Modul Teknologi Pulp 1 Revisi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 19

MODUL TEKNOLOGI PULP 1

Disusun oleh:

Rachmawati Apriani, ST., MT.

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS BANDUNG


2019
PENDAHULUAN
PEMBUATAN PULP MENGGUNAKAN PROSES SODA DAN PROSES KRAFT

I. Tujuan
a. Praktikum ini dilakukan dengan tujuan mengetahui cara mengolah bahan
baku wood dan non-wood menjadi pulp.
b. Praktikan mengetahui jenis bahan baku wood dan non-wood apa saja
yang dapat digunakan menjadi pulp yang baik.
c. Mengetahui proses pemasakan dengan bahan pelarut/bahan kimia Kraft
(NaOH+Na2S) dan Soda (NaOH).

II. Tinjauan Pustaka


2.1 Pulp

Pulp atau bubur kertas merupakan serat berwarna putih yang diperoleh
melalui proses penyisihan lignin dari biomassa (Jalaluddin, 2005). Pulp
dapat diolah dengan lebih lanjut menjadi kertas, rayon, selulosa asetat dan
turunan selulosa yang lain. Syarat – syarat bahan baku yang digunakan
dalam pulp, yakni (Harsini dan Susilowati, 2010) :
a. Berserat
b. Kadar alpha sellulosa lebih dari 40 %
c. Kadar ligninnya kurang dari 25 %
d. Kadar air maksimal 10 %
e. Memiliki kadar abu yang kecil

Pengelompokan pulp menurut komposisinya dikelompokkan menjadi


tiga jenis yaitu:
1. Pulp kayu (wood pulp)
Pulp kayu adalah pulp yang berbahan baku kayu. Pulp kayu
dibedakan menjadi:
- Pulp kayu lunak (soft wood pulp). Jenis kayu lunak yang umum
digunakan berupa jenis kayu berdaun jarum (Needle Leaf) seperti
Pinus Merkusi, Agatis Loranthifolia, dan Albizza Folcata.
- Pulp kayu keras (hard wood pulp) Pada umumnya serat ini terdapat
pada jenis kayu berdaun lebar (Long Leaf) seperti kayu Oak.

2. Pulp bukan kayu (non wood pulp)


Pada saat ini pulp non kayu yang dihasilkan digunakan untuk
memproduksi kertas meliputi : percetakan dan kertas tulis, linerboard,
medium berkerut, kertas koran, tisu, dan dokumen khusus. Pulp non
kayu yang umum digunakan biasanya merupakan kombinasi antara
pulp non kayu dengan pulp kayu lunak kraft atau sulfit yang
ditambahkan untuk menaikkan kekuatan kertas. Karekteristik bahan
non kayu mempunyai sifat fisik yang lebih baik daripada kayu lunak
dan dapat digunakan di dalam jumlah yang lebih rendah bila digunakan
sebagai pelengkap dan sebagai bahan pengganti bahan kayu lunak.
Sumber serat non kayu meliputi: - limbah pertanian dan industri hasil
pertanian seperti jerami padi, gandum, batang jagung, dan limbah
kelapa sawit.
3. Pulp kertas bekas

2.2 Proses Penyiapan Bahan Baku Pulp


A. Wood Handling
Wood Handling/wood storage adalah tempat penyimpanan
gelondongan kayu diudara terbuka yang berlokasi diantara unit
persiapan kayu. Wood Handling dilakukan berdekatan dengan lokasi
persiapan kayu bertujuan untuk memudahkan proses supply bahan
baku.Kayudiletakkan secara berderet dalam tumpukan kecil dan besar.
B. Slasher Deck
Slasher Deck merupakan proses pemotongan gelondongan kayu besar
menjadi potongan yang lebih kecil. didalam Slasher Deck dilengkapi
alat pemotong yang disebut circulation saw yang berfungsiuntuk
memotong gelondongan kayu yang berukuran melebihi 3 m, hal ini
bertujuan untuk menyesuaikan ukuran panjang gelondongan kayu.
C. Debarking
Debarking (Pengulitan) adalah proses pemisahan kulit kayu. Alat
pemisah untuk proses debarking adalah debarker. Tipe yang
digunakan adalah timble debarking drum ukuran 5,5m x 30 m. Proses
pengulitan terjadi karena singgungan dan benturan anara
gelondongan-gelondongan kayu didalam barking drum yang berputar.

Gambar 1.1. Proses Debarking

D. Chipping
Chipping (Penyerpihan) bertujuan untukmenghasilkan sspesifikasi
mutu serpihan kayu yang diperlukan untuk pemasakan pulp, agar
disperse penyerapan bahan kimia pada kayu merata.
E. Chip Storage
Chip Storage (Penyimpanan Chip) bertujuan untuk melakukan
pengiriman chip ke digester secara berkesinambungan, apabila
operasional di wood room ada masalah.
F. Chip Screening
Chip Screening (Penyaringan Chip) bertujuan memperbaiki kualitas
chip untuk memproduksi pulp dengan proses kimia, dengan
memisahkan serpihan fines (serbuk kayu) dan serpihan yang memiliki
ukuran lebih besar serta mengambil chip dengan ukuran standard yang
diharapkan (4 mm-7 mm).
G. Bark Storage
Bark Storage merupakan tempat penyimpanan kulit kayu sebagai
bahan bakar untuk power boiler)
2.3 Proses Pembuatan Pulp
Proses pembuatan pulp adalah pemisahan lignin untuk memperoleh serat
(selulosa) dari bahan berserat. Oleh karena itu selulosa harus bersih dari
lignin agar kualitas kertas yang dihasilkan tidak berubah warna selama
proses pemakaian. Pada dasarnya proses pembuatan kertas dapat dibagi
menjadi 3 cara, yaitu : Proses mekanis, proses kimia dan proses semi kimia,
(Casey, 1980). Dalam modul Teknologi Pulp 1, terlebih dahulu akan
dibahas proses kimia dalam pembuatan pulp.
Proses Kimia
Proses pembuatan pulp secara kimia adalah proses pembuatan pulp yang
melibatkan bahan kimia sebagai bahan untuk melarutkan bagian-bagian
kayu yang tidak diinginkan,sehingga pulp berkadar selulosa tinggi. Terdapat
3 macam proses pembuatan pulp secara kimia, yaitu : proses soda, proses
sulfat (kraft), dan proses sulfit. Proses soda dan sulfat (kraft) menggunakan
bahan kimia alkali dalam cairan pemasak, sehingga pembuatan pulpnya
dikelompokkan dalam pembuatan pulp alkali.
Proses pembuatan pulp dengan proses basa ini mempergunakan cairan
pemasak NaOH, dan Na2S, untuk sulfat (kraft) dan NaOH untuk proses
Soda. Untuk proses sulfit menggunakan garam sulfit sebagai cairan
pemasak.

III. Metodologi Proses SODA


3.1 Alat-Alat Praktikum
Peralatan yang digunakan dalam kegiatan praktikum ini adalah :
- 1 Unit otoklaf (Tempat pemasakan)
- Beaker Glass 100 mL
- Erlenmeyer 100 mL
- Buret 50 mL
- Gelas
- Oven
- Pemanas Listrik
- Pompa Vakuum
- Alumunium Foil
- Blender
3.2 Bahan-Bahan Praktikum
Bahan-bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum adalah :
- Bahan baku non-wood
- Aquadest
- Bahan kimia : NaOH
- KI 18%
- Larutan Kanji
- KmNO4 7%
3.3 Rancangan Percobaan
A) Tahap Persiapan
Tahap persiapan pada praktikum initerdiri dari persiapan alat dan
persiapan bahan baku sebelum proses utama dilakukan.
a. Persiapan Alat
1. Otoklaf dioperasikan selama 50 menit untuk mencapai
kondisi isothermal
b. Persiapan Bahan
1. Bahan baku non-wood dipotong-potong kurang lebih 5 cm.
2. Bahan baku yang sudah dipotong, dicuci dalam ember.
Kemudian, dikeluarkan dan dijemur dibawah sinar matahari.
3. Bahan baku non-wood yang telah dikeringkan, disimpan
dalam wadah tertutup, agar kandungan air seragam

B) Deskripsi Proses
a. Diagram Alir Proses
b. Prosedur Kerja
200 gr bahan baku non-wood dimasukkan kedalam
otoklaf berkondisi isothermal. Untuk nisbah cairan/padatan yang
digunakan adalah 10:1 (ml/gr), kemudian tambahkan larutan
pemasak NaOH dengan konsentrasi yang divariasikan.
Selanjutnya otoklaf dioperasikn dengan temperatur dan waktu
yang divariasikan, kemudian residu dan filtrate (lindi hitam)
dipisahkan dengan menggunakan saringan.
Residu yang didapat kemudian dicuci dengan air lalu
dikeringkan tanpa pemanasan (dibiarkan diudara terbuka), selama
kira-kira 24 jam. Kemudian dilakukan pengecekan warna, pH,
tekstur, dan kappa number terhadap pulp. Dan dilakukan
penggilingan serat menggunakan blender/beater untuk dicek
tekstur. Setelah itu dilanjutkan proses pembuatan handsheet dan
diuji sifat fisiknya.

c. Variabel Penelitian
 Variabel tetap
1. Nisbah cairan/padatan 10:1 (ml/gr)
2. Temperature pemasakan 150 oC

 Variabel tidak tetap


1. Waktu pemasakan : 60 menit, 90 menit, dan 120 menit
2. Konsentrasi NaOH 5% , 10%, 15%

d. Prosedur perhitungan bilangan kappa


 Prosedur (T 236 om-99)
1. Siapkan alat dan bahan
2. Siapkan pulp 2-4 gram oven dry (hitung moisture)
3. Larutkan dan dispersi pulp dalam aquadest 400ml
4. Buat campuran A : H2SO4 (50ml 4N) + KmnO4 (50ml
0,1N)
5. Campurkan blanko pulp dengan campuran A
6. Tunggu 10 menit dan tambahkan KI sebanyak 10ml
7. Titrasihingga terbentuk iodium bebas (berwarna kuning)
8. Beri indikator amilum hingga berwarna biru
 Pembuatan indikator amilum
- Siapkan air 110 ml dan pasta dari starch 0,2 gram
- Didihkan air 110 ml
- Masukkan pasta, aduk hingga rata, kemudian saring
9. Lakukan titrasi hingga warna biru hilang

 Perhitungan
b − a .N
P= ∗2
0,1

Keterangan :
P : Jumlah KMnO4 yang digunakan sampel
b : Jumlah Na2SO3 yang dgunakan blanko
a : Jumlah Na2SO3 yang digunakan sampel
N : Normalitas Na2SO3

P. F
Kappa Number =
W

Keterangan :
P : Jumlah KMnO4 yang digunakan sampel
F : Faktor koreksi KMnO4
W : Massa sampel yang digunakan

IV. Hasil Pengamatan dan Perhitungan

Tabel 4.1 Pengamatan Pulping


Bahan Baku Non-Wood

Waktu NaOH Sesudah Proses Cooking


No
Refining (%) Warna Tekstur Kappa Number pH

Tabel 4.2 Pengamatan Handsheet

Bahan Baku Non-Wood


Waktu NaOH Sesudah Proses Cooking
No
Refining (%) GSM Tensile Tear Bursting

V. Metodologi Proses Sulfit (Kraft)


5.1 Alat-Alat Praktikum
Peralatan yang digunakan dalam kegiatan praktikum ini adalah :
- 1 Unit otoklaf (Tempat pemasakan)
- Beaker Glass 100 mL
- Erlenmeyer 100 mL
- Buret 50 mL
- Gelas
- Oven
- Pemanas Listrik
- Pompa Vakuum
- Alumunium Foil
- Blender
5.2 Bahan-Bahan Praktikum
Bahan-bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum adalah :
- Bahan baku non-wood
- Aquadest
- Bahan kimia : NaOH, dan Na2S
- KI 18%
- Larutan Kanji
- KmNO4 7%
5.3 Rancangan Percobaan
A) Tahap Persiapan
Tahap persiapan pada praktikum initerdiri dari persiapan alat dan
persiapan bahan baku sebelum proses utama dilakukan.
a. Persiapan Alat
1. Otoklaf dioperasikan selama 50 menit untuk mencapai kondisi
isothermal
b. Persiapan Bahan
1. Bahan baku non-wood dipotong-potong kurang lebih 5 cm.
2. Bahan baku yang sudah dipotong, dicuci dalam ember.
Kemudian, dikeluarkan dan dijemur dibawah sinar matahari.
3. Bahan baku non-wood yang telah dikeringkan, disimpan dalam
wadah tertutup, agar kandungan air seragam
B) Deskripsi Proses
a. Diagram Alir Proses

b. Prosedur Kerja
200 gr bahan baku non-wood dimasukkan kedalam
otoklafberkondisi isothermal. Untuk nisbah cairan/padatan
yang digunakan adalah 10:1 (ml/gr), kemudian tambahkan
larutan pemasak NaOH dan Na2S dengan konsentrasi yang
divariasikan. Selanjutnya otoklaf dioperasikn dengan
temperatur dan waktu yang divariasikan, kemudian residu dan
filtrate (lindi hitam) dipisahkan dengan menggunakan saringan.
Residu yang didapat kemudian dicuci dengan air lalu
dikeringkan tanpa pemanasan (dibiarkan diudara terbuka),
selama kira-kira 24 jam. Kemudian dilakukan pengecekan
warna, pH, tekstur, dan kappa number terhadap pulp. Dan
dilakukan penggilingan serat menggunakan blender/beater
untuk dicek tekstur. Setelah itu dilanjutkan proses pembuatan
handsheet dan diuji sifat fisiknya.

c. Variabel Penelitian
 Variabel tetap
1. Nisbah cairan/padatan 10:1 (ml/gr)
2. Temperature pemasakan 150 oC

 Variabel tidak tetap


1. Waktu pemasakan : 60 menit, 90 menit, dan 120 menit
2. Konsentrasi NaOH 5% , 10%, 15%
3. Prosedur perhitungan bilangan kappa

 Prosedur (T 236 om-99)


1. Siapkan alat dan bahan
2. Siapkan pulp 2-4 gram oven dry (hitung moisture)
3. Larutkan dan dispersi pulp dalam aquadest 400ml
4. Buat campuran A : H2SO4 (50ml 4N) + KmnO4 (50ml 0,1N)
5. Campurkan blanko pulp dengan campuran A
6. Tunggu 10 menit dan tambahkan KI sebanyak 10ml
7. Titrasi hingga terbentuk iodium bebas (berwarna kuning)
8. Beri indikator amilum hingga berwarna biru
 Pembuatan indikator amilum
- Siapkan air 110 ml dan pasta dari starch 0,2 gram
- Didihkan air 110 ml
- Masukkan pasta, aduk hingga rata, kemudian saring
9. Lakukan titrasi hingga warna biru hilang
 Perhitungan
b − a .N
P= ∗2
0,1
Keterangan :
P : Jumlah KMnO4 yang digunakan sampel
b : Jumlah Na2SO3 yang dgunakan blanko
a : Jumlah Na2SO3 yang digunakan sampel
N : Normalitas Na2SO3
P. F
Kappa Number =
W

Keterangan :
P : Jumlah KMnO4 yang digunakan sampel
F : Faktor koreksi KMnO4
W : Massa sampel yang digunakan

VI. Hasil Pengamatan dan Perhitungan

Tabel 6.1 Pengamatan Pulping

Bahan Baku Non-Wood

Waktu Sesudah Proses Cooking


No KRAFT
Refining Warna Tekstur Kappa Number pH
1
2

Tabel 6.2 Pengamatan Handsheet

Bahan Baku Non-Wood

Waktu Sesudah Proses Cooking


No KRAFT
Refining GSM Tensile Tear Bursting

1
2

PELAPORAN

Buat laporan hasil praktikum Saudara dengan format sebagai berikut

I. Cover meliputi Judul Praktikum : tuliskan judul praktikum


yang dilakukan, nama kelompok, jurusan
II. Bab I : Pendahuluan: latar belakang, tujuan praktikum, manfaat
praktikum, Ruang Lingkup materi yang dipraktikumkan
III. Bab 2 : Tinjauan pustaka
IV. Bab 3 : Metodologi : berisi alat dan bahan yang digunakan, lokasi
dan waktu pelaksanaan praktikum serta prosedur pelaksaanaan
V. Bab IV : Hasil pengamatan dan perhitungan
VI. Bab V : Pembahasan
VII. Bab VI : Kesimpulan dan saran
VIII. daftar pustaka

Pelaksanaan praktikum berisi uraian tentang:

Pemaparan tentang pulp yang diamati


Langkah-Langkah Praktikum; uraikan secara lengkap dan runtut
langkah-langkah praktikum yang Saudara lakukan, termasuk
pengamatan yang dilakukan serta dokumentasi fotonya.
Hasil Pengamatan: catat semua hasil pengamatan
Pembahasan: Paparkan hasil pengamatan Saudara terhadap jalannya
praktikum, kemukakan temuan Saudara (termasuk kendala yang
dihadapi), lalu bahas temuan tersebut mengacu pada teori dan
konsep materi yang terdapat dalam BMP. Bahas keunggulan dan
manfaat tentang produk yang sudah jadi.
Kesimpulan dan Saran: Tuliskan kesimpulan dan saran praktikum
secara jelas dan runtut. Kesimpulan yang baik akan menjawab
tujuan praktikum, sementara saran yang dikemukakan dapat
dijadikan acuan untuk melakukan praktikum yang sejenis di masa
yang akan datang.
Referensi/Daftar Pustaka : Selain BMP, tuliskan buku referensi lain
yang Saudara gunakan (jika ada) dalam membuat laporan praktikum
ini. Tuliskan daftar pustaka ini secara konsisten, mengacu pada
sistem penulisan pustaka tertentu

FORMAT LAPORAN

Laporan diketik pada kertas A4 dengan spasi 1,5 atau ditulis tangan
pada kertas folio bergaris. (hard dan softcopy)
Pendahuluan

BILANGAN RUNKEL

I.

Anda mungkin juga menyukai