Laporan Kasus Persalinan 3
Laporan Kasus Persalinan 3
Laporan Kasus Persalinan 3
DISUSUN OLEH :
SURAYA LAELY KHOLID
NIM P1337424822108
Laporan Kasus persalinan asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal pada Ny.
B umur 26 Tahun G1P0A 0 Usia Hamil 40 minggu janin tunggal hidup
intrauterine, letak membujur Ʉ , puki inpartu kala I fase aktif di Puskesmas
Cepiring telah disahkan oleh pembimbing pada:
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Pembimbing Institusi
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Persalinan
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. (Bagian Obstetri
terjadi pada kehamilan minggu ke 38-42, dihitung dari hari pertama haid
terakhir (HPHT). Bila persalinan terjadi sebelum minggu ke-38, maka disebut
maka disebut kelahiran lewat waktu. Bayi yang lahir premature dan kelahiran
lewat waktu tentu saja akan berbeda dengan bayi yang lahir cukup bulan,
seperti pada bayi prematur, surfaktan yang dimilikinya belum sempurna, oleh
karena itu berisiko mengalami asfiksia, dan bayi yang lahir lewat waktu juga
berisiko mengalami asfiksia karena plasenta yang umurnya lebih dari 40 mgg
berkurang.
B. Sebab-Sebab Persalinan
yaitu:
1. Teori Plasenta Menjadi Tua
Jika janin kekurangan nutrisi maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan.
Selain dua teori diatas , masih ada beberapa teori yang menyatakan
timbul his.
b. Teori Oksitosin
Pada akhir kehamilan kadar oxitocin bertambah. Oleh karena itu timbul
d. Pengaruh Janin
peranan oleh karena pada anencphalus kehamilan sering lebih lama dari
biasa
e. Teori Prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua disangka menjadi salah satu
yang tinggi baik dalam air ketuban maupun daerah perifer pada ibu-ibu
3) Perasaan sering-sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih
6) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
7) Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil pada
bagian servik.
D. Faktor Persalinan
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga
panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta
dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut
(rangka panggul) :
3) Os. Coccygis
Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen
Pintu Panggul terbagi menjadi :
a) Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh
disebut midlet
disebut outlet
dan outlet
Bidang-bidang :
symphisis.
dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power
Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung
2) Ibu
Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada
3) Janin
Biasanya berawal di
Nyeri karena Biasanya hanya dirasakan di
punggung dan
kontraksi tubuh bagian depan
menjalar ke depan
c. Passanger
passangge utama dan bagian janin yang paling penting adalah kepala
karena bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala
atau pun letak dahi, kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang
sebagai suatu “ keadaan yang belum pasti “ sekarang menjadi hal yang
nyata.
e. Penolong
ibu dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan
E. Kala Persalinan
darah, servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya
menjadi 2 fase :
a. Fase laten
b. Fase aktif
kontraksi uterus kuat tiap 2-3 menit selama 50-60 detik untuk setiap
His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali,
kepala janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah
tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek menimbulkan rasa
ngedan karena tekanan pada rectum sehingga merasa seperti BAB dengan
tanda anus membuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva
akan lahir dan diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi 1.5-2
dalam panggul, maka jelas bahwa kepala harus menyesuaikan diri dengan
bentuk panggul mulai dari pintu atas panggul, ke bidang tengah panggul
dan pada pintu bawah panggul, supaya anak dapat lahir. Misalnya saja jika
sutura sagitalis dalam arah muka belakang pada pintu atas panggul, maka
adalah ukuran yang terkecil dari pintu atas panggul. Sebaliknya pada pintu
persalinan adalah :
a. Penurunan kepala.
b. Fleksi.
d. Ekstensi.
e. Ekspulsi.
sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his, dalam waktu 5-10 menit,
seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir secara
4. Kala IV
Dengan menjaga kondisi kontraksi dan retraksi uterus yang kuat dan terus-
Andalas Padang. Waktu penelitian tiga bulan. Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh ibu bersalin primipara kala I fase laten persalinan normal
kedua telapak tangan dan jari pada punggung ibu bersalin setinggi servikal
7 kearah luar menuju sisi tulang rusuk selama 30 menit dengan frekuensi
pada punggung yang dimulai pada servikal 7 ke arah luar menuju sisi
tulang rusuk selama 30 menit terjadi aktivasi pada serabut saraf besar
sebanyak 15 orang ( 100%). Ini berarti nyeri persalinan kala I fase aktif,
memiliki skala nyeri berat hingga sangat berat atau tak tertahankan. Nyeri
hasil yang cukup baik yaitu adanya penurunan intensitas nyeri dari skala
nyeri tak tertahankan ke skala berat dan skala nyeri sedang. tampak ada 2 (
responden (86,7%) pada skala 3-6. Hal ini menunjukkan ada penurunan
rasa nyeri setelah intervensi, dimana pada skala nyeri 9-10 sebelum
menjadi 0 %.
dalam menurunkan / mengurangi nyeri persalinan kala I fase aktif hal ini
impuls nyeri berjalan dari uterus sepanjang serat-serat saraf besar kearah
yang lebih kuat, cepat dan berjalan sepanjang serat saraf kecil. Pesan yang
gerbang pesan nyeri yang akan dihantarkan menuju medulla spinalis dan
otak, selain itu tekanan kuat pada teknik ini dapat mengaktifkan senyawa
endrophine yang berada di sinaps sel-sel saraf tulang belakang dan otak,
Primipara
ditunggu suami dan yang tidak ditunggu oleh suami. Ibu yang diberi
dukungan suami saat persalinannya memerlukan waktu bersalin yang lebih
pendek dari pada ibu bersalin yang tidak ditunggu oleh suaminya. Respon
persalinan sudah masuk kala II tetapi kepala janin belum turun sehingga
diperlukan posisi tertentu yang dapat melelahkan ibu. Dalam hal ini suami
A. PENGKAJIAN
Tanggal : 12 Oktober 2021
Jam : 07.30 WIB
Tempat : Puskesmas Cepiring
B. IDENTITASPASIEN
Identitas pasien Penanggung jawab
Status : Suami
1. Nama : Ny. B 1. Nama : Tn. H
2. Umur : 26 tahun 2. Umur : 26 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA 4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : IRT 5. Pekerjaan : Swasta
6. Suku bangsa : Jawa 6. Suku bangsa: Jawa
7. Alamat : Karangayu 1/2 7. Alamat : Karangayu 1/2
C. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin melahirkan.
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasa kenceng-kenceng pada daerah perut dan keluar
lendir darah
Uraian Keluhan Utama
Ibu merasakan kenceng-kenceng pada daerah perut sejak tanggal 11
Oktober 2022 pukul 21.00 WIB. Kemudian, sekitar pukul 03.00 kencang
makin terasa serta mengeluarkan lendir darah.
3. Tanda-Tanda Persalinan
Kontraksi :Kuat, teratur, jarang Frekuensi:3x dalam 10 menit durasi 40
detik
Lokasi ketidak nyamanan : dari perut bagian bawah menjalar ke
punggung
PPV : lendir darah
4. Riwayat Kesehatan
a) Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular maupun
tidak menular, penyakit menurun maupun kronis seperti jantung, DM,
hipertensi, TBC, asma, malaria, PMS dan HIV/AIDS serta tidak
memiliki alergi terhadap obat-obatan tertentu. Saat ini ibu dalam
keadaan sehat dan tidak sedang dalam masa pengobatan.
b) Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit menular maupun tidak menular, penyakit menurun maupun
kronis seperti jantung, DM, hipertensi, TBC, asma, malaria, PMS dan
HIV/AIDSserta tidak ada riwayat kembar
5. Riwayat obstetri:
a) Riwayat Haid :
Menarche : 14 tahun Nyeri Haid : tidak ada
Siklus : ±28hari Lama : 7 hari
Warna darah : Merah kecoklatan Leukhorea : tidak keputihan
Banyaknya :±3-4x ganti pembalut
b) Riwayat Kehamilan sekarang :
1) Hamil ke1,usia 40 minggu
2) HPHT : 5 Januari 2022 HPL : 12 Oktober 2022
3) Gerak janin
Pertama kali : Ibu merasakan gerak janin pada usia 16 minggu
Frekuensi dalam 12 jam : ±10 x
4) Tanda bahaya : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami nyeri
kepala hebat, perdarahan pervaginam, penglihatan kabur, dan
oedem pada wajah, kaki dan tangan
5) Kekhawatiran khusus : ibu mengatakan sedikit khawatir dengan
kehamilan pertamanya ini
6) Imunisasi TT : Imunisasi TT 5
7) ANC : 12 x
Riwayatkehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu:
Kehamilan Persalinan Nifas
Kead anak
Tahun Frek KELUHAN/
UK Jenis Penolong JK/ BB Penyulit IMD Penyulit Asi eksklusif sekarang
ANC PENYULIT
- - - - - - - - - - - -
E. ANALISA
Ny. B umur 26 tahun G1P0A0, hamil 40 minggu, janin tunggal, hidup intra uteri,
letak membujur, presentasi kepala, PUKI, Uinpartu kala I fase aktif.
F. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa kondisi ibu dan janin sehat, pembukaan
serviks 6 cm.
Hasil: ibu dan keluarga mengetahui kondisinya.
2. Menganjurkan ibu untuk minum dan makan saat relaksasi
Hasil : ibu meminum air putih saat relaksasi
3. Menganjurkan ibu untuk bebaring miring ke kiri dan mengajari teknik
relaksasi saat ada kontraksi dengan mengambil nafas dalam dan panjang.
Hasil: ibu berbaring miring ke kiri dan relaksasi saat ada kontraksi.
4. Menganjurkan ibu untuk berkemih
Hasil : Ibu bersedia untuk berkemih dan tidak akan menahan buang air kecil
5. Menganjurkan keluarga untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi ibu.
Hasil : ibu bersedia minum 1 gelas air putih.
6. Menyiapkan partus set.
Hasil : partus set telah siap
7. Menyiapkan partograf
Hasil : lembar partograf telah siap
8. Memantau kemajuan persalinan dengan mengisi lembar pengawasan dan
partograf.
Hasil : pemantauan sedang berjalan, dengan mengisi lembar pengawasan dan
partograf
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien: No. RM Ruang:
Ny B
Umur: 26 tahun Tanggal: 12 oktober 2022
Tanggal/Jam: Catatan Perkembangan Nama dan
(SOAP) Paraf
12 /10/ 2022 S= Ibu mengatakan merasa kenceng-kenceng
10.00 WIB yang semakin sering dan kuatIbu ingin meneran
O=
TD : 120/80 mmHg N/RR :88/24 x/menit
S : 36,6oC VT :∅ 10 cm
KK : (-) jernih effacement: 100%
DJJ : 148x/menit His : 5x/10’ /50”
penyusupan 0
P=
1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa
pembukaan sudah lengkap
Hasil : Ibu dan keluarga mengerti
2. Meminta bantuan bidan lain/ keluarga
untuk menyiapkan posisi ibu
Hasil : Suami dan bidan telah membantu
posisi ibu
3. Membimbing ibu untuk meneran apabila
ada his/kontraksi
Hasil : Ibu meneran dengan tepat
4. Menyiapkan diri meliputi :
a. Memakai celemek, mencuci tangan
dan memakai sarung tangan
Hasil : Celemek dan sarung tangan
terpakai
b. Memeriksa DJJ sesudah kontraksi
berhenti
Hasil : DJJ 140x/menit
5. Memimpin ibu untuk meneran pada saat
ada his dan istirahat bila tidak ada his
Hasil : Ibu mengikuti anjuran bidan
6. Menyiapkan handuk di atas perut ibu dan
memasang handuk di atas perut ibu,
meletakkan kain lipat 1/3 bagian di
bawah bokong ibu dan membuka partus
set
Hasil : persiapan persalinan sudah siap,
kepala janin terlihat 5-6 cm pada vulva
7. Menolong kelahiran bayi
a. Kepala
1) Menahan perineum saat sub
occiput tampak di bawah
sympisis dengan tangan kanan
sementara tangan kiri menahan
puncak kepala agar tidak terjadi
defleksi terlalu cepat
2) Meminta ibu untuk berhenti
mengejan dan bernapas pendek-
pendek saat diameter terbesar
kepala janin tampak di vulva
3) Menunggu kepala bayi selesai
melakukan putaran paksi luar
4) Cek adanya lilitan tali pusat
Hasil : tidak terdapat lilitan.
b. Melahirkan bahu
Setelah bayi melakukan putaran paksi
luar, letakkan kedua tangan secara
biparietal dengan lembut menarik
bayi ke bawah untuk melahirkan bahu
atas dan menarik ke atas untuk
melahirkan bahu bawah
Hasil : Kedua bahu sudah lahir
c. Melahirkan badan dan tungkai bayi
Setelah kedua bahu lahir, tangan
menyusuri mulai dari kepala bayi,
badan dan memegang kedua mata
kaki bayi dengan hati-hati untuk
membantu kelahiran badan
Hasil : Bayi Perempuan lahir spontan
pukul 11. 00 WIB, menangis kuat
8. Melakukan penanganan bayi baru lahir
a. Melakukan penilaian sepintas
APGAR SCORE 1 menit pertama
Hasil : skor APGAR 8-9-10
b. Keringkan bayi kemudian ganti
handuk basah dengan handuk kering
c. Meletakkan bayi di atas perut ibu
dengan kepala bayi berada diantara
payudara ibu dan diselimuti
Hasil : tidak ada tanda bayi asfiksia,
Bayi sudah dikeringkan, bayi berada
di atas dada ibu
d. Periksa kembali perut ibu untuk
memastikan tidak ada bayi lain dalam
uterus
Hasil : Bayi tunggal
KALA IV
12/10/2022
S : Ibu mengatakan perutnya mules-mules
11.11 WIB
O : Kontraksi keras
TD : 110/70 mmHg S : 36,3oC
N : 80x/menit RR : 20 x/menit
TFU : 2 Jari dibawah pusat
Kandung kemih kosong
A : Ny B umur 26 tahun P1A0 inpartu kala IV
P:
1. Memastikan uterus berkontraksi dengan
baik dan ajarkan ibu serta keluarga untuk
melakukan masase agar tidak terjadi
perdarahan
Hasil : uterus berkontraksi dengan baik, ibu
dan keluarga mampu melakukan
2. Memantau keadaan bayi dan membiarkan
bayi melakukan kontak kulit dengan ibu dan
IMD minimal 1 jam
Hasil : Kontak kulit ibu dan bayi masih
dilakukan
3. Menyuntikan vit K dan memberikan tetes
mata setelah kontak kulit dan IMD selesai
Hasil : Vit K dan tetes mata sudah diberikan
4. Melakukan pengukuran antropometri pada
bayi.
Hasil :
BB : 3000 gr
PB : 49 cm
Lingkar Kepala : 34 cm
Lingkar dada : 33 cm
Lingkar lengan : 11 cm
5. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan
pencegahan perdarahan dengan Mengawasi
ibu tiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30
menit pada 1 jam kedua
6. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan
masase uterus dan menilai kontraksi
Hasil : Ibu/keluarga bisa melakukan masase
dan tahu cara menilai kontraksi
7. Melakukan dekontaminasi alat
Hasil : alat telah direndam klorin
8. Membuang sampah yang terkontaminasi ke
dalam sampah basah
Hasil : kassa yang terkontaminasi sudah
dibuang
9. Membersihkan badan ibu
Hasil : badan ibu bersih
10. Melakukan dekontaminasi tempat dan
celemek
Hasil : tempat bersalin dan celemek sudah
bersih
11. Melepaskan sarung tangan
Hasil : sarung tangan telah dilepas
12. Mencuci tangan
Hasil : petugas kesehatan sudah mencuci
tangan
13. Memakai sarung tangan bersih
Hasil : sarung tangan sudah terpasang
14. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
Hasil : tangan sudah bersih
15. Mengisi patograf
Hasil : patograf telah diisi
PEMBAHASAN
Pada laporan kali ini dilakukan Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Fisiologis Pada
Ny. Busia 26 tahun G1P0A0 usia hamil 40 minggu DiPuskesmas Cepiring dan dalam
pembahasan ini akan diulas mengenai keseluruhan asuhan mulai dari pengkajian
hingga evaluasi serta meninjau hubungan antara asuhan kebidanan yang telah
dilakukan dengan jurnal yang ada.
1. Pengkajian
Pada laporan ini pengkajian data pasien dilakukan pada tanggal 24 Februari
2021 pukul 07.30 WIB di lakukan diPuskesmas Cepiring. Pengkajian dilakukan
dengan cara anamnesa mulai dari biodata diri ibu dan suami atau penanggung
jawab, data subjektif, data objektif serta pemeriksaan penunjang.
Pengkajian data subjektif dilakukan dengan cara wawancara atau anamnesa
baik allow anamnesa atau auto anamnesa. Data subjektif yang didapatkan berupa
alasan datang, keluhan utama, riwayat kesehatan, riwayat obstetri, riwayat
kehamilan yang lalu (jika ada), serta tentang pola-pola pemenuhan kebutuhan
terakhir kali.
Kemudian untuk pemeriksaan objektif seperti pemeriksaan leopold
(menentukan jumlah janin, apakah intrauterin atau ekstrauterin, dan menentukan
letak). Detak Jantung Janin (menetukan keadaan janin), dan juga pemeriksaan
head to toe tetp dilakukan sedangkan untuk pemeriksaan objektif lain seperti
tanda-tanda persalinan yang telah tertera pada tinjauan teori harus juga diamati
untuk memastikan ibu benar dalam prosen inpartu atau tidak dilakukan bersamaan
saat pengkajian data subjektif.
Untuk pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah rapid test karena saat ini
masih pandemic Covid 19
Dalam laporan ini hasil pengkajian sudah sesuai dengan teori yang ada dan
didapatkan hasil yang lengkap. Hasil pengkajian ibu bersalin kemudian
didokumentasikan pada partograf ibu bersalin.
2. Identifikasi Diagnose
Diagnosa dapat ditentukan dari hasil pemeriksaan dan juga anamnesa.
Diagnosa untuk ibu bersalin kali ini ditetapkan dari hasil pengkajian data subjektif
yaitu alasan datang dan keluhan utama, yang merujuk pada tanda-tanda
persalinan. Selain itu digunakan pula hasil pemeriksaan lepold (menentukan
jumlah janin, apakah intrauterin atau ekstrauterin, dan menentukan letak), hasil
pemeriksaan detak jantung janin (menentukan keadaan janin), serta hasil
pemeriksaan dalam (menentukan pembukaan serviks).
Sehingga muncul diagnosa/maslah Ny. B usia 26 tahun G1P0A0 UK 40
Minggu, janin tunggal, hidup, intrauterin, letak membujur, presentasi belakang
kepala, U, puki, inpartu kala I fase aktif.
Dalam laporan ini identifikasi diagnosa sudah berdasarkan teori, sesuai dan
tidak ada kesenjangan. Diagnosa yang telah didapatkan kemudian akan
disampaikan pada klien dengan jelas dan terperinci.
3. Antisipasi Masalah Potensial
Karena dalam asuhan kebidanan kali ini tidak ada hasil pengkajian yang
merujuk pada masalah potensial sehingga antisiasi masalah potensial tidak
dilakukan secara khusus sesuai dengan diagnosa masalah potensial, melainkan
antisiasi dilakukan dalam penatalaksanaan yaitu tindakan yang akan dilakukan
harus sesuai dengan standart yang ada dengan menjaga penularan infeksi dan
penatalaksanaan secara tepat.
Antisipasi masalah potensial merupakan tindak lanjut dari diagnosa yang
didapatkan dalam asuhan kebidanan kali ini antisapasi masalah potensial telah
dilakukan sesuai teori yang ada dan dilaksanakan dengan baik. Antisipasi masalah
dapat berupa konseling atau anjuran agar masalah yang mungkin terjadi dapat
dicegah dan juga untuk menambah pengetahuan klien.
4. Tindakan segera/ kolaborasi
Dalam asuhan kali ini tidak membutuhkan tindakan segera dan kolaborasi.
5. Rencana Tindakan
Apa yang akan dilakukan untuk klien direncakan berdasarkan data pengkajian
dan juga diagnosayang telah diambil dan ditetapkan. Dalam laporan kali ini
rencana tindakan tidak didokumentasikan dalam laporan asuhan kebidanan
melainkan hanya berupa planing pemikiran bidan yang kemudian dilaksanakan
setelah pemikiran yang matang.
Rencana tindakan pada asuhan ibu bersalin ini mengacu pada APN atau
asuhan persalinan normal yang terdiri dari 60 langkah yang telah ditetapkan
sebagai standart. Dan dalam penatalaksanaannya dilakukan sesuai dengan kala
persalinan yang dialami ibu.
6. Pelaksanaan
Pelaksanaan atau dalam laporan asuhan kebidanan kami sebut dengan
penatalaksanaan adalah apa yang kami lakukan untuk klien berdasarkan diagnosa
yang telah ditetapkan. Penatalaksanaan dapat berupa pemberian informasi,
konseling, anjuran ataupun rujukan kolaborasi.
Dalam laporan ini penatalaksanaan yang dilakukan sesuai dengan kala pada
persalinan.
Pada kala I penatalaksanaan yang dilakukan berupa:
1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa kondisi ibu dan janin sehat, pembukaan
serviks 6 cm.
2. Menganjurkan ibu untuk minum saat relaksasi
3. Menganjurkan ibu untuk bebaring miring ke kiri dan mengajari teknik
relaksasi saat ada kontraksi dengan mengambil nafas dalam dan panjang.
dalam penelitian yang dilakukan oleh Ariastuti, (2015) menyimpulkan bahwa
dalam persalinan posisi yang sering digunakan pada kala 1 yaitu posisi miring
kiri karena posisi ini lebih nyaman dan lebih efektif untuk meneran. Posisi
tersebut mungkin baik jika ada masalah bagi bayi yang akan berputar ke
posisi oksiput anterior. Posisi berbaring mirng adalah Arah posisi ibu
tergantung pada letak ubun – ubun bayi. Jika berada di kiri, maka ibu anjurkan
mengambil posisi miring ke kiri sehingga bayi diharapkan bisa berputar,
demikian pula sebaliknya. Posisi ini mengharuskan ibu berbaring ke kiri atau
ke kanan. Salah satu kakinya di angkat, sedangkan kaki lainya dalam keadaan
lurus posisi yang sering disebut posisi lateral ini, umumnya dilakukan bila
posisi kepala bayi belum tepat.
Menurut Laili, (2017)Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau
menghilangkan kecemasan dapat dilakukan dengan berbagai cara, beberapa
diantaranya yaitu dengan teknik relaksasi nafas dalam. Relaksasi merupakan
metode efektif untuk mengurangi keregangan otot, rasa jenuh dan
kecemasanSmeltzer dan Bare (2004) menyatakan manfaat yang dapat
dirasakan setelah melakukan teknik Relaksasi Nafas Dalam dapat
menghilangkan nyeri, ketentraman hati, dan berkurangnya rasa cemas.Terapi
tersebut juga merupakan metode yang sederhana dan mudah diterapkan.
4. Menganjurkan ibu untuk berkemih
5. Menganjurkan keluarga untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi ibu.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko ibu bersalin
terhadap terjadinya keterlambatan proses persalinan yaitu dengan memberi
nutrisi yang adekuat yang sesuai dengan kondisi fisiologis ibu bersalin yang
dimulai dari proses persalinan kala I, yaitu dengan memberikan nutrisi kurang
lebih 50-100 kilo kalori energy dalam setiap jam.(Hadianti, 2018)
6. Menyiapkan partus set.
7. Menyiapkan lembar pengawasan dan partograf
8. Memantau kemajuan persalinan dengan mengisi partograf.
7. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan pada akhir asuhan kali ini merupakan reaksi klien atau
hasil yang telah dilakukan. Dalam dokumentasi evaluasi tidak disendirikan atau
dipisah namun dijadisatukan dengan penatalaksanaan yakni pada hasil
penatalaksanaan.
Evaluasi yang telah dilakukan tidak ada kesenjangan atau perbedaan dengan
teori yang telah ada.
Tinjauan dengan Jurnal
Dalam jurnal Terapi Nyeri Persalinan Non Farmakologi dijelaskan bahwa
besarnya rasa nyeri bersifat sangat individual. Dalam proses persalinan hal inilah
yang paling dirasakan tidak menyenangkan bahkan menakutkan bagi ibu. Nyeri
pada proses persalinan terjadi akibat adanya kerusakan jaringan yang nyata,
sehingga dapat dikategorikan sebagai nyeri akut. Mengurangi rasa nyeri dapat
diatasi dnegan cara farmakologi (dengan obat) dan non farmakologi (tanpa obat).
Secara non farmakologi, nyeri dalam persalinan dapat diringankan dengan
melakukan metode rubbing massage, hypnobirthing, waterbirth, akupuntur,
akupressur, serta senam yopphyta materna. Metode ini bisa diterapkan secara
sendiri-sendiri atau bisa digabung dengan metode lainnya.
Pada asuhan kebidanan kali ini terapi nyeri persalinan non farmakologi ini
belum begitu diterapkan namun terkadang sudah dilakukan metode rubbing
massage namun kurang dilakukan secara intensif sehingga hasil dari nyeri
nonfarmakologi antara asuhan dan dengan penelitian belum dapat dibandingkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ariastuti, D. N., Sucipto, E dan Andari, D. I. (2014) ‘Hubungan Antara Posisi Miring
Kiri Dengan Proses Mempercepat Penurunan Kepala Janin Pada Proses
Persalinan’, Jurnal Kesehatan, pp. 60–64.
Aryani, Y., Masrul, M. and Evareny, L. (2015) ‘Pengaruh Masase pada Punggung
Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase Laten Persalinan Normal Melalui
Peningkatan Kadar Endorfin’, Jurnal Kesehatan Andalas, 4(1), pp. 70–77. doi:
10.25077/jka.v4i1.193.
Hadianti, D. N. and Resmana, R. (2018) ‘Kemajuan Persalinan Berhubungan Dengan
Asupan Nutrisi’, Care : Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, 6(3), p. 231. doi:
10.33366/cr.v6i3.993.
Laili, F. and Wartini, E. (2017) ‘Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Kecemasan Dalam Menghadapi Persalinan Pada Ibu Hamil’, Jurnal Kebidanan
Malahayati, 3(3), pp. 152–156. Available at:
http://ejurnal.malahayati.ac.id/index.php?
journal=bidan&page=article&op=view&path%5B%5D=1013&path%5B
%5D=973.