Mini Proposal Ayu

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

1.

1 Latar Belakang

Persoalan kemiskinan di Indonesia menjadi momok mengerikan dari tahun ke


tahun. Data mencatat jumlah penduduk miskin mencapai 25,14 juta sampai Bulan Maret
2019. Jumlah ini sangatlah besar jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang rata-
rata tidak mencapai 5 persen dari jumlah penduduk keseluruhan. Standar penentuan
penduduk miskin tersebut diambil yang paling rendah dengan skala penduduk yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan pokoknya. Kondisi demikian sangat tidak elok bila harus
menunggu program negara untuk menyelesaikan. Salah satu lembaga yang bertujuan
untuk mengentaskan kemiskinan adalah memaksimalkan peran lembaga amil zakat
dengan program dan strateginya. Lembaga zakat pada hakikatnya hanya perposisi sebagai
fasilitator atau pengelola, sementara yang memberikan dana sosial adalah para muzakki.
Disinilah letak pemberdayaan yang dimaksud, yang mampu mengeluarkan harta
kekayaannya berupa dana zakat kepada mereka yang membutuhkan. Disadari atau tidak,
zakat yang diberikan kepada mustahiq dapat berperan bagi peningkatan ekonomi mereka
apabila dikelola secara produktif.

Pendayagunaan dana zakat secara produktif sebenarnya memiliki konsep


perencanaan dan pelaksanaan seperti penyebab kemiskinan, ketiadaan lapangan
pekerjaan dan tiadanya modal usaha. Agar dana zakat dapat bergulir secara efektif dan
menghasilkan, maka perlu dilakukan perencanaan untuk mengelola dana zakat. Salah satu
pola pengembangan zakat produktif yang telah dilakukan adalah dengan menjadikan dana
tersebut sebagai modal usaha mustahiq. Dengan modal usaha ini, mustahiq dapat
memiliki penghasilan sendiri, meningkatkan pendapatan dan mengembangkan usaha
dengan tanpa membayar angsuran atau cicilan ke lembaga lain. Inilah yang dimaksud
dengan pola pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan zakat produktif. Dengan
memberikan modal usaha kepada mustahiq, usaha kecil dapat
berkembang dan menyerap tenaga kerja, yang berarti angka pengangguran dapat
terkurangi. Berkurangnya pengangguran dapat berdampak pada daya beli masyarakat
terhadau suatu produk barang atau jasa. Pada gilirannya akan menumbuhkan sektor
produksi. Sirkulasi ini menjadi salah satu indikator adanya pertumbuhan ekonomi
masyarakat di Indonesia.

Zakat produktif dalam Islam dibolehkan. Seba zakat bertujuan untuk


mewujudkan keadilan sosial melaui mekanisme distribusi kekayaan dari orang kaya
kepada orang miskin atau keluarga pra sejahtera. Islam mengehendaki agar kekayaan
tidak hanya berputar-putar dari keluarga orang kaya. Bahkan secara normatif, Islam
memandang bahwa di dalam harta orang-orang kaya terdapat hak orang-orang miskin.
Dengan adanya zakat maka harta orang kaya akan tersalurkan dan dapat dimanfaatkan
kepada orang yang lebih membutuhkan. Dana ZIS sudah di kelola, dihimpun dan
disalurkan oleh organisasi Zakat yaitu BAZNAS dan LAZNAS sehingga Muzakki dapat
berdonasi dengan mudah dan mustahiq dapat menerima manfaat sesuai dengan
kebutuhannya. LAZNAS Yatim Mandiri Surabaya juga melakukan
pengelolaan, penghimpunan dan penyaluran untuk mencapai tujuan Lembaga dengan
optimal. Yatim Mandiri melakukan penyaluran zakat dengan membuat program program
yang dapat disalurkan dengan baik kepada para mustahik dan orang-orang yang lebih
membutuhkan. Adapun program-program yang ada di yatim mandiri antaranya : program
pemberdayaan ekonomi, program kesehatan, program pendidikan
dan program kemanusiaan. Dalam program-program tersebut menggunakan model
konsumtif dan produktif, baik konsumtif tradisional, konsumtif kreatif dan produktif
konvensional maupun produktif kreatif, hal itu dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan
permintaan mustahik. Salah satu program yang ada di Yatim Mandiri yaitu program
BISA (Bunda Mandiri Sejahtera). Dalam Program BISA ini ada dua kegiatan yang
dilaksanakan pertama pembinaan kerohanian yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan agama para Bunda. Kedua pemberian pinjaman modal usaha bertujuan
untuk meningkatkan usaha para bunda. Sasaran dari Program ini yaitu Bunda dari anak
yatim (keluarga yatim) yang juga mendapat bantuan dari Lembaga Yatim Mandiri
Surabaya.

1.2 Rumusan Masalah :

a) Bagaimana Mekanisme Pemberdayaan Melalui Program (BISA) Bunda Mandiri


Sejahtera Di Lembaga Amil Zakat Nasional Yatim Mandiri Palembang.
b) Apakah Pemberdayaan Zakat Produktif Program (BISA) Bunda Mandiri Sejahtera
Berdampak Terhadap Perubahan Kondisi Kemiskinan Mustahik.

1.3 Tujuan Penelitian :


a) Untuk mengetahui gambaran pemberdayaan melalui program BISA di lembaga
amil zakat nasional yatim mandiri Palembang.
b) Untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan zakat produktif program BISA
terhadap perubahan kondisi kemiskinan bunda BISA.

1.4 Manfaat Penelitian :


Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut :
a) Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan untuk
akademisi dan ekonomi islam, khususnya dalam ilmu penyaluran zakat, infak,
dan sedekah sebagai salah satu solusi penanganan masalah ekonomi kesenjangan
ekonomi yang perlu dikembangkan dan dioptimalkan pelaksanaanya.
b) Manfaat Praktis
Bagi Lembaga Amil Zakat Nasional Yatim Mandiri Hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi Lembaga Amil Zakat Yatim
Mandiri Sragen dalam pendistribusian dana zakat produktif kedepannya serta
manfaat dari adanya program BISA bagi mustahik.
c) Bagi Peneliti
Dapat menambah pengalaman dan wawasan mengenai program BISA Lembaga
Amil Zakat Nasional Yatim Mandiri sehingga dapat praktekkan dalam
bermasyarakat.
II Kajian Pustaka

2.1. Tinjauan mengenai Zakat

Menurut Abdurrahman al-Jaziri dalam (Fakhiruddin, 2008: 16), istilah


zakat dalam bahasa berarti al-Tathir wa al-nama’. Sedangkan menurut terminology
yaitu pemilik harta tertentu untuk mustahiq dengan syarat-syarat tertentu. Zakat
(zakah) dalam arti bahasa berarti “mensucikan”, “tumbuh” atau “berkembang”.
Sedangkan secara istilah “syara”, zakat yaitu menggunakan besaran harta yang
dikhususkan untuk dialokasikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya
(mustahik) sesuai dengan syariat Islam yang telah ditetapkan (Wibisono, 2015: 1).
Wahbah al-Zuhaili dalam kitabnya al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, pengertian zakat,
yang pertama yaitu madzhab Malikiyah zakat adalah harta yang bagian khususnya
telah mencapai nishabnya untuk yang berhak menerimanya mustahiq saat mencapai
haul selain barang, tanaman, dan rikaz. Madzhab hanafiyah, zakat kepemilikan pada
harta tertentu untuk pihak tertentu. Madzhab syafi’iyah, zakat harta yang dikeluarkan
dan lembaga dengan cara tertentu.

Zakat yang sudah terkumpul, akan disalurkan kepada beberapa golongan yang
masuk kriteria penerima zakat. Surat At-taubah ayat : 60 berisi pihak-pihak yang
memiliki hak untuk menerima zakat (mustahik) yaitu kaum fakir, kaum miskin, amil,
muallaf, memerdekakan budak, gharimin, fi sabilillah, dan ibnusabil (Mishri’, 2006:
145-147).

a) Fakir yaitu kalangan yang memiliki harta, tetapi tidak mencukupi nishabnya dan
terjebak dalam hutang. Miskin yaitu orang-orang yang fakir namun mereka tidak
meminta-minta kepada orang lain.
b) Amil (petugas zakat) yaitu golongan yang memiliki tugas mengelola zakat dari
muzakki untuk disalurkan kepada mustahik.
c) Muallaf adalah sekelompok orang baru memeluk agama Islam dan mengenal
agama Islam serta terpisah dari keluarga.
d) Memerdekakan budak yaitu budak yang bisa dibebaskan dengan membuat
perjanjian dengan majikannya jika telah melunasi hutangnya.
e) Gharimin yaitu sekelompok orang yang terjebak hutang untuk kemaslahatan
masyarakat yang dibenarkan syara’.
f) Fisabilillah yaitu dana zakat diberikan kepada mujahid yang berjuang untuk
menegakkan agama Allah seperti jaman saat ini untuk memfasilitasi
Kemaslahatan masyarakat muslim.
g) Ibnu sabil yaitu orang yang bepergian jauh dan dalam perjalanannya kehabisan
bekal.

2.2 Zakat Produktif


Zakat produktif merupakan dana zakat untuk didistribusikan kepada
orang-orang yang berhak memerima zakat dan dapat diperdayagunakan dengan
hakikatnya zakat digunakan untuk memperdayakan masyarakat. Menurut Anwar
(2010) zakat produktif di distribusikan dan dikelola karena memiliki pengaruh
jangka panjang bagi para mustahik (Nasrullah, 2015: 6). Menurut (Hafidhuddin,
2002: 27) Zakat produktif adalah dana zakat yang didistribusikan terhadap
kalangan yang berhak menerima zakat (mustahik) sebagai modal dalam usaha
untuk menjalankan suatu aktivitas ekonomi untuk mengembangkan potensi
produktivitas mustahik serta meningkatkan ekonomi. Perbedaan pemberian zakat
konsumtif dengan zakat produktif terletak pada bentuk penyalurannya, zakat
konsumtif berupa dana langsung santunan yang dialokasikan untuk mencukupi
kebutuhan pokok sehari-hari yang bersifat habis pakai penerima (mustahik)
berupa makan, minum, pakaian, dan biaya sekolah. Sementara zakat produktif
dana yang diberikan akan memberikan manfaat ganda karena adanya perputaran
yang mengahasilkan dalam kegiatan ekonomi (Romdhoni, 2017: 42). Jadi dapat
disimpulkan bahwa zakat produktif adalah penyaluran zakat yang diberikan
kepada mustahik dengan tujuan harta yang diberikan dapat berkembang serta
dijadikan modal usaha atau tambahan modal usaha dengan kerja keras dan usaha
mustahik. Konsep pendistribusian zakat produktif dapat dilaksanakan jika telah
terpenuhinya kebutuhan dasar mustahik, maka zakat dapat dimanfaatkan dalam
usaha produktif dengan tujuan peningkatan kondisi mustahik kearah yang lebih
baik (Fitri, 2017: 162).

III Metodologi
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan bertahap sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
nantinya. Bertempatan di Lembaga amil zakat nasional yatim mandiri Palembang.

3.2 Jenis data


1. Data Primer
Data primer adalah data yang di dapatkan oleh peneliti dari pihak pertama
melalui wawancara, jejak dan lain-lain (Suharsimi, 2010:172). Sumber data
primer dari penelitian ini yaitu sampel responden dari bunda yatim dan dhuafa
program BISA (Bunda Mandiri Sejahtera) di Lembaga Amil Zakat Nasional
Yatim Mandiri Palembang.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah ada Penulis dapat mengambilnya
dengan menelusuri dan membaca data dalam bentuk dokumen yang tersedia, data
sekunder dari penelitian ini di dapatkan dari dokumen seperti laporan keuangan
serta informasi dari arsip-arsip yang dimiliki oleh lembaga amil zakat nasional
yatim mandiri Palembang atau data lain yang diperoleh peneliti yang berkaitan
dengan penelitian.

3.3 Teknologi akuisisi data

1. Survei perpustakaan (library survey)


Pengumpulan data dari survei kepustakaan berupa:Bahan pustaka seperti
buku, internet dan literatur Hal-hal lain yang mendukung danrelevan dengan
penelitian ini, yaitu: Hal-hal yang berkaitan dengan program BISA (bunda
mandiri sejahtera).

2. Wawancara
Teknik pengumpulan data selanjutnya yaitu wawancara. Wawancara
adalah tanya jawab dengan tujuan memperoleh informasi tertentu yang dilakukan
dua pihak antara pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan kepada
terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban dari pertanyaan tersebut
(Creswell, 2014: 186). Wawancara dilakukan peneliti dengan mustahik bunda
yatim dan dhuafa program BISA Yatim Mandiri Palembang.

3. Dokumentasi
Penggunaan teknik pengumpulan data selanjutnya dengan dokumen berisi
tulisan, karya monumental, dan gambar yang berupa catatan peristiwa. Data
dokumentasi akan mendukung kredibilitas dan tingkat kepercayaan hasil
penelitian dari data observasi dan wawancara (Sugiyono, 2017: 476).
3.4 Teknik Pengolahan Data
Penelitian ini menggunakan data kualitatif, dimana penulis akan mengedit
Data kemudian mengkategorisasikan atau mengklarifikasikan data sesuai dengan
masalah atau tema yang sedang di bahas.
DAFTAR PUSTAKA

Arif Kusmanto, “Peran Lembaga Amil Zakat Nasional Dalam Penghimpunan Dana
Zakat, Infaq, dan Shodaqoh,” Pandecta: Research Law Journal 9, no. 2 (December 1,
2014): hal 302.

Husnul Khatimah “Pengaruh Zakat Produktif terhadap Peningkatan Kesejahteraan


Ekonomi Para Mustahik” Jurnal Ekonomi Keuangan dan Bisnis Islam, 1 (4) 2004, hal 87.

Mila Sartika, Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif terhadap Pemberdayaan


Mustahiq pada LAZ Yayasan Solo Peduli Surakarta. Jurnal Ekonomi Islam La_Riba, II
(1) 2008, hal. 83.

Ernawati, E. (2016). Karakteristik Program Pemberdayaan Mustahik Oleh


Lembaga Amil Zakat Nasional Di Indonesia. Inferensi, 10(2), 309–334.

Sugiyono, S. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai