Kelompok 2 - P4 - Laporan Praktikum Bakmikal 1
Kelompok 2 - P4 - Laporan Praktikum Bakmikal 1
Kelompok 2 - P4 - Laporan Praktikum Bakmikal 1
Kelompok/Paralel : 2/4
Dosen : drh. Usamah Afif, M. Sc
LAPORAN PRAKTIKUM
PENYAKIT BAKTERIAL DAN MIKAL
IDENTIFIKASI BAKTERI KOKUS GRAM POSITIF PADA SAMPEL SUSU SAPI
Disusun oleh:
Kelompok 2
Alvina Gitacahyani Ardiana B0401201109
Yoga Sekar Ma’rufi B0401201111
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bakteri cocus gram positif genus Staphylococcus sp. dan Sterptococcus sp.
merupakan flora normal dan akan menjadi patogen bila daya tahan tubuh seseorang
lemah. Proses identifikasi dilakukan dengan mengatahui karakter dari bakteri yang
tumbuh. Karakter tersebut meliputi karakter morfologi koloni sel, dan karakter
fisiologi. Pengamatan morfologi meliputi bentuk, tepian, elevasi, dan warna koloni
bakteri dan uji katalase. pengamatan secara mikroskop dengan pengamatan hasil
pewarnaan Gram, pewarnaan endosprora, dan uji biokimia (Hidayat et al. 2022).
Salah satu metode yang dapat mengidentifikasi suatu bakteri ialah Pewarnaan
Gram. Pewarnaan Gram merupakan pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan
paling banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi (Rahayu dan Gumilar
2017). Metode pewarnaan Gram untuk identifikasi bakteri memiliki kelebihan dan
kekurangan-nya. Kelebihannya ialah pewarnaan Gram merupakan salah satu metode
paling sederhana dan murah untuk diagnosis cepat infeksi bakteri. Metode ini jauh
lebih cepat dibandingkan dengan kultur bakteri, dan sebagai pedoman awal untuk
memutuskan terapi antibiotik sebelum tersedia bukti definitif bakteri penyebab
infeksi secara spesifik. Kekurangan dari metode ini yaitu hanya dapat mengetahui
ukuran dan bentuk bakteri serta melihat struktur dalam bakteri dengan zat warna saja.
Kondisi pewarnaan Gram dan morfologi bakteri kadang-kadang berubah karena
terapi antimikroba. Spesies batang Gram negatif dapat menjadi filamen dan
pleomorfik sedangkan bakteri Gram positif dapat menjadi bervariasi setelah terapi
antimikroba (Bulele et al. 2019).
BAB II
METODE
Alat dan bahan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop, objek glass,
ose, cawan petri, bunsen, korek api, kapas, kertas saring dan dan tabung mikroaerofilik.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah Media Blood Agar Plate (BAP), Manitol Salt
Agar (MSA), media glukosa, plasma darah kelinci, kristal violet, lugol, aseton alkohol,
safranin, alkohol 96%, H202 3%, minyak imersi dan aquadest.
1. Pewarnaan Gram
2. Biakan Bakteri
3. Uji Katalase
5. Uji Koagulase
Prosedur uji koagulase adalah satu mata ose biakan/isolat yang diuji
diinokulasikan ke dalam 2 ml plasma darah kelinci yang telah diencerkan 1 : 5
dengan akuades. Kemudian diinkubasi pada suhu 370 C selama 4 – 24 jam.
Hasil positif ditunjukkan dengan terjadinya koagulasi pada plasma, sedangkan
hasil negatif bila plasma tetap cair.
6. Uji MSA
Ose dipanaskan siatas bunsen lalu koloni yang terdapat pada PDA
diambil dengan menggunakan ose dan dikultur pada media MSA. Kemudian
diinkubasi pada suhu 37°C selama 18-24 jam.
BAB III
Tabel 1. Hasil identifikasi bakteri pada media biakan dan media uji
Pembahasan
Hasil uji katalase menunjukkan hasil positif yang ditandai dengan adanya
gelembung setelah penambahan H2O2 3%. Hasil uji katalase menunjukkan hasil positif
pada semua isolat Staphylococcus aureus, Staphylococcus intermedius, dan
Staphylococcus epidermidis, karena menghasilkan enzim katalase mampu
menghidrolisis hidrogen peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan gelembung gas (O2)
(Toelle dan Lenda 2014).
Uji koagulase merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
enzim koagulase yang dihasilkan oleh Staphylococcus sp. Hasil positif ditunjukkan
terbentuk gumpalan pada tabung. Hasil yang terjadi menunjukkan negatif yang berarti
menunjukkan pada isolat Staphylococcus non patogen.
Uji mannitol salt agar (MSA), merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui
kemampuan memfermentasi mannitol pada Staphylococcus sp. Hasil positif
ditunjukkan perubahan warna pada medium dari warna merah menjadi kuning karena
adanya fenol acid dan hasil negatif tidak ada perubahan warna. Hasil yang diperoleh
adalah hasil positif karena berubah warna dari merah menjadi merah muda.
Dikarenakan salah satu dari uji MSA dan uji koagulase ada yang negatif sehingga isolat
yang diidentifikasi termasuk Staphylococcus non patogen, yang berarti kesimpulan
bakterinya adalah Staphylococcus epidermidis (Toelle dan Lenda 2014).
Gambar 5. Hasil uji MSA
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum identifikasi bakteri Gram positif dapat
disimpulkan bahwa bakteri yang terkandung dalam susu sampel B merupakan bakteri
Staphylococcus non-patogen. Hal ini dikarenakan pada uji koagulase mendapatkan
hasil negatiif yang ditandain dengan tidak menggumpalnya plasma darah kelinci.
Penyakit mastitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogen terutama
bakteri Staphylococcus aureus yang sering terjadi pada ternak.
DAFTAR PUSTAKA
Bulele T, Rares FES, Porotu’o J. 2019. Identifikasi Bakteri dengan Pewarnaan Gram
pada Penderita Infeksi Mata Luar di Rumah Sakit Mata Kota Manado. Jurnal
e-Biomedik. 7(1): 30-36.
Ibrahim J. 2017. Tingkat Cemaran Bakteri Staphylococcus aureus Pada Daging Ayam
Yang Dijual Di Pasar Tradisional Makassar. Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas
Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Hayati LN, Tyaningsih W, Praja RN, Chusniati S, Yunita MN, Wibawati PA. Isolasi
dan Identifikasi Staphylococcus aureus pada Susu Kambing Peranakan Etawah
Penderita Mastitis Subklinis di Kelurahan Kalipuro, Banyuwangi. Jurnal Medik
Veteriner. 2(2): 76-82.
Hidayat AF, Kristinawati E, Kusuma A. 2022. Analisis jumlah dan jenis bakteri coccus
gram positif pada sisa sampel darah di spuit. Jurnal Analis Medika Biosains.
9(2) : 99-104
Najeeb MF, Anjum AA, Ahmad MUD, Khan HM, Ali MA, Sattar MMK. 2013.
Bacterial etiology of subclinical mastitis in dairy goats and multiple drug
resistance of the isolates. J Anim Plant Sci. 23(6): 1541-1544.
Rahayu SA, Gumilar MH. 2017. Uji cemaran air minum masyarakat sekitar margahayu
raya bandung dengan identifikasi bakteri Escherichia coli. IJPST. 4(2):50-56
Toelle NN, Lenda V. 2014. Identifikasi dan karakteristik Staphylococcus Sp. dan
Streptococcus Sp. dari infeksi ovarium pada ayam petelur komersial. Jurnal
Ilmu Ternak. 1(7):32-37
Virgianti DP, Luciana C. 2017. Penggunaan ekstrak kombinasi angkak dan daun jati
sebagai pewarna penutup pada pewarnaan gram. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas
Husada. 17(1): 66-72.