LP Gea Minggu II Revisi
LP Gea Minggu II Revisi
LP Gea Minggu II Revisi
Oleh :
CI Lahan CI Institusi
( ) ( )
NIP : 19 08242007012018 NIDN.
BAB I
KONSEP DASAR MEDIS
A. Konsep Dasar
a. Definisi
Gastroenteritis atau diare adalah penyakit yang ditandai dengan
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (>3x sehari) disertai
perubahan konsistensi tinja (menjadi cair) , dengan atau tanpa darah atau
lendir.
Diare adalah suatu penyakit dimana tinja atau feses berubah
konsistensinya menjadi lembek atau cair dengan frekuensi lebih dari
normal. Sebenarnya diare merupakan salah ssatu mekanisme tubuh untuk
menegeluarkan racun yang bersumber dari makanan atau hasil metabolisme
kuman.
b. Etiologi
Diare sangat identik dengan penyakit yang disebabkan oleh
makanan.Misalnya, diare bisa muncul karena makanan basi, beracun, atau
alergi terhadap makanan.Selain itu, diare juga dapat disebabkan oleh
adanya gangguan penyerapan makanan, seperti karbohidrat (intoleransi
laktosa), lemak, dan protein. Diare pada anak juga dapat dipicu oleh
infeksi, baik berupa virus,bakteri,parasit, dan cacing perut. Selain itu, diare
juga bisa muncul karena adanya gangguan psikologis, seperti adanya rasa
takut dan cemas.
Sedangkan menurut Ngastiyah (1997), penyebab diare dapat dibagi
dalam beberap faktor yaitu :
1. Infeksi
1) Faktor infeksi
a. Infeksi enteral
Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi : infeksi
bakteri, infeksi virus (enteovirus, poliomyelitis, virus echo coxsackie).
Adeno virus, rota virus, astrovirus,dll. Dan infeksi parasit: cacing
(ascaris,trichuris, ooxyuris, strongxloides) protozoa (entamoeba
histolytica, giardia lamblia, trichomon as homunis) jamur (canida
albicous)
b. Infeksi parenteral
Ialah infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti otitis media kaut
(OMA) tonsillitis/ tonsilofaringitis, bronkopeneumonia, ensefalitis,
dan sebagainya.Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak
berumr dibawah dua tahun.
2. Malaborbsi.
1) Karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa)
serta monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa) Pada
anak dan bayi yang paling berbahaya adalah intoleransi laktosa.
2) Lemak.
3) Protein.
3. Makanan, misalnya makanan basi, beracun dan alergi.
4. Psikologis, misalnya rasa takut atau cemas.
(Idayanti & Umami, 2022)
c. Klasifikasi
1. Berdasarkan lamanya diare:
1) Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari
2) Diare kronik, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan
kehilangan berat badan atau berat badan tidak bertambah (failure to
thrive) selama masa diare tersebut.
2. Berdasarkan mekanisme patofisiologik:
1) Diare sekresi (seceetory diarrhea)
2) Diare osmotic (osmotic diarrhea)
(Dwienda & Yuliana, 2014).
d. Patoflodiagram
Mekanisme dasar yang dapat menyebabkan terjadinya diare adalah sebagai
berikut:
1. Gangguan osmotik
Akibat adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap oleh tubuh
akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus. Isi rongga usus
yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan isinya
sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu, misalnya toksin pada dinding usus yang akan
menyebabkan peningkatan sekresi air dan elektrolit yang berlebihan ke
dalam rongga usus, sehingga akan terjadi peningkatan isi dari rongga
usus yang akan merangsang pengeluaran isi dari rongga usus dan
akhirnya timbullah diare.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan bagi usus
untuk menyerap makanan yang masuk, sehingga akan timbul diare. Akan
tetapi, apabila terjadi keadaan yang sebaliknya yaitu penurunan dari
peristaltik usus maka akan dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri
yang berlebihan di dalam rongga usus sehingga akan menyebabkan diare
juga.
Diare
Gangguan
integritas kullit
e. Manifestasi klnik
1. Cengeng
2. Gelisah
3. Suhu meningkat
4. Nafsu makan menurun
5. Tinja cair, lender kadang-kadang ada darahnya, lama-lama tinja bewatna
hijau dan asam
6. Anus lecet
7. Dehidrasi, bila menjadi dehidrasi berat akan terjadi voleme darah
berkurang nadi cepat dan kecil, denyut jantung cepat, tekanan darah turu
kesadaran menurun dan diakhiri dengan syok
8. Berat badan turun
9. Turgor kulit menurun
10. Mata dan ubun-ubun cekung
11. Selaput lender dan mulut serta mulut menjadi kering
(Dwienda & Yuliana, 2014)
Klasisifikasi tingkat dehidrasi anak dengan diare:
a. Pengkajian
Pengkajian adalah proses melakukan pemeriksaan atau penyelidikan
yang dilakukan oleh perawat untuk mempelajari keadaan pasien sebagai
langkah awal yang akan dijadikan dasar pengambilan keputusan klinik
keperawatan, dengan tujuan untuk menentukan data dasar tentang respon
klien terhadap masalah kesehatan atau penyakit dan kemampuan untuk
mengelola kebutuhan perawatan kesehatan (Febriana, 2017)
a. Teknik pengumpulan data terdiri dari dua macam
1. Anamnesis adalah tanya jawab atau komunikasi secara langsung
dengan pasien (Auto anamnesis) maupun tak langsung (Allo
anamnesis) dengan keluarganya untuk menggali informasi tentang
status kesehatan pasien. Komunikasi yang digunakan di sini adalah
komunikasi terapeutik yaitu suatu pola hubungan interpersonal antara
pasien dan perawat yang bertujuan untuk menggali informasi
mengenai status kesehatan pasien dan membantu menyelesaikan
masalah yang terjadi. (Edulitera, 2019)
2. Pemeriksaan
Pemeriksaan terbagi atas dua macam :
1) Pemeriksaan fisik
a) Inspeksi : yaitu pemeriksaan dilakukan dengan cara melihat.
Inspeksi digunakan untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang
berhubungan dengan status fisik
b) Palpasi adalah suatu bentuk pemeriksaan dengan cara perabaan.
Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif untuk
merasakan adanya suatu perubahan yang terjadi pada tubuh
palpasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang.
Temperatur, turgor, bentuk dan ukuran massa, kelembaban,
vibrasi dan tekstur
c) Perkusi metode pemeriksaan dengan cara mengetuk. tujuannya
adalah menentukan batas-batas organ atau bagian tubuh dengan
cara merasakan vibrasi yang ditimbulkan akibat adanya gerakan
yang diberikan ke bawah jaringan, dengan perkusi kita bedakan
apa yang ada di bawah jaringan ( udara, cairan atau zat padat )
d) Auskultasi merupakan metode pemeriksaan dengan cara
mendengar yang dibantu dengan stetoskop, tujuannya untuk
mendengarkan bunyi jantung, suara nafas, bunyi usus, denyut
jantung janin, mengukur tekanan darah
(Edulitera, 2019)
2) Pemriksaan penunjang Penunjang
Dilakukan sesuai dengan indikasi contoh : pemeriksaan darah
lengkap (Edulitera, 2019)
B. DIAGNOSA
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons
klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik
berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk
mengidentifikasi respons klient individu, keluarga dan komunitas terhadap
situasi yang kaitan dengan kesehatan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2016).
1. Diare
2. Hipovolemia
3. Gangguan integritas kulit
4. Defisit nutrisi
5. Resiko ketidakseimbangan cairan & elektrolit
C. INTERVENSI
Menurut (PPNI, 2018)
Kolaborasi
Pemberian cairan
IV isotonis (mis.
NaCl, RL)
Edukasi
Anjurkan
meningkatkan
asupan
pemberian nutrisi
Kolaborasi
Pemberian
analgetik, jika
perlu
5. Defisit Nutrisi Tujuan : Pemantauan nutrisi
Observasi
D. DISCHARGE PLANNING
1. Ajarkan pada orang tua mengenai perawatan anak, pemberian makanan dan
minuman (misal oralit)
2. Ajarkan mengenai tanda dehidrasi (ubun-ubun dan mata cekung, turu agar
kulit tidak elastis, membran mukosa kering) Dan segera dibawa ke dokter
3. Jelaskan obat-obatan yang diberikan, efek samping dan kegunaannya
4. Asupan nutrisi harus diteruskan untuk mencegah atau meminimalkan
gangguan gizi yang terjadi
5. Banyak minum air
6. Hindari konsumsi minuman bersoda atau minuman ringan yang banyak
mengandung glukosa karena glukosa atau gula dapat menyebabkan air
terserap ke usus sehingga memperberat kondisi diare
7. Biasakan cuci tangan seluruh bagian dengan sabun dan air tiap kali sesudah
buang air besar atau kecil dan sebelumnya menyiapkan makanan untuk
mencegah penularan diare
8. Hindari produk susu dan makanan berlemak tinggi serat atau sangat manis
hingga gejala diare membaik
(Nurarif & Kusuma, 2015).
DAFTAR PUSTAKA
Dwienda, O., & Yuliana, R. (2014). Asuhan kebidanan neonatus, bayi/balita dan
anak prasekolah untuk para bidan. (G. Pangestu, Ed.) (Pertama).
Yogyakarta: Deepublish.
Idayanti, T., & Umami, S. F. (2022). Asuhan neonatus, bayi dan balita untuk
mahasiswa kebidanan. (Risnawati, Ed.) (Pertama). Yogyakarta: Rizmedia
putaka Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(edisii 1). jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.