Reaksi Reduksi Oksidasi
Reaksi Reduksi Oksidasi
Reaksi Reduksi Oksidasi
Laporan lengkap praktikum Kimia Dasar dengan judul “Reaksi Reduksi dan
Oksidasi” yang disusun oleh:
Nama : Susi Sulistyawati
NIM : 200104500003
Kelas / Kelompok : Fisika Sains/ I (Satu)
telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten dan Koordinator Asisten yang
bersangkutan, dan dinyatakan diterima.
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
B. Tujuan Percobaan
Mempelajari reaksi-reaksi reduksi dan oksidasi
C. Landasan Teori
Cara perubahan bilangan oksidasi cara ini dapat dilakukan dalam beberapa
tahap:
Kalsium oksida (CaO) adalah senyawa ionic yang tersusun atas ion Ca2+
dan O2-. Dalam reaksi pertama, dua atom Ca memberikan atau memindahkan
empat electron pada dua atom O (dalam O2). (Chang, 2003 : 100-101)
Agar lebih mudah dipahami, proses ini dibuat sebagai dua tahap terpisah,
tahap yang satu melibatkan hilangnya empat electron dari dua atom Ca dan
tahap lain melibatkan penangkapan empat electron oleh molekul O2.
2Ca 2Ca2+ + 4e-
O2 + 4e- 2O2-
Setiap tahap diatas dapat disebut sebagai reaksi setengah sel ( hal-reaction),
yang secara eksplisit menunjukkan banyaknya electron yant terlibat dalam
reaksi. (Chang, 2003 : 100-101)
Reaksi setengah yang melibatkan hilangnya elektron disebut reaksi
oksidasi (oxidation reaction). Istilah”oksidasi” pada awalnya digunakan oleh
kimiawan untuk menjelaskan kombinasi unsur dengan oksigen. Namun, istilah
tersebut sekarang memiliki arti yang lebih luas, termasuk untuk reaksi-reaksi
yang tidak melibatkan oksigen. (Chang, 2003 : 100-101)
Reaksi setengah-sel yang melibatkan penangkapan elektron disebut reaksi
reduksi (reduction reaction). Dalam pembentukan kalsium oksida, kalsium
teroksidasi. Kalsium bertindang sebagai suatu zat pereduksi (reducint agent)
karena memberikan elektron kepada oksigen dan menyebabkan oksigen
tereduksi. (Chang, 2003 : 100-101)
Oksigen tereduksi dan bertindak sebagai zat pengoksidasi (oxidizing
agent) karena menerima elektron dari kalsium, yang menyebabkan kalsium
teroksidasi. Perhatikan bahwa tingkat oksidasi dalam reaksi redoks harus ama
dengan tingkat reduksi; yaitu, jumlah elektron yang hilang oleh zat pereduksi
harus sama dengan jumlah elektron yang diterima oleh zat pengoksidasi.
(Chang, 2003 : 100-101)
Tetapi penjelasan mengenai redoks sebagai reaksi pelepasan dan
penerimaan elektron tidaklah persis benar. Oksidasi dan reduksi tepatnya
merujuk pada perubahan bilangan oksidasi, karena transfer elektron tidak akan
selalu terjadi. Contohnya pada proses pembentukan hidrogen klorida (HCl) dan
belerang dioksida (SO2). (Chang, 2003 : 100-101)
Hal ini disebabkan karena HCl dan SO2 bukanlah senyawa ionik melainkan
senyawa molekular, sehingga tidak ada elektron yang benar benar berpindah
dalam pembentukan kedua senyawa ini. Akan tetapi kimiawan tetap
memperlakukan reaksi- reaksi tersebut sebagai reaksi redoks kerena terjadi
transfer elektron secara parsial (sebagian, yaitu H kepada Cl dalam HCl dan
dari S kepada O dalam SO2). (Chang, 2003 : 100-101)
Untuk dapat menelusuri elektron- elektron yang terlibat dalam reaksi
redoks, maka perlu dituliskan bilangan oksidasi pada reaktan maupun produk.
Bilangan oksidasi merujukpada jumlah muatan yang dimiliki suatu atom dalam
molekul (senyawa ionik) jika elektron-elektronnya berpindah seluruhnya
(Chang, 2003 : 100-101)
Ada empat konsep reaksi redoks yaitu proses transfer elektron; bilangan
oksidasi; penentuan oksidator dan reduktor; serta penulisan persamaan reaksi
redoks. Keempat konsep tersebut dikemas dalam tiga kelompok reaksi redoks
yaitu reaksi redoks netral, reaksi redoks suasana asam dan reaksi redoks
suasana basa (Langitasari,2016).
D. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Tabung reaksi (3 buah)
b. Rak tabung reaksi (1 buah)
c. Gelas ukur 10 mL (2 buah)
d. Pipet tetes (5 buah)
e. Botol semprot (1 buah)
f. Pembakar spritus (1 buah)
g. Penjepit tabung (1 buah)
h. Korek api (1 buah)
2. Bahan
a. Aquades
b. Larutan KMnO4 0,1M (Kalium Permanganat)
c. H2SO4 0,1M (Asam Sulfat)
d. FeSO4 0,1M (Ferro Sulfat)
e. Na2S2O3 0,1M (Natrium Tio Sulfat)
f. H2C2O4 0,1M (Asam Oksalat)
E. Prosedur Kerja
1. Masukkan 1 mL KMnO4 0,1M ke dalam tabung reaksi, tambahkan 1 mL
asam sulfat encer.
2. Tambahkan beberapa tetes Ferro Sulfat (FeSO4) 0,1M. Amati apa yang
terjadi.
3. Ulangi perlakuan 1, tambahkan beberapa tetes Natrium Tio Sulfat (Na2S2O3)
0,1M. Amati apa yang terjadi.
4. Ulangi perlakuan 1, tambahkan beberapa tetes Natrium Tio Sulfat (Na2S2O3)
0,1M, kemudian panaskan perlahan-lahan. Amati apa yang terjadi.
F. Hasil Pengamatan
No. Perlakuan Hasil
1. • 1 mL KMnO4 (ungu) Larutan berwarna ungu
1 mL H2SO4 (bening)
• Larutan berwarna ungu + 9 Larutan berwarna merah
tetes FeSO4 0,1 M
2. • 1 mL KMnO4 (ungu) Larutan berwarna ungu
1 mL H2SO4 (bening)
• Larutan berwarna ungu + 1 Larutan berwarna bening
tetes Na2S2O3 0,1 M
3. • 1 mL KMnO4 (ungu) Larutan berwarna ungu
1 mL H2SO4 (bening)
• Larutan berwarna ungu + 5 Larutan berwarna merah bata
tetes H2C2O4 0,1 M
G. Pembahasan