1211-Research Results-3696-1-10-20230417
1211-Research Results-3696-1-10-20230417
1211-Research Results-3696-1-10-20230417
ABSTRAK
Maksud dari penelitian ini adalah untuk menambah wawasan ilmu
pengetahuan tentang teknologi survei dan pemetaan kemajuan tambang yang ada di
PT. Putra Perkasa Abadi Jobsite PT. Alamjaya Bara Pratama dan tujuannya adalah
untuk mengetahui metode yang digunakan dalam kegiatan pengukuran kemajuan
tambang, mengetahui sistem pengolahan data menggunakan perangkat lunak dalam
hal ini ialah Surpac 6.3.2 dari hasil kegiatan pengukuran kemajuan tambang, serta
mengetahui faktor yang mempengaruhi pada hasil pengukuran kemajuan tambang.
Kegiatan penelitian yang dilakukan adalah dengan cara melakukan
pengumpulan data yang berhubungan dengan kegiatan survey, dimana data yang
diperoleh berasal dari dua sumber, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh secara langsung dari pengamatan dan penelitian di lapangan yang meliputi
data koordinat (x, y, z) hasil dari pengukuran kemajuan tambang, dokumentasi
perlengkapan alat ukur, serta dokumentasi kondisi dan situasi tambang. Sedangkan
data sekunder adalah sebagai data tambahan yang meliputi profil perusahaan, data
kesampaian daerah, data geologi regional, data situasi, data koordinat bench mark,
data topografi original, serta data progress eom (end of month) November 2019 dan
progress eom (end of month) Desember 2019.
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa, Metode pengukuran kemajuan tambang yang digunakan pada
PT. Putra Perkasa Abadi Site Jembayan, adalah menggunakan metode teristris dan
random. Sistem pengolahan data yang digunakan pada PT. Putra Perkasa Abadi Site
Jembayan, yaitu menggunakan sistem komputerisasi dengan menggunakan
38
JGP ( Jurnal Geologi Pertambangan )
software Surpac Vision 6.3.2. Hasil dari pengolahan data dan perhitungan volume
material yang telah terambil atau tertambang secara aktual pada periode bulan
November 2019, yaitu volume Overburden Insitu adalah sebesar 399.625,30 BCM
(Bank Cubic Metre), sedangkan volume Overburden Truck Count adalah sebesar
391.163,00 BCM (Bank Cubic Metre), dengan perbedaan volume yang tidak terlalu
jauh, yaitu sebesar 8.462,30 BCM (Bank Cubic Metre) atau sekitar 1,02%. Tetapi
pada periode bulan Desember 2019 terdapat perbedaan yang tidak juga begitu
signifikan bahwa volume Overburden Insitu adalah sebesar 676.652,49 BCM (Bank
Cubic Metre), sedangkan volume Overburden Truck Count adalah sebesar
678,149.00 BCM (Bank Cubic Metre), dimana volume Overburden Insitu (BCM)
memberikan angka yang lebih kecil dari volume Overburden Truck Count (BCM),
yaitu sebesar 1.496,51 BCM (Bank Cubic Metre) atau sekitar 1,01 %. Faktor yang
dapat mempengaruhi pada hasil pengukuran kemajuan tambang ada tiga, yaitu
faktor alam, faktor alat, dan faktor pengukur.
Kata Kunci : Kemajuan Tambang, Perhitungan BCM, Batubara, pengukuran
OB,surpac.
I. Pendahuluan
Pengukuran kemajuan tambang pada setiap daerah yang mengalami
perubahan menggunakan total station, data output yang diperoleh ialah koordinat
Northing (N), Easting (E) dan Elevasi (Z). Hasil pengukuran tersimpan secara
otomatis pada memori dalam format (sdr) kemudian data-data yang didapat dari
lapangan tersebut diolah dengan sistem komputerisasi menggunakan software
Surpac 6.3.2.
III. Metode Penelitian
2.1 Waktu dan Tempat
Luas S2 + Luas S3
Volume II = x Jarak Section B-C
2
Penyelesaiannya :
Luas K10 + Luas K15
Volume I = x Interval Kontur
2
III. Pembahasan
Gambar 2.7 Software Surpac Vision 6.3.2 Gambar 2.8 Proses Input Data
Gambar 2.10 Data Gabungan EOM Gambar 2.11 Data Gabungan EOM (End
(End Of Month) November 2019 of Month) Desember 20
44
JGP ( Jurnal Geologi Pertambangan )
Gambar 2.12 Data Surface Gambar 2.13 Data Surface EOM (End of
Topografi Original Month)November 2019.
Volume
komulatif
Gambar 2.16 Proses Perhitungan Volume Gambar 2.17 Hasil Perhitungan Volume
Kumulatif
Volume
komulatif
pengukuran dan disusun dengan format kolom A untuk data String number, kolom
B untuk data Y (Northing), kolom C untuk data X (Easting), kolom D untuk data Z
(Elevation), dan kolom E untuk data Description. Selanjutnya data koordinat yang
sudah difilter tersebut disimpan dalam bentuk file format (.csv).
Data koordinat hasil pengukuran kemajuan tambang yang sudah disimpan
dalam bentuk file format (.csv) selanjutnya diinput ke software Surpac Vision 6.3.2,
sehingga menjadi file format string (.str), kemudian dibuatkan boundary terluar
pada data progress tersebut untuk dilakukan penggabungan ke dalam data gabungan
kumulatif, yaitu data gabungan kemajuan tambang mulai dari awal penambangan
hingga saat ini dan selanjutnya dari data tersebut dibuatkan kontur topografi.
3.2.7 Perhitungan Volume
Hasil dari pengolahan data dan perhitungan volume material yang telah
terambil atau tertambang secara aktual di tunjukkan seperti pada Tabel 5.1 di bawah
ini :
Tabel 1.2 Calculation Joint Survey Progress PT.PPA – PT.ABP
Periode : November - Desember 2019
OVERBURDEN
COAL COAL OVERBURDEN VOLUME
TRUCK
PERIOD TRUCK INSITU INSITU (BCM) OB + COAL
COUNT
(Ton) (BCM) (BCM)
(BCM)
(Okt-19) 24.00.334,88
November 2019, dan volume kumulatif sebesar 24.003.334,88 BCM (Bank Cubic
Metre) adalah volume kumulatif EOM (end of month) Oktober 2019.
Volume OB+Coal (BCM) adalah hasil pengurangan dari volume kumulatif
eom (end of month) progress terakhir dikurang volume kumulatif EOM (end of
month) progress bulan sebelumnya, dan untuk mendapatkan hasil volume
Overburden Insitu (BCM), maka volume OB+Coal (BCM) tersebut dikurangi
volume Coal Insitu (BCM). Volume Coal Insitu (BCM) adalah hasil pembagian
sebesar 1,3 kg/m3 dari volume Coal Truck (MT) yang didapatkan dari angka hasil
timbangan.
3.3 Kesimpulan
1. Metode pengukuran kemajuan tambang yang digunakan pada PT. PPA
Site Jembayan, adalah menggunakan metode teristris dan random.
Sistem pengolahan data yang digunakan pada PT. PPA Site Jembayan,
yaitu menggunakan sistem komputerisasi dengan menggunakan software
Surpac Vision 6.3.2.
2. Hasil dari pengolahan data dan perhitungan volume material yang telah
terambil atau tertambang secara aktual pada periode bulan November
2019, yaitu volume Overburden Insitu adalah sebesar 399.625,30 BCM
(Bank Cubic Metre), sedangkan volume Overburden Truck Count adalah
sebesar 391.163,00 BCM (Bank Cubic Metre), dengan perbedaan volume
yang tidak terlalu jauh, yaitu sebesar 8.462,30 BCM (Bank Cubic Metre)
atau sekitar 1,02%. Tetapi pada periode bulan Desember
2019 terdapat perbedaan yang tidak juga begitu signifikan bahwa
volume Overburden Insitu adalah sebesar 676.652,49 BCM (Bank Cubic
Metre), sedangkan volume Overburden Truck Count adalah sebesar
678,149.00 BCM (Bank Cubic Metre), dimana volume Overburden
Insitu (BCM) memberikan angka yang lebih kecil dari volume
Overburden Truck Count (BCM), yaitu sebesar 1.496,51 BCM (Bank
Cubic Metre) atau sekitar 1,01 %. Faktor yang dapat