Ergonomi & Fis. Kerja
Ergonomi & Fis. Kerja
Ergonomi & Fis. Kerja
Fisiologi Kerja adalah lmu yang mempelajari fungsi tubuh manusia pada
saat bekerja yang merupakan dasar berkembangnya ergonomi.
KONSEP KESEIMBANGAN Dlm ERGONOMI
Material Personal
Characteristics Capacity
TASK DEMANDS
WORK CAPACITY
Task/Place Physiological
Characteristics Capacity
Organizational Psycological
Characteristics Capacity
Environmental Biomechanical
Characteristics Capacity
PERMORMANCE
Quality Stress
Fatique Accident
Discomfort Deseases
Injury Productivity
PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI
• Bekerja dalam posisi atau postur normal
• Mengurangi beban berlebihan
• Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam
jangkauan
• Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh
• Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan
• Minimalisasi gerakan statis
• Minimalisasikan titik beban
• Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman
• Mengurangi stress
Potensi Bahaya Faktor Ergonomi
Meliputi :
ORGANISASI
Komponen dalam Sistem Kerja
Komponen Area Desain Pertimbangan
Hardware Desain tataletak komponen proses, peralatan, akses
Operator Karakteristik fisik kecakapan Karakteristik tubuh, kekuatan,
kapasitas kerja, postur tubuh,
kelelahan, dan ketahanan
Penerima informasi dan proses Panca indera, perhatian, daya
ingat, dll
Karakteristik individu dan sosial Umur, jenis kelamin, latar
belakang budaya, suku,
ketrampilan, training, motivasi,
kepuasan kerja dan interes,
kejenuhan, perilaku, dll
Software Performansi bebas kesalahan Standar operasi, buku
penuntun, simbol, dll
Lingkungan Performansi yang aman dan Iklim kerja, kebisingan,
selamat penerangan, vibrasi mekanik,
ventilasi, dll
Organisasi Organisasi personalia/produksi Waktu kerja-istirahat, rotasi
kerja, kerja bergilir, interes,
kepuasan, tanggung jawab,
interaksi sosial, dll.
desain sistem kerja dan
7
antropometri
DESAIN STASIUN KERJA
Identifikasidan evaluasi desain
stasiun kerja
A. Pekerjaan memerlukan penekanan (kerja berat), tinggi landasan kerja 10-15cm di bawah tinggi
siku berdiri
B. Pekerjaan memerlukan ketelitian, untuk mengurangi pembebanan statik pada otot bagian
belakang, maka tinggi landasan kerja 5-10 cm di atas tinggi siku berdiri
C. Pekerjaan ringan, tinggi landasan kerja lebih rendah dari tinggi siku berdiri
Desain Tempat Kerja dan Sikap Kerja Duduk
Contoh desain stasiun kerja dengan sikap duduk
Lay out Stasiun Kerja
Incorrect posture,
twisting and lifting
motion
ANGKAT-ANGKUT
• Posisi Badan, Mengangkat
Penyebab Cedera dan Nyeri Pinggang
• Pinggang; bagian yg rentan karena mekanisasi tubuh L5-S1
• Anggota tubuh atas; sebagai sebuah lengan pengungkit (lever arm) dan
pinggang sebagai suatu titik fulkrum.
• Tekanan kompresif pada tulang belakang adalah terbesar terjadi pada
pinggang, konsekuensinya dapat menyebabkan kerusakan pada disc.
Ilustrasi Terjadinya Hernia pada Disc Ilustrasi Terjadinya Kenyerian pada Ligamen
Resiko Salah Mengangkat & Mengangkut
• Over Exertion Lifting and Carrying
kerusakan jaringan tubuh yang
diakibatkan oleh beban angkut yang
berlebihan.
• HNP (Hernia Nucleus Pulposus)
robeknya bagian dalam dari lempeng
menonjol keluar serta mungkin
menekan saraf-saraf disekitarnya akibat
beban angkut berlebih dan
pembebanan tiba-tiba.
• Back Injury
timbulnya nyeri pada punggung,
biasanya sikap kerja atau mengangkat
yang tidak benar dipengaruhi oleh arah
beban yang diangkat.
Pengendalian Pekerjaan angkat-angkut
Nyeri/ngilu.
Kelelahan.
Gangguan tidur.
Peradangan, pembengkakan, dan kemerahan.
Penurunan rentang gerak.
Hilangnya fungsi.
Kesemutan.
Mati rasa atau kekakuan.
Kelemahan otot atau kekuatan cengkeraman menurun.
Langkah-langkah Penilaian potensi GOTRAK
menurut SNI 9011:2021
• Survey awal
• Identifikasi bahaya ergonomi menggunakan kusioner
• Menentukan obyek pengukuran dan peralatan
pengukuran berdasarkan hasil identifkasi awal
• Merekam aktivitas pekerjaan (video) 5-10 menit
untuk setiap pekerjaan yang diamati. Rekaman
setidaknya mencakup 10 siklus pekerjaan atau 3-4
siklus jika semua aspek pekerjaan sudah mampu
dikumpulkan
• Tentukan ada tidaknya potensi paparan bahaya pada
pekerja
• Tentukan penilaian penanganan beban manual
• Jumlahkan semua skor
IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA ERGONOMI DI TEMPAT KERJA
Survey awal
Survey awal
Penilaian Identifikasi Hasil Survey Keluhan GOTRAK
Leher = > 20 o = 2
Kaki =30- 60 o = 1 +1= 2
Badan = > 60 o = 4
Beban (Force) = < 5 kg = +0
SKOR TABEL A = 6
SKOR TABEL C = 4
SKOR REBA = 4 +1 = 5
NOMOR 590/KEP/BSN/12/2021
TENTANG
-3 - .
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 Deseraber 2021
KEPA1X3b5i5S!&^ANDARDISASI NASIONAL,
HMAD
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Pengukuran dan evaluasi potensi bahaya ergonomi
SNI 9011:2021
(Ditetapkan oleh BSN tahun 2021)
di tempat kerja
Standar Nasional Indonesia
ICS 13.180
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
© BSN 2021
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan
dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN
BSN
Email: [email protected]
www.bsn.go.id
Diterbitkan di Jakarta
SNI 9011:2021
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Daftar isi
© BSN 2021 i
SNI 9011:2021
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Prakata
Standar Nasional Indonesia (SNI) 9011:2021, dengan judul Pengukuran dan evaluasi potensi
bahaya ergonomi di tempat kerja, merupakan SNI Pengembangan sendiri yang ditetapkan
oleh BSN pada tahun 2021.
Standar ini disusun oleh Komite Teknis 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan
Kementerian Ketenagakerjaan sebagai sekretariat Komite Teknis. Standar ini telah dibahas
dalam rapat-rapat teknis, dan terakhir disepakati dalam rapat konsensus di Jakarta pada
tanggal 25 Agustus 2021 yang dihadiri oleh para pemangku kepentingan (stakeholder) terkait,
yaitu perwakilan dari produsen, konsumen, pakar dan pemerintah, serta perwakilan dari
lembaga penguji, asosiasi, perguruan tinggi, pakar serta instansi terkait.
Standar ini telah melalui tahap jajak pendapat pada tanggal 13 September 2021 sampai
dengan 12 November 2021 dengan hasil akhir disetujui menjadi SNI.
Dalam standar ini digunakan kosa kata yang mempunyai maksud tertentu, yaitu:
− “harus” yang artinya disyaratkan.
− “sebaiknya” yang artinya direkomendasikan.
Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen standar ini dapat
berupa hak paten. Badan Standardisasi Nasional tidak bertanggungjawab untuk
pengidentifikasian salah satu atau seluruh hak paten yang ada.
© BSN 2021 ii
SNI 9011:2021
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Pendahuluan
Pengukuran dan evaluasi potensi bahaya ergonomi di tempat kerja yang dimaksudkan dalam
standar ini adalah metode atau cara pengukuran ergonomi meliputi persiapan, pelaksanaan
pengukuran serta evaluasi hasil pengukuran ergonomi.
Standar ini digunakan sebagai bahan acuan dalam mengidentifikasi bahaya ergonomi, menilai
tinggi atau rendahnya risiko ergonomi serta pertimbangan dalam mengembangkan dan
menerapkan pengendalian yang efektif sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 2018.
Hasil pengukuran dan evaluasi potensi bahaya ergonomi dapat digunakan untuk identifikasi
potensi gangguan kesehatan dan perlindungan tenaga kerja akibat bahaya ergonomi di tempat
kerja. Standar ini mencakup ruang lingkup, acuan normatif, istilah dan definisi, metode,
peralatan, prinsip, prosedur, interpretasi hasil penilaian, rekomendasi dan pelaporan
pengukuran.
.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Pengukuran dan evaluasi potensi bahaya ergonomi di tempat kerja
1 Ruang lingkup
Standar ini menetapkan metode identifikasi keluhan Gangguan Otot Rangka Akibat Kerja
(GOTRAK) pada pekerja dan menentukan tempat kerja yang perlu dievaluasi. Standar ini juga
menentukan metode penilaian dan evaluasi tingkat risiko ergonomi dengan mengukur
kombinasi faktor risiko.
2 Acuan normatif
3.1
evaluasi potensi bahaya ergonomi
penentuan tingkat risiko potensi bahaya ergonomi berdasarkan kriteria nilai risiko, yang
kemudian dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penerapan program pengendalian
3.2
faktor risiko ergonomi
faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas tenaga kerja, disebabkan oleh ketidaksesuaian
antara fasilitas kerja yang meliputi cara kerja, posisi kerja, alat kerja dan beban angkat
terhadap tenaga kerja
3.3
gangguan otot rangka akibat kerja (GOTRAK)
keluhan/nyeri karena adanya cedera dan gangguan pada otot, tendon, sendi, saraf serta
jaringan lunak lainnya
3.4
identifikasi bahaya ergonomi
aktivitas survei keluhan GOTRAK dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada
populasi pekerja atau hasil pemeriksaan kesehatan yang relevan yang dilakukan oleh
perusahaan atau lembaga uji
3.5
penanganan beban secara manual
aktivitas mengangkat, menurunkan, menarik, mendorong, membawa dalam penanganan
bahan, material atau alat kerja dengan mengandalkan tenaga manusia secara fisik yang
memiliki beban dengan faktor risiko ergonomi
3.6
pengukuran potensi bahaya ergonomi
penentuan secara kuantitatif tingkat risiko ergonomi dilakukan dengan menggunakan
instrumen daftar periksa potensi bahaya ergonomi melalui pengamatan cara kerja
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
3.7
tempat kerja
tempat atau lokasi kerja yang bersifat lokal dimana pekerja melakukan aktivitas kerjanya
4 Metode pengukuran
1) Seluruh pekerja yang disurvei harus mendapat informasi terkait manfaat dari pengukuran
ergonomi dan hasil survei tidak mempengaruhi penilaian kinerja.
2) Identifikasi bahaya dilakukan oleh perusahaan atau lembaga uji dengan menggunakan
kuesioner keluhan GOTRAK atau hasil pemeriksaan kesehatan yang relevan.
3) Penilaian tingkat risiko ergonomi dilakukan oleh lembaga uji secara kuantitatif dengan
menggunakan daftar periksa potensi bahaya ergonomi.
4) Dalam melaksanakan observasi pendahuluan potensi bahaya ergonomi, penguji harus
mengidentifikasi jenis pekerjaan, tugas dan semua elemen tugas yang dilakukan oleh
pekerja.
5) Gunakan kamera video untuk merekam beberapa siklus kerja untuk memastikan semua
elemen tugas pekerjaan telah teramati dengan baik. Tata cara perekaman video dapat
mengacu pada lampiran A.
4.2 Peralatan
4.3 Prosedur
1) Identifikasi bahaya ergonomi dilakukan oleh pihak perusahaan atau lembaga uji dengan
menggunakan kuesioner keluhan GOTRAK pada lampiran B dan dilaporkan ke lembaga
uji yang akan melaksanakan pengukuran ergonomi.
2) Perusahaan menyediakan informasi yang diperlukan seperti jumlah karyawan, gambaran
umum proses produksi, serta gambaran umum tata letak pabrik atau perusahaan dan
informasi relevan lainnya.
3) Berkoordinasi dan berkomunikasi dengan manajemen perusahaan dan atau pihak terkait
sebelum pelaksanaan pengukuran ergonomi dilakukan.
4) Menentukan obyek pengukuran dan peralatan yang akan digunakan untuk pengukuran
berdasarkan hasil identifikasi awal yang dilakukan oleh pihak perusahaan atau lembaga
uji.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
4) Tentukan penilaian penanganan beban manual.
5) Jumlahkan semua skor pada kolom paling kanan dan catat jumlah pada bagian terakhir.
Langkah pengukuran secara lebih rinci terdapat pada Lampiran C dan instrumen
pengukuran terdapat pada Lampiran D.
Lembaga uji mengevaluasi hasil survei keluhan GOTRAK yang dilakukan oleh
perusahaan/ lembaga ujiuntuk menentukan pekerja/pekerjaan yang akan diamati lebih
lanjut.Kriteria pemilihan pekerja/pekerjaandidasarkan nilai prevalensi keluhan pada
bagian tubuh yang cukup tinggi (lebih dari + 30-40% dari seluruh jumlah pekerja yang
disurvei). Penilaian dapat juga didasarkan atas indikator frekuensi dan keparahan. Jika
pekerja mengalami keluhan dengan tingkat risiko tinggi (nilai > 8) seperti pada Tabel
1,tanyakan kepada pekerja tersebut bagian mana dari pekerjaannya yang menyebabkan
keluhan GOTRAK yang dialami.
Frekuensi Keparahan
Tidak ada Tidak Sakit Sakit
masalah nyaman (3) Parah
(1) (2) (4)
Tidak pernah
1 2 3 4
(1)
Terkadang
2 4 6 8
(2)
Sering
3 6 9 12
(3)
Selalu
4 8 12 16
(4)
Keterangan Tabel 1 :
Tingkat Keparahan :
− Tidak ada masalah : tidak ada keluhan dan tidak mengganggu pekerjaan
− Tidak nyaman : ada keluhan dan mulai/cenderung mengganggu pekerjaan
− Sakit : nyeri yang mengganggu pekerjaan
− Sakit parah : sangat nyeri sehingga tidak dapat melakukan pekerjaaan
Tingkat Frekuensi :
− Tidak pernah : tidak pernah terjadi
− Terkadang : bisa terjadi 1 - 3 kali dalam 1 tahun
− Sering : bisa terjadi 1 - 3 kali dalam 1 bulan
− Selalu : terjadi hampir setiap hari
Lembaga uji melakukan analisis tingkat risiko keluhan GOTRAK berdasarkan Tabel 1
sebagai berikut :
− Hijau (1-4) = tingkat risiko rendah
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
− Kuning (6) = tingkat risiko sedang
− Merah (8 -16) = tingkat risiko tinggi
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Lampiran A
(informatif)
Tata cara perekaman video
Panduan ini ditujukan untuk mempersiapkan perekaman video dan pengumpulan informasi
terkait untuk memfasilitasi analisis pekerjaan dan penilaian potensi bahaya faktor ergonomi
terkait pekerjaan. Tujuan dari protokol ini adalah memastikan hasil rekaman dapat menangkap
siklus kerja yang memadai, sudut pandang yang memadai, dan variasi karakteristik pekerja
sehingga menawarkan gambaran yang representatif dari situasi kerja untuk analisis.
Ubah fokus pada perekaman video berdasarkan area tubuh yang dicurigai terdapat
masalah/keluhan, seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
6. Rekam dari beragam sudut yang diperlukan untuk menangkap bagian tubuh yang
dicurigai bermasalah. Jika Anda berniat untuk melakukan pengukuran apa pun dari
video/gambar yang direkam (misalnya, sudut punggung, sudut pergelangan tangan, dll.),
kamera harus ditempatkan tegak lurus dengan objek rekaman.
7. Rekam secara singkat pekerjaan yang dilakukan sebelum dan sesudah pekerjaan yang
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
diamati untuk melihat bagaimana posisi pekerjaan yang diamati dalam keseluruhan
pekerjaan.
8. Untuk setiap pekerjaan yang direkam, dapatkan informasi berikut selengkap mungkin:
• Apakah pekerjaan dilakukan secara berkesinambungan atau sporadis;
• Apakah pekerja melakukan pekerjaan untuk seluruh shift, atau ada rotasi dengan
pekerja lain;
• Dimensi permukaan kerja dan ketinggian kursi, dan apakah dimensi tersebut dapat
disesuaikan;
• Berat, ukuran, dan bentuk pegangan dan tekstur untuk alat yang digunakan;
indikasi getaran dalam penggunaan alat listrik;
• Penggunaan sarung tangan;
• Berat benda yang diangkat, didorong, ditarik, atau dibawa;
• Sifat lingkungan di mana pekerjaan dilakukan (terlalu dingin atau terlalu
panas).
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Lampiran B
(normatif)
Survei keluhan gangguan otot rangka
1. Perusahaan :
2. Tanggal :
3. Nama (opsional) :
4. Posisi/jabatan :
5. Deskripsikan tugas-tugas yang Anda lakukan pada pekerjaan ini dan durasi waktu
(untuk tiap shift kerja) yang Anda habiskan untuk melaksanakan setiap tugas
Tugas: Waktu:
10. Pernahkah Anda mengalami rasa sakit/nyeri atau ketidaknyaman yang Anda anggap
berhubungan dengan pekerjaan dalam satu tahun terakhir?
Ya Tidak
11. Jika Ya, silakan mengisi survei pada halaman selanjutnya; untuk setiap bagian tubuh
yang disebutkan, dimohon untuk menjelaskan tentang:
➢ Seberapa sering Anda merasakan ketidaknyamanan pada setiap bagian tubuh
➢ Tingkat ketidaknyamanan
➢ Apakah rasa sakit itu mengganggu kemampuan Anda untuk melakukan pekerjaan
Anda?
➢ Pada bagian tubuh mana ketidaknyamanan dirasakan
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Catatan: ‘sakit’ dapat berupa nyeri, kaku, mati rasa, kesemutan, atau rasa terbakar
Pada setiap bagian tubuh dengan keterangan “sakit” atau “sakit parah”, atau “selalu”
merasakan "tidak nyaman”, jelaskan pekerjaan yang menurut Anda menyebabkan
masalah tersebut, dan apakah sebelumnya Anda pernah mengalami cedera di bagian
tubuh tersebut.
(………………………………)
NIP/No.REG……….………….
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Penjelasan isian survei keluhan
Pada pertanyaan 2, tanggal yang dimaksud adalah tanggal saat survei gejala selesai
dilakukan. Survei sebaiknya dilakukan setiap tahun, atau setelah pengendalian dilakukan pada
sebuah pekerjaan, peralatan, atau proses kerja. Hal ini dapat membantu mendeteksi apakah
terjadi perubahan terhadap frekuensi dan/atau lokasi dari keluhan, dan juga memberikan
gambaran apakah pengendalian berhasil dalam mengurangi bahaya terkait kerja.
Pada pertanyaan 4 dan 5 digunakan untuk mengidentifikasi departemen dan pekerjaan dalam
perusahaan, memberi ruang untuk mendeskripsikan kewajiban yang berhubungan dengan
sebuah jabatan atau posisi. Deskripsi dari tugas atau pekerjaan dapat membantu Anda untuk
menentukan aspek pada pekerjaan yang menimbulkan rasa sakit atau ketidak nyamanan.
Informasi tentang karakteristik pekerja dicantumkan pada pertanyaan 6 dan 7. Jawaban dari
pertanyaan ini dapat memberikan gambaran tentang tangan dominan atau pengalaman kerja
yang berhubungan dengan timbulnya gejala akibat hubungannya dengan faktor-faktor lain
dalam pekerjaan. Pertanyaan 8 dan 9 memberikan indikasi apakah pekerja merasa pekerjaan
yang dilakukan melelahkan secara fisik atau mental.
Pada pertanyaan 10 menanyakan apakah pekerja pernah mengalami rasa sakit atau ketidak
nyamanan dalam satu tahun ke belakang. Apabila jawabannya ‘Tidak’, maka survei gejala
selesai. Apabila jawabannya “Ya” maka pekerja akan menjawab pertanyaan 11 yang juga
mencakup survei ketidaknyamanan fisik pada halaman selanjutnya.
Setelah semua bagian tubuh pada survei ketidaknyamanan fisik selesai diisi, tabel pada
bagian bawah survei tersebut harus diisi untuk setiap bagian tubuh yang dirasa “sakit” atau
“sakit parah”, atau apabila ketidak nyamanan “selalu” dirasakan. Tabel ini penting karena
pekerja dapat memberikan pendapat mereka terkait penyebab masalah dan apakah mereka
pernah mengalami cedera pada bagian tubuh tersebut. Apabila pekerja pernah mengalami
cedera pada suatu bagian tubuh, maka terdapat indikasi bahwa rasa sakit bukan disebabkan
oleh pekerjaannya. Namun, pekerjaan yang mungkin menyebabkan cedera tersebut
bertambah parah juga harus diperiksa
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Lampiran C
(normatif)
Pedoman pengisian formulir pada Lampiran D
Penilaian potensi bahaya faktor ergonomi dilakukan dengan menggunakan suatu daftar
periksa (Lampiran B). Penilaian diawali dengan melakukan observasi pendahuluan dari
sebuah pekerjaan untuk menentukan faktor bahaya yang terdapat dalam pekerjaan tersebut.
Daftar periksa potensi bahaya faktor ergonomi membantu Anda mengidentifikasi kombinasi
dari faktor-faktor bahaya yang menyebabkan risiko tertinggi atau paling sering terjadi di dalam
lingkungan industri. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.
Langkah pertama adalah menentukan potensi bahaya apa saja yang dialami oleh pekerja
dalam satu hari. Pastikan untuk meninjau terlebih dahulu semua potensi bahaya yang ada
sebelum melengkapi daftar periksa. Anda perlu melihat setiap potensi bahaya dan
mengobservasi pekerjaan untuk menentukan apakah pekerja terpapar bahaya-bahaya
tersebut selama bekerja.
Untuk mengetahui nilai risiko, Anda perlu mengetahui durasi paparan potensi bahaya yang
terdapat dalam suatu pekerja. Durasi paparan yang Anda ukur di sini bukanlah berapa lama
seseorang melakukan pekerjaan tersebut, namun berapa lama pekerja melakukan masing-
masing potensi bahaya yang terdapat dalam pekerjaan tersebut. Berapa pun durasi siklus
pekerjaan, prinsip penentuan durasi dari paparan potensi bahaya akan tetap sama. Harap
diingat bahwa Anda mengukur seberapa lama seseorang terpapar setiap potensi bahaya,
yang tidak selalu berbanding lurus dengan durasi aktual dari pekerjaan.
Contoh:
Rudi melakukan pekerjaan pada lini produksi yang memiliki waktu siklus (atau siklus kerja)
selama 60 detik; dia melakukan pekerjaan ini selama 8 jam per hari. Selama 45 detik dari
setiap siklus, Rudi bekerja dengan pergelangan tangannya menekuk. Selama 20 detik dari
setiap siklus, siku Rudi terangkat hingga berada pada posisi di atas pertengahan tubuh.
Selama 5 detik dari setiap siklus, Rudi membungkuk ke depan lebih besar dari 450. Cara
termudah untuk menilai pekerjaan ini adalah dengan mempertimbangkan siklus kerja untuk
mewakili sepanjang hari (yaitu apapun yang dilakukan Rudi selama 60 detik, ia akan
lakukan berulang selama 8 jam). Oleh karena itu, jika pergelangan tangan Rudi
menyimpang selama 30 detik setiap siklus kerja, kemudian melalui matematika sederhana
(45/60 = 0,75), Rudi menghabiskan 75% dari jam kerjanya atau total 6 jam dengan
pergelangan tangannya menekuk. Anda kemudian akan memberikan Rudi nilai 3 untuk
penyimpangan pergelangan tangan. Menggunakan format yang sama, Anda dapat
menghitung bahwa Rudi menghabiskan sekitar 3 jam per hari dengan siku di atas
pertengahan batang tubuh, dan kurang dari 1 jam per hari dengan punggung membungkuk
ke depan lebih besar dari 450. Durasi paparan ini akan menghasilkan nilai 2 untuk postur
bahu dan nilai 1 untuk postur punggung.
Terdapat 3 pilihan terkait durasi (0 hingga 25%, 25% hingga 50%, 50% hingga 100%).
Penggunaan persentase ini dapat membantu memudahkan pekerja untuk memberikan
informasi terhadap durasi paparan, karena tidak semua pekerjaan dilakukan terus menerus
dalam satu waktu namun tersebar di beberapa waktu selama shift berjalan. Apabila data yang
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Anda dapat adalah total waktu dalam jam atau menit, maka Anda perlu mengubahnya ke
dalam bentuk persentase dengan menggunakan rumus berikut.
Setiap pilihan akan memiliki nilai yang berbeda. Nilai ini akan dituliskan di kolom yang paling
kiri agar selanjutnya bisa dijumlahkan. Berapa pun persentase paparannya, apabila pekerja
tersebut memiliki shift yang lebih panjang dari 8 jam, maka kelebihan waktu tersebut juga perlu
dimasukkan ke dalam tabel periksa sebagai faktor penambahnilai.
Penilaian terhadap penanganan beban manual terdiri dari 3 tahapan yaitu sebagai berikut.
1. Penentuan jarak horizontal antara beban dengan badan. Jarak yang dimaksud
merupakan jarak antara jari kaki seseorang dengan kepalan tangan.
2. Perkirakan berat dari beban yang diangkat. Jika benda tersebut diangkat setiap 10 menit
atau lebih sering, maka gunakan berat rata-rata dari semua beban yang diangkat. Jika
jarak antar pengangkatan lebih lama dari 10 menit, maka gunakan berat dari beban
terberat yang diangkat. Informasi jarak dan berat dari beban dapat digunakan untuk
menentukan skor.
3. Lakukan evaluasi terhadap potensi bahaya yang berhubungan dengan pengangkatan
beban. Tahap ketiga ini terpisah dari tahap kedua, maka walaupun skor yang didapat
pada tahap kedua adalah 0, Anda tetap harus mengisi bagian ini.
Jumlahkan semua skor pada kolom paling kanan dan catat jumlah pada bagian terakhir.
Apabila jumlah skor lebih besar atau sama dengan 7, artinya pekerjaan tersebut berbahaya.
Apabila terdapat potensi bahaya yang memiliki nilai lebih besar daripada 2, potensi bahaya
tersebut perlu dikaji lebih jauh dan diperbaiki. Berikut merupakan contoh pengisian untuk
daftar periksa potensi bahaya faktor ergonomi.
Tabel C.1 - Contoh pengisian daftar periksa potensi bahaya faktor ergonomi
Paparan
Kategori Apakah ada potensi bahaya dalam
Potensi Bahaya Potensi Bahaya pekerjaan atau tugas tersebut?
Pada Tabel C.1, kategori potensi bahaya yang diperiksa adalah postur janggal pada leher.
Jika terdapat potensi bahaya tersebut pada pekerja, maka selanjutnya akan dilakukan
perhitungan terkait dengan proporsi dari durasi paparan potensi bahaya. Misalkan pekerja
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
terpapar potensi bahaya selama 3 jam dari total 8 jam kerja, maka nilai dari persentase durasi
paparan yang dialami pekerja adalah:
Semakin tinggi durasi paparan dari suatu potensi bahaya, skor dari faktor risiko akan menjadi
semakin tinggi. Kategori durasi paparan ditentukan oleh persentase durasi paparan, sehingga
kategori paparan dapat diketahui dengan menanyakan beberapa hal berikut:
− Proporsi terjadinya potensi bahaya dalam sehari
− Total waktu pekerja terpapar, lalu dikonversikan ke bentuk persen
Skor dari faktor risiko postur janggal dapat dilihat pada kolom berikutnya dari Daftar Periksa
Potensi Bahaya Faktor Ergonomi, sebagaimana dikutip dalam Tabel C.1, khusus untuk potensi
bahaya leher yang memuntir atau menekuk.
0% - 25% dari total 25% - 50% dari total 50%-100% dari Jika total jam kerja > 8 jam,
jam kerja jam kerja total jam kerja tambahkan 0.5 per jam
0 1 2
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa, skor untuk postur janggal dengan persentase durasi
paparan 37,5% adalah 2.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
DEFINISI POTENSI BAHAYA FAKTOR ERGONOMI
Gerakan Lengan:
Gerakan berulang adalah gerakan yang sama dan dilakukan berulang kali. Tingkat keparahan
pada gerakan ini bergantung pada frekuensi pengulangan, kecepatan gerakan, jumlah
kelompok otot yang terlibat, dan kekuatan yang diperlukan. Gerakan berulang dapat
dipengaruhi oleh pengaturan ritme mesin atau lini produksi yang intensif, pekerjaan borongan,
dan target waktu yang kurang realistis. Nilai bahaya gerakan lengan merupakan ukuran dari
jumlah waktu yang dihabiskan oleh seseorang untuk menggerakkan bagian lengan (dari bahu
hingga ujung jari) serta kecepatan dari gerakan tersebut. Kategori “gerakan lengan sedang”
mempunyai nilai angka 5-7 (skala 1-10), sedangkan kategori “gerakan lengan intensif” jatuh
pada angka 8-10. Gerakan intensif dapat digambarkan sebagai ritme pekerjaan tercepat yang
dapat dilakukan, dimana saat Anda beristirahat sedikit saja Anda akan langsung tertinggal.
Skala ini mempertimbangkan keseluruhan gerakan dari siklus kerja, termasuk saat lengan
beristirahat. Seseorang dianggap memiliki gerakan lengan sedang atau intensif apabila ritme
gerakan tersebut terjadi hampir di sepanjang waktu kerja, bukan hanya dilakukan sesaat lalu
berhenti. Oleh karena itu hanya terdapat dua pilihan jawaban yang jelas yaitu faktor bahaya
tersebut ada, atau tidak ada di sepanjang siklus kerja.
0 2 4 6 8 10
Lengan hampir Terdapat jeda Gerakan lambat Gerakan stabil, Gerakan cepat Gerakan cepat
setiap saat yang jelas dan dan stabil; jarang ada jeda dan stabil; tidak dan stabil, sulit
menganggur; konsisten sering ada jeda ada jeda teratur untuk diikuti
tidak ada
aktivitas rutin
Usaha Tangan:
Menjepit merupakan aktivitas memegang suatu objek
menggunakan ibu jari dan jari lainnya. Sedangkan power grip
adalah menggenggam suatu objek dengan tangan Anda
membentuk kepalan tangan. Anda menggunakan jari, ibu jari,
dan telapak tangan Anda untuk menghasilkan gaya.
Postur janggal:
Postur janggal dapat didefinisikan sebagai postur yang menyimpang dari postur kerja ideal
(yaitu berdiri tegak dengan lengan disamping batang tubuh, siku lurus, dengan pergelangan
tangan lurus). Contoh postur janggal adalah postur meraih ke belakang, memuntir, bekerja
dengan objek/tangan dengan ketinggian di atas kepala, berlutut, membungkuk ke depan
atau ke belakang, dan jongkok. Postur-postur tersebut menyebabkan tubuh mengeluarkan
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
tenaga yang berlebihan dalam melakukan suatu gerakan. Ketika otot dan persendian tidak
berada dalam posisi optimal untuk menghasilkan kekuatan, maka diperlukan peningkatan
usaha untuk melakukan aktivitas.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Gambar 10 – Pemuntiran batang
Gambar 9 – Tubuh tubuh (sudut antara bahu dan
menekuk ke samping pinggul > 20 derajat)
Tekanan Langsung:
Tekanan mekanis dari permukaan kerja yang keras atau tajam
secara langsung pada permukaan tubuh dapat mengakibatkan
terjepit atau hancurnya jaringan kulit. Tekanan kontak juga dapat
terjadi saat menggunakan bagian tubuh sebagai palu atau alat
pemukul. Hal yang perlu diamati adalah adanya benda/bahan
yang menekan ke dalam kulit dan menghalangi aliran darah atau
memberikan tekanan yang tidak semestinya pada saraf, tendon,
atau otot (dapat menghambat gerakan). Menggunakan tangan
sebagai alat pemukul juga merupakan potensi bahaya tekanan
langsung.
Getaran:
Getaran lengan-tangan mengacu pada getaran (yang umumnya
dihasilkan oleh peralatan atau perkakas tangan) yang melewati
tangan dan lengan, kemudian menjalar ke seluruh tubuh.
Getaran juga bisa memengaruhi punggung bawah, terutama
saat mengemudikan kendaraan. Getaran dapat mengurangi
aliran darah dan respons sensorik. Yang penilai perlu amati dan
catat adalah apakah terdapat transfer getaran ke area tubuh
tertentu melalui tangan (getaran lokal), atau apakah terdapat
getaran ke seluruh tubuh yang dihasilkan dari kegiatan berdiri
atau duduk dipermukaan yang bergetar (getaran seluruh tubuh).
Lingkungan:
Temperatur rendah mengurangi umpan balik sensorik, ketangkasan, aliran darah, kekuatan
otot, dan keseimbangan. Temperatur tinggi menyebabkan tubuh lebih cepat lelah. Tingkat
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
pencahayaan memengaruhi kemampuan pekerja untuk melakukan tugas (misalkan
membungkuk ke depan untuk melihat produk).
Mendorong/Menarik:
Jika penilai memiliki perangkat yang dapat mengukur gaya dorong / tarik, maka “aktivitas
dorong/tarikan dengan beban sedang” adalah saat gaya awal bernilai antara 90 dan 225 N (9
kg - 23 kg); “aktivitas dorong/tarik dengan beban berat” adalah ketika gaya awal yang
dibutuhkan > 225 N. Jika gaya dorong/tarik tidak dapat diukur, maka gaya dapat
diperkirakan dengan melihat bagaimana pekerja bekerja. Dorongan/tarikan sedang dapat
dilakukan dengan satu atau dua tangan, membutuhkan sedikit usaha dari kaki dan terlihat
mulus dan mantap setelah benda bergerak. Dorongan/tarikan yang berat akan membutuhkan
dua tangan, tenaga yang besar dan signifikan dari kaki, dan gerakan akan tampak sangat
berat selama proses dorongan/tarikan.
Penggunaan Keyboard:
Potensi bahaya ini mengacu pada semua jenis penggunaan
keypad, keyboard komputer, atau tombol kontrol mesin.
Penggunaan “berselang” mengacu pada penggunaan
keyboard selama 50-75% dari jam kerja. Penggunaan
keyboard “Intensif” mengacu pada penggunaan keyboard
selama 75-100% dari jam kerja.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Lampiran D
(normatif)
Daftar periksa potensi bahaya faktor ergonomi
12. Perusahaan :
13. Tanggal :
14. Nama(opsional) :
15. Posisi /jabatan :
16. Deskripsikan tugas-tugas yang Anda lakukan pada pekerjaan ini dan waktu yang Anda
habiskan untuk melaksanakan setiap tugas
Tugas: Waktu:
4. Pergelangan tangan:
menekuk ke depan atau ke □Ya □Tidak 1 2 3
samping
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Paparan Persentase Jika
Waktu Paparan total jam
(Dari Total Jam kerja >8
Apakah
Kategori Kerja) jam,
potensi
Potensi Potensi Bahaya tambah Skor
bahaya
Bahaya 0% 25% 50% 0,5 per
tersebut
- - - jam
ada?
25 50 100
% % %
6. Gerakan lengan
intensif: Gerakan cepat
yang stabil tanpa jeda
yang teratur □Ya □Tidak 1 2 3
Usaha tangan
(repetitif 9. Menggenggam dengan
maupun statis) kuat dalam posisi "power grip" □Ya □Tidak 0 1 3
dengan gaya > 5 kg
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Paparan Persentase Jika
Waktu Paparan total jam
(Dari Total Jam kerja >8
Apakah
Kategori Kerja) jam,
potensi
Potensi Potensi Bahaya tambah Skor
bahaya
Bahaya 0% 25% 50% 0,5 per
tersebut
- - - jam
ada?
25 50 100
% % %
15. Pencahayaan
(pencahayaan yang kurang □Ya □Tidak 0 0 1
atau silau)
Lingkungan
16. Temperatur terlalu □Ya □Tidak 0 0 1
tinggi atau rendah
DAFTAR PERIKSA POTENSI BAHAYA PADA PUNGGUNG & TUBUH BAGIAN BAWAH
Postur janggal
17. Tubuh membungkuk ke
depan atau menekuk ke
samping: dengan sudut □Ya □Tidak 0 1 2
antara 200 - 450
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Paparan Persentase Jika
Waktu Paparan total jam
(Dari Total Jam kerja >8
Apakah
Kategori Kerja) jam,
potensi
Potensi Potensi Bahaya tambah Skor
bahaya
Bahaya 0% 25% 50% 0,5 per
tersebut
- - - jam
ada?
25 50 100
% % %
Tekanan
langsung ke
bagian tubuh 27. Tubuh tertekan oleh
benda yang keras/runcing. □Ya □Tidak 0 1 2
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Paparan Persentase Jika
Waktu Paparan total jam
(Dari Total Jam kerja >8
Apakah
Kategori Kerja) jam,
potensi
Potensi Potensi Bahaya tambah Skor
bahaya
Bahaya 0% 25% 50% 0,5 per
tersebut
- - - jam
ada?
25 50 100
% % %
Terdapat faktor
yang membuat
ritme kerja tubuh
32. Ditemukan satu faktor
bagian atas
kontrol = 1
dan/atau lengan
tidak dapat
Ditemukan 2 atau lebih □Ya □Tidak
dikontrol oleh
pekerja (contoh: faktor kontrol =2
penggunaan
conveyor)
TOTAL
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
DAFTAR PERIKSA PENGANGKATAN BEBAN SECARA MANUAL
Jarak Horizontal
• Gunakan jarak
horizontal rata-rata jika
pengangkatan dilakukan
setiap 10 menit atau
kurang.
• Gunakan jarak
horizontal terjauh jika
lama antar
pengangkatan lebih dari
10 menit.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Pengangkatan Pengangkatan
33 (c). Langkah ke-3: Faktor Risiko sesekali sering Skor
(< 1 jam/shift) (>1 jam/shift)
(………………………………)
NIP/No.REG……………….…
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Lampiran E
(normatif)
Formulir hasil pengukuran
1. DATA UMUM
a. Perusahaan : ……………………………………………….
b. Alamat : ……………………………………………….
c. Pengurus/Penanggung : ……………………………………………….
jawab (Jabatan)
d. Nomor Dokumen Pengujian : ……………………………………………….
Sebelumnya
e. Nomor SKP PJK3/ Bidang : ……………………………………………….
f. Nomor SKP/ SK Ahli K3 : ……………………………………………….
Lingkungan Kerja Muda/
Madya/ Utama/ Penguji K3
2. PENGUKURAN ERGONOMI
a. Tanggal Pengukuran : ……………………………………………….
b. Jumlah Departemen : ……………………………………………….
(tuliskan jumlah departemen yang
diukur*)
c. Jumlah Pekerjaan : ……………………………………………….
(tuliskan jumlah pekerjaan yang
diukur*)
Hasil Penilaian
Potensi Bahaya
Departemen/ Total Metode
Jenis Interpretasi
No. Bagian/ Hasil Pengendalian
Pekerjaan Hasil
Ruangan Tubuh Tubuh Bagian Pengangkatan Penilaian yang sudah ada
Bagian Punggung dan Beban
Atas Bawah Manual
4. Analisis
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
5. Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………
(…………………………………..) (……………………………………)
NIP……………………………….. NIP/No.Reg………………………
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Lampiran F
(informatif)
Daftar periksa potensi bahaya faktor ergonomi perkantoran
PAPARAN
ALTERNATIF PERBAIKAN
KATEGORI Apakah potensi
POTENSI POTENSI bahaya tersebut Langkah-langkah yang dapat
BAHAYA BAHAYA ada? dilakukan untuk
mengurangi/menghilangkan
bahaya ergonomi
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
PAPARAN
ALTERNATIF PERBAIKAN
KATEGORI Apakah potensi
POTENSI POTENSI bahaya tersebut Langkah-langkah yang dapat
BAHAYA BAHAYA ada? dilakukan untuk
mengurangi/menghilangkan
bahaya ergonomi
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
PAPARAN
ALTERNATIF PERBAIKAN
KATEGORI Apakah potensi
POTENSI POTENSI bahaya tersebut Langkah-langkah yang dapat
BAHAYA BAHAYA ada? dilakukan untuk
mengurangi/menghilangkan
bahaya ergonomi
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
PAPARAN
ALTERNATIF PERBAIKAN
KATEGORI Apakah potensi
POTENSI POTENSI bahaya tersebut Langkah-langkah yang dapat
BAHAYA BAHAYA ada? dilakukan untuk
mengurangi/menghilangkan
bahaya ergonomi
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Lampiran G
(informatif)
Pengendalian potensi bahaya ergonomi
Tabel ini tidak mencakup seluruh bentuk tindakan pengendalian untuk mengurangi
potensi bahaya faktor ergonomi. Dapat saja ditemukan pilihan tindakan pengendalian yang
lebih baik sesuai dengan konteks pekerjaan. Prioritaskan tindakan pengendalian yang tidak
terlalu bergantung pada perubahan perilaku pekerja. Usahakan untuk menghilangkan
potensi bahaya (pengendalian rekayasa), tetapi jika hal tersebut tidak dapat dilakukan,
kurangi potensi bahaya (pengendalian administratif dan penggunaan alat pelindung diri).
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Potensi Pilihan Bentuk Pengendalian
Bahaya
menerapkan kekuatan untuk waktu yang lama.
Usaha berlebih: Hilangkan kebutuhan untuk secara manual mendorong atau
Push atau pull menarik objek. Gunakan pengendalian rekayasa dengan
menggunakan konveyor, hoists, dan sistem yang menggunakan
prinsip gravitasi. Jika hal tersebut tidak dapat dilakukan,
pertimbangkan pilihanseperti berikut untuk meminimalkan
potensi bahaya:
Gunakan troli yang dirancang dengan baik dan sesuai dengan
tugas:
• Tinggi pegangan troli berada di antara pinggang dan bahu
(misalnya, pegangan dibuat vertikal yang dapat
memfasilitasi pekerja dari tinggi badan yangberbeda).
• Beban dapat disimpan dengan aman di troli (misalnya
dengan menyediakan sabuk atauklem).
• Ukuran, jumlah, dan jenis roda sesuai untuk permukaan
lantai dan bobot yang dibawa.
• Komponen troli yang bergerak dirawat dengan baik
(preventive maintenance).
• Pekerja memiliki pandangan (visibility) yang baik ketika
mendorong gerobak.
Gunakan troli di area yang luas (unrestricted area):
• Pekerja dapat mendorong dan tidak dipaksa untuk menarik
troli
• Pekerja dapat menggunakan posisi yang nyaman untuk
memulai dan mempertahankan pergerakan beban.
• Pekerja tidak menggunakan postur canggung karena
keterbatasan ruang kerja atau pandangan (visibility) yang
tidak baik.
Gunakan troli di area dengan lantai atau permukaan yang tepat :
• Lantainya bersih (misalnya, tidak ada serpihan atau
hambatan dilantai). Lantai tidak miring dan tidak licin.
• Tidak ada karpet yang tebal dan menghalangi.
• Permukaan rata (misalnya, meminimalkan perubahan
ketinggian permukaan di daerah seperti pintu masuk ke
elevator; hindari retak di permukaan lantai).
• Kurangi beban (misalnya, buat dua perjalanan).
• Mengurangi total waktu yang dihabiskan mendorong atau
menarik, atau memecah total waktu menjadi blok waktu
yang lebih kecil dalam melakukan pekerjaan.
Penggunaan Hilangkan kebutuhan untuk secara manual menggenggam atau
tenaga: Terkait menangani objek. Gunakan pengendalian rekayasa dengan
Cengkeraman menggunakan klem atau alat otomatis lainnya. Jika hal tersebut
tidak dapat dilakukan, pertimbangkan pilihan berikut untuk
meminimalkan risiko:
Pertahankan pergelangan tangan dalam posisi lurus
(neutralposition) dengan cara:
• Perbaiki desain dari pegangan (misalnya pegangan yang
membentuk sudut sesuai pergelangan tangan)
• Perbaiki desain stasiun kerja (misalnya penempatan
komponen-komponen yang akan dirakit dalam kontainer
yang dapat dimiringkan; gunakan alat yang dapat
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Potensi Pilihan Bentuk Pengendalian
Bahaya
memiringkan kontainer)
• Gunakan cara kerja yang baik (misalnya pekerja secara
sadar mempertahankan posisi pergelangan tangan agar
tetap netral).
Gunakan cengkeraman yang kuat untuk menggenggam objek
dengan cara:
• Desain objek atau pegangan peralatan yang lebih baik
(misalnya dengan menggunakan kontainer yang
mempunyai potongan yang memungkinkan cengkeraman
kuat; menambahkan pegangan pada objek)
• Tata letak workstation yang lebih baik (misalnya, objek
yang diposisikan untuk memudahkan akses kepegangan)
• Gunakan cara kerja yang baik (upaya sadar untuk
menghindari cengkeraman cubitan (pinchgrip))
Hindari menggenggam peralatan dengan getaran yang kuat
melalui:
• Perbaikan desain alat yang digunakan (misal, gunakan
peralatan dengan peredam getaran)
• Gunakan cara kerja yang baik (usaha sadar untuk tidak
menggenggam terlalu keras pada peralatan yang bergetar
kuat)
• Penggunaan alat pelindung diri (misalnya, sarung tangan
peredam getaran yang sesuai untuk mengurangi kekuatan
cengkeraman)
Hindari penanganan benda dengan suhu permukaan dingin
melalui:
• Gunakan praktik kerja yang baik (misal simpan peralatan di
suhu ruangan)
• Prosedur kerja yang baik (misalnya, hindari kontak kulit
dengan menggunakan alat atau alat untuk menggenggam;
gunakan air hangat secara berkala menghangatkan
permukaan)
• Gunakan sarung tangan yangsesuai
Tingkatkan cengkeraman saat menangani benda licin dengan
menggunakan sarung tangan meningkatkan gesekan. Ukuran
sarung tangan harus sesuai ukuran tangan.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Potensi Pilihan Bentuk Pengendalian
Bahaya
• Gunakan teknik kerja yang baik (misalnya, hindari
pengulangan yang tidak perlu seperti pada beberapa
pemindahan item bahan makanan atau beberapa gerakan
berulang pada proses pembubutan kayu).
Kurangi durasi pengulangan (misalnya dengan rotasi pekerjaan
atau peningkatan skill pekerja sehingga dapat mengerjakan
beberapa pekerjaan secara bergantian).
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Potensi Pilihan Bentuk Pengendalian
Bahaya
Minimalkan postur jongkok dan berlutut dengan meninggikan
objek pekerjaan.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Potensi Pilihan Bentuk Pengendalian
Bahaya
Pengaturan kerja Pastikan bahwa pekerjaan yang berulang atau membutuhkan
usaha fisik yang berat difasilitasi dengan kesempatan bagi
pekerja untuk istirahat atau pemulihan (misalnya, memungkinkan
jeda singkat untuk mengendurkan otot; mengubah metode kerja;
mengubah postur atau teknik).
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Bibliografi
[2] Freivalds, A., & Niebel, B. W. (2009). Niebel's methods, standards, and work design.
Boston:Mc.Graw-Hill Higher Education.
[3] Guimarães, L. M., J.L.D, R., & Renner, J. (2012). Cost Benefit Analysis of a Socio-
technical Intervention in a Brazilian Footwear Company. Applied Ergonomics, 948-
957.
[4] Iridiastadi, H., Anggawisnu, B., Didin, F. S., & Yamin, P. A. (2019). The Prevalence
of Musculoskeletal Complaints among Hospital Nurses and Nursing Home
Caregivers in Indonesia. International Journal of Technology, 854-861.
[5] Manitoba Labour - Workplace Safety and Health Division. (2009, May). A Guide to
Program Development and Implementation. Diambil kembali dari Safework
Manitoba: https://www.safemanitoba.com/Resources/Pages/guide-ergonomics-
programs.aspx
[9] Morken,T.,Riise,T.,Moen,B.,Hauge,S.H.,Holien,S.,Langedrag,A.,...Thoppil,V.
(2003). Low Back Pain and Widespread Pain Predict Sickness Absence Among
Industrial Workers. BMC Musculoskeletal Disorders.
[10] Muslim, K., & Nussbaum, M. A. (2013). Musculoskeletal Symptoms Associated with
Posterior Load Carriage: An Assessment of Manual Material Handling Workers in
Indonesia. IOS Press, 205-213.
[11] Tompa, E., Dolinschi, R., & Natale, J. (2012). Economic Evaluation of a Participatory
Ergonomics Intervention in a Textile Plant. Applied Ergonomics, 480-487.
[12] Widanarko, B., Legg, S., Devereux, J., & Stevenson, M. (2015). Interaction between
Physical and Psychosocial Work Risk Factors for Low Back Symptomps and its
Consequences Among Indonesian Coal Mining Workers. Applied Ergonomics, 158-
167.
[13] Widyanti,A.,Ramadhiar,A.,Fista,B.,&Rahmawati,N.(2019).TheErgonomicsofMotheri
ng and Child Care Activities (ErgoMOMics) in Indonesia: Individual and Social
Factors Influencing Musculoskeletal Symptoms. IOS Press,625–633
[14] Vickers, Andrew J.(2001). Time course of muscle soreness following different types
of exercise : BMC Musculoskeletal Disorders, 1- 4
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Informasi pendukung terkait perumus standar