Makalah Pak Gofur
Makalah Pak Gofur
Makalah Pak Gofur
DISUSUN OLEH:
ALMAIDA SRI SHOLEHATI
2144020343
Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta
hidayah- Nya sehingga kami dapat melaksanakan aktifitas sebagaimana semestinya
dengan keadaan sehat wal afiyat. Tak lupa pula terlantunkan ucap syukur kepada-Nya
yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya karena atas izinnya kami dapat
menyusun tugas pelaporan penilaian hasil belajar yakni sebuah makalah ini dengan tepat
waktu.
Dalam penyusunan makalah ini, banyak kesulitan dan hambatan yang kami
hadapi, hal ini semata-mata karena kurangnya pengetahuan kami. Oleh sebab itu, kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan
makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang sudah menolong turut
dan dalam penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami sampaikan
banyak terima kasih. Selain itu kami berharap akan kebermanfaatan yang terdapat pada
makalah ini baik kepada teman-teman semua maupum kepada khalayak ramai.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................5
C.Tujuan Masalah............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Kajian literatur dan pembahasan penilaian atas, sebagai, dan untuk
pembelajaran................................................................................................6
B. Penilaian Internal dan Eksternal...............................................................7
C.Penilaian Hasil Belajar untuk Siswa Sekolah Dasar.................................8
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN ................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Penilaian hasil belajar untuk siswa sekolah dasar termasuk aspek kelembagaannya yang
dapat memperkuat domain pengetahuan, sikap, dan keterampilan melalui penguatan penilaian
hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan penilaian hasil
belajar oleh Pemerintah. Dari hasil kajian, dapat disimpulkan bahwa penilaian internal oleh
pendidik dan satuan pendidikan yang dilakukan dengan berbagai teknik dan prosedur dapat
memperkuat penilaian otentik dalam ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penilaian
eksternal oleh pemerintah dilakukan melalui survei akhir kelas dan penilaian akhir sekolah
berstandar nasional. Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditentukan oleh satuan
pendidikan dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik, satuan pendidikan, dan
pemerintah. Penilaian oleh pemerintah berfungsi sebagai bahan pemetaan dan seleksi ke
jenjang pendidikan sekolah menengah pertama.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU
Sisdiknas) mengamanahkan kepada Pemerintah bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan
termasuk pendidikan dasar di Indonesia harus mengacu dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Standar Penilaian Pendidikan sebagai bagian dari
SNP harus diterapkan bagi seluruh satuan pendidikan yang ada di Indonesia termasuk
sekolah dasar Pengaturan lebih lanjut mengenai SNP ditetapkan dalam peraturan
pemerintah Sebelum ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (PPSNP), pelaksanaan penilaian oleh pemerintah untuk sekolah dasar dan
sederajat yang mulai dilaksanakan pada tahun pelajaran 2007/2008 diselenggarakan oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Saat itu, penilaian oleh pemerintah disebut
ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN). UASBN diselenggarakan sampai
tahun pelajaran 2009/2010. Sejak tahun 2010/2011, pemerintah mengganti UASBN
dengan ujian nasional (UN).Baik UASBN maupun UN diselenggarakan olehBSNP yang
memang sesuai PP SNP Tahun 2005 memiliki tugas menyelenggarakan UN untuk jenjang
pendidikan dasar dan pendidikan menengah jalur pendidikan formal dan pendidikan non
formal. UASBN saat itu bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara
nasional pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) dan mendorong tercapainya target wajib belajar pendidikan dasar yang bermutu.
Hasil UASBN digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk pemetaan mutu satuan
pendidikan dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, penentuan kelulusan
peserta didik dari satuan pendidikan, dan dasar pembinaan dan pemberian bantuan kepada
satuan pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.
4
B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kajian literatur dan pembahasan penilaian?
2. Bagaimana Penilaian Internal dan Eksternal?
3. Bagaimana Penilaian Hasil Belajar untuk Siswa Sekolah Dasar?
C.Tujuan Masalah
1. Mengetahui Kajian literatur dan pembahasan penilaian
2. Mengetahui tentang Penilaian Internal dan Eksternal
3. Mengetahui Penilaian Hasil Belajar untuk Siswa Sekolah Dasar
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kajian literatur dan pembahasan penilaian atas, sebagai, dan untuk pembelajaran
Mimpi mencerdaskan kehidupan bangsa hanya bisa diwujudkan melalui komitmen
nasional untuk menjadikan pendidikan bermutu sebagai budaya bangsa sekaligus bekal
memenangkan persaingan global yang semakin kompetitif.Komitmen untuk meningkatkan
mutu dan daya saing bangsa telah dilakukan pemerintah melalui pengaturan kembali
standar nasional pendidikan yang terutama berkaitan dengan standar kompetensi lulusan,
standar isi, standar proses, dan standar penilaian, dan pengaturan kurikulum. Pengaturan
standar nasional dan kurikulum sebagai upaya nyata pemerintah dalam menggaransi
peserta didik dan lulusan agar memiliki kompetensi pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang tinggi dan mumpuni.Standar Kompetensi Lulusan merupakan acuan
utama dalam pengembangan tujuh standar nasional pendidikan lainnya, termasuk standar
penilaian pendidikan (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2005). Kegiatan
penilaian pendidikan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah harus mampu
memberikan jaminan agar mekanisme, prosedur,dan instrumen penilaian yang
dikembangkan berkontribusi nyata terhadap lulusan yang memiliki kualifikasi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang teruji. Selain itu, penilaian pendidikan dapat
digunakan sebagai instrumen untuk mengukur ketercapaian standar kompetensi lulusan
dan mengetahui kesesuaian antara harapan ideal yang didokumenkan dalam narasi standar
kompetensi lulusan dengan potret lulusan yang dihasilkan. Mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian pendidikan yang direncanakan sesuai kompetensi pencapaian dan
prinsip-prinsip penilaian, dilaksanakan secara profesional dan proporsional, dan
dipublikasikansecara objektif dan akuntabel akan mampu memberikan jaminan
terciptanya kesesuaian antara standar kompetensi lulusan yang diharapkan dan potret
lulusan yang dihasilkan.Dengan demikian penilaian yang direncanakan dengan baik,
dilaksanakan secara profesional,dan dipublikasikan secara objektif akan mampu menjamin
terselenggaranya pembelajaran dan menghasilkan lulusan yang bermutu.Menurut Nitko dan
Brookhart (2007) dalam dunia pendidikan, penilaian atau assessment terhadap peserta didik
merupakan suatu proses untuk memperoleh informasi yang digunakan untuk pengambilan
keputusan terhadap peserta didik, kurikulum, program, dan sekolah, serta kebijakan
dalam pendidikan. Pengambilan keputusan tersebut mempunyai arti yang luas. Misalnya,
keputusan terhadap peserta didik dapat berupa pemberian nilai pada suatu mata pelajaran,
keputusan penempatan pada suatu program, atau lulus tidaknya peserta didik dari suatu
program. Pengambilan keputusan terhadap kurikulum atau suatu program dapat berupa
perubahan cara pembelajaran yang lebih sesuai dengan karakteristik peserta didik.Dengan
demikian penilaian tidak selalu berakhir pada pemberian nilai terhadap peserta didik.
Berdasarkan fungsinya, penilaian sering dibedakan dalam dua kelompok yaitu
penilaian formatif dan sumatif Penilaian formatif berfungsi untuk memberi umpan balik
terhadap kemajuan belajar peserta didik, memperbaiki proses pengajaran atau
pembelajaran dalam rangka meningkatkan pemahaman atau prestasi belajar peserta didik.
Penilaian sumatif adalah penilaian pencapaian siswa pada suatu periode tertentu. Pada
6
perkembangan terakhir, penilaian dibedakan dalam tiga kelompok, yaitu assessment of
learning, assessment for learning, dan assessment as learning (Bennet dan Gitomer,
2009). Assessment of learning (AoL) adalah penilaian apa yang telah dicapai peserta
didik; assessment for learning (AfL) adalah penilaian untuk mengidentifikasi kesulitan yang
mungkin dihadapi peserta dan menemukan cara atau strategi untuk membantu siswa
sehingga lebih mudah memahami materi atau topik pembelajaran. AoL pada dasarnya
adalah penilaian sumatif dan AfL adalah penilaian formatif. Konsep yang relatif baru
adalah assessment as learning (AaL), yaitu penilaian yang menekankan pada keterlibatan
peserta didik untuk secara aktif berpikir mengenai proses belajar dan hasil belajarnya,
sehingga ber-kembang menjadi pembelajar yang mandiri (independent learner). Konsep
penilaian tersebut muncul berdasarkan ide bahwa belajar tidak hanya transfer pengetahuan
dari seorang yang lebih mengetahui terhadap yang belum mengetahui, tetapi lebih
merupakan proses pengolahan kognitif yang aktif yang terjadi ketika seseorang
berinteraksi dengan ide-ide baru.
Sejalan dengan perbedaan fungsi penilaian,metode yang digunakan juga berbeda. Sebagai
contoh, pada penilaian formatif atau AfL metode yang digunakan hendaknya yang dapat
menunjukkan secara jelas pemahaman atau penguasaan peserta didik terhadap suatu
materi. Untuk tujuan tersebut dapat digunakan berbagai metode sehingga memberi
informasi yang komprehensif seperti observasi yang terfokus, bertanya, percakapan,
tugas-tugas, learning logs (catatan pelajaran), portofolio, dan sebagainya. Penggunaan ujian
atau tes yang terstandar kurang tepat untuk fungsi formatif karena penilaian formatif
diharapkan bersifat informal, menyatu pada proses pembelajaran (Shepard, 2000).
Sementara untuk penilaian sumatif, sesuai tujuannya, penilaian dilakukan pada waktu
tertentu misalnya tengah semester,akhir semester, kenaikan kelas, dan akhir suatu jenjang
pendidikan. Metode atau instrumen yang digunakan ujian atau tes yang standar.
7
formatif bersifat internal. Penilaian internal oleh guru dapat dilakukan salah satunya
melalui tes.Tes ialah himpunan pertanyaan yang harus dijawab, atau pernyataan yang
harus dipilih atau ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh peserta tes
dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek atau perilaku tertentu dari orang yang dites.
Dalam tes prestasi belajar, yang akan diukur adalah tingkat kemampuan seorang siswa
dalam menguasai bahan pelajaran yang telah diajarkan kepadanya. Dengan demikian tes
prestasi belajar dilakukan ketika guru ingin mengetahui sejauh mana penguasaan siswa
terhadap bahan ajar yang telah diberikan. Penilaian eksternal pada umumnya dilakukan
untuk fungsi sumatif dengan menggunakan ujian atau tes yang standar, Penggunaan tes
standar selain untuk menjamin objektivitas, juga memungkinkan dilakukannnya
perbandingan antarsekolah dan antardaerah. Ujian Nasional yang dilakukan oleh
pemerintah Indonesia termasuk dalam kategori penilaian eskternal berstandar nasional.
Berdasarkan uraian di atas jelas, bahwa perbedaan antara penilaian internal dan
eksternal adalah pada pihak yang melaksanakan penilaian karena bila ditinjau dari fungsinya,
baik sekolah maupun pemerintah dapat melakukan penilaian ketercapaian siswa pada suatu
periode tertentu. Pertanyaan yang mungkin timbul adalah mengapa penilaian terstandar
semisal UN atau penilaian eksternal masih diperlukan? Secara konseptual, penilaian
eksternal memungkinkan penilaian yang tidak bias (Hines,Albanese, Brown, dan Deitrick,
1999). Nagy (2000) mengemukakan penilaian eksternal dimaksudkan untuk menjamin
adanya standar yang sama dan adanya rasa keadilan. Seperti telah diuraikan
sebelumnya, melalui penilaian eksternal dengan menggunakan tes yang standar hasilnya
lebih objektif dan perbandingan antarsekolah dan antardaerah dapat dilakukan. Menurut
Nagy (2000), penilaian eksternal menjadi pilihan populer pemerintah ketika kontrol
terhadap proses pembelajaran masih sulit dilakukan, misalnya karena kurang memadainya
jumlah guru yang berkualitas dan terbatasnya jumlah sekolah dengan peralatan lengkap.
Secara empiris, penelitian di dalam dan diluar negeri menunjukkan adanya
kesenjangan antara penilaian internal dan eksternal. Penelitian yang dilakukan Ross dan
Gray (2008) di Kanada menunjukkan korelasi antara penilaian internal dan eksternal berkisar
antara 0.32-0.59. Pada grade 3 dan 6 skor penilaian internal lebih tinggi daripada penilaian
eksternal; sedangkan pada grade 9 penilaian internal lebih rendah daripada penilaian
eksternal. Selain itu, penelitian mengenai dampak UN di Indonesia menunjukkan bahwa
UN meningkatkan semangat belajar sebagian besar siswa, meningkatkan motivasi dan
disiplin sebagian besar guru, dan meningkatkan usaha sekolah untuk membantu
kelancaran proses pembelajaran dan pemahaman siswa (Kartowagiran,Hadi, Haryanto dan
Retnawati, tanpa tahun). Hal ini menunjukkan, penilaian eksternal mendorong siswa,
guru, dan pihak sekolah untuk mencapai hasil yang terbaik, yang selanjutnya dapat
meningkatkan mutu pendidikan.
8
keterampilan yang melibatkan penilaian oleh pendidik, penilaian oleh satuan pendidikan,
maupun penilaian oleh Pemerintah.
Penilaian oleh pendidik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan
perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Penilaian oleh
pendidikan dapat dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara
berkelanjutan dalam proses pembelajaran dan untuk memantau kemajuan dan perbaikan
hasil belajar peserta didik. Penilaian oleh pendidik Merupakan penilaian otentik dan
komprehensif artinya pendidik melakukan berbagai teknik penilaian terhadap peserta
didik secara komprehensif mulai dari awal, proses, dan akhir pembelajaran secara terus-
menerus sehingga mencerminkan suasana pembelajaran dan penilaian yang realisitis dan
sesungguhnya. Semakin sering pendidik melakukan penilaian atau lebih dikenal Dengan
minute by minute assessment, maka akan semakin banyak informasi yang diperoleh
pendidik sebagai umpan balik perbaikan proses pembelajaran dengan demikian pendidik
akan menata ulang metode dan teknik pembelajaran agar lebih aktif, kreatif, efektif,
menyenangkan, dan sesuai dengan kebutuhan dan posisi peserta didik. Dalam konteks ini,
penilaian tidak hanya berasal dari pendidik, tetapi siswa diberikan ruang dan waktu yang
cukup untuk melakukan penilaian diri secara reflektif untuk mengetahui posisi dirinya
terhadap acuan kriteria yang ditetapkan. Selain itu, penilaian diri dapat memberikan
informasi yang berguna sebagai umpan balik untuk melakukan inovasi aktivitas pengajaran
dan pembelajaran atau lebih dikenal dengan penilaian formatif.
Penilaian oleh pendidik merupakan penilaian yang dilakukan secara terencana yaitu
Menyatu dengan kegiatan pembelajaran, berkesinambungan, berimbang antara kompetensi
sikap,pengetahuan dan keterampilan, serta memotivasi siswa dan pendidik. Teknik dan
instrumen penilaian oleh pendidik disesuaikan dengan ranah kompetensinya. Penilaian
kompetensi sikap bisa dilakukan melalui observasi, penilaian diri, peerassessment, dan
jurnal. Penilaian kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
Pendidik melakukan penilaian kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja dalam
bentuk tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Selain itu, pendidik dapat melakukan
ulangan. Ulangan harian dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik
setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasa1
1
Hadiana, D. (2015). Penilaian hasil belajar untuk siswa sekolah dasar. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, 21(1), 15-26.
9
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas bahwasannya Kajian literatur dan pembahasan penilaian atas,
sebagai, dan untuk pembelajaran hanya bisa diwujudkan melalui komitmen nasional untuk
menjadikan pendidikan bermutu sebagai budaya bangsa sekaligus bekal memenangkan
persaingan global yang semakin kompetitif.Komitmen untuk meningkatkan mutu dan daya
saing bangsa telah dilakukan pemerintah melalui pengaturan kembali standar nasional
pendidikan yang terutama berkaitan dengan standar kompetensi lulusan, standar isi, standar
proses, dan standar penilaian, dan pengaturan kurikulum. Pengaturan standar nasional dan
kurikulum sebagai upaya nyata pemerintah dalam menggaransi peserta didik dan lulusan
agar memiliki kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang tinggi dan
mumpuni.Standar Kompetensi Lulusan merupakan acuan utama dalam pengembangan
tujuh standar nasional pendidikan lainnya, termasuk standar penilaian pendidikan. Selain
dibedakan berdasarkan fungsinya, penilaian juga dapat dibedakan berdasarkan pihak
yang melakukan penilaian, yaitu internal dan eksternal, dan juga hasil belajar peserta
didik dapat dilakukan secara holistik-komprehensif dengan menggunakan berbagai
teknik penilaian sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai siswa, baik domain
pengetahuan,sikap, maupun keterampilan yang melibatkan penilaian oleh pendidik,
penilaian oleh satuan pendidikan, maupun penilaian oleh Pemerintah.
10
DAFTAR PUSTAKA
Hadiana, D. (2015). Penilaian hasil belajar untuk siswa sekolah dasar. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, 21(1), 15-26.
Mustika, D., Ambiyar, A., & Aziz, I. (2021). Proses penilaian hasil belajar kurikulum 2013 di Sekolah
Dasar. Jurnal Basicedu, 5(6), 6158-6167.
11