Dokumen Kimia
Dokumen Kimia
Dokumen Kimia
Epiphanias Hulu
Aldo Sentosa Zalukhu
Silvia Hulu
Kasih Alnis Gulo
Mariana Hulu
A.Isomer Hidrokarbon
Hidrokarbon Isomer adalah senyawa dengan rumus molekul sama tetapi memiliki
perbedaan seperti misalnya bentuk rangkanya, letak ikatan rangkapnya, dan jenis ikatan
rangkapnya maupun berbeda jika ditinjau dari segi keruangannya.
Kata “isomer” sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “iso” yang berarti “sama” dan “meros” yang
berarti “bagian”. Maksudnya, senyawa-senyawa ini memiliki bagian yang sama, meskipun
penyusunan atom-atomnya berbeda.
Secara umum, isomer terbagi menjadi 2: isomer struktur dan isomer geometri.
1) Isomer Struktur
Isomer struktur yaitu isomer yang terjadi karena perbedaan susunan ikatan struktur antar atom
maupun gugus fungsi di dalam suatu molekul. Isomer struktur ini dibagi menjadi 3 jenis: isomer
rangka, isomer posisi, isomer gugus fungsi.
Isomer Rangka
Yang membedakan dari dua senyawa ini adalah kerangkanya. Biasanya, terjadi
antarsenyawa rantai lurus dan senyawa yang memiliki cabang.
Senyawa sebelah kiri adalah n-butana, bentuk kerangkanya lurus-lurus aja. Sementara sebelah kanan
ada cabangnya, yaitu 2-metilpropana. Meskipun begitu, mereka berasal dari rumus kimia yang sama,
yaitu C4H10. Jumlah C-nya sama-samma 4, dan H-nya sama-sama 10.
Isomer Posisi
Pada isomer posisi, yang membedakannya adalah posisi dari gugus fungsi. Hanya
posisinya yang berbeda. Bukan gugus fungsinya. Salah satu cirinya, isomer ini hanya
terjadi pada senyawa hidrokarbon tak jenuh (alkena dan alkuna).
Dari gambar di atas kita bisa liat walaupun sama-sama pentana, tapi ada perbedaan di
posisi. Meskipun sama-sama punya rumus C4H8, dia bisa menjadi 2 senyawa, yaitu 1-
butena, dan 2-butena.
2) Isomer Geometri
Isomer geometri adalah isomer yang disebabkan oleh keterbatasan rotasi bebas pada suatu
ikatan dalam molekul. Berbeda dengan isomer struktur, isomer ini hanya terjadi pada senyawa
yang memiliki ikatan yang kaku dengan dua sisi berlainan dan, biasanya terjadi pada senyawa
alkena. Isomer geometri dibagi menjadi 2, yaitu cis dan trans. Isomer sistem cis-trans adalah
cara yang paling umum digunakan untuk menunjukkan konfigurasi alkena. Cis di sini berarti
bahwa atom atau gugus atom sejenis terletak pada bidang yang sama, sementara trans
berseberangan. pada atom Hidrogen- Nya terletak di bidang yang sama, disebut dengan cis.
Perhatikan letak CH3 dan pada gambar di atas
1). Alkana
Sifat fisik alkana diantara-Nya nonpolar; mudah larut pada pelarut organik; pada suhu kamar
alkana suku rendah berwujud gas, suku sedang berwujud cair, dan suku tinggi berwujud padaat;
semakin besar massa molekul relatif dan semakin sedikit cabang, titik didihnya semakin tinggi.
2).Alkena
Sifat fisik Alkena:
Alkena yang merupakan senyawa nonpolar tidak akan bisa larut di dalam air. Selain itu, senyawa
alkena juga memiliki massa jenis yang lebih kecil. Gaya tarik menarik antar molekul ini
merupakan gaya dispersi. Alkena hanya dapat larut dengan alkena lainya, yaitu pelarut nonpolar
dan etanol.
3).Alkuna
Sifat fisik alkuna, yakni titik didih mirip dengan alkana dan alkena.Semakin tinggi suku alkena,
titik didih semakin besar. Pada suhu kamar, tiga suku pertama berwujud gas, suku berikutnya
berwujud cair sedangkan pada suku yang tinggi berwujud padat.
1). Alkana
Alkana merupakan komponen utama dari gas alam dan minyak bumi. Kegunaan alkana dalam
kehidupan sehari-hari, di antaranya sebagai berikut. Bahan bakar, misalnya elpiji, kerasin (minyak
tanah), bensin, dan solar dan Pelarut.
2).Alkena
Alkena adalah senyawa jenuh yang bersifat lebih reaktif ketimbang alkana. Biasanya senyawa ini
digunakan dalam pembuatan plastik, karet, atau semacamnya. Contoh senyawa alkena adalah Etena
(C2H4) dan Propena (C2H6).
3).Alkuna
Alkuna dihasilkan dari gas alam namun juga bisa dihasilkan dari reaksi kalsium karbida. Alkuna
digunakan untuk pengelas dan pemotong logam serta penerangan bawah tanah.
1) Reaksi Substitusi
Reaksi substitusi hanya berlaku untuk hidrokarbon jenuh (karbon berikatan 1 rangkap/alkana).
Pada reaksi di bawah ini, sebuah alkana bereaksi dengan sebuah molekul klorin. Salah satu atom
klorin menggantikan atom hidrogen. Reaksi ini membentuk asam klorida dan juga hidrokarbon
dengan satu atom klorin.
2) Reaksi Adisi
Reaksi adisi terjadi pada alkena dan alkuna. Pada reaksi ini, sebuah molekul halogen memecah
ikatan 2 rangkap pada alkena atau ikatan 3 rangkap pada alkuna dan membentuk satu ikatan
baru.
3) Reaksi Pembakaran
Ciri-ciri umum dari hidrokarbon adalah menghasilkan uap, karbon dioksida, dan panas selama
pembakaran, dan oksigen diperlukan agar reaksi pembakaran dapat berlangsung. Berikut ini adalah
contoh reaksi pembakaran metana:
Jika udara miskin gas oksigen, maka akan terbentuk gas karbon monoksida (CO) dan air:
Reaksi Alkana:
- Reaksi perengkahan termal adalah reaksi perengkahan alkana rantai pendek dengan
pemanasan tanpa udara pada suhu tinggi. Contoh Reaksi perengkahan termal adalah
C2H6 (etana). Etana setelah mengalami perengkahan akan menjadi etena dan gas
hidrogen.
- Reaksi perengkahan katalitik adalah reaksi perengkahan alkana rantai panjang dengan
pemanasan tanpa udara pada suhu tinggi dengan bantuan katalis. Contoh Reaksi
perengkahan katalitik adalah Eikosana atau C20H42 . Eikosana setelah mengalami
perengkahan menjadi dekana dan dekena.
Contoh:
Reaksi alkana dengan flour berlangsung sangat cepat dan sulit dikontrol, reaksi alkana dengan
klor dan brom berlangsung tidak terlalu cepat sehingga mudah dikontrol. Reaksi alkana
dengan iod berlangsung sangat lamban, bahkan tidak terjadi sama sekali.
Alkena sederhana adalah senyawa alkena dengan rantai karbon pendek. Semua alkena memiliki
gugus C=C sebagai tempat terjadinya reaksi kimia. Reaksi yang terjadi pada ikatan rangkap antara
lain adalah adisi dan oksidasi.
Reaksi adisi adalah reaksi penambahan gugus yang mengubah ikatan rangkap (tak jenuh) pada
alkena menjadi ikatan tunggal (jenuh). Reaksi adisi disebut juga reaks penjenuhan.
Hidrogenasi alkena disebut juga reaksi reduksi. Reaksi ini terjadi melalui penambahan H2 pada
ikatan rangkap alkena membentuk senyawa alkana. Proses ini memerlukan katalis Pt, Pd, atau Ni.
Contoh:
b. Adisi Alkena dengan Halogen (Halogenasi)
Alkena dapat bereaksi dengan halogen(Cl2, Br2, I2) membentuk alkil dihalida. Iodinasi jarang
dilakukan karena produk reaksinya mudah terurai kembali.
Contoh:
Adisi alkena dengan asam halida (HX) mengikuti aturan Markovnikov sebagai berikut: atom H dari
HX ditambahkan pada atom C berikatan rangkap yang mengikat atom H lebih banyak.
Adapun atom halogen (X) ditambahkan pada atom C = lainnya (yang kurang tersubstitusi). Alkena
akan berubah menjadi haloalkana jika mengalami adisi dengan asam halida.
Contoh:
Hidrasi Alkena juga mengikuti aturan Markovnikov. Dengan adanya katalis asam kuat seperti asam
sulfat encer, alkena dapat bereaksi dengan air membentuk senyawa hidroksi alkana (alkohol). Dalam
reaksi ini, atom H ditambahkan pada atom C rangkap yang mengandung H lebih banyak dan gugus –
OH ditambahkan pada atom C rangkap yang lain.
Contoh:
F. Reaksi -Reaksi Alkuna Sederhana
Senyawa alkuna memiliki gugus fungsi –C≡C– sehingga memiliki reaksi kimia yang mirip dengan
alkena, berikut reaksi yang terjadi pada alkuna :
a. Reaksi pembakaran sempurna alkuna akan menghasilkan gas CO2 dan H2O, seperti halnya
pada alkana dan alkena. Contoh Reaksi pembakaran alkuna adalah C2H2
b. Reaksi Adisi Alkuna dapat mengalami 2 kali reaksi adisi yaitu Reaksi Adisi Hidrogenasi (H2),
Reaksi Adisi Halogenasi (X2), Reaksi Adisi Hidrogen Halida (HX) dan Reaksi Adisi H2O.
- Alkuna dapat mengalami reaksi adisi dengan hidrogen (H2) menghasilkan alkena,
kalau reaksinya berlanjut menghasilkan alkana. Contoh Reaksi etuna dengan H2.
- Alkuna dapat mengalami reaksi adisi dengan halogen (X2) menghasilkan haloalkena,
kalau reaksinya berlanjut akan menghasilkan haloalkana atau alkil halida, dimana X =
F, Cl, Br, I. Contoh Reaksi etuna dengan Br2.
- Alkuna dapat mengalami reaksi adisi dengan hidrogen halida (HX) menghasilkan
haloalkena, kalau reaksinya berlanjut menjadi haloalkana atau alkil halida menurut
aturan ” Markovnikov”. Contoh Reaksi propuna dengan HBr.
- Alkuna dapat mengalami reaksi adisi dengan H2O menghasilkan alkenol, kemudian
alkanal atau aldehid. Contoh Reaksi etuna dengan H2O.
Bahan bakar fosil atau adalah sumber daya alam yang mengandung hidrokarbon seperti batu bara,
minyak bumi, dan gas alam yang terbentuk secara alami di kerak Bumi. Bahan bakar fosil dapat
terbentuk akibat proses pembusukan organisme yang mati ratusan juta tahun lalu. Bahan bakar fosil
seperti minyak bumi dan gas alam berasal dari organisme laut yaitu jasad renik (mikroba, seperti
ganggang, alga, diatom, zooplankton, fitoplankton, dan lain-lain) yang mati dan mengendap di
lapisan sedimen dasar laut. Endapan ini lantas terbawa ke dasar kerak Bumi melalui gerakan
lempeng yang disebut penunjaman (subduksi).
Setelah melalui tekanan dan suhu ekstrem selama berjuta-juta tahun, fosil mereka akhirnya berubah
menjadi substansi berminyak yang bisa dimanfaatkan. Tidak semua makhluk hidup atau tumbuhan
akan menjadi bahan bakar fosil. Sedangkan bahan bakar fosil seperti Batubara, berasal dari vegetasi
tanaman rawa, dari hutan Periode Devonian dan Karboniferus yang menjadi gambut, kemudian
tertimbun jutaan tahun hingga menjadi batubara.
Bahan bakar fosil termasuk jenis sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (dalam waktu
singkat). Sebab, bahan bakar fosil terbentuk dari proses endapan dan penguraian makhluk hidup
yang membutuhkan waktu jutaan tahun lamanya. Itulah sebabnya, pemanfaatan dari bahan bakar
ini harus dilakukan secara bijak dan bertanggung jawab. Selain itu juga sumber bahan bakar fosil
yang ada lebih cepat habis dibandingkan dengan terbentuknya yang baru.
Penggunaan bahan bakar fosil yang telah berlangsung lama, dari dulu hingga sekarang ini
menyebabkan timbulnya masalah-masalah lingkungan. Oleh karena itu diperlukan gerakan global
menuju pembangkitan energi terbarukan agar bahan bakar fosil tidak cepat habis. Walaupun
penggunaan bahan bakar fosil pada era sekarang telah menggerakkan pengembangan industri dan
menggantikan kincir angin, tenaga air, dan juga pembakaran kayu atau pelat untuk panas.