Ergonomi & Fis. Kerja

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 90

ERGONOMI DAN FISIOLOGI KERJA

By : Zaqqi Muawanah, MSi.


DEFINISI ERGONOMI
• Ergonomi Berasal dari bahasa Yunani
• Ergon : KERJA
• Nomos : PERATURAN – HUKUM

Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk


menyerasikan/menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan
baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan
keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup
secara keseluruhan menjadi lebih baik

Fisiologi Kerja adalah lmu yang mempelajari fungsi tubuh manusia pada
saat bekerja yang merupakan dasar berkembangnya ergonomi.
KONSEP KESEIMBANGAN Dlm ERGONOMI

Material Personal
Characteristics Capacity

TASK DEMANDS

WORK CAPACITY
Task/Place Physiological
Characteristics Capacity
Organizational Psycological
Characteristics Capacity
Environmental Biomechanical
Characteristics Capacity

PERMORMANCE
Quality Stress
Fatique Accident
Discomfort Deseases
Injury Productivity
PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI
• Bekerja dalam posisi atau postur normal
• Mengurangi beban berlebihan
• Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam
jangkauan
• Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh
• Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan
• Minimalisasi gerakan statis
• Minimalisasikan titik beban
• Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman
• Mengurangi stress
Potensi Bahaya Faktor Ergonomi
Meliputi :

1. Desain alat kerja dan tempat kerja yang tidak sesuai


dengan antropometri tenaga kerja

2. Cara kerja, posisi kerja, dan postur tubuh yang tidak


sesuai saat melakukan pekerjaan

3. Pengangkatan beban yang melebihi kapasitas


DESAIN STASIUN KERJA
• Stasiun kerja (work station) adalah area, tempat atau
lokasi dimana aktivitas produksi akan diselenggarakan
untuk mengubah bahan baku menjadi sebuah produk
yang memiliki nilai tambah.

• Setiap sistem kerja mengandung beberapa atau seluruh


komponen kerja, masing-masing saling berinteraksi dengan
yang lain
• Interaksi dalam stasiun kerja dapat ditunjukkan dengan
gambar berikut :
SOFTWARE

HARDWARE OPERATOR LINGKUNGAN FISIK

ORGANISASI
Komponen dalam Sistem Kerja
Komponen Area Desain Pertimbangan
Hardware Desain tataletak komponen proses, peralatan, akses
Operator Karakteristik fisik kecakapan Karakteristik tubuh, kekuatan,
kapasitas kerja, postur tubuh,
kelelahan, dan ketahanan
Penerima informasi dan proses Panca indera, perhatian, daya
ingat, dll
Karakteristik individu dan sosial Umur, jenis kelamin, latar
belakang budaya, suku,
ketrampilan, training, motivasi,
kepuasan kerja dan interes,
kejenuhan, perilaku, dll
Software Performansi bebas kesalahan Standar operasi, buku
penuntun, simbol, dll
Lingkungan Performansi yang aman dan Iklim kerja, kebisingan,
selamat penerangan, vibrasi mekanik,
ventilasi, dll
Organisasi Organisasi personalia/produksi Waktu kerja-istirahat, rotasi
kerja, kerja bergilir, interes,
kepuasan, tanggung jawab,
interaksi sosial, dll.
desain sistem kerja dan
7
antropometri
DESAIN STASIUN KERJA
Identifikasidan evaluasi desain
stasiun kerja

Penggunaan Daftar Periksa


ANTROPOMETRI
Desain Tempat Kerja dan Sikap Kerja Berdiri

A. Pekerjaan memerlukan penekanan (kerja berat), tinggi landasan kerja 10-15cm di bawah tinggi
siku berdiri
B. Pekerjaan memerlukan ketelitian, untuk mengurangi pembebanan statik pada otot bagian
belakang, maka tinggi landasan kerja 5-10 cm di atas tinggi siku berdiri
C. Pekerjaan ringan, tinggi landasan kerja lebih rendah dari tinggi siku berdiri
Desain Tempat Kerja dan Sikap Kerja Duduk
Contoh desain stasiun kerja dengan sikap duduk
Lay out Stasiun Kerja

A = Area kerja yg sering digunakan (25 cm)


B = Area kerja yg jarang digunakan
C = Lokasi penempatan peralatan digunakan
D = Jangkauan optimal (100 cm)
E = Jangkauan maksimal (160 cm)
14
Desain Tempat Kerja dan Sikap Kerja Dinamis
MANUAL HANDLING

 Manual Handling meliputi berbagai aktivitas/pekerjaan dimana pekerja perlu


memindahkan atau manangani objek dengan cara:
- Mengangkat
- Menurunkan
- Mendorong
- Menarik
- Menahan
- Membawa
- Memindahkan

 Manual Handling merupakan penyebab utama Nyeri dan Cedera tulang


belakang, dan kelelahan kerja.

Incorrect posture,
twisting and lifting
motion
ANGKAT-ANGKUT
• Posisi Badan, Mengangkat
Penyebab Cedera dan Nyeri Pinggang
• Pinggang; bagian yg rentan karena mekanisasi tubuh L5-S1
• Anggota tubuh atas; sebagai sebuah lengan pengungkit (lever arm) dan
pinggang sebagai suatu titik fulkrum.
• Tekanan kompresif pada tulang belakang adalah terbesar terjadi pada
pinggang, konsekuensinya dapat menyebabkan kerusakan pada disc.

Ilustrasi Terjadinya Hernia pada Disc Ilustrasi Terjadinya Kenyerian pada Ligamen
Resiko Salah Mengangkat & Mengangkut
• Over Exertion Lifting and Carrying
kerusakan jaringan tubuh yang
diakibatkan oleh beban angkut yang
berlebihan.
• HNP (Hernia Nucleus Pulposus)
robeknya bagian dalam dari lempeng
menonjol keluar serta mungkin
menekan saraf-saraf disekitarnya akibat
beban angkut berlebih dan
pembebanan tiba-tiba.
• Back Injury
timbulnya nyeri pada punggung,
biasanya sikap kerja atau mengangkat
yang tidak benar dipengaruhi oleh arah
beban yang diangkat.
Pengendalian Pekerjaan angkat-angkut

 Menjaga postur tubuh netral/alamiah


 Menggunakan peralatan yg ergonomis
 Mengatur waktu kerja – istirahat yg tepat sesuai
beban kerja
 Bekerja pada zona jangkauan aman
 Mengurangi/mengendalikan frequenci, durasi dan
keparahan pemaparan
 Mengerjakan objek tetap pada Power Zone

Power zone adalah dekat


dg tubuh, dan antara
bahu dan paha.
Teknik Penempatan Objek Berdasarkan Berat Beban
GANGGUAN OTOT RANGKA AKIBAT KERJA (GOTRAK)
/ MUSCULO SCELETAL DISORDERS ( MSDs)
• SNI 9011:2021 ; gangguan otot rangka akibat kerja (GOTRAK) adalah keluhan/nyeri
karena adanya cedera dan gangguan pada otot, tendon, sendi, saraf serta jaringan
lunak lainnya

• Sistem Muskuloskeletal terdiri dari :


– Tulang
– Sendi
– Otot
– Tulang rawan
– Ligamen
– Tendon

o Cara kerja sistem muskuloskelatal :


Otak  sinyal ke syaraf  otot rangka & melibatkan jaringan lainnya untuk kontraksi
/relaksasi
KELUHAN GOTRAK
• Menurut Grandjean,1993. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan
dalam waktu yang lama akan menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi,
ligamen dan tendon, yang biasa diistilahkan dengan keluhan Musculo Sceletal
Disorders (MSDs)
• Keluhan bisa reversible atau persistent
o Gejala akan bervariasi pada setiap orang, tetapi tanda-tanda dan gejala umum,
termasuk:

Nyeri/ngilu.
Kelelahan.
Gangguan tidur.
Peradangan, pembengkakan, dan kemerahan.
Penurunan rentang gerak.
Hilangnya fungsi.
Kesemutan.
Mati rasa atau kekakuan.
Kelemahan otot atau kekuatan cengkeraman menurun.
Langkah-langkah Penilaian potensi GOTRAK
menurut SNI 9011:2021
• Survey awal
• Identifikasi bahaya ergonomi menggunakan kusioner
• Menentukan obyek pengukuran dan peralatan
pengukuran berdasarkan hasil identifkasi awal
• Merekam aktivitas pekerjaan (video) 5-10 menit
untuk setiap pekerjaan yang diamati. Rekaman
setidaknya mencakup 10 siklus pekerjaan atau 3-4
siklus jika semua aspek pekerjaan sudah mampu
dikumpulkan
• Tentukan ada tidaknya potensi paparan bahaya pada
pekerja
• Tentukan penilaian penanganan beban manual
• Jumlahkan semua skor
IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA ERGONOMI DI TEMPAT KERJA
Survey awal
Survey awal
Penilaian Identifikasi Hasil Survey Keluhan GOTRAK

Hijau (1-4) : Tingkat Risiko Rendah


Kuning (6) : Tingkat Risiko Sedang
Merah (8-12) : Tingkat Risko Tinggi
Daftar Periksa Potensi Bahaya Ergonomi
Daftar Periksa Pengangkatan Beban Secara Manual
HASIL PENILAIAN

Nilai < 2 : Kondisi tempat kerja aman


Nilai 3-6 : Perlu pengamatan lebih lanjut
Nilai > 7 : Berbahaya
Potensi Bahaya Faktor Ergonomi Perkantoran
Metode penilaian
Terdapat banyak metode dan variasi untuk menilai sikap
kerja dan keluhan gotrak selain SNI 9011:2021. Contoh
metode lain yang bisa digunakan antara lain :
• Nordic body map : penilaian subyektif terhadap tingkat
keparahan keluhan pada sistem muskuloskeletal
• Metode untuk menilai postur kerja :
– OWAS (Ovako Working Analysis)
– REBA (Rapid Entire Body Assessment)
– RULA (Rapid Upper Limb Assessment)
– ROSA (Rapid Office Strain Assessment )
– LMM (Leithmerk mal methode)
– Dll.
TABEL Analisis postur kerja (Metode REBA)
Contoh analisis dg.met. REBA :

Leher = > 20 o = 2
Kaki =30- 60 o = 1 +1= 2
Badan = > 60 o = 4
Beban (Force) = < 5 kg = +0
SKOR TABEL A = 6

Pergelngn. tangan= >15 o =2


Lengan Bawah = 60–100 o = 1
Lengan atas = < 20 o = 1
Genggaman = Bagus = +0
SKOR TABEL B = 2

SKOR TABEL C = 4
SKOR REBA = 4 +1 = 5

Skor REBA = 4-7


= Resiko Sedang
= Tindakan Level 2
= Perlu Tindakan Lebih Lanjut
Pengendalian bahaya faktor ergonomi
secara umum
• Menghindari posisi kerja yang janggal
• Memperbaiki cara kerja dan posisi kerja
• Mendesain kembali atau mengganti tempat kerja,
obyek kerja, bahan, desain tempat kerja, dan peralatan
kerja
• Memodifikasi tempat kerja, obyek kerja, bahan, desain
tempat kerja, dan peralatan kerja
• Mengatur waktu kerja dan waktu istirahat
• Melakukan pekerjaan dengan sikap tubuh dalam posisi
netral atau baik, dan/atau
• Menggunakan alat bantu
BADAN
§^STANDARDISASI
? NASiONAL

KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL

NOMOR 590/KEP/BSN/12/2021
TENTANG

PENETAPAN SNI 9011:2021 PENGUKURAN DAN EVALUASI POTENSI

BAHAYA ERGONOMI DI TEMPAT KERJA

KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL.

Menimbang : a. bahwa untuk memenuhi kepentingan perlindungan


terhadap konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja,
masyarakat lainnya, mengembangkan tumbuhnya
persaingaii yang sehat, keselamatan, keamanan,
kesehatan, dan kelestarian fungsi lingkungan
hidup, Rancangan Akhir Standar Nasional
Indonesia yang disusun oleh Komite Teknis perlu
ditetapkan menjadi Standar Nasional Indonesia;
b. bahwa Rancangan Akhir Standar Nasional
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
telah dikonsensuskan dan dinyatakan memenuhi
persyaratan untuk ditetapkan menjadi Standar
Nasional Indonesia;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Keputusan Kepala Badan
Standardisasi Nasional tentang Penetapan SNI
9011:2021 Pengukuran dan evaluasi potensi
bahaya ergonomi di tempat kerja;
BADAN
STANDARDISASI
NASIONAL

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang


Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
216, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5584);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2018

tentang Sistem Standardisasi dan Penilaian


Kesesuaian Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 110, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6225);
3. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2018 tentang
Badan Standardisasi Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 10);
4. Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 3
Tahun 2018 tentang Pedoman Pengembangan
Standar Nasional Indonesia (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 578);
5. Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 12
Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Badan Standardisasi Nasional Nomor 1 Tahun 2018

tentang Pedoman Tata Cara Penomoran Standar


Nasional Indonesia (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 1762);

Memperhatikan ; Surat Direktur Bina Pengujian Keselamatan dan


Kesehatan Keija, Direktorat Jenderal Pembinaan
Pengawasau Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Kementerian Ketenagakerjaan
Republik Indonesia, Nomor: B-
5/284/AS.04.01/Vin72021 tanggal 30 Agustus 2021,
perhal Usulan Penetapan SNI;
BADAN
STANDARDISASI
NASiONAL

-3 - .

MEMUTUSKAN:

Menetapkan KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI

NASIONAL TENTANG PENETAPAN SNI 9011:2021

PENGUKURAN DAN EVALUASt POTENSI BAHAYA

ERGONOMI DI TEMPAT KERJA.

KESATU Menetapkan SNI 9011:2021 Pengukuran dan evaluasi


potensi bahaya ergonomi di tempat kerja.

KEDUA Keputusan Kepala Badan ini mulai berlaku pada


tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 Deseraber 2021
KEPA1X3b5i5S!&^ANDARDISASI NASIONAL,

HMAD
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Pengukuran dan evaluasi potensi bahaya ergonomi
SNI 9011:2021
(Ditetapkan oleh BSN tahun 2021)

di tempat kerja
Standar Nasional Indonesia

ICS 13.180
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
© BSN 2021

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan
dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN

BSN
Email: [email protected]
www.bsn.go.id

Diterbitkan di Jakarta
SNI 9011:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Daftar isi

Daftar isi ................................................................................................................................. i


Prakata ...................................................................................................................................ii
Pendahuluan.......................................................................................................................... iii
1 Ruang lingkup .................................................................................................................. 1
2 Acuan normatif ................................................................................................................. 1
3 Istilah dan definisi ............................................................................................................ 1
4 Metode pengukuran ......................................................................................................... 2
5 Metode evaluasi ergonomi ............................................................................................... 3
Lampiran A (informatif) Tata cara perekaman video............................................................... 5
Lampiran B (normatif) Survei keluhan gangguan otot rangka................................................. 7
Lampiran C (normatif) Pedoman pengisian formulir pada Lampiran D ................................. 10
Lampiran D (normatif) Daftar periksa potensi bahaya faktor ergonomi ................................. 17
Lampiran E (normatif) Formulir hasil pengukuran ................................................................ 24
Lampiran F (informatif) Daftar periksa potensi bahaya faktor ergonomi perkantoran............ 26
Lampiran G (informatif) Pengendalian potensi bahaya ergonomi ......................................... 30
Bibliografi ............................................................................................................................. 36

© BSN 2021 i
SNI 9011:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Prakata

Standar Nasional Indonesia (SNI) 9011:2021, dengan judul Pengukuran dan evaluasi potensi
bahaya ergonomi di tempat kerja, merupakan SNI Pengembangan sendiri yang ditetapkan
oleh BSN pada tahun 2021.

Standar ini disusun oleh Komite Teknis 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan
Kementerian Ketenagakerjaan sebagai sekretariat Komite Teknis. Standar ini telah dibahas
dalam rapat-rapat teknis, dan terakhir disepakati dalam rapat konsensus di Jakarta pada
tanggal 25 Agustus 2021 yang dihadiri oleh para pemangku kepentingan (stakeholder) terkait,
yaitu perwakilan dari produsen, konsumen, pakar dan pemerintah, serta perwakilan dari
lembaga penguji, asosiasi, perguruan tinggi, pakar serta instansi terkait.

Standar ini telah melalui tahap jajak pendapat pada tanggal 13 September 2021 sampai
dengan 12 November 2021 dengan hasil akhir disetujui menjadi SNI.

Dalam standar ini digunakan kosa kata yang mempunyai maksud tertentu, yaitu:
− “harus” yang artinya disyaratkan.
− “sebaiknya” yang artinya direkomendasikan.

Untuk menghindari kesalahan dalam penggunaan dokumen dimaksud, disarankan bagi


pengguna standar untuk menggunakan dokumen SNI yang dicetak dengan tinta berwarna.

Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen standar ini dapat
berupa hak paten. Badan Standardisasi Nasional tidak bertanggungjawab untuk
pengidentifikasian salah satu atau seluruh hak paten yang ada.

© BSN 2021 ii
SNI 9011:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Pendahuluan

Pengukuran dan evaluasi potensi bahaya ergonomi di tempat kerja yang dimaksudkan dalam
standar ini adalah metode atau cara pengukuran ergonomi meliputi persiapan, pelaksanaan
pengukuran serta evaluasi hasil pengukuran ergonomi.

Standar ini digunakan sebagai bahan acuan dalam mengidentifikasi bahaya ergonomi, menilai
tinggi atau rendahnya risiko ergonomi serta pertimbangan dalam mengembangkan dan
menerapkan pengendalian yang efektif sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 2018.

Hasil pengukuran dan evaluasi potensi bahaya ergonomi dapat digunakan untuk identifikasi
potensi gangguan kesehatan dan perlindungan tenaga kerja akibat bahaya ergonomi di tempat
kerja. Standar ini mencakup ruang lingkup, acuan normatif, istilah dan definisi, metode,
peralatan, prinsip, prosedur, interpretasi hasil penilaian, rekomendasi dan pelaporan
pengukuran.
.

© BSN 2021 iii


SNI 9011:2021`

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Pengukuran dan evaluasi potensi bahaya ergonomi di tempat kerja

1 Ruang lingkup

Standar ini menetapkan metode identifikasi keluhan Gangguan Otot Rangka Akibat Kerja
(GOTRAK) pada pekerja dan menentukan tempat kerja yang perlu dievaluasi. Standar ini juga
menentukan metode penilaian dan evaluasi tingkat risiko ergonomi dengan mengukur
kombinasi faktor risiko.

2 Acuan normatif

Tidak ada acuan normatif dalam Standar ini.

3 Istilah dan definisi

Untuk keperluan dokumen ini, digunakan istilah dan definisi berikut.

3.1
evaluasi potensi bahaya ergonomi
penentuan tingkat risiko potensi bahaya ergonomi berdasarkan kriteria nilai risiko, yang
kemudian dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penerapan program pengendalian

3.2
faktor risiko ergonomi
faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas tenaga kerja, disebabkan oleh ketidaksesuaian
antara fasilitas kerja yang meliputi cara kerja, posisi kerja, alat kerja dan beban angkat
terhadap tenaga kerja

3.3
gangguan otot rangka akibat kerja (GOTRAK)
keluhan/nyeri karena adanya cedera dan gangguan pada otot, tendon, sendi, saraf serta
jaringan lunak lainnya

3.4
identifikasi bahaya ergonomi
aktivitas survei keluhan GOTRAK dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada
populasi pekerja atau hasil pemeriksaan kesehatan yang relevan yang dilakukan oleh
perusahaan atau lembaga uji

3.5
penanganan beban secara manual
aktivitas mengangkat, menurunkan, menarik, mendorong, membawa dalam penanganan
bahan, material atau alat kerja dengan mengandalkan tenaga manusia secara fisik yang
memiliki beban dengan faktor risiko ergonomi

3.6
pengukuran potensi bahaya ergonomi
penentuan secara kuantitatif tingkat risiko ergonomi dilakukan dengan menggunakan
instrumen daftar periksa potensi bahaya ergonomi melalui pengamatan cara kerja

© BSN 2021 1 dari 36


SNI 9011:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
3.7
tempat kerja
tempat atau lokasi kerja yang bersifat lokal dimana pekerja melakukan aktivitas kerjanya

4 Metode pengukuran

4.1 Prinsip pengukuran

1) Seluruh pekerja yang disurvei harus mendapat informasi terkait manfaat dari pengukuran
ergonomi dan hasil survei tidak mempengaruhi penilaian kinerja.
2) Identifikasi bahaya dilakukan oleh perusahaan atau lembaga uji dengan menggunakan
kuesioner keluhan GOTRAK atau hasil pemeriksaan kesehatan yang relevan.
3) Penilaian tingkat risiko ergonomi dilakukan oleh lembaga uji secara kuantitatif dengan
menggunakan daftar periksa potensi bahaya ergonomi.
4) Dalam melaksanakan observasi pendahuluan potensi bahaya ergonomi, penguji harus
mengidentifikasi jenis pekerjaan, tugas dan semua elemen tugas yang dilakukan oleh
pekerja.
5) Gunakan kamera video untuk merekam beberapa siklus kerja untuk memastikan semua
elemen tugas pekerjaan telah teramati dengan baik. Tata cara perekaman video dapat
mengacu pada lampiran A.

4.2 Peralatan

1) Kuesioner survei keluhan GOTRAK


2) Daftar periksa potensi bahaya faktor ergonomi
3) Daftar periksa potensi bahaya faktor ergonomi di perkantoran (opsional)
4) Alat perekam video
5) Meteran
6) Tripod
7) Timbangan beban
8) Alat tulis

4.3 Prosedur

4.3.1 Persiapan pengukuran

1) Identifikasi bahaya ergonomi dilakukan oleh pihak perusahaan atau lembaga uji dengan
menggunakan kuesioner keluhan GOTRAK pada lampiran B dan dilaporkan ke lembaga
uji yang akan melaksanakan pengukuran ergonomi.
2) Perusahaan menyediakan informasi yang diperlukan seperti jumlah karyawan, gambaran
umum proses produksi, serta gambaran umum tata letak pabrik atau perusahaan dan
informasi relevan lainnya.
3) Berkoordinasi dan berkomunikasi dengan manajemen perusahaan dan atau pihak terkait
sebelum pelaksanaan pengukuran ergonomi dilakukan.
4) Menentukan obyek pengukuran dan peralatan yang akan digunakan untuk pengukuran
berdasarkan hasil identifikasi awal yang dilakukan oleh pihak perusahaan atau lembaga
uji.

4.3.2 Pelaksanaan pengukuran

Pengukuran dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:


1) Lakukan perekaman aktivitas pekerjaan sesuai pada Lampiran A.
2) Tentukan ada tidaknya potensi paparan bahaya pada pekerja.
3) Tentukan durasi paparan dari setiap potensi bahaya yang dialami oleh pekerja.

© BSN 2021 2 dari 36


SNI 9011:2021`

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
4) Tentukan penilaian penanganan beban manual.
5) Jumlahkan semua skor pada kolom paling kanan dan catat jumlah pada bagian terakhir.

Langkah pengukuran secara lebih rinci terdapat pada Lampiran C dan instrumen
pengukuran terdapat pada Lampiran D.

5 Metode evaluasi ergonomi

5.1 Interpretasi hasil penilaian

1) Penilaian identifikasi hasil survei keluhan GOTRAK

Lembaga uji mengevaluasi hasil survei keluhan GOTRAK yang dilakukan oleh
perusahaan/ lembaga ujiuntuk menentukan pekerja/pekerjaan yang akan diamati lebih
lanjut.Kriteria pemilihan pekerja/pekerjaandidasarkan nilai prevalensi keluhan pada
bagian tubuh yang cukup tinggi (lebih dari + 30-40% dari seluruh jumlah pekerja yang
disurvei). Penilaian dapat juga didasarkan atas indikator frekuensi dan keparahan. Jika
pekerja mengalami keluhan dengan tingkat risiko tinggi (nilai > 8) seperti pada Tabel
1,tanyakan kepada pekerja tersebut bagian mana dari pekerjaannya yang menyebabkan
keluhan GOTRAK yang dialami.

Tabel 1 - Tingkat Risiko Keluhan GOTRAK

Frekuensi Keparahan
Tidak ada Tidak Sakit Sakit
masalah nyaman (3) Parah
(1) (2) (4)
Tidak pernah
1 2 3 4
(1)
Terkadang
2 4 6 8
(2)
Sering
3 6 9 12
(3)
Selalu
4 8 12 16
(4)

Keterangan Tabel 1 :

Tingkat Keparahan :
− Tidak ada masalah : tidak ada keluhan dan tidak mengganggu pekerjaan
− Tidak nyaman : ada keluhan dan mulai/cenderung mengganggu pekerjaan
− Sakit : nyeri yang mengganggu pekerjaan
− Sakit parah : sangat nyeri sehingga tidak dapat melakukan pekerjaaan

Tingkat Frekuensi :
− Tidak pernah : tidak pernah terjadi
− Terkadang : bisa terjadi 1 - 3 kali dalam 1 tahun
− Sering : bisa terjadi 1 - 3 kali dalam 1 bulan
− Selalu : terjadi hampir setiap hari

Lembaga uji melakukan analisis tingkat risiko keluhan GOTRAK berdasarkan Tabel 1
sebagai berikut :
− Hijau (1-4) = tingkat risiko rendah

© BSN 2021 3 dari 36


SNI 9011:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
− Kuning (6) = tingkat risiko sedang
− Merah (8 -16) = tingkat risiko tinggi

2) Penilaian hasil pengamatan daftar periksa potensi bahaya ergonomi


Lembaga uji melakukan analisis penilaian risiko ergonomi berdasarkan hasil Lampiran B
sebagai berikut :
- Nilai < 2 = kondisi tempat kerja aman
- Nilai 3 – 6 = perlu pengamatan lebih lanjut
- Nilai > 7 = berbahaya

3) Rekapitulasi hasil pengukuran


Rekapitulasi hasil pengukuran potensi bahaya ergonomi dituliskan sesuai Lampiran E.

© BSN 2021 4 dari 36


SNI 9011:2021`

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Lampiran A
(informatif)
Tata cara perekaman video

Panduan ini ditujukan untuk mempersiapkan perekaman video dan pengumpulan informasi
terkait untuk memfasilitasi analisis pekerjaan dan penilaian potensi bahaya faktor ergonomi
terkait pekerjaan. Tujuan dari protokol ini adalah memastikan hasil rekaman dapat menangkap
siklus kerja yang memadai, sudut pandang yang memadai, dan variasi karakteristik pekerja
sehingga menawarkan gambaran yang representatif dari situasi kerja untuk analisis.

Bahan yang dibutuhkan:


1. Kamera video,baterai
2. Tripod (jika tersedia)
3. Clipboard, pulpen, kertas, daftar periksa kosong
4. Timbangan (opsional)

Prosedur perekaman video:


1. Sebelum merekam pekerjaan apa pun, sebutkan nama dan informasi penting terkait
pekerjaan ke dalam rekaman. Agar waktu perekaman singkat, batasi berkomentar yang
kurang penting (editorial).
2. Rekam setiap pekerjaan untuk mengamati semua aspek tugas. Rekam 5 hingga 10 menit
untuk setiap pekerjaan yang diamati. Rekaman setidaknya mencakup 10 siklus pekerjaan
secara lengkap. Dimungkinkan merekam hanya 3-4 siklus, jika semua aspek pekerjaan
sudah mampu dikumpulkan.
3. Pegang kamera dengan stabil, menggunakan tripod jika tersedia. Jangan berjalan kecuali
benar-benar diperlukan.
4. Mulai rekam setiap tugas. Seluruh tubuh pekerja haruslah tertangkap di video, termasuk
tempat duduk dan permukaan tempat pekerja berdiri. Tahan rekaman ini selama 2-3
siklus, kemudian perbesar pada tangan/lengan atau bagian tubuh lainnya yang mungkin
mengalami beban/tekanan karena tugas pekerjaan.
5. Disarankan merekam beberapa pekerja untuk menentukan apakah pekerja dengan
berbagai ukuran tubuh mengadopsi postur tubuh yang berbeda. Jika memungkinkan,
cobalah untuk merekam situasi kasus terbaik dan terburuk dari beragam pekerja dalam
melakukan pekerjaannya.

Ubah fokus pada perekaman video berdasarkan area tubuh yang dicurigai terdapat
masalah/keluhan, seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

Segmen tubuh yang


dicurigai bermasalah Fokus rekaman video

Pergelangan tangan Tangan, pergelangan tangan, lengan bawah


Siku Lengan, siku
Bahu Lengan, bahu, pundak
Punggung atau kaki Pergerakan punggung, kaki, lutut, telapak kaki

6. Rekam dari beragam sudut yang diperlukan untuk menangkap bagian tubuh yang
dicurigai bermasalah. Jika Anda berniat untuk melakukan pengukuran apa pun dari
video/gambar yang direkam (misalnya, sudut punggung, sudut pergelangan tangan, dll.),
kamera harus ditempatkan tegak lurus dengan objek rekaman.
7. Rekam secara singkat pekerjaan yang dilakukan sebelum dan sesudah pekerjaan yang

© BSN 2021 5 dari 36


SNI 9011:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
diamati untuk melihat bagaimana posisi pekerjaan yang diamati dalam keseluruhan
pekerjaan.
8. Untuk setiap pekerjaan yang direkam, dapatkan informasi berikut selengkap mungkin:
• Apakah pekerjaan dilakukan secara berkesinambungan atau sporadis;
• Apakah pekerja melakukan pekerjaan untuk seluruh shift, atau ada rotasi dengan
pekerja lain;
• Dimensi permukaan kerja dan ketinggian kursi, dan apakah dimensi tersebut dapat
disesuaikan;
• Berat, ukuran, dan bentuk pegangan dan tekstur untuk alat yang digunakan;
indikasi getaran dalam penggunaan alat listrik;
• Penggunaan sarung tangan;
• Berat benda yang diangkat, didorong, ditarik, atau dibawa;
• Sifat lingkungan di mana pekerjaan dilakukan (terlalu dingin atau terlalu
panas).

© BSN 2021 6 dari 36


SNI 9011:2021`

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Lampiran B
(normatif)
Survei keluhan gangguan otot rangka

1. Perusahaan :
2. Tanggal :
3. Nama (opsional) :
4. Posisi/jabatan :
5. Deskripsikan tugas-tugas yang Anda lakukan pada pekerjaan ini dan durasi waktu
(untuk tiap shift kerja) yang Anda habiskan untuk melaksanakan setiap tugas
Tugas: Waktu:

6. Manakah yang merupakan tangan dominan Anda?


Kanan Kiri Keduanya

7. Sudah berapa lama Anda bekerja pada posisi/jabatan saatini?


Kurang dari 3 bulan 5 – 10 Tahun
3 Bulan – 1 Tahun Lebih dari 10 tahun
1 – 5 Tahun

8. Seberapa sering Anda merasakan kelelahan mental setelah bekerja?


Tidak pernah Sering
Kadang-kadang Selalu

9. Seberapa sering Anda merasakan kelelahan fisik setelah bekerja?


Tidak pernah Sering
Kadang-kadang Selalu

10. Pernahkah Anda mengalami rasa sakit/nyeri atau ketidaknyaman yang Anda anggap
berhubungan dengan pekerjaan dalam satu tahun terakhir?

Ya Tidak

11. Jika Ya, silakan mengisi survei pada halaman selanjutnya; untuk setiap bagian tubuh
yang disebutkan, dimohon untuk menjelaskan tentang:
➢ Seberapa sering Anda merasakan ketidaknyamanan pada setiap bagian tubuh
➢ Tingkat ketidaknyamanan
➢ Apakah rasa sakit itu mengganggu kemampuan Anda untuk melakukan pekerjaan
Anda?
➢ Pada bagian tubuh mana ketidaknyamanan dirasakan

© BSN 2021 7 dari 36


SNI 9011:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Catatan: ‘sakit’ dapat berupa nyeri, kaku, mati rasa, kesemutan, atau rasa terbakar

Pada setiap bagian tubuh dengan keterangan “sakit” atau “sakit parah”, atau “selalu”
merasakan "tidak nyaman”, jelaskan pekerjaan yang menurut Anda menyebabkan
masalah tersebut, dan apakah sebelumnya Anda pernah mengalami cedera di bagian
tubuh tersebut.

Bagian Tubuh Pernah Mengalami Kemungkinan Pekerjaan yang


Cedera Sebelumnya Menyebabkan Masalah
Ya Tidak
Ya Tidak
Ya Tidak
Ya Tidak

Penguji K3/ Ahli K3 Lingkungan


Kerja Muda/ Madya/ Utama

(………………………………)
NIP/No.REG……….………….

© BSN 2021 8 dari 36


SNI 9011:2021`

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Penjelasan isian survei keluhan

Pada pertanyaan 2, tanggal yang dimaksud adalah tanggal saat survei gejala selesai
dilakukan. Survei sebaiknya dilakukan setiap tahun, atau setelah pengendalian dilakukan pada
sebuah pekerjaan, peralatan, atau proses kerja. Hal ini dapat membantu mendeteksi apakah
terjadi perubahan terhadap frekuensi dan/atau lokasi dari keluhan, dan juga memberikan
gambaran apakah pengendalian berhasil dalam mengurangi bahaya terkait kerja.

Pada pertanyaan 4 dan 5 digunakan untuk mengidentifikasi departemen dan pekerjaan dalam
perusahaan, memberi ruang untuk mendeskripsikan kewajiban yang berhubungan dengan
sebuah jabatan atau posisi. Deskripsi dari tugas atau pekerjaan dapat membantu Anda untuk
menentukan aspek pada pekerjaan yang menimbulkan rasa sakit atau ketidak nyamanan.

Informasi tentang karakteristik pekerja dicantumkan pada pertanyaan 6 dan 7. Jawaban dari
pertanyaan ini dapat memberikan gambaran tentang tangan dominan atau pengalaman kerja
yang berhubungan dengan timbulnya gejala akibat hubungannya dengan faktor-faktor lain
dalam pekerjaan. Pertanyaan 8 dan 9 memberikan indikasi apakah pekerja merasa pekerjaan
yang dilakukan melelahkan secara fisik atau mental.

Pada pertanyaan 10 menanyakan apakah pekerja pernah mengalami rasa sakit atau ketidak
nyamanan dalam satu tahun ke belakang. Apabila jawabannya ‘Tidak’, maka survei gejala
selesai. Apabila jawabannya “Ya” maka pekerja akan menjawab pertanyaan 11 yang juga
mencakup survei ketidaknyamanan fisik pada halaman selanjutnya.

Setelah semua bagian tubuh pada survei ketidaknyamanan fisik selesai diisi, tabel pada
bagian bawah survei tersebut harus diisi untuk setiap bagian tubuh yang dirasa “sakit” atau
“sakit parah”, atau apabila ketidak nyamanan “selalu” dirasakan. Tabel ini penting karena
pekerja dapat memberikan pendapat mereka terkait penyebab masalah dan apakah mereka
pernah mengalami cedera pada bagian tubuh tersebut. Apabila pekerja pernah mengalami
cedera pada suatu bagian tubuh, maka terdapat indikasi bahwa rasa sakit bukan disebabkan
oleh pekerjaannya. Namun, pekerjaan yang mungkin menyebabkan cedera tersebut
bertambah parah juga harus diperiksa

© BSN 2021 9 dari 36


SNI 9011:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Lampiran C
(normatif)
Pedoman pengisian formulir pada Lampiran D

Penilaian potensi bahaya faktor ergonomi dilakukan dengan menggunakan suatu daftar
periksa (Lampiran B). Penilaian diawali dengan melakukan observasi pendahuluan dari
sebuah pekerjaan untuk menentukan faktor bahaya yang terdapat dalam pekerjaan tersebut.
Daftar periksa potensi bahaya faktor ergonomi membantu Anda mengidentifikasi kombinasi
dari faktor-faktor bahaya yang menyebabkan risiko tertinggi atau paling sering terjadi di dalam
lingkungan industri. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.

Langkah 1 - Tentukan potensi bahaya faktor ergonomi yang terdeteksi

Langkah pertama adalah menentukan potensi bahaya apa saja yang dialami oleh pekerja
dalam satu hari. Pastikan untuk meninjau terlebih dahulu semua potensi bahaya yang ada
sebelum melengkapi daftar periksa. Anda perlu melihat setiap potensi bahaya dan
mengobservasi pekerjaan untuk menentukan apakah pekerja terpapar bahaya-bahaya
tersebut selama bekerja.

Langkah 2 - Tentukan durasi paparan dari setiap potensi bahaya

Untuk mengetahui nilai risiko, Anda perlu mengetahui durasi paparan potensi bahaya yang
terdapat dalam suatu pekerja. Durasi paparan yang Anda ukur di sini bukanlah berapa lama
seseorang melakukan pekerjaan tersebut, namun berapa lama pekerja melakukan masing-
masing potensi bahaya yang terdapat dalam pekerjaan tersebut. Berapa pun durasi siklus
pekerjaan, prinsip penentuan durasi dari paparan potensi bahaya akan tetap sama. Harap
diingat bahwa Anda mengukur seberapa lama seseorang terpapar setiap potensi bahaya,
yang tidak selalu berbanding lurus dengan durasi aktual dari pekerjaan.

Contoh:

Rudi melakukan pekerjaan pada lini produksi yang memiliki waktu siklus (atau siklus kerja)
selama 60 detik; dia melakukan pekerjaan ini selama 8 jam per hari. Selama 45 detik dari
setiap siklus, Rudi bekerja dengan pergelangan tangannya menekuk. Selama 20 detik dari
setiap siklus, siku Rudi terangkat hingga berada pada posisi di atas pertengahan tubuh.
Selama 5 detik dari setiap siklus, Rudi membungkuk ke depan lebih besar dari 450. Cara
termudah untuk menilai pekerjaan ini adalah dengan mempertimbangkan siklus kerja untuk
mewakili sepanjang hari (yaitu apapun yang dilakukan Rudi selama 60 detik, ia akan
lakukan berulang selama 8 jam). Oleh karena itu, jika pergelangan tangan Rudi
menyimpang selama 30 detik setiap siklus kerja, kemudian melalui matematika sederhana
(45/60 = 0,75), Rudi menghabiskan 75% dari jam kerjanya atau total 6 jam dengan
pergelangan tangannya menekuk. Anda kemudian akan memberikan Rudi nilai 3 untuk
penyimpangan pergelangan tangan. Menggunakan format yang sama, Anda dapat
menghitung bahwa Rudi menghabiskan sekitar 3 jam per hari dengan siku di atas
pertengahan batang tubuh, dan kurang dari 1 jam per hari dengan punggung membungkuk
ke depan lebih besar dari 450. Durasi paparan ini akan menghasilkan nilai 2 untuk postur
bahu dan nilai 1 untuk postur punggung.

Terdapat 3 pilihan terkait durasi (0 hingga 25%, 25% hingga 50%, 50% hingga 100%).
Penggunaan persentase ini dapat membantu memudahkan pekerja untuk memberikan
informasi terhadap durasi paparan, karena tidak semua pekerjaan dilakukan terus menerus
dalam satu waktu namun tersebar di beberapa waktu selama shift berjalan. Apabila data yang

© BSN 2021 10 dari 36


SNI 9011:2021`

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Anda dapat adalah total waktu dalam jam atau menit, maka Anda perlu mengubahnya ke
dalam bentuk persentase dengan menggunakan rumus berikut.

Setiap pilihan akan memiliki nilai yang berbeda. Nilai ini akan dituliskan di kolom yang paling
kiri agar selanjutnya bisa dijumlahkan. Berapa pun persentase paparannya, apabila pekerja
tersebut memiliki shift yang lebih panjang dari 8 jam, maka kelebihan waktu tersebut juga perlu
dimasukkan ke dalam tabel periksa sebagai faktor penambahnilai.

Langkah 3 - Lakukan penilaian penanganan beban manual

Penilaian terhadap penanganan beban manual terdiri dari 3 tahapan yaitu sebagai berikut.
1. Penentuan jarak horizontal antara beban dengan badan. Jarak yang dimaksud
merupakan jarak antara jari kaki seseorang dengan kepalan tangan.
2. Perkirakan berat dari beban yang diangkat. Jika benda tersebut diangkat setiap 10 menit
atau lebih sering, maka gunakan berat rata-rata dari semua beban yang diangkat. Jika
jarak antar pengangkatan lebih lama dari 10 menit, maka gunakan berat dari beban
terberat yang diangkat. Informasi jarak dan berat dari beban dapat digunakan untuk
menentukan skor.
3. Lakukan evaluasi terhadap potensi bahaya yang berhubungan dengan pengangkatan
beban. Tahap ketiga ini terpisah dari tahap kedua, maka walaupun skor yang didapat
pada tahap kedua adalah 0, Anda tetap harus mengisi bagian ini.

Langkah 4 - Jumlahkan seluruh skor dalam daftar periksa

Jumlahkan semua skor pada kolom paling kanan dan catat jumlah pada bagian terakhir.
Apabila jumlah skor lebih besar atau sama dengan 7, artinya pekerjaan tersebut berbahaya.
Apabila terdapat potensi bahaya yang memiliki nilai lebih besar daripada 2, potensi bahaya
tersebut perlu dikaji lebih jauh dan diperbaiki. Berikut merupakan contoh pengisian untuk
daftar periksa potensi bahaya faktor ergonomi.

Tabel C.1 - Contoh pengisian daftar periksa potensi bahaya faktor ergonomi

Paparan
Kategori Apakah ada potensi bahaya dalam
Potensi Bahaya Potensi Bahaya pekerjaan atau tugas tersebut?

Ada Tidak ada

Postur janggal Leher : memuntir atau menekuk


− Leher yang memuntir
1 >20 derajat,dan/atau
− Leher yang menekuk ke
depan > 20 derajat atau ke
belakang < 5 derajat.

Pada Tabel C.1, kategori potensi bahaya yang diperiksa adalah postur janggal pada leher.
Jika terdapat potensi bahaya tersebut pada pekerja, maka selanjutnya akan dilakukan
perhitungan terkait dengan proporsi dari durasi paparan potensi bahaya. Misalkan pekerja

© BSN 2021 11 dari 36


SNI 9011:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
terpapar potensi bahaya selama 3 jam dari total 8 jam kerja, maka nilai dari persentase durasi
paparan yang dialami pekerja adalah:

Semakin tinggi durasi paparan dari suatu potensi bahaya, skor dari faktor risiko akan menjadi
semakin tinggi. Kategori durasi paparan ditentukan oleh persentase durasi paparan, sehingga
kategori paparan dapat diketahui dengan menanyakan beberapa hal berikut:
− Proporsi terjadinya potensi bahaya dalam sehari
− Total waktu pekerja terpapar, lalu dikonversikan ke bentuk persen

Skor dari faktor risiko postur janggal dapat dilihat pada kolom berikutnya dari Daftar Periksa
Potensi Bahaya Faktor Ergonomi, sebagaimana dikutip dalam Tabel C.1, khusus untuk potensi
bahaya leher yang memuntir atau menekuk.

Tabel C.2 - Contoh skor penilaian potensi bahaya


Waktu

0% - 25% dari total 25% - 50% dari total 50%-100% dari Jika total jam kerja > 8 jam,
jam kerja jam kerja total jam kerja tambahkan 0.5 per jam

0 1 2

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa, skor untuk postur janggal dengan persentase durasi
paparan 37,5% adalah 2.

© BSN 2021 12 dari 36


SNI 9011:2021`

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
DEFINISI POTENSI BAHAYA FAKTOR ERGONOMI

Gerakan Lengan:
Gerakan berulang adalah gerakan yang sama dan dilakukan berulang kali. Tingkat keparahan
pada gerakan ini bergantung pada frekuensi pengulangan, kecepatan gerakan, jumlah
kelompok otot yang terlibat, dan kekuatan yang diperlukan. Gerakan berulang dapat
dipengaruhi oleh pengaturan ritme mesin atau lini produksi yang intensif, pekerjaan borongan,
dan target waktu yang kurang realistis. Nilai bahaya gerakan lengan merupakan ukuran dari
jumlah waktu yang dihabiskan oleh seseorang untuk menggerakkan bagian lengan (dari bahu
hingga ujung jari) serta kecepatan dari gerakan tersebut. Kategori “gerakan lengan sedang”
mempunyai nilai angka 5-7 (skala 1-10), sedangkan kategori “gerakan lengan intensif” jatuh
pada angka 8-10. Gerakan intensif dapat digambarkan sebagai ritme pekerjaan tercepat yang
dapat dilakukan, dimana saat Anda beristirahat sedikit saja Anda akan langsung tertinggal.
Skala ini mempertimbangkan keseluruhan gerakan dari siklus kerja, termasuk saat lengan
beristirahat. Seseorang dianggap memiliki gerakan lengan sedang atau intensif apabila ritme
gerakan tersebut terjadi hampir di sepanjang waktu kerja, bukan hanya dilakukan sesaat lalu
berhenti. Oleh karena itu hanya terdapat dua pilihan jawaban yang jelas yaitu faktor bahaya
tersebut ada, atau tidak ada di sepanjang siklus kerja.

0 2 4 6 8 10

Lengan hampir Terdapat jeda Gerakan lambat Gerakan stabil, Gerakan cepat Gerakan cepat
setiap saat yang jelas dan dan stabil; jarang ada jeda dan stabil; tidak dan stabil, sulit
menganggur; konsisten sering ada jeda ada jeda teratur untuk diikuti
tidak ada
aktivitas rutin

Usaha Tangan:
Menjepit merupakan aktivitas memegang suatu objek
menggunakan ibu jari dan jari lainnya. Sedangkan power grip
adalah menggenggam suatu objek dengan tangan Anda
membentuk kepalan tangan. Anda menggunakan jari, ibu jari,
dan telapak tangan Anda untuk menghasilkan gaya.

Pegangan menjepit menjadi potensi bahaya saat Anda


menggenggam sesuatu yang beratnya lebih dari 1 kg. Penggunaan
sarung tangan yang tidak benar dapat mengurangi ketangkasan Gambar 1 - Menjepit
dan perasaan, sehingga perlu menggunakan kekuatan otot yang
lebih kuat; jika pekerja memakai sarung tangan, tambahkan 1 poin
pada skor potensi bahaya usaha tangan.

Power grip membutuhkan tenaga yang kuat ketika objek yang


dipegang memiliki berat lebih dari 5 kg, atau (melalui analisis visual)
dapat diamati adanya aktivitas otot yang berlebihan di lengan
bawah saat menggenggam objek (misalkan gerakan dengan gaya
besar, dorongan/tarikan berat, dll). Gambar 2 – Power grip

Postur janggal:
Postur janggal dapat didefinisikan sebagai postur yang menyimpang dari postur kerja ideal
(yaitu berdiri tegak dengan lengan disamping batang tubuh, siku lurus, dengan pergelangan
tangan lurus). Contoh postur janggal adalah postur meraih ke belakang, memuntir, bekerja
dengan objek/tangan dengan ketinggian di atas kepala, berlutut, membungkuk ke depan
atau ke belakang, dan jongkok. Postur-postur tersebut menyebabkan tubuh mengeluarkan

© BSN 2021 13 dari 36


SNI 9011:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
tenaga yang berlebihan dalam melakukan suatu gerakan. Ketika otot dan persendian tidak
berada dalam posisi optimal untuk menghasilkan kekuatan, maka diperlukan peningkatan
usaha untuk melakukan aktivitas.

Berikut merupakan postur janggal yang diamati dan dicatat:

Gambar 3 – Leher yang Gambar 4 – Pengangkatan bahu yang


membuat siku berada di atas
memuntir/menekuk > 20 derajat
ketinggian perut

Gambar 5 – Rotasi lengan bawah Gambar 6 – Ekstensi/fleksi dari


secara cepat (seperti gerakan obeng) pergelangan tangan > 20 derajat atau
deviasi ulnar/radial pada
pergelangan tangan

Gambar 7 – Tubuh sedikit Gambar 8 – Tubuh sangat


membungkuk (20-45 derajat) membungkuk (> 45 derajat)

© BSN 2021 14 dari 36


SNI 9011:2021`

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Gambar 10 – Pemuntiran batang
Gambar 9 – Tubuh tubuh (sudut antara bahu dan
menekuk ke samping pinggul > 20 derajat)

Gambar 11 – Duduk dalam Gambar 12 – Menekuk kaki


waktu yang lama tanpa ke atas atau ke bawah
penopang punggung secara berulang

Tekanan Langsung:
Tekanan mekanis dari permukaan kerja yang keras atau tajam
secara langsung pada permukaan tubuh dapat mengakibatkan
terjepit atau hancurnya jaringan kulit. Tekanan kontak juga dapat
terjadi saat menggunakan bagian tubuh sebagai palu atau alat
pemukul. Hal yang perlu diamati adalah adanya benda/bahan
yang menekan ke dalam kulit dan menghalangi aliran darah atau
memberikan tekanan yang tidak semestinya pada saraf, tendon,
atau otot (dapat menghambat gerakan). Menggunakan tangan
sebagai alat pemukul juga merupakan potensi bahaya tekanan
langsung.

Getaran:
Getaran lengan-tangan mengacu pada getaran (yang umumnya
dihasilkan oleh peralatan atau perkakas tangan) yang melewati
tangan dan lengan, kemudian menjalar ke seluruh tubuh.
Getaran juga bisa memengaruhi punggung bawah, terutama
saat mengemudikan kendaraan. Getaran dapat mengurangi
aliran darah dan respons sensorik. Yang penilai perlu amati dan
catat adalah apakah terdapat transfer getaran ke area tubuh
tertentu melalui tangan (getaran lokal), atau apakah terdapat
getaran ke seluruh tubuh yang dihasilkan dari kegiatan berdiri
atau duduk dipermukaan yang bergetar (getaran seluruh tubuh).

Lingkungan:
Temperatur rendah mengurangi umpan balik sensorik, ketangkasan, aliran darah, kekuatan
otot, dan keseimbangan. Temperatur tinggi menyebabkan tubuh lebih cepat lelah. Tingkat

© BSN 2021 15 dari 36


SNI 9011:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
pencahayaan memengaruhi kemampuan pekerja untuk melakukan tugas (misalkan
membungkuk ke depan untuk melihat produk).

Kontrol Terhadap Ritme Kerja:


Ketidak mampuan pekerja untuk mengontrol ritme kerja dapat menjadi potensi bahaya karena
memengaruhi kemampuan pekerja dalam mengatur kecepatan kerjanya. Jika seorang pekerja
mulai merasa sakit atau tidak nyaman, metode terbaik untuk menguranginya adalah dengan
melakukan peregangan dan istirahat. Jika kecepatan pekerjaan dikontrol secara eksternal,
maka pekerja tidak dapat beristirahat saat dibutuhkan. Contoh faktor yang menyebabkan
pekerja tidak dapat mengontrol ritme kerja adalah kecepatan jalur produksi, conveyor, bekerja
dengan sistem upah persatuan produk, pemantauan elektronik,dll. Jika pekerja terpapar pada
satu faktor, maka potensi bahaya bernilai 1. Jika terpapar 2 faktor atau lebih, potensi bahaya
bernilai 2.

Mendorong/Menarik:
Jika penilai memiliki perangkat yang dapat mengukur gaya dorong / tarik, maka “aktivitas
dorong/tarikan dengan beban sedang” adalah saat gaya awal bernilai antara 90 dan 225 N (9
kg - 23 kg); “aktivitas dorong/tarik dengan beban berat” adalah ketika gaya awal yang
dibutuhkan > 225 N. Jika gaya dorong/tarik tidak dapat diukur, maka gaya dapat
diperkirakan dengan melihat bagaimana pekerja bekerja. Dorongan/tarikan sedang dapat
dilakukan dengan satu atau dua tangan, membutuhkan sedikit usaha dari kaki dan terlihat
mulus dan mantap setelah benda bergerak. Dorongan/tarikan yang berat akan membutuhkan
dua tangan, tenaga yang besar dan signifikan dari kaki, dan gerakan akan tampak sangat
berat selama proses dorongan/tarikan.

Penggunaan Keyboard:
Potensi bahaya ini mengacu pada semua jenis penggunaan
keypad, keyboard komputer, atau tombol kontrol mesin.
Penggunaan “berselang” mengacu pada penggunaan
keyboard selama 50-75% dari jam kerja. Penggunaan
keyboard “Intensif” mengacu pada penggunaan keyboard
selama 75-100% dari jam kerja.

© BSN 2021 16 dari 36


SNI 9011:2021`

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Lampiran D
(normatif)
Daftar periksa potensi bahaya faktor ergonomi

12. Perusahaan :
13. Tanggal :
14. Nama(opsional) :
15. Posisi /jabatan :
16. Deskripsikan tugas-tugas yang Anda lakukan pada pekerjaan ini dan waktu yang Anda
habiskan untuk melaksanakan setiap tugas
Tugas: Waktu:

Paparan Persentase Jika


Waktu Paparan total jam
(Dari Total Jam kerja >8
Apakah
Kategori Kerja) jam,
potensi
Potensi Potensi Bahaya tambah Skor
bahaya
Bahaya 0% 25% 50% 0,5 per
tersebut
- - - jam
ada?
25 50 100
% % %

DAFTAR PERIKSA POTENSI BAHAYA PADA TUBUH BAGIAN ATAS


Postur janggal 1. Leher : memuntir atau
menekuk
Leher yang memuntir > 200,
dan/atau Leher yang
menekuk ke depan > 200 □Ya □Tidak 0 1 2
atau ke belakang < 5 0

2. Bahu: Lengan atau siku


yang tidak ditopang, dengan □Ya □Tidak 1 2 3
posisi di atas tinggi perut

3. Rotasi lengan bawah □Ya □Tidak 0 1 2


secara cepat

4. Pergelangan tangan:
menekuk ke depan atau ke □Ya □Tidak 1 2 3
samping

Gerakan 5. Gerakan lengan


lengan sedang: Gerakan stabil □Ya □Tidak 0 1 2
dengan jeda teratur

© BSN 2021 17 dari 36


SNI 9011:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Paparan Persentase Jika
Waktu Paparan total jam
(Dari Total Jam kerja >8
Apakah
Kategori Kerja) jam,
potensi
Potensi Potensi Bahaya tambah Skor
bahaya
Bahaya 0% 25% 50% 0,5 per
tersebut
- - - jam
ada?
25 50 100
% % %

6. Gerakan lengan
intensif: Gerakan cepat
yang stabil tanpa jeda
yang teratur □Ya □Tidak 1 2 3

Penggunaan 7. Mengetik secara


keyboard berselang (diselingi aktivitas □Ya □Tidak 0 0 1
lain atau istirahat)

8. Mengetik secara □Ya □Tidak 0 1 3


Intensif

Usaha tangan
(repetitif 9. Menggenggam dengan
maupun statis) kuat dalam posisi "power grip" □Ya □Tidak 0 1 3
dengan gaya > 5 kg

10. Memencet/ menjepit


benda dengan jari-jari tangan
dengan gaya > 1 kg □Ya □Tidak 1 2 3
Tekanan 11. Kulit tertekan oleh benda
Langsung ke yang keras atau runcing
bagian tubuh □Ya □Tidak 0 1 2
12. Menggunakan telapak
tangan atau pergelangan
tangan untuk memukul
□Ya □Tidak 1 2 3
(berfungsi seperti palu)

Getaran 13. Getaran lokal (tanpa


peredam)
□Ya □Tidak 0 1 2

Terdapat faktor 14. Ditemukan satu faktor


yang membuat kontrol = 1
ritme kerja
tubuh bagian Ditemukan 2 atau lebih
atas dan/atau faktor kontrol =2
lengan tidak
□Ya □Tidak
dapat dikontrol
oleh pekerja
(contoh:
penggunaan
conveyor)

© BSN 2021 18 dari 36


SNI 9011:2021`

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Paparan Persentase Jika
Waktu Paparan total jam
(Dari Total Jam kerja >8
Apakah
Kategori Kerja) jam,
potensi
Potensi Potensi Bahaya tambah Skor
bahaya
Bahaya 0% 25% 50% 0,5 per
tersebut
- - - jam
ada?
25 50 100
% % %

15. Pencahayaan
(pencahayaan yang kurang □Ya □Tidak 0 0 1
atau silau)
Lingkungan
16. Temperatur terlalu □Ya □Tidak 0 0 1
tinggi atau rendah
DAFTAR PERIKSA POTENSI BAHAYA PADA PUNGGUNG & TUBUH BAGIAN BAWAH
Postur janggal
17. Tubuh membungkuk ke
depan atau menekuk ke
samping: dengan sudut □Ya □Tidak 0 1 2
antara 200 - 450

18. Tubuh membungkuk ke


depan > 450 □Ya □Tidak 1 2 3

19. Tubuh menekuk ke


belakang hingga 300 □Ya □Tidak 0 1 2

20. Pemuntiran torso


(batang tubuh) □Ya □Tidak 1 2 3

21. Gerakan paha menjauhi


tubuh ke samping
(abduction) secara
berulang-ulang atau □Ya □Tidak 0 1 2
berkepanjangan.

© BSN 2021 19 dari 36


SNI 9011:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Paparan Persentase Jika
Waktu Paparan total jam
(Dari Total Jam kerja >8
Apakah
Kategori Kerja) jam,
potensi
Potensi Potensi Bahaya tambah Skor
bahaya
Bahaya 0% 25% 50% 0,5 per
tersebut
- - - jam
ada?
25 50 100
% % %

22. Posisi berlutut atau


jongkok □Ya □Tidak 1 2 3

23. Pergelangan kaki


menekuk ke atas atau ke
bawah secara berulang- □Ya □Tidak 0 1 2
ulang.
24. Aktivitas pergelangan
kaki (contoh; menginjak
pedal), ATAU perlu bekerja
berdiri dengan pijakan yang
tidak memadai, ATAU kaki □Ya □Tidak 0 1 2
berusaha menyeimbangkan
tubuh/posisi

25. Duduk dalam waktu


yang lama tanpa sandaran
atau penopang punggung
□Ya □Tidak 0 1 2
yang memadai

26. Bekerja dengan berdiri


diam dalam jangka waktu
lama atau duduk tanpa
□Ya □Tidak 0 0 1
pijakan kaki yang memadai

Tekanan
langsung ke
bagian tubuh 27. Tubuh tertekan oleh
benda yang keras/runcing. □Ya □Tidak 0 1 2

28. Menggunakan lutut


untuk memukul atau □Ya □Tidak 1 2 3
menendang.

© BSN 2021 20 dari 36


SNI 9011:2021`

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Paparan Persentase Jika
Waktu Paparan total jam
(Dari Total Jam kerja >8
Apakah
Kategori Kerja) jam,
potensi
Potensi Potensi Bahaya tambah Skor
bahaya
Bahaya 0% 25% 50% 0,5 per
tersebut
- - - jam
ada?
25 50 100
% % %

Getaran 29. Getaran pada seluruh


tubuh (tanpa peredam) □Ya □Tidak 0 1 2

Aktivitas 30. Beban sedang □Ya □Tidak 0 1 2


medorong/
menarik beban
31. Beban berat □Ya □Tidak 1 2 3

Terdapat faktor
yang membuat
ritme kerja tubuh
32. Ditemukan satu faktor
bagian atas
kontrol = 1
dan/atau lengan
tidak dapat
Ditemukan 2 atau lebih □Ya □Tidak
dikontrol oleh
pekerja (contoh: faktor kontrol =2
penggunaan
conveyor)
TOTAL

© BSN 2021 21 dari 36


SNI 9011:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
DAFTAR PERIKSA PENGANGKATAN BEBAN SECARA MANUAL

33 (a). Langkah ke-1: Pengangkatan Pengangkatan dengan Pengangkatan dengan


dengan jarak dekat jarak sedang jarak jauh
Tentukan apakah posisi
mengangkat dekat,
sedang, atau jauh (dari
badan ke ujungtangan)

Jarak Horizontal
• Gunakan jarak
horizontal rata-rata jika
pengangkatan dilakukan
setiap 10 menit atau
kurang.
• Gunakan jarak
horizontal terjauh jika
lama antar
pengangkatan lebih dari
10 menit.

33 (b). Langkah ke-2: Pengangkatan dengan Pengangkatan dengan Pengangkatan dengan


jarak dekat jarak sedang jarak jauh
Estimasi berat benda Berat Berat Berat
yang diangkat (kg) benda benda benda
Zona lebih dari Zona lebih dari Zona lebih dari
Berat Berbahaya 23 kg Berbahaya 16 kg Berbahaya 13 kg
- Gunakan berat rata- (5* poin) (6 poin) (6 poin)
rata jika Berat Berat Berat
pengangkatan benda benda benda
dilakukan setiap 10 antara 7 antara 5 antara
menit atau kurang. Zona Hati- hingga Zona Hati- hingga Zona Hati- 4.5
- Gunakan berat Hati 23 kg Hati 16 kg Hati hingga 13
terbesar jika (3 poin) (3 poin) kg
pengangkatan (3 poin)
dilakukan setiap lebih Berat Berat Berat
dari 10menit. benda benda benda
- Bernilai 0 pada skor kurang kurang kurang
total jika berat yang Zona Zona Zona
dari 7kg dari 5kg dari 4.5
dipindahkan kurang Aman Aman Aman
(0 poin) (0 poin) kg
dari 4.5kg. (0 poin)
*Jika pengangkatan dilakukan lebih dari 15 kali setiap shift, beri 6 poin
Total skor langkah ke-2: _____

© BSN 2021 22 dari 36


SNI 9011:2021`

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Pengangkatan Pengangkatan
33 (c). Langkah ke-3: Faktor Risiko sesekali sering Skor
(< 1 jam/shift) (>1 jam/shift)

Menentukan poin 34. Batang tubuh memuntir saat 1 1


untuk faktor risiko Mengangkat
lainnya:
35. Mengangkat dengan satu 1 2
Tangan
• Isilah pada kolom
"Pengangkatan 36. Mengangkat dengan beban 1 2
sesekali" jika waktu yang tidak terduga/tidak diprediksi
antar 37. Mengangkat 1-5 kali per menit 1 1
pengangkatan lebih
dari 10 menit. 38. Mengangkat lebih dari 5 kali 2 3
per menit
• Isilah pada kolom
"Pengangkatan 39. Posisi benda yang diangkat 1 2
sering" jika faktor berada di atas bahu
risiko terjadi hampir
selama proses 40. Posisi benda yang diangkat 1 2
pengangkatan berada di bawah posisi siku
berlangsung dan 41. Mengangkut (membawa) 1 2
pengangkatan benda dengan jarak 3-9 meter
dilakukan lebih dari
satu jam 42. Mengangkut (membawa)
benda dengan jarak lebih dari 9 2 3
Meter

43. Mengangkat benda saat 1 2


duduk atau bertumpu pada lutut
Total skor langkah ke-3

Total skor faktor bahaya (postur tubuh )


Total skor pengangkatan beban manual (skor langkah 2 + langkah 3)

Penguji K3/Ahli K3 Lingkungan


Kerja Muda/ Madya/Utama

(………………………………)
NIP/No.REG……………….…

© BSN 2021 23 dari 36


SNI 9011:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Lampiran E
(normatif)
Formulir hasil pengukuran

KOP INSTANSI YANG MELAKUKAN PENGUKURAN

1. DATA UMUM
a. Perusahaan : ……………………………………………….
b. Alamat : ……………………………………………….
c. Pengurus/Penanggung : ……………………………………………….
jawab (Jabatan)
d. Nomor Dokumen Pengujian : ……………………………………………….
Sebelumnya
e. Nomor SKP PJK3/ Bidang : ……………………………………………….
f. Nomor SKP/ SK Ahli K3 : ……………………………………………….
Lingkungan Kerja Muda/
Madya/ Utama/ Penguji K3

2. PENGUKURAN ERGONOMI
a. Tanggal Pengukuran : ……………………………………………….
b. Jumlah Departemen : ……………………………………………….
(tuliskan jumlah departemen yang
diukur*)
c. Jumlah Pekerjaan : ……………………………………………….
(tuliskan jumlah pekerjaan yang
diukur*)

3. HASIL PENGUKURAN ERGONOMI


(Lampirkan dokumen daftar periksa potensi bahaya faktor ergonomi yang telah diisi dan
flowchart/ proses kerja di lembar selanjutnya*)

Hasil Penilaian
Potensi Bahaya
Departemen/ Total Metode
Jenis Interpretasi
No. Bagian/ Hasil Pengendalian
Pekerjaan Hasil
Ruangan Tubuh Tubuh Bagian Pengangkatan Penilaian yang sudah ada
Bagian Punggung dan Beban
Atas Bawah Manual

4. Analisis

………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

© BSN 2021 24 dari 36


SNI 9011:2021`

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
5. Kesimpulan

………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………

6. Persyaratan (pengendalian) yang harus segera dipenuhi:

………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………

Disetujui: …………., ……………..……………


Manajer Teknis Penguji K3/ Pengawas Spesialis K3
Lingkungan Kerja / Ahli K3 Lingkungan
Kerja Muda/ Madya/ Utama

(…………………………………..) (……………………………………)
NIP……………………………….. NIP/No.Reg………………………

© BSN 2021 25 dari 36


SNI 9011:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Lampiran F
(informatif)
Daftar periksa potensi bahaya faktor ergonomi perkantoran

PAPARAN
ALTERNATIF PERBAIKAN
KATEGORI Apakah potensi
POTENSI POTENSI bahaya tersebut Langkah-langkah yang dapat
BAHAYA BAHAYA ada? dilakukan untuk
mengurangi/menghilangkan
bahaya ergonomi

Kepala/Leher 1. Kepala mendongak • Angkat/turunkan tinggi


atau menunduk saat monitor agar mata sejajar
bekerja di meja
dengan bagian atas layar
□Ya □Tidak
• Atur dokumen lain agar
tingginya sejajar monitor

• Posisikan monitor agar


2. Leher memuntir ke tepat di depan pengguna
samping saat bekerja • Letakkan dokumen pada
□Ya □Tidak
penyangga yang diletakan
tepat di sebelah
komputer
3. Leher tertekuk ke • Gunakan satu tangan
samping saat bekerja
□Ya □Tidak untuk memegang
telepon
• Gunakan sistem hands-free
(seperti menggunakan
headphone)
• Atur stasiun kerja agar
4. Kepala tidak memungkinkan untuk postur
sejajar dengan
tulang belakang □Ya □Tidak yang lebih baik, misal: duduk
bersandar di kursi, letakkan
keyboard di dekat pengguna,
atur sudut monitor, dsb.
Bahu 5. Meraih ke • Letakkan mouse/peralatan
samping atau ke lainnya di samping keyboard
depan saat
menggunakan dengan tinggi yang sejajar
mouse (siku • Gunakan alas mouse
menjauhi bagian (mouse pad)
samping tubuh) □Ya □Tidak

© BSN 2021 26 dari 36


SNI 9011:2021`

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
PAPARAN
ALTERNATIF PERBAIKAN
KATEGORI Apakah potensi
POTENSI POTENSI bahaya tersebut Langkah-langkah yang dapat
BAHAYA BAHAYA ada? dilakukan untuk
mengurangi/menghilangkan
bahaya ergonomi

6. Lengan tidak • Atur sandaran lengan


tertopang dengan baik untuk menopang siku
saat menggunakan
keyboard (namun tidak membuat
□Ya □Tidak siku terlalu tinggi)
• Pastikan sandaran lengan
berada tepat di bawah siku
pengguna
• Pastikan kursi memiliki
lebaryang tepat untuk
pengguna
Pergelangan 7. Pergelangan tangan • Lepaskan kaki penyangga
Tangan tidak lurus (netral) saat keyboard.
mengetik • Bila diperlukan, gunakan
□Ya □Tidak bantalan pada pergelangan
tangan agar posisinya tetap
lurus
8. Pergelangan tangan • Pastikan ada ruang yang
tertekuk ke samping cukup untuk mouse atau alat
saat menggunakan
mouse atau keyboard input lainnya
• Gunakan keyboard dengan
□Ya □Tidak ukuran yang tepat (gunakan
keyboard eksternal apabila
menggunakan laptop dalam
jangka waktu yang lama)
Tekanan 9. Kulit tertekan ke • Berikan bantalan pada
langsung pada benda yang permukaan yang tajam atau
Bagian tubuh tajam/keras. Misal:
tangan disandarkan keras
ke permukaan/ujung
□Ya □Tidak
yang tajam.

Tulang Belakang 10. Terdapat celah • Atur stasiun kerja agar


antara tulang belakang punggung dapat bersandar
dan sandaran □Ya □Tidak dengan baik. Misal: mengatur
punggung. keyboard atau monitor agar
lebih dekat dengan pengguna
11. Tidak ada ruang • Turunkan tinggi kursi agar
untuk kaki yang cukup kaki bisa masuk ke kolong
di bawah meja meja
□Ya □Tidak
• Pastikan sandaran lengan
tidak menghalangi pengguna
untuk duduk lebih dekat
dengan meja

© BSN 2021 27 dari 36


SNI 9011:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
PAPARAN
ALTERNATIF PERBAIKAN
KATEGORI Apakah potensi
POTENSI POTENSI bahaya tersebut Langkah-langkah yang dapat
BAHAYA BAHAYA ada? dilakukan untuk
mengurangi/menghilangkan
bahaya ergonomi

12. Membungkuk yang • Apabila memungkinkan,


berulang. Misal: saat lakukan proses pengarsipan
mengarsipkan
di atas meja, atau di atas
dokumen □Ya □Tidak
permukaan lain yang
mendukung posisi badan
tegak

13. Pemuntiran torso • Posisikan telepon agar ada di


(batang tubuh). Misal: tempat yang dapat dijangkau
meraih ke belakang tanpa perlu meraih terlalu
atau ke samping badan □Ya □Tidak
jauh
• Berdirilah saat hendak
mengambil benda yang ada di
belakang badan
14. Sandaran • Naikkan atau turunkan
punggung pada sandaran punggung agar bisa
kursi tidak menopang lekukan pada
menopang lekukan □Ya □Tidak punggung
pada punggung

Kaki • Angkat/turunkan kursi agar


lutut dapat bersandar
15. Kaki tidak lurus dengan sudut 90 derajat
menginjak lantai □Ya □Tidak • Gunakan pijakan kaki apabila
tinggi keyboard membuat
kursi yang lebih tinggi
dibutuhkan

• Pilih kursi dengan


kedalaman yang tepat
• Perlu ada jarak sekitar 2 atau
16. Ujung dudukan 3 jari di antara ujung depan
kursi terlalu menekan kursi dengan bagian belakang
lutut
bagian belakang lutut □Ya □Tidak • Dudukan kursi sebaiknya
memiliki bagian ujung depan
yang melengkung

Pencahayaan 17. Layar lebih terang • Gunakan lampu meja untuk


dari pada pencahayaan menerangi area di sekitar
di sekitar □Ya □Tidak monitor
• Kurangi pengaturan
pencahayaan pada monitor
• Kurangi jumlah
pencahayaan di stasiun
18. Pencahayaan yang
□Ya □Tidak kerja
terlalu terang
• Gunakan warna putih pucat
pada permukaan vertikal

© BSN 2021 28 dari 36


SNI 9011:2021`

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
PAPARAN
ALTERNATIF PERBAIKAN
KATEGORI Apakah potensi
POTENSI POTENSI bahaya tersebut Langkah-langkah yang dapat
BAHAYA BAHAYA ada? dilakukan untuk
mengurangi/menghilangkan
bahaya ergonomi

• Hindari sumber cahaya


19. Terdapat kilatan penyebab kilatan silau agar
cahaya/silau dari □Ya □Tidak tidak mengenai monitor.
komputer Misalnya, gunakan penutup di
sisi monitor, tutup jendela
dengan gorden

Suhu 20. Temperatur di luar • Naikkan/turunkan suhu agar


rentang 20-24 derajat sesuai dengan kenyamanan
celsius (tergantung dari □Ya □Tidak
musim dan setiap orang
kenyamanan pribadi) • Gunakan pakaian yang lebih
hangat/sejuk
Praktik Ergonomi 21. Tidak mengganti • Atur sudut dan tinggi kursi
Umum pengaturan kursi □Ya □Tidak secara berkala dalam satu
dalam sehari.
hari.

22. Duduk di kursi • Gunakan tanda-tanda yang


lebih dari satu jam sering muncul sebagai
tanpa berdiri. □Ya □Tidak pengingat untuk beristirahat
sejenak dari posisi duduk.
Misal: bunyi telepon masuk

23. Postur kerja • Pilih kursi dengan


secara keseluruhan
terlihat seperti □Ya □Tidak penyangga punggung
gambar di bagian yang baik
atas dibandingkan • Jarak antara dagu dan dada
gambar di bagian setidaknya selebar kepalan
bawah. Tulang tangan dengan posisi
belakang leher/kepala netral
melengkung dalam • Lakukan istirahat dari posisi
bentuk C,bukan
bentuk S. duduk secara rutin

© BSN 2021 29 dari 36


SNI 9011:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Lampiran G
(informatif)
Pengendalian potensi bahaya ergonomi

Tabel ini tidak mencakup seluruh bentuk tindakan pengendalian untuk mengurangi
potensi bahaya faktor ergonomi. Dapat saja ditemukan pilihan tindakan pengendalian yang
lebih baik sesuai dengan konteks pekerjaan. Prioritaskan tindakan pengendalian yang tidak
terlalu bergantung pada perubahan perilaku pekerja. Usahakan untuk menghilangkan
potensi bahaya (pengendalian rekayasa), tetapi jika hal tersebut tidak dapat dilakukan,
kurangi potensi bahaya (pengendalian administratif dan penggunaan alat pelindung diri).

Potensi Pilihan Bentuk Pengendalian


Bahaya
Usaha berlebih: Hilangkan kebutuhan untuk secara manual mengangkat,
Mengangkat, menurunkan, atau membawa benda dengan menggunakan
menurunkan, kontrol rekayasa seperti hoists, pallet jacks, kereta dorong, dan
atau membawa konveyor. Jika hal tersebut tidak dimungkinkan, pertimbangkan
beban pilihan seperti berikut untuk meminimalkan potensi bahaya:
• Minimalkan jarak beban dari pekerja (misalnya, gunakan
meja yang dapat diputar; pindahkan pekerja lebih dekat ke
objek; jangan tempatkan penghalang dengan objek).
• Minimalkan jarak vertikal pengangkatan dan penurunan
beban (misalnya, gunakan pallet jack; batasi tinggirak).
• Hindari pekerjaan yang terlalu rendah; lebih rendah dari
ketinggian tangan pada posisi netral (misalnya, gunakan
scissor lift, palletjack),
• Hindari pekerjaan di atas tinggi bahu (misalnya, Batasi
ketinggian rak; gunakan penyangga yang dapat
meninggikan posisi kerja).
• Hindari posisi membungkuk atau memuntir (misalnya,
menyediakan ruang kerja yang luas; mengatur stasiun
kerja untuk meminimalkan gerakan memuntir ketika
pekerja mengambil atau meletakkan beban).
• Meminimalkan ukuran beban (misalnya, gunakan
kontainer/kotak yang kecil; mengatur agar pekerja
mengangkat beban dengan dua perjalanan dengan beban
lebih ringan dibandingkan satu perjalanan dengan beban
berat).
• Meminimalkan jarak angkut (misalnya, mengatur alur kerja
yang direncanakan dengan baik).
• Hindari menangani benda berat atau tidak seimbang sambil
duduk (misalnya, gunakan postur berdiri sehingga otot
yang lebih kuat dapat digunakan untuk; hindari menangani
lebih dari 4,5 kilogram sambil duduk).
Meningkatkan cengkeraman tangan pada beban (misalnya,
memberikan pegangan yang baik pada kontainer;
menambahkan klem atau perangkat lain untuk
meningkatkan cengkeraman).
• Mengubah desain pekerjaan (misalnya, dari tugas
mengangkat beban menjadi menurunkan beban; dari
mengangkat, menurunkan, atau mengangkut beban
menjadi pekerjaan mendorong atau menarik beban).
• Gunakan periode istirahat/jeda atau perbaikan pekerjaan
untuk memungkinkan otot pulih dari pekerjaan yang

© BSN 2021 30 dari 36


SNI 9011:2021`

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Potensi Pilihan Bentuk Pengendalian
Bahaya
menerapkan kekuatan untuk waktu yang lama.
Usaha berlebih: Hilangkan kebutuhan untuk secara manual mendorong atau
Push atau pull menarik objek. Gunakan pengendalian rekayasa dengan
menggunakan konveyor, hoists, dan sistem yang menggunakan
prinsip gravitasi. Jika hal tersebut tidak dapat dilakukan,
pertimbangkan pilihanseperti berikut untuk meminimalkan
potensi bahaya:
Gunakan troli yang dirancang dengan baik dan sesuai dengan
tugas:
• Tinggi pegangan troli berada di antara pinggang dan bahu
(misalnya, pegangan dibuat vertikal yang dapat
memfasilitasi pekerja dari tinggi badan yangberbeda).
• Beban dapat disimpan dengan aman di troli (misalnya
dengan menyediakan sabuk atauklem).
• Ukuran, jumlah, dan jenis roda sesuai untuk permukaan
lantai dan bobot yang dibawa.
• Komponen troli yang bergerak dirawat dengan baik
(preventive maintenance).
• Pekerja memiliki pandangan (visibility) yang baik ketika
mendorong gerobak.
Gunakan troli di area yang luas (unrestricted area):
• Pekerja dapat mendorong dan tidak dipaksa untuk menarik
troli
• Pekerja dapat menggunakan posisi yang nyaman untuk
memulai dan mempertahankan pergerakan beban.
• Pekerja tidak menggunakan postur canggung karena
keterbatasan ruang kerja atau pandangan (visibility) yang
tidak baik.
Gunakan troli di area dengan lantai atau permukaan yang tepat :
• Lantainya bersih (misalnya, tidak ada serpihan atau
hambatan dilantai). Lantai tidak miring dan tidak licin.
• Tidak ada karpet yang tebal dan menghalangi.
• Permukaan rata (misalnya, meminimalkan perubahan
ketinggian permukaan di daerah seperti pintu masuk ke
elevator; hindari retak di permukaan lantai).
• Kurangi beban (misalnya, buat dua perjalanan).
• Mengurangi total waktu yang dihabiskan mendorong atau
menarik, atau memecah total waktu menjadi blok waktu
yang lebih kecil dalam melakukan pekerjaan.
Penggunaan Hilangkan kebutuhan untuk secara manual menggenggam atau
tenaga: Terkait menangani objek. Gunakan pengendalian rekayasa dengan
Cengkeraman menggunakan klem atau alat otomatis lainnya. Jika hal tersebut
tidak dapat dilakukan, pertimbangkan pilihan berikut untuk
meminimalkan risiko:
Pertahankan pergelangan tangan dalam posisi lurus
(neutralposition) dengan cara:
• Perbaiki desain dari pegangan (misalnya pegangan yang
membentuk sudut sesuai pergelangan tangan)
• Perbaiki desain stasiun kerja (misalnya penempatan
komponen-komponen yang akan dirakit dalam kontainer
yang dapat dimiringkan; gunakan alat yang dapat

© BSN 2021 31 dari 36


SNI 9011:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Potensi Pilihan Bentuk Pengendalian
Bahaya
memiringkan kontainer)
• Gunakan cara kerja yang baik (misalnya pekerja secara
sadar mempertahankan posisi pergelangan tangan agar
tetap netral).
Gunakan cengkeraman yang kuat untuk menggenggam objek
dengan cara:
• Desain objek atau pegangan peralatan yang lebih baik
(misalnya dengan menggunakan kontainer yang
mempunyai potongan yang memungkinkan cengkeraman
kuat; menambahkan pegangan pada objek)
• Tata letak workstation yang lebih baik (misalnya, objek
yang diposisikan untuk memudahkan akses kepegangan)
• Gunakan cara kerja yang baik (upaya sadar untuk
menghindari cengkeraman cubitan (pinchgrip))
Hindari menggenggam peralatan dengan getaran yang kuat
melalui:
• Perbaikan desain alat yang digunakan (misal, gunakan
peralatan dengan peredam getaran)
• Gunakan cara kerja yang baik (usaha sadar untuk tidak
menggenggam terlalu keras pada peralatan yang bergetar
kuat)
• Penggunaan alat pelindung diri (misalnya, sarung tangan
peredam getaran yang sesuai untuk mengurangi kekuatan
cengkeraman)
Hindari penanganan benda dengan suhu permukaan dingin
melalui:
• Gunakan praktik kerja yang baik (misal simpan peralatan di
suhu ruangan)
• Prosedur kerja yang baik (misalnya, hindari kontak kulit
dengan menggunakan alat atau alat untuk menggenggam;
gunakan air hangat secara berkala menghangatkan
permukaan)
• Gunakan sarung tangan yangsesuai
Tingkatkan cengkeraman saat menangani benda licin dengan
menggunakan sarung tangan meningkatkan gesekan. Ukuran
sarung tangan harus sesuai ukuran tangan.

Kurangi total waktu yang dihabiskan untuk menggenggam objek


secara manual, atau bagi total waktu menjadi blok waktu yang
lebih kecil untuk melakukan tugas tersebut.

Pekerjaan Hilangkan tugas berulang dengan frekuensi tinggi dengan


berulang menggunakan pengendalian rekayasa seperti mekanisasi (misal
dengan peralatan listrik) atau otomatisasi. Jika itu tidak dapat
dilakukan, pertimbangkan opsi seperti berikut untuk
meminimalkan risiko:
• Gabungkan atau hilangkan beberapa bagian pekerjaan,
jika memungkinkan, untuk mengurangi pengulangan.
• Utamakan fleksibilitas kerja di banding kecepatan
(misalnya, pekerja diperbolehkan untuk istirahat dan
mengambil jeda mikro atau berikan pekerja mengontrol
kecepatan konveyor).

© BSN 2021 32 dari 36


SNI 9011:2021`

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Potensi Pilihan Bentuk Pengendalian
Bahaya
• Gunakan teknik kerja yang baik (misalnya, hindari
pengulangan yang tidak perlu seperti pada beberapa
pemindahan item bahan makanan atau beberapa gerakan
berulang pada proses pembubutan kayu).
Kurangi durasi pengulangan (misalnya dengan rotasi pekerjaan
atau peningkatan skill pekerja sehingga dapat mengerjakan
beberapa pekerjaan secara bergantian).

Postur kerja Menghilangkan postur canggung dengan menggunakan


pengendalian rekayasa seperti menyesuaikan ketinggian kerja,
meminimalkan jarak jangkauan, mengubah orientasi pekerjaan,
mengubah tata letak stasiun kerja, menggunakan peralatan yang
dapat disesuaikan posisinya, dan menggunakan turntable,
konveyor, permukaan yang dapat dimiringkan, atau permukaan
yang dapat diatur ketinggiannya dengan pegas. Tujuannya
adalah untuk memungkinkan pekerja untuk bekerja dengan
postur nyaman. Setiap postur kerja memerlukan perubahan
periodik danger akan atau postur tersebut menjadi postur statis
yang tidak baik. Jika postur canggung tidak dapat dihilangkan
sama sekali, pertimbangkan pilihan seperti berikut untuk
meminimalkan potensi bahaya:
Minimalkan postur tubuh yang canggung:
• Minimalkan postur membungkuk dengan meningkatkan
ketinggian kerja atau memindahkan objek lebih dekat
(misalnya, menggunakan turntable; memperbaiki tata letak
ruang kerja). Minimalkan membungkuk ke samping dengan
mengurangi jarak jangkauan atau memindahkan objek ke
depan pekerja (misalnya, memperbaiki tata letak ruang
kerja; mendekat ke objek).
• Minimalkan gerakan memuntir dengan mengurangi jarak
jangkauan atau memindahkan objek ke depan pekerja
(misalnya, memperbaiki tata letak ruang kerja; mendekat
ke objek).
Minimalkan postur bahu yang canggung:
• Minimalkan jangkauan ke depan dengan mengurangi jarak
jangkauan atau menurunkan ketinggian pekerjaan.
• Minimalkan jangkauan ke samping dengan mengurangi
jarak jangkauan, menurunkan ketinggian kerja, atau
memindahkan benda ke depan tubuh.
• Minimalkan jangkauan ke belakang dengan memindahkan
objek ke depan pekerja.
Minimalkan jangkauan ke samping tubuh dengan mendekat ke
objek atau memindahkan objek dari satu tangan ke tangan
lainnya.

Minimalkan postur canggung pada pergelangan tangan dengan


memilih alat yang diperlukan dengan pegangan yang sesuai
(misalnya, gagang yang sesuai sudut pergelangan tangan).

Minimalkan putaran lengan bawah dengan menggunakan


perkakas listrik atau pembalik mekanis.

© BSN 2021 33 dari 36


SNI 9011:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Potensi Pilihan Bentuk Pengendalian
Bahaya
Minimalkan postur jongkok dan berlutut dengan meninggikan
objek pekerjaan.

Minimalkan postur statis:


• Sediakan sandaran kaki untuk memungkinkan
pekerja memindahkan beban tubuh dari satu kaki ke
kakilainnya.
• Memberikan kesempatan bagi pekerja untuk berpindah-
pindah secaraberkala.

Minimalkan postur canggung saat duduk dengan menyediakan


kursi yang sesuai untuk memberikan dukungan punggung yang
baik, menjaga postur yang nyaman, dan meminimalkan contact
pressure.
Sediakan bangku duduk-berdiri yang dapat disesuaikan
kemiringannya untuk mengurangi beban di kaki sekaligus
memungkinkan mobilitas.

Tekanan Menghilangkan atau meminimalkan tekanan langsung pada tubuh:


langsung pada • Mengubah atau memodifikasi peralatan (misalnya,
tubuh menggunakan obeng dengan gagang yang lebih panjang
untuk mencegah pangkal gagang menekan telapak tangan).
• Mengubah atau memodifikasi area kerja untuk mencegah
tepi tajam menekan permukaan kulit (misalnya, gunakan
bantalan lutut saat berlutut; gunakan sarung tangan
berlapis saat mengangkat benda berat dengan pegangan
yang tipis dan tajam).
• Memperbaiki atau mengubah praktikkerja:
o Hindari bersandar pada tepi/sudut permukaan yang
tajam.
o Hindari menggunakan bagian tubuh (misalnya tangan
atau lutut) sebagai palu.

Lingkungan kerja Hilangkan atau minimalkan paparan terhadap getaran pada


seluruh tubuh:
Hindari duduk atau berdiri untuk waktu yang lama pada
permukaan bergetar (misalnya, papan pada mesin
bergetar).
• Mengisolasi sumber getaran dari ruang kerja yang lain
untuk mencegah transmisi getaran ke area duduk atau
berdiri (misalnya, isolasi ruang kemudi truk dari getaran
mesindiesel).
• Lakukan perawatan rutin pada peralatan dengan baik
untuk mengurangi getaran.
• Kurangi paparan total terhadap getaran dengan membagi
tugas mengemudi atau dengan rotasi pekerjaan.
• Rawat permukaan jalan dengan baik jika dimungkinkan.
Jaga suhu tubuh pada kondisi yang nyaman.
• Gunakan pendingin ruangan lokal (bukan terpusat:
centralac)
• Kenakan pakaian yangnyaman.
• Istirahatlah istirahat di area yangsejuk
Pastikan pencahayaan yang tepat untuk tugas yang dilakukan
dan hindari pencahayaan yang silau sehingga pekerja tidak
menggunakan postur canggung.

© BSN 2021 34 dari 36


SNI 9011:2021`

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Potensi Pilihan Bentuk Pengendalian
Bahaya
Pengaturan kerja Pastikan bahwa pekerjaan yang berulang atau membutuhkan
usaha fisik yang berat difasilitasi dengan kesempatan bagi
pekerja untuk istirahat atau pemulihan (misalnya, memungkinkan
jeda singkat untuk mengendurkan otot; mengubah metode kerja;
mengubah postur atau teknik).

Berikan variabilitas tugas sehingga pekerja tidak harus


melakukan tugas pengulangan serupa sepanjang satu shift
penuh.
Memberikan kesempatan bagi pekerja untuk meningkatkan
kemampuan melakukan banyak tugas sehingga pekerja mampu
melaksanakan rotasi pekerjaan atau meningkatkan lingkup
pekerjaan.

Pastikan kesesuaian tuntutan kerja dengan kecepatan kerja.

© BSN 2021 35 dari 36


SNI 9011:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Bibliografi

[1] Crawford, J. O. (2007). The Nordic Musculoskeletal Questionaire. Occupational


Medicine, 300 – 301.

[2] Freivalds, A., & Niebel, B. W. (2009). Niebel's methods, standards, and work design.
Boston:Mc.Graw-Hill Higher Education.

[3] Guimarães, L. M., J.L.D, R., & Renner, J. (2012). Cost Benefit Analysis of a Socio-
technical Intervention in a Brazilian Footwear Company. Applied Ergonomics, 948-
957.

[4] Iridiastadi, H., Anggawisnu, B., Didin, F. S., & Yamin, P. A. (2019). The Prevalence
of Musculoskeletal Complaints among Hospital Nurses and Nursing Home
Caregivers in Indonesia. International Journal of Technology, 854-861.

[5] Manitoba Labour - Workplace Safety and Health Division. (2009, May). A Guide to
Program Development and Implementation. Diambil kembali dari Safework
Manitoba: https://www.safemanitoba.com/Resources/Pages/guide-ergonomics-
programs.aspx

[6] Marta GÓMEZ-GALÁN, J. P.-A. (2017). Musculosceletal disorders: OWAS review.


Industrial Health.

[7] Middlesworth, M. (2020, January 30). A Step-by-Step Guide to the REBA


Assessment Tool. Retrieved August 10, 2020, from https://ergo-plus.com/reba-
assessment-tool-guide/

[8] Middlesworth, M. (2020, January 30). A Step-by-Step Guide to the RULA


Assessment Tool. Retrieved August 10, 2020, from https://ergo-plus.com/rula-
assessment-tool-guide/

[9] Morken,T.,Riise,T.,Moen,B.,Hauge,S.H.,Holien,S.,Langedrag,A.,...Thoppil,V.
(2003). Low Back Pain and Widespread Pain Predict Sickness Absence Among
Industrial Workers. BMC Musculoskeletal Disorders.

[10] Muslim, K., & Nussbaum, M. A. (2013). Musculoskeletal Symptoms Associated with
Posterior Load Carriage: An Assessment of Manual Material Handling Workers in
Indonesia. IOS Press, 205-213.

[11] Tompa, E., Dolinschi, R., & Natale, J. (2012). Economic Evaluation of a Participatory
Ergonomics Intervention in a Textile Plant. Applied Ergonomics, 480-487.

[12] Widanarko, B., Legg, S., Devereux, J., & Stevenson, M. (2015). Interaction between
Physical and Psychosocial Work Risk Factors for Low Back Symptomps and its
Consequences Among Indonesian Coal Mining Workers. Applied Ergonomics, 158-
167.

[13] Widyanti,A.,Ramadhiar,A.,Fista,B.,&Rahmawati,N.(2019).TheErgonomicsofMotheri
ng and Child Care Activities (ErgoMOMics) in Indonesia: Individual and Social
Factors Influencing Musculoskeletal Symptoms. IOS Press,625–633

[14] Vickers, Andrew J.(2001). Time course of muscle soreness following different types
of exercise : BMC Musculoskeletal Disorders, 1- 4

© BSN 2021 36 dari 36


SNI 9011:2021`

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Informasi pendukung terkait perumus standar

[1] KomiteTeknis Perumus SNI


Komite Teknis 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

[2] Susunan keanggotaan KomiteTeknis Perumus SNI

Ketua : - Direktorat Jenderal Pembinaan


Pengawasan Ketenagakerjaan dan
Muhamad Idham
Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Kementerian Ketenagakerjaan.
Sekretaris : - Direktorat Jenderal Pembinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan dan
Nelly Jumaliah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Kementerian Ketenagakerjaan.
Anggota : - Direktorat Pengawasan Norma
1. Muhammad Fertiaz
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Anggota : 2. Djamal Thaib - Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binawan
Anggota : - Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
3. Hendra
Indonesia
Anggota : - Direktorat Jenderal Pembinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan dan
4. Gesang Lilihaning Tyas
Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Kementerian Ketenagakerjaan.
Anggota : 5. Soehatman Ramli - Prosafe Institute
Anggota : 6. Masjuli - Akamigas Balongan
Anggota : 7. Audist Indira Subekti - Lab PT. 3M Indonesia
Anggota : 8. Renaldi - Pertamina
Anggota : 9. Widarto - LSP Higiene Industri
Anggota : 10. Supandi - Masyarakat Standardisasi
Anggota : 11. Retman Hartoni - RS Annisa Cikarang

[3] Konseptor rancangan SNI


1. Nely Jumaliah – Kementerian Ketenagakerjaan
2. Kartika Weningtyas - Kementerian Ketenagakerjaan
3. Anastasia Hannie Wuryanie - Kementerian Ketenagakerjaan

[4] Sekretariat pengelola Komite Teknis perumus SNI


Subdirektorat Pengkajian & Standardisasi K3 – Direktorat Bina Pengujian Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Kementerian Ketenagakerjaan.

Anda mungkin juga menyukai