Makalah Hakikat Manajemen Humas Sekolah
Makalah Hakikat Manajemen Humas Sekolah
Makalah Hakikat Manajemen Humas Sekolah
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Hakikat Manajemen Humas di Sekolah”. Penulisan makalah
merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan mata kuliah
Manajemen Humas dan Layanan Publik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Rasionalisasi..................................................................................................2
B. Pengertian Manajemen Humas di Sekolah...................................................3
C. Tujuan, Manfaat, dan Fungsi Manajemen Humas di Sekolah......................7
D. Ruang Lingkup Manajemen Humas di Sekolah.........................................10
E. Pendekatan dalam Menejemen Humas di Sekolah.....................................13
BAB III..................................................................................................................15
PENUTUP..............................................................................................................15
A. Kesimpulan.................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen humas adalah suatu fungsi manajemen dalam
mengembangkan hubungan antara organisasi dengan publik (masyarakat)
dengan tujuan membina hubungan kerja sama secara timbal balik di dalam
kepentingan bersama dalam rangka mencapai pengakuan yang baik dari publik.
Manajemen humas merupakan suatu komunikasi dua arah antara suatu
lembaga dengan masyarakat untuk melakukan kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan serta evaluasi dalam usaha pencapaian tujuan
organisasi. Manajemen humas difungsikan untuk mendukung dan memelihara
jalur bersama bagi komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerja sama antara
organisasi dengan publiknya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu rasionalisasi ?
2. Apa pengertian manajemen humas di sekolah ?
3. Apa tujuan, manfaat, dan fungsi manajemen humas di sekolah ?
4. Bagaimana ruang lingkup manajemen humas di sekolah ?
5. Bagaimana pendekatan dalam menejemen humas di sekolah ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Rasionalisasi
rasionalisasi adalah proses yang dipertimbangkan sebagian besar
organisasi. Itu karena itu bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, membuang
limbah, menstandarkan proses, dan pada akhirnya meningkatkan keuntungan.
Bergantung pada perusahaan dan strateginya, rasionalisasi dapat
menghasilkan perluasan atau pengurangan ukuran perusahaan. Ini juga dapat
menyebabkan perubahan struktural.
Secara khusus, proses rasionalisasi dapat melibatkan tindakan korporasi
termasuk penjualan atau penutupan segmen bisnis yang berkinerja buruk,
perluasan segmen yang berkinerja lebih baik, restrukturisasi lengkap struktur
keuangan perusahaan, dan perampingan atau modernisasi manufaktur atau
operasi lainnya.
Dalam banyak kasus, rasionalisasi aset mengakibatkan hilangnya ratusan
pekerjaan.
Ada beberapa alasan mengapa organisasi tertentu mungkin perlu melalui
proses rasionalisasi. Mereka termasuk kebutuhan untuk:
1. Kurangi biaya
2. Maksimalkan keuntungan
3. Menghemat sumber daya
4. Buka nilai pemegang saham
5. Meningkatkan transparansi dan tata kelola
6. Menyederhanakan model bisnis
7. Hilangkan produk yang tidak perlu dan kapasitas menganggur
8. Perbarui mesin lama dan proses bisnis lainnya
2
perubahan strategi yang berkaitan dengan produk tertentu yang
ditawarkan. Mirip dengan reorganisasi, rasionalisasi lebih luas, meliputi
strategi serta perubahan struktural . Rasionalisasi diperlukan bagi perusahaan
untuk meningkatkan pendapatan, mengurangi biaya, dan
meningkatkan keuntungannya .
Rasionalisasi juga dapat merujuk pada proses menjadi
diperhitungkan. Misalnya, pengenalan model keuangan tertentu atau teknologi
keuangan merasionalisasi pasar dan membuatnya lebih efisien. Pengenalan
model Black-Scholes untuk penetapan harga opsi, misalnya, membantu
merasionalisasi pasar opsi di Chicago pada akhir 1970-an.
Dalam dunia bisnis, rasionalisasi adalah proses yang dipertimbangkan
sebagian besar organisasi. Itu karena itu bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi, membuang limbah, menstandarkan proses, dan pada akhirnya
meningkatkan keuntungan.
Bergantung pada perusahaan dan strateginya, rasionalisasi dapat
menghasilkan perluasan atau pengurangan ukuran perusahaan. Ini juga dapat
menyebabkan perubahan struktural.
Secara khusus, proses rasionalisasi dapat melibatkan tindakan korporasi
termasuk penjualan atau penutupan segmen bisnis yang berkinerja buruk,
perluasan segmen yang berkinerja lebih baik, restrukturisasi lengkap struktur
keuangan perusahaan, dan perampingan atau modernisasi manufaktur atau
operasi lainnya.1
1
Nadirsyah, Nadirsyah. "Pengaruh tekanan (pressure), kesempatan (opportunity), rasionalisasi
(rationalization), dan kapabilitas (capability) terhadap kecurangan pengadaan barang/jasa di
Pemerintahan Aceh dengan pemoderasi budaya etis organisasi." Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Ekonomi Akuntansi 5.1 (2020): 69-84.
3
sebagai negara berkembang, humas belum memiliki makna yang sangat
penting dalam putaran roda organisasi khususnya di lembaga pendidikan. Jauh
berbeda dengan negara-negara maju, utamanya Amerika Serikat dimana humas
dapat diterjemahkan dengan pendekatan disiplin ilmu yang berbeda. Dalam
kurun waktu 10 tahun (1970-1980) tercatat 2000 definisi humas (Cutlip, 2000).
Namun pada pembahasan ini hanya disajikan beberapa definisi saja. Definisi
humas diartikan oleh beberapa ahli sebagai berikut:2
Seluruh upaya yang dilakukan secara tersusun dan berkelanjutan dalam
rangka mengkondisikan an memelihara niat baik serta pengertian antara suatu
organisasi dengan segenap khalayaknya (Anggoro, 2008). Sedangkan
Suryobroto (2010) mengartikan sebagai kegiatan melakukan publikasi tentang
kegiatan organisasi yang harus diketahui oleh pihak luar secara luas
(Suryosubroto, 2010). Herimanto, dkk (2007) mengutip pengertian humas dari
Robertpo Simoes dalam bukunya bahwa humas merupakan proses interaksi
yang bertujuan untuk menciptakan opini publik yang saling menguntungkan
(simbiosis mutualisme), menanamkan kepercayaan yang baik, serta
menumbuhkan citra positif dari publik (Herimanto et al., 2007).
Cristian yang dikutip Bonar (1993) mengartikan humas sebagai suatu
usaha sadar guna memengaruhi orang lain melalui komunikasi yang
disampaikannya agar dapat berpikir baik, menghargai, mendukung, serta
bersimpati terhadap organisasinya (Bonar, 1993). Sementara itu Jefkins (2003)
mendefinisikan humas sebagai keseluruhan upaya yang dilakukan secara
terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara
niat baik (good will) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan
segenap khalayaknya (Jefkins, 2003). Humas juga diartikan sebagai usaha yang
direncanakan secara terus-menerus dengan sengaja, guna membangun dan
mempertahankan pengertian timbal balik antara organisasi dan masyarakatnya
(Hidayah, 2015).
2
Satria, Rachmat, et al. "Peningkatan mutu sekolah melalui manajemen hubungan
masyarakat." Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan 7.2 (2019): 199-207.
4
Merujuk pada beberapa pengertian humas yang di atas, dapat
disimpulkan bahwa humas adalah suatu kegiatan yang diatur sedemikian rupa,
berlangsung secara terprogram, kontinu, dan teratur dalam sebuah program
organisasi, dan bukan kegiatan yang dilakukan secara sembarangan dan asal-
asalan, dilakukan oleh seorang atau beberapa orang yang ahli dalam mengatur
tatakelola komunikasi yang baik sehingga terciptanya kepercayaan dan citra
positif dari masyarakat.
Lembaga pendidikan merupakan salah satu bagian penting dalam
kehidupan seorang anak, selain lingkungan keluarga dan masyarakat. Secara
umum, lembaga pendidikan adalah tempat dimana seorang peserta didik
dirangsang untuk belajar di bawah pengawasan dan pendidikan guru (Mulyana,
2009). Lembaga pendidikan juga dijadikan sebagai tempat yang utama bagi
peserta didik dalam tahap perkembangan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Dengan demikian, lembaga pendidikan dapat diartikan sebagai
tempat belajar peserta didik melalui kegiatan pengajaran, pendidikan, dan
latihan yang dilakukan pendidik terhadap peserta didiknya agar terbentuk
keterampilan sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Merujuk pada pengertian humas dan lembaga pendidikan di atas, maka
humas lembaga pendidikan dapat dipahami sebagai bagian dari humas (public
relations) secara umum, dimana kegiatan sehari-harinya banyak mengadopsi
dan mengadaptasi dari kegiatan humas yang banyak diterapkan oleh dunia
usaha dengan menyesuaikan nilai-nilai yang dianut dalam lembaga pendidikan
seperti saling menghormati dan menunjung tinggi kejujuran diantara lembaga
pendidikan dengan masyarakat.
Dengan demikian, dapat dimaknai bahwa humas lembaga pendidikan
adalah kegiatan yang sengaja dilakukan oleh lembaga, direncanakan secara
baik dan berlangsung secara kontinu dalam mengadakan dan membina
hubungan yang harmonis dengan orang tua peserta didik sebagai pengguna
(user), dengan memberi penjelasan yang secukupnya sesuai kebijakan lembaga
pendidikan serta tindakan agar masyarakat (pengguna) dapat memahami,
mempercayai, dan memberikan dukungan terhadap program-program yang
5
diselenggarakan lembaga pendidikan. Hubungan masyarakat di Indonesia
mengalami perkembangan yang signifikan. Secara konseptual, perkembangan
humas di Indonesia terjadi pada tahun 1950-an, ditandai dengan berdirinya
Perusahaan Perminyakan Negara (Pertamina) yang di dalamnya terbentuk
divisi hubungan pemerintah dan masyarakat atau hupmas (Suhada, 2017).
Kemudian di tahun 1954 humas menjadi bagian penting dalam lembaga
kepolisian. Pada tahun 1970-an, humas menjadi bagian wajib di berbagai
perusahaan dan lembaga baik pemerintah maupun swasta. Pada tahun 1970-an
sampai sekarang inilah humas menjadi bagian penting dan wajib di seluruh
lembaga atau institusi. Keberadaannya menjadi sangat penting karena
berfungsi sebagai corong informasi sebuah lembaga yang dapat meminimalisir
terjadinya kesalahan dalam menerima informasi.
Perkembangan humas lembaga pendidikan tentunya tidak dapat
dilepaskan dari peran kolonial Belanda di era 1930-an dalam memperkenalkan
pendidikan formal di hampir semua provinsi di Hindia Belanda (Indonesia).
Belanda memperkenalkan sistem pendidikan –meski terbatas- yang hampir
sama dengan sistem pendidikan yang ada sekarang dengan tingkatan sebagai
berikut:
1. sekolah dasar bagi orang Eropa (Europeesche Lagere School),
2. sekolah dasar bagi pribumi (HollandschInlandsche School),
3. sekolah menengah pertama (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs), dan
4. sekolah menengah atas (Algemeene Middlebare School).
6
Perguruan Tinggi, Universitas). Sedangkan jalur pendiikan nonformal terdiri
atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatam
belajar masyarakat, majelis taklim, dan sejenisnya. Sementara pendidikan
informal terdiri atas pendidikan keluarga dan lingkungan belajar secara
mandiri. Artinya humas lembaga pendidikan mulai dikenal dan diperkenalkan
di lembaga pendidikan pada masa-masa diundangkannya undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia dengan adanya sebutan wakil kepala
sekolah bidang humas.
7
Humas juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan
berorganisasi, karena hidup matinya sebuah perusahaan atau organisasi
tergantung terhadap peranan humas. Hal ini tak lepas dari kegiatan yang
mereka lakukan berhubungan langsung dengan seluruh publik lembaga
pendidikan, dan pada dasarnya keberadaan sebuah lembaga pendidikan
amatlah tergantung pada publik. Jika seorang humas dapat menciptakan
suasana yang harmonis, saling kepercayaan antara pihak lembaga dan publik
maka humas tersebut telah melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik.
Menurut Nasution (2010), peran humas di lembaga pendidikan yaitu
sebagai berikut:
a. Membina hubungan harmonis kepada publik intern (dalam lingkungan
lembaga pendidikan, seperti: dosen/guru, tenaga administrasi, dan siswa),
dan hubungan kepada publik ekstern (di luar lembaga pendidikan,
seperti: orang tua siswa, dan di luar lembaga pendidikan).
b. Membina komunikasi dua arah antara publik internal (dosen/guru,
karyawan, dan mahasiswa/siswa), dan publik eksternal (lembaga
luar/instansi, masyarakat, dan media massa) dengan menyebarkan pesan,
informasi dan publikasi hasil penelitian, dan berbagai kebijakan-
kebijakan yang telah ditetapkan pimpinan.
c. Mengidentifikasi dan menganalisis suatu opini atau berbagai persoalan,
baik yang yang ada di lembaga pendidikan maupun yang ada di
masyarakat.
d. Berkemampuan mendengar keinginan atau aspirasi-aspirasi yang terdapat
di dalam masyarakat.
e. Bersikap terampil dalam menerjemahkan kebijakan-kebijakan pimpinan
dengan baik.
2. Manfaat
Beberapa manfaat ketika hubungan ini terjalin secara bagus, maka yang
terjadi adalah bahwa pihak lembaga selalu mendapat masukan yang sangat
8
bagus, seperti halnya bantuan dalam pemikiran, dana, sarana, dan lain-lain.
Oleh karena itu, lembaga pendidikan perlu memanfaatkan dan melibatkan
hubungan masyarakat dalam pengelolaannya.
Terkait segala informasi tentang perkembangan kemajuan sekolah,
bahkan permasalahan belajar siswa selalu akan muncul dan berkembang setiap
saat. Karena itu, maka diperlukan penjelasan informasi yang terus-menerus
dari lembaga sekolahan untuk masyarakat atau orang tua murid, sehingga
mereka sadar akan pentingnya keikutsertaan dalam meningkatkan mutu
pendidikan putra-putrinya.
Dengan demikian, untuk menjembatani kepentingan kedua pihak,
diperlukan satu bidang khusus yang membidangi aktivitas hubungan
masyarakat dengan suatu lembaga, agar dikelola dengan baik, profesional,
efektif, dan efisien demi tercapainya satu kesatuan yang tidak dapat
terpisahkan.
9
sebagai pengelola informasi kepada publik intern dan publik ekstern,
seperti: menyampaikan informasi kepada pers dan promosi.
3. Menciptakan suatu citra yang positif terhadap lembaga pendidikannya.
10
a. Press Relations. Mengatur dan memelihara hubungan dengan pers
umumnya dengan mass media seperti pers, radio, film dan televisi yang
utama adalah pers.
b. Government Relations. Mengatur dan memelihara hubungan dengan
pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah. Lembaga atau
instansi resmi yang berhubungan dengan kegiatan sekolah.
c. Community Relations. Mengatur dan memelihara hubungan dengan
masyarakat setempat.
d. Supplier Relations. Mengatur dan memelihara hubungan dengan para
levaransir (pemborong), kontraktor agar segala kebutuhan perusahaan
dapat diterima secara teratur serta dengan harga dan syarat-syarat yang
wajar.
e. Customer Relations. Mengatur dan memelihara hubungan dengan para
langganan, sehingga hubungan itu selalu dalam situasi bahwa
langgananlah yang sangat membutuhkan pendidikan, bukan sebaliknya.
11
mengenai penempatan, pemindahan, kenaikan pangkat, pemberhentian,
pensiun dan sebagainya.
b. Human Relations. Memelihara hubungan khusus antara sesama warga
dalam sekolah secara informal, sebagai manusia (secara manusiawi).
Pergaulan antara manusia, bukan sebagai hubungan manusia secara
formal.
c. Labour Relations. Memelihara hubungan antara kepala sekolah dengan
komite serta turut menyelesaikan masalah-masalah yang timbul.
Mengadakan tindakan-tindakan preventif mencegah kesulitan-kesulitan
yang timbul, karenanya turut melancarkan hubungan yang harmonis
antara kedua belah pihak.
d. Stockholder Relations, Industrial Relations. Sesuai dengan sifat dan
kebutuhan sekolah yaitu mengadakan hubungan dengan para pemegang
saham.4
4
Deddiliawan, Agung, and Yasir Arafat. "Manajemen humas untuk meningkatkan kredibilitas
sekolah." JMKSP (Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan) 4.1 (2019):
84-89.
12
Disamping hal-hal tersebut diatas waka/PP Humas melaksanakan
kegiatan-kegiatan sebagai berikut;
a. Melakukan Koordinasi secara Kontinue dengan semua unsur pimpinan
dan Tata Usaha.
b. Menerima tamu umum yang berkaitan dengan tugas kehumasan.
c. Penyampaian informasi terkai tdengan Sertifikasi, Libur Sekolah dan
informasi-informasi lain yang ada kaitannya dengan guru dan
persekolahan.
d. Menuliskan berbagai informasi dipapan pengumuman guru kaitannya
dengan rapat dinas, rapat awal tahun, rapat kelulusan, rapat akhir tahun
dan kenaikan kelas.
e. Mempersiapkan agenda rapat, dan menyampaikan guru yang tidak hadir
pada saat belajar kepada guru piket.
f. Mempersiapkan pertemuan-pertemuan dengan pengurus komite, jika ada
hal yang perlu dibicarakan.
g. Melakukan Home visit bersama BP/BK, Wali Kelas, jika ada siswa yang
sakit, atau siswa yang jarang masuk sekolah.
13
1. menjalin relasi yang baik antara orang tua peserta didik sebagai pengguna
dengan lembaga pendidikan;
2. menciptakan komunikasi yang baik antara orang tua peserta didik dengan
guru dalam mengatur informasi yang disampaikan lembaga pendidikan
melalui publikasi atau pesan timbal balik sehingga tercipta citra positif
orang tua peserta didik terhadap lembaga pendidikan;
3. mendukung kegiatan-kegiatan pengelolaan lembaga pendidikan (manajemen
sekolah) dalam upaya mencapai tujuan bersama melalui mitra komite
lembaga pendidikan;
4. mengidentifikasi opini, perspesi atau pun tanggapan masyarakat terhadap
lembaga pendidikan;
5. Memberikan layanan dan sumbangsih saran terbaik, serta pemikiran yang
bermanfaat kepada ketua yayasan atau kepala sekolah sebagai manajer demi
mewujudkan tujuan dan cita-cita bersam; dan
6. menyebarkan informasi keberhasilan program-program lembaga pendidikan
baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler dan atau akademik maupun non
akademik kepada orang tua peserta didik melalui pesan Whatsapp Group
dengan didukung data-data keberhasilannya yang ditampilkan dalam
website sekolah, jurnal, atau pun media massa.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebuah lembaga pendidikan Islam bahkan hampir semua lembaga,
membutuhkan adanya humas sebagai salah satu alat untuk mengembangkan
diri. Sebab, peran dan tugas dari humas tak dapat dipungkiri sangatlah penting.
Sehingga perlu pengemasan yang efektif dalam pelaksanaannya agar mendapat
hasil dengan lebih efisien.
Agar hal ini dapat dicapai dengan baik, tentu perlu dilaksanakan dengan
cara mempersiapkan program kerja humas dengan tepat agar mudah dalam
aplikasinya. Pengembangan humas ini juga berpengaruh dalam agama
khususnya agama Islam.
Dan juga tentunya pendidikan hubungan layanan masyarakat atau public
relationship ini sudah memenuhi kriteria seorang Muslim atau Muslimah dalam
menjalankan anjuran agamanya yang diaplikasikan di kehidupan sehari-hari
bahkan di pendidikan sejak dini.
15
DAFTAR PUSTAKA