Bab I
Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam UU RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, dijelaskan
bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan
kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Pelayanan kesehatan terdiri dari berbagai sub sistem pelayanan. Salah satunya
adalah sistem pelayanan rekam medis yang mengelola dan menghasilkan data
dan informasi hasil dari pelayanan kesehatan (Rustiyanto, 2010).
Rekam medis adalah segala bentuk catatan/rekaman dalam pelayanan
kesehatan yang memenuhi unsur-unsur persyaratan sesuai peraturan
perundangan yang berlaku (Sudra, 2017). Rekam medis sebagai sumber data
dalam menghitung statistik rumah sakit (Sudra, 2010). Statistik rumah sakit
juga bermanfaat sebagai bahan acuan dan sebagai bahan evaluasi untuk
meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit (Nora, 2017).
Keberhasilan manajemen rumah sakit dapat dilihat dari mutu rumah
sakit. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam mutu rumah sakit adalah
mengenai efisiensi penggunaan tempat tidur rawat inap. Untuk mengetahui
efisiensi penggunaan tempat tidur dibutuhkan empat parameter yaitu Bed
Occupancy Ratio (BOR) untuk mengetahui persentase pemakaian Tempat
Tidur (TT) pasien pada periode tertentu, Length of Stay (LOS) untuk
mengetahui rata-rata lama pasien dirawat, Turn Over Interval (TOI) untuk
mengetahui lamanya rata-rata Tempat Tidur (TT) kosong atau rata-rata
Tempat Tidur (TT) tersedia pada periode tertentu, dan Bed Turn Over (BTO)
untuk mengetahui beberapa kali satu Tempat Tidur (TT) dipakai oleh pasien
pada periode tertentu (Rustiyanto, 2010).
Kualitas pelayanan kesehatan di suatu rumah sakit dikatakan efisien
apabila angka Bed Occupancy Ratio (BOR), Length of Stay (LOS), Turn Over
1
2
Interval (TOI) dan Bed Turn Over (BTO) telah sesuai dengan standar yang
ditetapkan menurut Barber-Johnson. Dalam Grafik Barber-Johnson terdapat
sebuah area yang disebut dengan daerah efisien. Daerah efisien ditentukan
dengan nilai-nilai standar dari empat parameter, yaitu Bed Occupancy Ratio
(BOR), Length of Stay (LOS), Turn Over Interval (TOI) dan Bed Turn Over
(BTO). Nilai-nilai standar keempat parameter tersebut adalah BOR: 75%-
85%, LOS: 3-12 hari, TOI: 1-3 hari, dan BTO: Minimal 30 kali (Sudra, 2010).
Daerah efisien digunakan untuk membantu pembaca untuk menentukan
apakah dengan nilai-nilai keempat parameter tersebut, pemakaian Tempat
Tidur (TT) di sebuah rumah sakit sudah efisien atau belum. Apabila titik
Barber-Johnson terletak di dalam daerah efisien berarti penggunaan Tempat
Tidur (TT) pada periode yang bersangkutan sudah efisien. Sebaliknya, apabila
titik Barber-Johnson masih berada di luar daerah efisien berarti penggunaan
Tempat Tidur (TT) pada periode tersebut masih belum efisien (Sudra, 2010).
Berdasarkan observasi awal di RSUD Kota Mataram, diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel 1.1. Data Indikator Rawat Inap
Pada Tahun 2019 di RSUD Kota Mataram
Berdasarkan Tabel 1.1. Nilai Bed Occupancy Ratio (BOR) dan nilai
pada Tahun 2019 tidak ideal sedangkan nilai dan nilai Length of Stay (LOS)
Turn Over Interval (TOI) dan Bed Turn Over (BTO) sudah ideal. Standar
ideal yang digunakan adalah menurut Barber-Johnson di mana nilai ideal
BOR: 75%-85%, LOS: 3-12 hari, TOI: 1-3 hari dan BTO: Minimal 30 kali
(Sudra, 2010).
3
DAERAH
EFISIEN
9 GARIS BOR
BOR = 70,75% GARIS BTO
DAERAH EFISIEN
6
LOS
GARIS LOS
GARIS TOI
3 TITIK BJ
BTO = 83,73
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
TOI
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui efisiensi bed occupancy pada tahun 2020 di
ruang Rawat Inap di RSUD Kota Mataram berdasarkan indikator Barber-
Johnson.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui jumlah hari pada periode tertentu pada tahun 2020
di ruang rawat inap di RSUD Kota Mataram.
b. Untuk mengetahui jumlah Hari Perawatan pada Tahun 2020 di ruang
rawat inap di RSUD Kota Mataram.
c. Untuk mengetahui rerata Tempat Tidur (TT) terpakai pada tahun
2020 di ruang rawat inap di RSUD Kota Mataram.
d. Untuk mengetahui jumlah Tempat Tidur (TT) tersedia pada tahun
2020 di ruang rawat inap di RSUD Kota Mataram.
e. Untuk mengetahui jumlah pasien keluar (Hidup + Mati) pada tahun
2020 di ruang rawat inap di RSUD Kota Mataram.
f. Untuk mengetahui nilai Bed Occupancy Ratio (BOR), Length Of Stay
(LOS), Turn Over Interval (TOI) dan Bed Turn Over (BTO) pada
tahun 2020 di ruang rawat inap di RSUD Kota Mataram.
g. Untuk mengetahui efisiensi bed occupancy pada tahun 2020 di ruang
rawat inap di RSUD Kota Mataram dengan menggunakan grafik
Barber-Johnson.
D. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini yaitu efisiensi Bed Occupancy pada tahun
2020 di ruang rawat inap di RSUD Kota Mataram berdasarkan indikator
Barber-Johnson dengan mengetahui persentase Bed Occupancy Ratio (BOR),
Length of Stay (LOS), Turn Over Interval (TOI) dan Bed Turn Over (BTO).
5
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu sebagai
bahan pertimbangan bagi rumah sakit dalam membuat perencanaan untuk
meningkatkan pelayanan rawat inap yang efisien.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan
referensi bagi kalangan yang akan melakukan penelitian lebih lanjut
dengan topik yang berhubungan dengan judul penelitian di atas.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
membuka wawasan berpikir penulis, serta dapat mengaplikasikannya di
tempat kerja.
4. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan, sumber informasi
dan bahan referensi penelitian selanjutnya.