Makalah Stunting
Makalah Stunting
Makalah Stunting
DISUSUN
Oleh,
IPIT SAIDAH
KABUPATEN TASIKMALAYA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha
penyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiraat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “PERAN KADER POSYANDU DALAM
UPAYA PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING”.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat untuk kemajuan pendidikan anak.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan Makalah..............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi stunting.............................................................................................4
B. Faktor Yang Dapat Menyebabkan Stunting...................................................5
C. Dampak Dari Stunting....................................................................................6
D. Pencegahan Stunting.......................................................................................7
E. Peran Kader posyandu dalam upaya percepatan penurunan Stunting............8
A. Kesimpulan.....................................................................................................9
B. Saran................................................................................................................10
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stunting merupakan istilah para nutrisi untuk menyebut anak yang
tumbuh tidak sesuai dengan ukuran yang semestinya (bayi pendek). Stunting
adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi
kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Stunting adalah masalah gizi utama yang akan berdampak pada
kehidupan sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Ada bukti jelas bahwa
individu yang stunting memiliki tingkat kematian lebih tinggi dari berbagai
penyebab dan terjadinya peningkatan penyakit. Menurut Mann dan Truswell
(2002) stunting akan mempengaruhi kinerja pekerjaan fisik dan fungsi mental
dan juga intelektual akan terganggu. Hal ini juga didukung oleh Jeckson dan
Calder (2004) yang menyatakan bahwa stunting berhubungan dengan
gangguan fungsi kekebalan dan meningkatkan risiko kematian. UNICEF
(2007) menyatakan bahwa di Indonesia diperkirakan 7,8 juta anak mengalami
stunting, dan memposisikan Indonesia masuk ke dalam 5 besar negara dengan
jumlah anak yang mengalami stunting tinggi. Hasil Riskesdas 2010, secara
nasional prevalensi kependekan pada anak umur 2-5 tahu di Indonesia adalah
35,6 % yang terdiri dari 15,1 % sangat pendek dan 20 % pendek.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu stunting ?
2. Apa saja faktor yang dapat menyebabkan stunting ?
3. Bagaimana dampak dari stunting ?
4. Bagaimana pencegahan stunting ?
5. Apa saja peran kader posyandu dalam upaya percepatan penurunan
stunting
C. Tujuan Makalah
1. Dapat mengetahui apa itu stunting.
2. Dapat mengetahui faktor yang dapat menyebabkan stunting.
3. Dapat mengetahui dampak dari stunting.
4. Dapat mengetahui bagaimana pencegahan stunting.
5. Dapat mengetahui peran kader posyandu dalam upaya percepatan
penurunan stunting.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Stunting
Stunting merupakan istilah para nutrisi untuk menyebut anak yang
tumbuh tidak sesuai dengan ukuran yang semestinya (bayi pendek). Stunting
adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi
kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Stunting adalah masalah gizi utama yang akan berdampak pada
kehidupan sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Ada bukti jelas bahwa
individu yang stunting memiliki tingkat kematian lebih tinggi dari berbagai
penyebab dan terjadinya peningkatan penyakit. Menurut Mann dan Truswell
(2002) stunting akan mempengaruhi kinerja pekerjaan fisik dan fungsi mental
dan juga intelektual akan terganggu. Hal ini juga didukung oleh Jeckson dan
Calder (2004) yang menyatakan bahwa stunting berhubungan dengan
gangguan fungsi kekebalan dan meningkatkan risiko kematian. UNICEF
(2007) menyatakan bahwa di Indonesia diperkirakan 7,8 juta anak mengalami
stunting, dan memposisikan Indonesia masuk ke dalam 5 besar negara dengan
jumlah anak yang mengalami stunting tinggi. Hasil Riskesdas 2010, secara
nasional prevalensi kependekan pada anak umur 2-5 tahu di Indonesia adalah
35,6 % yang terdiri dari 15,1 % sangat pendek dan 20 % pendek.
C. Pencegahan Stunting
1. Konsumsi tablet Fe 90 selama kehamilan
Tablet zat besi (Fe) merupakan tablet mineral yang diperlukan oleh
tubuh untuk pembentukan sel darah merah atau hemoglobin. Unsur Fe
merupakan unsur paling penting untuk pembentukan sel darah merah. Zat
besi secara alamiah idapatkan dari makanan. Jika manusia kekurangan zat
besi pada menu makanan yang dikonsumsinya sehari-hari, dapat
menyebabkab anemia gizi (kurang darah). Tablet zat besi (Fe) sangat
dibutuhkan oleh wanita hamil sehingga ibu hamil diharuskan untuk
mengonsumsi tablet Fe minimal sebanyak 60 tablet selama kehamilannya.
2. Konsumsi makanan gizi seimbang
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang
mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman atau
variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan ideal. Untuk
memperoleh gizi seimbang, diperlukan konsumsi dari berbagai kelompok
makanan yang berbeda. Makanan tersebut idealnya terdiri bergam jenis
nutrisi, termasuk protein, karbohidrat, lemak, serat, mineral, dan vitamin.
3. PHBS
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) penting sekali untuk
dilakukan setiap orang, mulai dari anak-anak, remaja hingga usia dewasa
dan orang tua. Hal ini dikarenakan PHBS memiliki hubungan yang erat
dengan kesehatan seseorang. Dr. Lia Nurlita dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Bekasi mengatakan untuk menjalankan perilaku hidup bersih
dan sehat masyarakat harus melaksanakan 10 poin berikut :
a. Melahirkan harus ditolong tenaga kesehatan
b. Pemberian ASI Eksklusif pada bayi selama 6 lalu pemberian ASI dan
makanan pendamping sampai bayi berusia 2 tahun.
c. Lakukan penimbangan bayi selama 3 bulan sekali.
d. Penggunaan air bersih.
e. Cucitangan pake sabun.
f. Menggunakan toilet.
g. Pemberantasan jentik nyamuk
h. Makan sayur-sayuran yang mengandung vitamin A
i. Olahgara 30 menit perhari
j. Dilarang merokok dirumah
4. Memeriksakan kehamilan ke petugas kesehatan
Salah satu solusi efektif dalam menurunkan Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah dengan cara
meningkatkan pertolongan persalinan yang dilakukan tenaga medis
terlatih yang disediakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan. Disamping
itu, dibutuhkan partisipasi serta kesadaran ibu terhadap pentingnya
pemeriksaan kehamilan difasilitasi pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan. Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 4 (empat) kali
selama masa kehamilan, yaitu satu kali pemeriksaan pada trimester
pertama, satu kali pemeriksaan pada trimester kedua, dan dua kali
pemeriksaan pada trimester ke tiga.
5. Melahirkan dibantu oleh petugas kesehatan
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang ditolong
oleh bidan dokter, dan tenaga para medis lainnya.
a. Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu
persalinan sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin.
b. Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau
dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit.
c. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan
peralatan yang aman bersih dan steril sehingga mencegah terjadinya
infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.
3. Sebagai Pendampingan
BAB III
KESIMPUALAN
A. Kesimpulan
Stunting merupakan istilah para nutrisi untuk menyebut anak yang
tumbuh tidak sesuai dengan ukuran yang semestinya (bayi pendek). Stunting
adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi
kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Ciri-ciri stunting yaitu pertumbuhan gigi melambat, performa buruk
pada tes perhatian dan memori belajar, tanda pubertas melambat, wajah
tampak lebih muda dari usianya, pertumbuhan melambat, dan usia 8 – 10
tahun anak menjadi pendiam, tidak banyak melakukan kontak mata terhadap
orang disekitarnya.
Adapun faktor yang dapat menyebabkan stunting yaitu berat badan
lahir rendah, tidak mendapatkan ASI eksklusif, kekurangan asupan energi dan
protein, tidak imunisasi. Dampak dari stunting itu sendiri yaitu perkembangan
otak dan fisik anak jadi terhambat, renta terhadap penyakit, anak menjadi
gemuk saat dewasa, sehingga rentan terkena penyakit SPT, hipetermia,
jantung dan diabetes mellitus. Untuk mencegah stunting itu sendiri yaitu
dengan konsumsi tablet Fe 90 selama kehamilan, konsumsi makanan gizi
seimbang, PHBS, memeriksakan kehamilan kepetugas kesehatan, melahirkan
di/atau petugas kesehatan, IMD (inisiasi menyusui dini), pemberian ASI
exlusif, pemberian MPASI, imunisasi dasar lengkap dan pemberian vitamin
A, dan pemberian tablet Fe pada ramatri.
Sedangkan peran kader terhadap stunting Sebagai pemantau, kader
bertugas memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita yang
dilakukan satu bulan satu kali melalui pengisian kurva KMS, sehingga balita
yang mempunyai permasalahan pertumbuhan dapat terdeteksi sedini
mungkin. Sebagai penyampai rujukan dan sebagai pendampingan kelompok
sasaran.
B. Saran
Stunting harus dicegah sedini mungkin dengan meningkatkan
pelayanan kesehatan kepada ibu sejak kehamilan 3 bulan berupa ANC berupa
gizi ibu hamil, imunisasi TT, dan pemeriksaan kehamilan secara teratur. Bayi
harus diberikan ASI sampai umur 6 bulan. Setalah 6 bulan bayi harus diberi
makanan pendamping ASI (MPASI). Anak harus dibawa ke posyandu secara
rutin untuk mendapat pelayanan secara lengkap. Bagi balita stunting segera
diberikan pelayanan kesehat
BIODATA PENULIS