Makalah Stunting

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERAN KADER POSYANDU DALAM UPAYA PERCEPATAN


PENURUNAN ANGKA STUNTING

DISUSUN

Oleh,

IPIT SAIDAH

TP. PKK KECAMATAN PARUNGPONTENG

KABUPATEN TASIKMALAYA

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha
penyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiraat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “PERAN KADER POSYANDU DALAM
UPAYA PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING”.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat untuk kemajuan pendidikan anak.

Parungponteng, Juli 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan Makalah..............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi stunting.............................................................................................4
B. Faktor Yang Dapat Menyebabkan Stunting...................................................5
C. Dampak Dari Stunting....................................................................................6
D. Pencegahan Stunting.......................................................................................7
E. Peran Kader posyandu dalam upaya percepatan penurunan Stunting............8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................................9

B. Saran................................................................................................................10
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Stunting merupakan istilah para nutrisi untuk menyebut anak yang
tumbuh tidak sesuai dengan ukuran yang semestinya (bayi pendek). Stunting
adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi
kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Stunting adalah masalah gizi utama yang akan berdampak pada
kehidupan sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Ada bukti jelas bahwa
individu yang stunting memiliki tingkat kematian lebih tinggi dari berbagai
penyebab dan terjadinya peningkatan penyakit. Menurut Mann dan Truswell
(2002) stunting akan mempengaruhi kinerja pekerjaan fisik dan fungsi mental
dan juga intelektual akan terganggu. Hal ini juga didukung oleh Jeckson dan
Calder (2004) yang menyatakan bahwa stunting berhubungan dengan
gangguan fungsi kekebalan dan meningkatkan risiko kematian. UNICEF
(2007) menyatakan bahwa di Indonesia diperkirakan 7,8 juta anak mengalami
stunting, dan memposisikan Indonesia masuk ke dalam 5 besar negara dengan
jumlah anak yang mengalami stunting tinggi. Hasil Riskesdas 2010, secara
nasional prevalensi kependekan pada anak umur 2-5 tahu di Indonesia adalah
35,6 % yang terdiri dari 15,1 % sangat pendek dan 20 % pendek.

Disini perlu sekali keterlibatan dari peran kader posyandu dalam


percepatan penurunan stunting, karna kader merupakan mitra yang sangat
berpengaruh sekali dalam membantu proses percepatan stunting khususnya yang
ada diwiayah setempat, baik dalam segi pemantauan tumbuh kembang bayi balita,
pendampingan kelompok sasaran, dan penyampaian rujukan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu stunting ?
2. Apa saja faktor yang dapat menyebabkan stunting ?
3. Bagaimana dampak dari stunting ?
4. Bagaimana pencegahan stunting ?
5. Apa saja peran kader posyandu dalam upaya percepatan penurunan
stunting

C. Tujuan Makalah
1. Dapat mengetahui apa itu stunting.
2. Dapat mengetahui faktor yang dapat menyebabkan stunting.
3. Dapat mengetahui dampak dari stunting.
4. Dapat mengetahui bagaimana pencegahan stunting.
5. Dapat mengetahui peran kader posyandu dalam upaya percepatan
penurunan stunting.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Stunting
Stunting merupakan istilah para nutrisi untuk menyebut anak yang
tumbuh tidak sesuai dengan ukuran yang semestinya (bayi pendek). Stunting
adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi
kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Stunting adalah masalah gizi utama yang akan berdampak pada
kehidupan sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Ada bukti jelas bahwa
individu yang stunting memiliki tingkat kematian lebih tinggi dari berbagai
penyebab dan terjadinya peningkatan penyakit. Menurut Mann dan Truswell
(2002) stunting akan mempengaruhi kinerja pekerjaan fisik dan fungsi mental
dan juga intelektual akan terganggu. Hal ini juga didukung oleh Jeckson dan
Calder (2004) yang menyatakan bahwa stunting berhubungan dengan
gangguan fungsi kekebalan dan meningkatkan risiko kematian. UNICEF
(2007) menyatakan bahwa di Indonesia diperkirakan 7,8 juta anak mengalami
stunting, dan memposisikan Indonesia masuk ke dalam 5 besar negara dengan
jumlah anak yang mengalami stunting tinggi. Hasil Riskesdas 2010, secara
nasional prevalensi kependekan pada anak umur 2-5 tahu di Indonesia adalah
35,6 % yang terdiri dari 15,1 % sangat pendek dan 20 % pendek.

A. Faktor Yang Dapat Menyebabkan Stunting

1. Berat badan lahir rendah


Menurut kemenkes RI, berat badan bayi baru lahir yang normal
adalah 2.500 – 4.000 gr. Bayi dikatakan memiliki berat badan lahir rendah
jika berat lahirnya kurang dari 2.500 gr. Hasil penelitian menyatakan
bawha bayi yang memiliki berat lahir rendah memiliki kecenderungan
untuk menjadi stunting, memiliki sistem kekebalan tubuh rendah, dan IQ
yang lebih rendah.
Faktor yang mempengaruhi berat badan lahir rendah pada bayi
adalah status gizi ibu yang buruk sebelum hamil, postur tubuh ibu pendek,
dan kurangnya asupan gizi ibu selama hamil. Maka untuk mencegah bayi
lahir dengan berat badan yang kurang, pastikan status gizi ibu sebelum
hamil sudah baik, dan patuhi syarat kenaikan berat badan saat hamil
setiap bulan.
2. Tidak mendapatkan ASI eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI kepada bayi selama 6 bulan
pertama kehidupannya, tanpa menambahkan atau menggantinya dengan
makanan dan minuman lain, termasuk air putih. ASI adalah makanan
terbaik untuk bayi, karena kandungannya baik bagi pertumbuhan dan
perkembangan bayi, serta mengandung zat untuk kekebalan tubuh dan
perlindungan pada sistem pencernaan.
ASI merupakan sumber protein yang berkualitas baik, yang dapat
memenuhi 3/4 kebutuhan protein bayi usia 6 – 12 bulan. Selain itu, ASI
juga mengandung hormon pertumbuhan yang bermanfaat bagi bayi.
Hasil penelitian di Indonesia menunjukan, pemberian ASI
eksklusif sangat berkaitan dengan kejadian stunting pada anak. Sekitar 48
dari 51 anak yang stunting tidak mendapatkan ASI eksklusif. Pemberian
makanan pendamping ASI (MPASI) dini (sebelum anak berusia 6 bulan)
juga berhubungan dengan kejadian stunting pada anak.
Hal ini disebabkan karena pada saat ASI dihentikan, anak tidak
mendapatkan zat kekebalan yang terkandung dalam ASI. Sedangkan jika
MPASI yang diberikan tidak higienis atau anak belum siap mengonsumsi
makanan, ia akan terkena infeksi.
3. Kekurangan asupan energi dan protein
Asupan energi dan protein yang kurang pada anak dapat
menyebabkan pertumbuhannya terlambat, sehingga terjadi stunting. Pada
6 bulan perrama setelah lahir, ibu hasur menjaga asupan makanan ibu,
karena sumber energi dan protein bayi hanya dari ASI yang ibu beriakan.
Kualitas dan kuantitas ASI sangat bergantung pada asupan ibu.
Karenanya, ibu jangan buru-buru berdiet setelah melahirkan. Setelah 6
bulan, ibu sudah boleh memperkenalkan makanan pendamping ASI
(MPASI) untuk si kecil.
Nah pada saat ini, ibu harus sangat memperhatikan apakah asupan
energi dan protein si kecil cukup atau belum. Karena asupan yang kurang
dapat menyebabkan anak mengalami gangguan pertumbuhan. Salah satu
cara untuk mengetahui apakah si kecil mendapatkan asupan yang cukup
adalah dengan rutin menimbang dan mengukur tinggi badan bayi setiap
bulannya, baik ke posyandu maupun ke dokter anak.
4. Tidak imunisasi
Imunisasi dapat menstimulasi asiten imun untuk membentuk
antibodi yang dapat melawan agen infeksi atau menyediakan
perlindungan sementara melalui pemberian antibodi. Pemberian imunisasi
pada anak memiliki tujuan penting, yaitu untuk mengurangi risiko anak
terinfeksi dan mencegah kematian pada anak, misalnya akibat TBC,
difteri, tetanus, pertussis, polio, campak, hipatitis B, dan sebaginya.
Status imunisasi anak ditemukan mempunyai hubungan yang
signifikan terhadap kejadian stunting. Hal ini diebabkan karena ketika
anak terkena penyakit, akan terjadi perubahan dalam asupan gizi, seperti
muntah, tidak nafsu makan, dan terjadi peningkatan kebutuhan zat gizi.
Ketika kebutuhan zat gizi anak tidak terpenuhi, akan terjadi gagal tumbuh
yang mengakibatkan stunting.

B. Dampak Dari Stunting


1. Perkembangan otak dan fisik anak jadi terhambat
Bukti menunjukan anak yang tumbuh dengan stunting mengalami
masalah perkembangan kognitif dan psikomotor, jika proporsi anak yang
mengalami kurang gizi, gizi buruk, dan stunting besar dalam suatu negara,
maka akan berdampak pula pada proporsi kualitas sumberdaya manusia
yang akan dihasilkan. Artinya besarnya masalah stunting pada anak hari
ini akan berdampak pada kualitas bangsa masa depan, ini merupakan
pengaruh dari kurangnya perkembangan otak dan terganggunya bentuk
fisik anak.
2. Rentan terhadap penyakit
Kondisi stunting tidak hanya berdampak langsung terhadap
kualitas intelektual bangsa, tapi juga menjadi faktor tidak langsung
terhadap penyakit degeneratif (penyakit yang muncul seiring
bertambahnya usia).
3. Anak menjadi gemuk saat dewasa, sehingga rentan terkena penyakit SPT,
hipertensi, jantung dan diabetes mellitus.
Berbagai studi membuktikan bahwa anak-anak yang kurang gizi
pada waktu balita, kemudian mengalami stunting, maka pada usia dewasa
akan lebih mudah mengalami obesitas dan terserang diabetes melitus.
Seseorang yang dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya
mengalami kekurangan gizi dapat mengalami masalah pada
perkembangan sistem hormonal, insulin dan glukagon pada pankreas yang
mengatur keseimbangan dan metabolisme glukosa. Sehingga, pada saat
usia dewasa jika terjadi kelebihan intake kalori, keseimbangan gula darah
lebih cepat terganggu, dan pembentukan jaringan lemak tubuh
(lipogenesis) juga lebih mudah. Dengan demikian, kondisi stunting juga
berperan dalam meningkatkan beban gizi ganda terghadap peningkatan
penyakit kronis di masa depan.

C. Pencegahan Stunting
1. Konsumsi tablet Fe 90 selama kehamilan
Tablet zat besi (Fe) merupakan tablet mineral yang diperlukan oleh
tubuh untuk pembentukan sel darah merah atau hemoglobin. Unsur Fe
merupakan unsur paling penting untuk pembentukan sel darah merah. Zat
besi secara alamiah idapatkan dari makanan. Jika manusia kekurangan zat
besi pada menu makanan yang dikonsumsinya sehari-hari, dapat
menyebabkab anemia gizi (kurang darah). Tablet zat besi (Fe) sangat
dibutuhkan oleh wanita hamil sehingga ibu hamil diharuskan untuk
mengonsumsi tablet Fe minimal sebanyak 60 tablet selama kehamilannya.
2. Konsumsi makanan gizi seimbang
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang
mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman atau
variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan ideal. Untuk
memperoleh gizi seimbang, diperlukan konsumsi dari berbagai kelompok
makanan yang berbeda. Makanan tersebut idealnya terdiri bergam jenis
nutrisi, termasuk protein, karbohidrat, lemak, serat, mineral, dan vitamin.
3. PHBS
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) penting sekali untuk
dilakukan setiap orang, mulai dari anak-anak, remaja hingga usia dewasa
dan orang tua. Hal ini dikarenakan PHBS memiliki hubungan yang erat
dengan kesehatan seseorang. Dr. Lia Nurlita dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Bekasi mengatakan untuk menjalankan perilaku hidup bersih
dan sehat masyarakat harus melaksanakan 10 poin berikut :
a. Melahirkan harus ditolong tenaga kesehatan
b. Pemberian ASI Eksklusif pada bayi selama 6 lalu pemberian ASI dan
makanan pendamping sampai bayi berusia 2 tahun.
c. Lakukan penimbangan bayi selama 3 bulan sekali.
d. Penggunaan air bersih.
e. Cucitangan pake sabun.
f. Menggunakan toilet.
g. Pemberantasan jentik nyamuk
h. Makan sayur-sayuran yang mengandung vitamin A
i. Olahgara 30 menit perhari
j. Dilarang merokok dirumah
4. Memeriksakan kehamilan ke petugas kesehatan
Salah satu solusi efektif dalam menurunkan Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah dengan cara
meningkatkan pertolongan persalinan yang dilakukan tenaga medis
terlatih yang disediakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan. Disamping
itu, dibutuhkan partisipasi serta kesadaran ibu terhadap pentingnya
pemeriksaan kehamilan difasilitasi pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan. Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 4 (empat) kali
selama masa kehamilan, yaitu satu kali pemeriksaan pada trimester
pertama, satu kali pemeriksaan pada trimester kedua, dan dua kali
pemeriksaan pada trimester ke tiga.
5. Melahirkan dibantu oleh petugas kesehatan
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang ditolong
oleh bidan dokter, dan tenaga para medis lainnya.
a. Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu
persalinan sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin.
b. Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau
dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit.
c. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan
peralatan yang aman bersih dan steril sehingga mencegah terjadinya
infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.

6. IMD (inisiasi menyusui dini)


Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera
setelah melahirkan. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu sendiri dan
tidak disodorkan langsung kapada puting susu ibu. Inisisai menusui dini
sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI Eksklusif dan
lama menyusui. IMD bermanfaat untuk membantu meningkatkan daya
tahan tubuh bayi. Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO
(organisasi kesehatan dunia) dan UNICEF yang merekomendasikan
inisiasi menyusui dini sebagai tindakan penyelamatan kehidupan, karena
inisiasi menyusui dini dapat menurunkan persentasi bayi yang meninggal
sebelum usia satu bulan. Selain itu, kedekatan antara ibu dengan bayi
akan terbentuk dalam proses inisiasi menyusui dini.
Faktanya,memisahkan ibu dengan sikecil saat ia baru lahir dapat
menurunkan daya tahan tubuh bayi. Katika ibu bersama dengan sikecil,
daya tahan bayi akan berada dalam kondisi prima, dan ibu bisa melakukan
inisiasi menyusui dini.
7. Pemberian ASI exlusif
ASI exlusif diberikan sejak bayi lahir kedunia hingga berusia 6
bulan. Selama periode tersebut, disarankan untuk hanya memberi sikecil
ASI tanpa tambahan asupan apapun. Sebab, ada banyak manfaat ASI
exlusif yang bisa didapatkan oleh bayi. Tidak ada asupan yang lebih baik
untuk bayi selain ASI. Air susu yang di produksi secara alami oleh tubuh
ini memiliki kandungan nutrisi yang penting bagi tumbuh kembang bayi,
seperti vitamin, protein, karbohidrat dan lemak. Komposisinyapun lebih
mudah dicerna ketimbang susu formula. Karena itu, ASI dapat dikatakan
sebagai makanan utama bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya. Di usia
ini, bayi juga sebaiknya tidak diberikan air putih ataupun jus.
8. Pemberian MPASI
Setelah melewati masa pemberian ASI exlusif 6 bulan, bayi mulai
mengonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI). Ketua umum asosiasi
ibu menyusui Indonesia (AIMI) Nia Umar mengatakan MPASI bisa
diberikan saat bayi berusia 6 bulan. MPASI untuk anak bisa merupakan
makanan keluarga. Makanan keluarga sudah boleh, misalnya sop atau
soto bukan yang pedas gitu, ujar Nia, saat dihubungi kompas.com
beberapa waktu lalu. Ia mengatakan, para ibu bisa memberikan MPASI
dengan menyaring atau melumatkan makanan sesuai usia bayi.
9. Imunisasi dasar lengkap dan pemberian vitamin A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang dari suatu bakteri, kuman/virus, sehingga bila kelak terpajan
tidak terjadi penyakit. Fprogram imunisasi dasar merupakan salah satu
program pioritas Dirgen PPM dan PL (pemberantasan penyakit menular
dan penyehatan lingkungan). Adapun dalam imunisasi dasar meliputi
DPT, polio, BCG, campak, dan hepatitis. Sebagai sasaran adalah bayi
berumur 0 – 1 tahun.
Manfaat pemberian fit A :
a. Untuk kesehatan mata jadwal pemberian : kapsul biru untuk anak
umur 6 – 11 bulan kapsul merah untuk anak umur 1 – 5 tahun
b. Membantu mempercepat kesembuhan luka
c. Untuk meningkatkan kekebalan tubuh
d. Untuk kesehatan kulit dan rambut.
10. Pemberian tablet Fe pada rematri
Remaja putri ternyata membutuhkan tablet tambah darah untuk
membantu mereka lebuh bugar. Tablet penambah darah dibutuhkan untuk
mengatasi anemia pada remaja putri agar berprestasi di sekolah. Remaja
putri memang mudah terkena anemia yang ditandai dengan tubuh mudah
lemas ataupun mudah pingsan, karena mengalami menstruasi. Kondisi itu
membuat sel darah berkurang yang ditambah dengan gizi yang tidak
seimbang. Tablet tambah darah ini disarankan dikonsumsi seminggu
sekali dan konsisten artinya jangan sampai bolong-bolong agar hasilnya
lebih efektif dan tubuh lebih prima terlebih remaja putri memiliki banyak
aktivitas. Di Indonesia masalah anemia pada remaja putri ini cukup tinggi
karena diperkirakan sepertiga dari remaja putri Indonesia menderita
anemia.

D. Peran Kader Terhadap Stunting


1. Sebagai pemantau
Sebagai pemantau, kader bertugas memantau pertumbuhan dan
perkembangan bayi dan balita yang dilakukan satu bulan satu kali melalui
pengisian kurva KMS, sehingga balita yang mempunyai permasalahan
pertumbuhan dapat terdeteksi sedini mungkin.
2. Sebagai penyampai rujukan
Balita yang dideteksi dini mengalami ganguuan pertumbuhan
tentunya segera ditindak lanjuti melalui rujuan ke fasilitas kesehatan
puskesmas/rumah sakit, atau segera mendapatkan konseling, informasi
dan edukasi (KIE) terkait penatalaksanaan ganguuan pertumbuhan yang
dialaminya oleh petugas atau kader posyandu, dan diberikan pemberian
makanan tambahan (PTM).

3. Sebagai Pendampingan

Memantau tumbuh kembang anak mellui kkegiatan posyandu, yng


dilanjutkan dengan pendampingan terhadap kelompok sasaran, apabila
terdapat sasaran yang beresiko stunting, maka peran kader adalah
menyampaikan rujukan terhadap tenaga kesehatan dan pemerintah yang
bersangkutan.

BAB III

KESIMPUALAN

A. Kesimpulan
Stunting merupakan istilah para nutrisi untuk menyebut anak yang
tumbuh tidak sesuai dengan ukuran yang semestinya (bayi pendek). Stunting
adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi
kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Ciri-ciri stunting yaitu pertumbuhan gigi melambat, performa buruk
pada tes perhatian dan memori belajar, tanda pubertas melambat, wajah
tampak lebih muda dari usianya, pertumbuhan melambat, dan usia 8 – 10
tahun anak menjadi pendiam, tidak banyak melakukan kontak mata terhadap
orang disekitarnya.
Adapun faktor yang dapat menyebabkan stunting yaitu berat badan
lahir rendah, tidak mendapatkan ASI eksklusif, kekurangan asupan energi dan
protein, tidak imunisasi. Dampak dari stunting itu sendiri yaitu perkembangan
otak dan fisik anak jadi terhambat, renta terhadap penyakit, anak menjadi
gemuk saat dewasa, sehingga rentan terkena penyakit SPT, hipetermia,
jantung dan diabetes mellitus. Untuk mencegah stunting itu sendiri yaitu
dengan konsumsi tablet Fe 90 selama kehamilan, konsumsi makanan gizi
seimbang, PHBS, memeriksakan kehamilan kepetugas kesehatan, melahirkan
di/atau petugas kesehatan, IMD (inisiasi menyusui dini), pemberian ASI
exlusif, pemberian MPASI, imunisasi dasar lengkap dan pemberian vitamin
A, dan pemberian tablet Fe pada ramatri.
Sedangkan peran kader terhadap stunting Sebagai pemantau, kader
bertugas memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita yang
dilakukan satu bulan satu kali melalui pengisian kurva KMS, sehingga balita
yang mempunyai permasalahan pertumbuhan dapat terdeteksi sedini
mungkin. Sebagai penyampai rujukan dan sebagai pendampingan kelompok
sasaran.

B. Saran
Stunting harus dicegah sedini mungkin dengan meningkatkan
pelayanan kesehatan kepada ibu sejak kehamilan 3 bulan berupa ANC berupa
gizi ibu hamil, imunisasi TT, dan pemeriksaan kehamilan secara teratur. Bayi
harus diberikan ASI sampai umur 6 bulan. Setalah 6 bulan bayi harus diberi
makanan pendamping ASI (MPASI). Anak harus dibawa ke posyandu secara
rutin untuk mendapat pelayanan secara lengkap. Bagi balita stunting segera
diberikan pelayanan kesehat
BIODATA PENULIS

Nama : IPIT SAIDAH

Tempat, Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 16 Oktober 1987

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Kp. Cibungur, Rt/Rw 004/002, Desa Cibungur,


Kec. Parungponteng, Kab. Tasikmalaya

Jabatan : Kader POKJA IV

Pengalaman Kader : Pelatihan POPM Filariasis Tahun 2015

Pelatihan Sosialisasi Program Diare Bagi Kader


Tahun 2018

Pelatihan kader posyandu 2023

Anda mungkin juga menyukai