seorang insinyur teknik sipil menganggap tanah termasuk semua bahan organik dan anorganik,
yang ada di atas lapisan batuan tetap (Dunn dkk., 1980).

Tanah adalah himpunan mineral, bahan organik, dan endapan-endapan yang relative lepas
(loose), yang terletak di batuan dasar (bedrock). Ikatan antara butiran yang relative lemah dapat
disebabkan oleh karbonat, zat organic, atau oksida yang mengendap diantara partikel-partikel.
Ruang diantara partikel-partikel dapat berisi air, udara ataupun keduanya.

Tanah adalah kumpulan butiran mineral alami yang bias dipisahkan oleh suatu cara
mekanik bila agregat termaksud diaduk didalam air. Sedangkan batuan merupakan agregat mineral
yang satu sama lainnya di ikat oleh gaya-gaya kohesif yang permanen dan kuat.

2.2. Klasifikasi Tanah

Sistem klasifikasi tanah digunakan untuk mengelompokan tanah-tanah sesuai dengan


perilaku umum dari tanah pada kondisi fisis tertentu. Berikut ini adalah system klasifikasi tanah
yang sering digunakan didalam bidang teknik sipil.

1. Sistem klasifikasi tanah Unified.


Sistem klasifikasi tanah yang paling terkenal dikalangan ahli teknik sipil, adalah
klasifikasi tanah sistem unified. Sistem unified membagi tanah dalam 3 kelompok utama,
yaitu :

a. Tanah berbutir kasar.


Tanah berbutir kasar adalah tanah yang lebih dari 50% bahannya tertahan pada
ayakan no. 200 (0,075 mm). Tanah berbutir kasar dibagi atas kerikil (G) dan pasir
(S).
b. Tanah berbutir halus.
Tanah berbutir halus adalah tanah yang lebih 50% bahannya lewat ayakan no.
200 (0,075 mm). Tanah butir halus dibagi atas Lanau (M), Lempung (C), serta lanau
dan lempung organik (O).
c. Tanah sangat organis.
Tanah sangat organis (gambut) dapat diidentifikasi secara visual.

2. Sistem klasifikasi tanah AASHTO.


Sistem ini mengklasifikasi tanah kedalam 8 kelompok, A-1 sampai A-8, dan pada awalnya
membutuhkan data – data sebagai berikut :
a. Analisis ukuran butiran.
b. Batas cair dan Batas Plastis
c. Batas susut
d. Ekivalen kelembapan lapangan, kadar lembap maksimum dimana satu tetes air
yang dijatuhkan pada suatu permukaan yang kecil tidak segera diserap oleh
permukaan tanah itu.
e. Ekivalen kelembapan sentrifungal, yaitu percobaan untuk mengukur kapasitas
tanah dalam menahan air.
Lampiran

Gmbr. Bor Tangan ( Hand Bor )

Keterangan :
1. Stang Engkol Pemutar 5. Palu / Hammer
2. Kunci T - Pemutar 6. Kepala (Head) tumpuan palu
3. Stang Bor 7. Stick Apparatus
4. Mata Bor 8. Tabung Contoh / Sampel
Lampiran

Gmbr. Alat Dutch Cone Penetrometer (sondir)

Keterangan:
1. Gigi Penekan 14. Kunci Tiang
2. Gigi Cepat 15. Kaki Sondir
3. Gigi Lambat 16. Jangkar Spiral
4. Tiang Pelurus 17. Stang Dalam
5. Rantai 18. Konus
6. Setelan Rantai 19. Lubang Pengisian Oli
7. Engkol Pemutar 20. Piston
8. Ruang Oli 21. Oli Seal
9. Kunci Tiang 22. Ring Penahan Seal
10. Treker 23. Mur Penjepit Seal
11. Manometer 24. Kunci Piston
12. Kaki Ruang Oli 25. Kop Penarik
13. Stang Sondir 26. Bikonus
Lampiran

Gmbr. alat casagrande


Lampiran

Gmbr. pengujian alat SPT


Lampiran

Gmbr. Alat – alat untuk pengujian analisa gradasi

Keterangan:
1. Palang penggantung 8. Saringan (sieve)
2. Penggantung saringan 9. Pan
3. Klem penjenpit Saringan 10. Saklar ON-OFF
4. Dudukan Saringan 11. Box Mesin
5. Tutup saringan 12. Stecker
6. Tiang 13. Scoope
7. Tiang 14. Sikat Halus
15. Kuas
Lampiran

Gmbr. alat untuk pengujian hidrometer


Lampiran

Gmbr. alat untuk uji geser langsung


Lampiran

Gmbr. alat untuk uji geser langsung


BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari praktikum pengujian tanah lapangan ini, penyusun dapat
menyimpulkan bahwa dalam prosedur pengambilan sampel maupun pengeboran
untuk mengetahui daya dukung tanah haruslah dengan serius sesuai dengan arahan
dosen pembimbing maupun teknisi lapangan karena dapat berpengaruh pada
sampel yang akan di ambil nantinya. Dalam pencatatan dan pengolaan data pada
saat praktek haruslah dengan teliti karena bila kita salah dalam pencatatan maupun
pengolahan data maka hasil yang akan di dapat tidak akan sesuai dengan
sebenarnya.

4.2 Saran

Adapun saran yang dapat saya berikan adalah agar setiap kelompok lebih
kompak dalam bekerja dan dilakukan pembagian pekerjaan dan pergantian posisi
agar mahasiswa paham terhadap materi dan praktek yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai