Bab 1 Mini Riset KKL
Bab 1 Mini Riset KKL
Bab 1 Mini Riset KKL
M Agus Tian
2018122020011
Bella Oktaviani
2061201107
Ilma Rakhmadani
2061201201
Prodi Manajemen
Institut Tecnologi dan Bisnis Ahmad Dahlan
BAB I
Pendahuluan
1.1.Latar Belakang
Latar belakang masalah memuat penjelasan mengenai
alasan-alasan masalah yang dikemukakan dalam penelitian
yang dianggap menarik, penting dan perlu diteliti.
Kedudukan masalah yang diteliti diuraikan juga dalam
lingkup permasalahan yang lebih luas. Keaslian penelitian
dikemukakan dengan menunjukkan secara tepat bahwa
masalah yang dihadapi belum pernah dipecahkan oleh
peneliti terdahulu, atau dinyatakan dengan tegas perbedaan
antara penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian
yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu.
1.2.Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam skripsi memuat masalah yang
akan diteliti dan dinyatakan dalam kalimat tanya. Rumusan
masalah mengandung parameter-parameter yang akan dipakai
dalam penelitian serta variabelvariabel yang akan digunakan.
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian menyebutkan secara spesifik tujuan yang
ingin dicapai sesuai rumusan masalah yang ditetapkan.
Tujuan penelitian ditulis dalama kalimat pernyataan.
1.4.Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian menjelaskan luaran hasil penelitian bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peradaban
dan kesejahteraan umat manusia.
Pada era globalisasi seperti ini, tidak dapat dipungkiri
bahwa persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat.
Semakin banyak usaha-usaha mulai dari perusahaan yang
besar sampai dengan perusahaan yang kecil menjadi salah
satu faktor penyebab ketatnya persaingan antar
perusahaan.Persaingan antar perusahaan tersebut tidak
terkecuali juga terjadi pada PT. Karya Prima Usahatama.
Untuk menghadapi situasi dan kondisi tersebut, perusahaan
harus menentukan strategi dan kebijakan manajemennya,
khususnya dalam bidang Sumber Daya Manusia (SDM)
kepuasan kerja (job satisfaction) dapat didefinisikan
sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang
yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya.
Kepuasan kerja dan kinerja memiliki hubungan sebab akibat.
Tanpa adanya sumber daya manusia maka perusahaan tidak
akan ada karena sumber daya manusia merupakan aset bagi
perusahaan. Sumber daya manusia yang profesional adalah
sumber daya manusia yang handal dan cakap dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh perusahaan. Setiap
individu pada sebuah perusahaan memiliki status sosial yang
berbeda-beda, baik itu keyakinan maupun sikap dari
karyawan. Perbedaan tersebut yang menjadi suatu
tantangan bagi perusahaan dalam menghadapi status sosial
yang dimiliki karyawan.
Seseorang yang merasakan kepuasan dalam
bekerja tentunya ia akan berupaya semaksimal mungkin
dengan segenap kemampuan yang dimiliki untuk
memberikan performa terbaiknya kepada organisasi tempat
ia bekerja dengan menyelesaikan tugas pekerjaannya
sebaik mungkin. Bahkan, karyawan yang puas akan
memiliki kesediaan untuk melakukan hal lebih diluar
tanggung jawab formalnya. Kesediaan inilah yang
kemudian dikenal sebagai Organizational Citizenship
Behavior (OCB). Organizational
Citizenship Behavior (OCB) didefinisikan sebagai
pekerjaan yang berhubungan dengan perilaku yang tidak
mengikat, bersifat sukarela, tidak berkaitan dengan system
reward formal organisasi, dan secara keseluruhan
meningkatkan efektivitas fungsi organisasi.
Organisasi yang mempunyai karyawan yang
memiliki OCB (Oraganizational Citizenship Behavior)
yang baik, akan memiliki prestasi kerja yang lebih baik.
Selain itu sikap positif perilaku extra role karyawan
memiliki pengaruh yang positif terhadap kepuasan kerja,
komitmen organisasi, efisiensi dan efektivitas kinerja
organisasi secara keseluruhan. Ada berbagai faktor yang
berperan penting dalam kemunculan OCB antara lain:
kepuasan kerja, komitmen organisasi, dan budaya
organisasi.
Faktor utama yang mempengaruhi OCB yaitu kepuasan
kerja, kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang
menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang
berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan
kondisi dirinya menurut (Keith Davis (1985), Wexley
dan Yuki (1977) dalam Mangkunegara (2017).
Faktor kedua, komitmen organisasi. Menurut
Kaswan (2017), komitmen organisasi adalah sikap kerja
dalam wujud keinginan, kemauan, dedikasi, loyalitas,
dan kepercayaan yang kuat yang menunjukkan
keinginan tetap menjadi bagian anggota organisasi
dengan mau menerima nilai dan tujuan organisasi, dan
bekerja atas nama / untuk kepentingan organisasi.
Faktor ketiga, budaya organisasi (organization
culture). Menurut Amstrong (2005) dalam Torang
(2016) berorganisasi atau korporat adalah pola nilai,
norma, keyakinan, sikap dan asumsi yang dapat
diartikulasikan. Menurut Thompson dan Stickland
(2001) dalam Torang (2016) budaya organisasi
menunjukan nilai, beliefs, prinsip, tradisi dan cara
sekelompok orang beraktivitas dalam organisasi.