Kelompok 8 - Post Marxisme
Kelompok 8 - Post Marxisme
Kelompok 8 - Post Marxisme
KELOMPOK 8
SOSIALISME-MARXISME MAY 25, 2023
ANGGOTA KELOMPOK
Pra-Marxisme mengacu pada periode sebelum pemikiran dan teori Karl Marx yang
mendefinisikan dan mengembangkan sosialisme ilmiah dan komunisme.
Sebelum Marx, ada beberapa pemikir dan teori sosialis yang mempengaruhi pemikiran
Marxis. Beberapa pemikir pra-Marxis yang paling berpengaruh adalah Henri de Saint-
Simon, Fourier, Fuerbach, dan Hegel.
pemikiran tokoh tersebut dapat disimpulkan telah memberikan pengaruh yang besar
terhadap perkembangan Marxisme
TOKOH PRA-MARXISME
a. Henri de Saint-Simon
gagasan Saint-Simon tentang "sosialisme industri" yang menekankan pentingnya produksi industri dan
perkembangan ilmiah dalam masyarakat. Pandangan ini berhubungan dengan pemikiran Marx tentang
pentingnya negara sosialis yang mengontrol dan mengarahkan produksi untuk kesejahteraan kolektif.
b. Charles Fourier
konsep Charles Fourier tentang "serikat produsen" atau "serikat kerja." Fourier berpendapat bahwa
masyarakat harus terorganisir dalam kelompok-kelompok kecil yang disebut "falanster." Falanster
adalah komunitas yang terdiri dari serikat produsen yang bekerja bersama untuk memproduksi barang
dan melayani kebutuhan kolektif mereka. Ide ini berhubungan dengan konsep Marx tentang kelas pekerja
dan pentingnya solidaritas dalam gerakan buruh.
TOKOH PRA-MARXISME
c. Ludwig Feuerbach
Feuerbach berpendapat bahwa agama adalah refleksi manusia tentang esensi manusia sendiri yang teralienasi.
Ia berargumen bahwa manusia cenderung memproyeksikan atribut-atribut yang mereka anggap sempurna dan
ilahi ke dalam entitas agama, sehingga mengaburkan realitas sosial dan material. Marx menerima kritik
Feuerbach terhadap agama, tetapi dia melihat alienasi itu sendiri terletak pada struktur ekonomi dan sosial
kapitalisme. Marx mengambil pandangan materialistis Feuerbach dan menerapkannya dalam analisis kelas dan
konflik sosial.
d. Friedrich Hegel
Salah satu kontribusi utama Hegel terhadap pemikiran Marx adalah konsep dialektika. Hegel mengembangkan
pendekatan dialektis yang melihat perubahan dan perkembangan sebagai konflik antara kontradiksi dan
pembaruan. Dia mengajukan bahwa konflik dan resolusi antara pemikiran dan konsep (teori) melahirkan
kemajuan dalam pemahaman kita tentang dunia. Marx mengambil konsep dialektika Hegel dan menerapkannya
pada analisis materi dan masyarakat. MUHAMMAD HANIF FEBRIANTO
TRADISI MARXISME DAN POST-MARXISME
Post-Marxisme sebagian besar adalah keliru berdasarkan pembacaan yang meragukan atas karya
Marx sendiri dan tradisi marxis. Teks pasca-marxis tidak memperdulikan problematika membaca
atau menafsirkan Marx atau tradisi marxis. Sebaliknya, kaum pasca-marxis cenderung membuang
marxisme dengan mereduksinya menjadi satu teori tunggal—yang mereka tolak—alih-alih
mengeksplorasi dan bersaing dengan tradisi marxis yang mencakup teori-teori yang berbeda dan
sering bertentangan.
Konsep kelas, misalnya, pada umumnya disepakati menjadi fokus utama karya Marx, dan marxisme
pada umumnya. Namun teori unik Marx tentang kelas sebagian besar hilang dalam tradisi Marxian
berikutnya; lebih tepatnya, itu digantikan oleh konsep pra-marxisme. Orisinalitas Marx terletak pada
definisinya yang berbeda tentang kelas sebagai proses memproduksi dan mendistribusikan surplus
tenaga kerja.
KRITIK PADA TRANSISI PEMIKIRAN MARX HINGGA
POST-MARXISME
\
JON ELSTER INDIVIDUALISME
METODOLOGIS
terdapat kesulitan dalam merumuskan
dan menerapkan konsep kelas sosial
dalam analisis politik kontemporer.
Menurut Elster, konsep kelas
sosial dalam Marxisme seringkali
terlalu samar dan ambigu,
sehingga sulit untuk
dioperasionalkan secara konkret
dalam analisis sosial dan politik.
Ia berpendapat bahwa dalam
memahami dinamika sosial dan
politik, faktor-faktor seperti
kepentingan individual,
rasionalitas aksi, dan konflik
kepentingan harus juga
diperhitungkan, dan tidak hanya
terfokus pada dimensi kelas
sosial.
JOHN ROEMER
EKSPLOITASI RASIONAL