Laprak Biodas 2 - Nyoman Ayu NP - A1D021017 - 1A - Metabolisme
Laprak Biodas 2 - Nyoman Ayu NP - A1D021017 - 1A - Metabolisme
Laprak Biodas 2 - Nyoman Ayu NP - A1D021017 - 1A - Metabolisme
“METABOLISME”
Disusun Oleh:
NPM : A1D021017
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
I. LatarBelakang
Setiap makhluk hidup melakukan metabolisme untuk menjalankan semua
proses kimia yang terjadi pada setiap tubuh makhluk hidup, baik makhluk hidup ber
sel satu (uniseluler) hingga makhluk hidup ber sel banyak (multiseluler).
Metabolisme berasal dari bahasa Yunani yakni “metabole” yang berarti perubahan.
Pengertian metabolisme itu sendiri adalah seluruh reaksi biokimia yang bertujuan
untuk mempertahankan kehidupan yang terjadi di dalam suatu organisme.
Metabolisme juga diartikan pertukaran zat antara suatu sel atau organisme secara
keseluruhan dengan lingkungannya. Metabolisme pada tumbuhan dan hewan
meliputi pengangkutan zat hara, pertukaran zat melalui membran plasma baik
secara aktif maupun pasif.
Metabolisme pada sel meliputi proses difusi dan osmosis. Difusi adalah
percampuran antara dua molekul yang berbeda konsentrasi yaitu dari konsentrasi
tinggi (hipertonik) ke konsentrasi rendah (hipotonik). Adapula faktor yang
mempengaruhi difusi yaitu ukuran partikel, ketebebalan membran, jarak dan suhu,
dan luas area. Sedangkan osmosis adalah proses difusi pada organisme hidup yakni
perpindahan molekul dari konsentrasi rendah (hipotonik) ke konsentrasi tinggi
(hipertonik) yang dimana molekul yang berdifusi harus menerobos pori-pori
membran plasma.
Adapun yang menjadi dasar dari dilakukannya percobaan pada praktikum
ini yaitu untuk menambah wawasan kita dan mengetahui lebih dalam lagi mengenai
proses metabolisme terutama difusi dan osmosis pada organisme hidup, serta
mengetahui bagaimana proses terjadinya plasmolisis dan deplamolisis pada sel
tumbuhan.
II. Tujuan
1. Mengetahui proses difusi dan osmosis pada organisme hidup
2. Mengetahui proses terjadinya plasmolisis dan deplasmolisis pada sel tumbuhan
III. TinjauanPustaka
Pada sel tumbuhan terdapat membran sel yang berfungsi untuk mengatur
keluar masuknya zat. Dengan pengaturan itu sel akan memperoleh PH yang
sesuai. Konsentrasi zat-zat akan terkendali, sel dapat memperoleh masukan zat-zat
dari ion-ion yang diperlukan, serta membuang zat-zat yang tidak diperlukan lagi
oleh tubuh. Perpindahan molekul atau ion melewati membran disebut transport
lewat membran. (Syamsuri, 1999 : 22)
Pada tumbuhan, air dan mineral diserap oleh akar dari dalam tanah.
Sedangkan gas-gas seperti O2 dan CO2 diambil oleh stomata daun dari udara di
sekelilingnya. Air dan garam mineral masuk ke akar melalui epidermis akar
secara difusi dan osmosa. Hal ini dapat terjadi karena adanya perbedaan
konsentrasi sel-sel akar dan tanah di lingkungannya. (Yahya, 2015 : 197)
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melalui
selaput yang permeabel secara diferensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi
ke tempat yang konsentrasinya rendah. Perlu ditekankan bahwa konsentrasi di
sini, adalah konsentrasi pelarut nya, yaitu air dan bukan konsentrasi dari zat yang
larut (molekul, ion) dalam air itu. Pertukaran air antara sel dan lingkungannya
adalah suatu faktor yang begitu penting sehingga memerlukan suatu penamaan
khusus yaitu osmosis. (Kimball, 1983 : 123)
Jika partikel suatu zat dapat bergerak bebas tanpa terhambat oleh gaya tarik
maka dalam jangka waktu tertentu partikel-partikel itu akan tersebar merata dalam
ruang yang ada. sampai distribusi merasa seperti itu terjadi akan dapat banyak
partikel yang bergerak dari daerah tempat partikel lebih pekat ke daerah yang
partikelnya kurang pekat, dan secara menyeluruh gerakan partikel pada arah
tertentu disebut difusi. (Yahya, 2015 : 160)
Jika potensial larutan lebih tinggi, air akan bergerak dari luar kepotensial air
yang lebih rendah yaitu dalam sel, bila potensial larutan lebih rendah maka yang
terjadi sebaliknya, artinya sel akan kehilangan air. Apabila kehilangan air itu
cukup besar, maka ada kemungkinanbahwa volume sel akan menurun
demikianbesarnya sehingga tidak dapat mengisiseluruh ruangan yang dibentuk
oleh dinding sel. Pergerakan air dari potensial larutan rendah kepotensial larutan
yang lebih tinggi dinamakan plasmolisis. (Muttaqin, Fitri C, dkk. 2018)
Methylene blue merupakan zat warna organik yang banyak digunakan pada
industri tekstil, memiliki sifat mudah larut dalam air dan berbahaya bagi
kesehatan manusia. (Ristianingsih, Y, dkk. 2020 : 47)
IV. Alat dan Bahan
a. Alat
b. Bahan
V. LangkahKerja
1. Percobaan Difusi
a. Diteteskan larutan metilen biru pekat ke dalam gelas kimia berisi aquadest.
Dan diamati penyebaran warna biru dari metien biru.
b. Dimasukkan Kristal CuSO4 ke dalam aquadest. Diamati penyebaran warna
biru berisi Kristal CuSO4.
c. Dicatat waktu sampai warna larut merata.
d. Diulangi percobaan dengan metilen biru dan Kristal CuSO4, tetapi setelah
penetesan larutan segera diaduk.
2. Percobaan Osmosis
a. Kentang dikupas, lalu dilubangi bagian tengahnya.
b. Di isi gliserin pada lubang tersebut, dan diberi tanda.
c. Diletakkan pada cawan petri yang telah diberi air dan eosin, lalu dijaga
agar jangan sampai air melimpah dan masuk ke permukaan kentang.
d. Dibiarkan lebih kurang 15 menit, diamati permukaan gliserin pada lubang
kentang. Dan dicatat hasil pengamatan yang ada.
3. Plasmolisis dan Deplasmolisis pada daun Rhoe discolor
a. Disayat permukaan bagian daun Rhoe discolor (pada bagian yang berwarna
ungu merah).
b. Diletakkan sayatan pada kaca objek, dan ditetesi aquadest lalu ditutup
dengan kaca penutup.
c. Diamati dibawah mikroskop. Dan ketika sel-sel daun Rhoe discolor sudah
nampak jelas, diteteskan larutan sukrosa pada salah satu tepi kaca penutup
d. Pada tepi lainnya ditempelkan kertas pengisap (tisu) sehingga aquadest
ditarik oleh kertas penghisap dan medium sayatan diganti dengan larutan
sukrosa.
e. Diamati dibawah mikroskop selama 5 menit. Dan dicatat semua peubahan
yang terjadi.
f. Diganti larutan sukrosa dengan aquadest.
g. Diamati dan dicatat terjadinya deplasmolisis dan terjadinya plasmolisis.
VI. Hasil
1. 1. Erlenmeyer
2. Aquadest 40 ml
3. Metilen biru 5
tetes (waktu larut
2 menit 28 detik)
4. Kristal CuSO4 1
Gb. Metilen Biru dan sudip ( waktu
Kristal CuSO4 (Tanpa larut 3 menit 14
pengadukan) detik)
Tanpa pengadukan
membutuhkan waktu
lebih lama untuk
homogen
2. 1. Erlenmeyer
2. Aquadest 40 ml
3. Metilen Biru 5
tetes (waktu larut
8 detik)
4. Kristal CuSO4 1
sudip (waktu
larut 38 detik)
Dengan pengadukan
larutan cepat
Metilen biru dan Kristal
homogen
CuSO4 (Dengan
Pengadukan)
3. 1. Cawan petri
2. Kentang dengan
lubang berisi
gliserin
3. Larutan eosin
dan air
Gb. Kentang (Solonum
tuberosum) pada eosin Volume awal
gliserin 0,9 cm3 dan
volume akhir gliserin
0,8 cm3
4. 1. Dinding sel
2. Sitoplasma
3. Inti sel
5. 1. Dinding sel
2. Inti sel
3. Sitoplasma
Setelah ditetesi
sukrosa sel daun
Rhoe discolor
Gb. Sel daun Rhoe
mengkerut.
discolor ditetesi Sukrosa
6. 1. Dinding sel
2. Membran sel
3. Inti sel
4. sitoplasma
Setelah ditetesi
aquadest untuk
Gb. Sel daun Rhoe kedua kalinya sel
discolor ditetesi Aquadest daun Rhoe
(untuk yang kedua) discolor
bertambah
mengembang
VII. Pembahasan
Berdasarkan dari hasil yang telah dilakukan pada percobaan praktikum ini
dapat kita ketahui bahwa metabolisme adalah reaksi kimia yang bekerja didalam
sel seluruh makhluk hidup untuk mempertahankan kehidupannya. Metabolisme
ini dapat terjadi disebabkan karena adanya interaksi yang terjadi antara molekul-
molekul yang ada di dalam lingkungan sel tersebut atau kondisi apa yang ada
didalam lingkungannya. Hasil percobaan ini sesuai dengan literatur yang
meyebutkan bahwa, metabolisme adalah sifat emergen kehidupan yang muncul
dari interaksi antara molekul-molekul dalam lingkungan sel yang teratur.
(Campbell, 2008 : 153)
Metabolisme adalah keseluruhan proses reaksi kimiawi yg terjadi di dalam
sel hidup. Metabolisme disebut sebagai reaksi enzimatis, karena dalam proses
metabolisme enzim sangat berperan penting, yaitu sebagai katalisator atau
perangsang. Sehingga, dengan adanya enzim dalam reaksi, metabolisme akan
semakin cepat berlangsung. (Situmorang, 2020 : 55)
Literatur diatas juga menyebutkan bahwa metabolisme itu merupakan
seluruh reaksi kimia yang terjadi didalam sel yang hidup. Reaksi kimia ini tentu
dapat terjadi dikarenakan adanya zat katalisator atau zat yang mempercepat reaksi
metabolisme itu, atau disebut dengan enzim. Hal ini erat kaitannya dengan proses
interaksi yang terjadi pada sel akibat kondisi lingkungan sel nya. Interaksi yang
disebabkan oleh lingkugan sel dapat berupa proses osmosis, difusi, plasmolisis
dan juga deplasmolisis. Hal ini juga yang mejadi dasar tujuan dalam percobaan
praktikum kali ini. Untuk membahas lebih dalam mengenai reaksi yang bekerja
pada sel (metabolsime) dan proses-proses interaksi yang menyebabkan reaksi
metabolisme cepat berlangsung.
Dalam melaksanakan percobaan mengenai metabolisme ini menggunakan
bahan-bahan diantaranya adalah kentang (Solanum tuberosum), daun adam hawa
(Rhoe discolor), eosin, kristal CuSO4, metilen biru, aquadest, sukrosa, dan
gliserin.
Kegunaan kentang (Solanum tuberosum) adalah sebagai benda atau objek
yang akan di lalui oleh eosin melalui membran-membran sel yang ada pada
kentang. Fungsi kentang dilubangi adalah untuk di isi gliserin, nah dari sini kita
bisa melihat apakah eosin bisa atau tidak mencapai gliserin yang ada dalam
kentang tersebut. Eosin sendiri merupakan cairan bewarna merah yang memiliki
kecepatan laju oksigen dan memiliki kekentalan/konsentrasi yang lebih rendah
dari pada gliserin. Sedangkan gliserin berfungsi sebagai cairan yang dapat
menarik air dari dalam kentang. Ketiga bahan diatas digunakan sebagai percobaan
osmosis.
Kemudian untuk percobaan difusi digunakan bahan berupa metilen biru dan
Kristal CuSO4 yang berfungsi sebagai zat yang memiliki konsentrasi lebih pekat
daripada aquadest sehingga dapat membuktikan konsep difusi tersebut setelah
menghitung berapa lama kedua zat tersebut larut, dapat di amati dari perlakukan
diaduk maupun yang tidak diaduk.
Dan untuk percobaan mengenai plasmolisis dan deplasmolisis digunakan
bahan berupa daun adam hawa (Rhoe discolor) yang disayat dan diambil bagian
bawah sel epidermisnya untuk diamati bagaimana bentuk sel intinya dibawah
mikroskop. Setelah itu dilakukan pula pengamatan terhadap sel daun Rhoe
discolor yang ditetesi aquadest dan ditetesi sukrosa terlebih dahulu sebelum
diamati kembali dibawah mikroskop. Hal ini berfungsi untuk mengetahui apa
yang terjadi pada sel Rhoe discolor ketika ditetesi larutan yang memiliki
konsentrasi hipotonik (lebih rendah) yakni aquadest, dan juga bila ditetesi oleh
larutan yang memiliki konsentrasi hipertonik (lebih pekat) yakni sukrosa.
Difusi
Difusi merupakan suatu proses lewatnya bahan-bahan tertentu lewat
suatu membran sebagai konsentrasi yang berbeda. Apabila membran plasma ini
bersifat permeabel penuh maka semua bahan dalam larutan berkadar tinggi
akan lewat masuk ke dalam larutan yang berkadar rendah. Akan tetapi, karena
sifat membran plasma ini semi permeabel maka hanya bahan-bahan tertentu
saja yang dapat melewati dengan cara difusi. (Juwono dan Achmad, 2003: 24)
Seperti yang dibahas pada literatur diatas mengenai bahwa difusi terjadi
melalui membran plasma yang bersifat permeabel (dapat ditembus) dari larutan
yang berkadar pekat masuk ke dalam larutan yang berkadar rendah, tentu hal
ini sesuai dengan hasil percobaan menggunakan metilen biru dan Kristal
CuSO4 yang dapat menembus larutan aquadest karena aquadest memiliki
konsentrasi yang lebih rendah. Yang perlu ditekankan adalah dari segi waktu
kecepatan larutan metilen biru maupun Kristal CuSO 4 yang lebih cepat larut
dalam aquadest.
1. Objek Metilen biru dan Aquadest
Berdasarkan percobaan difusi yang dilakukan, pertama sebanyak 5 tetes
metilen biru pekat di teteskan pada erlenmeyer yang berisi aquadest tanpa
dilakukan pengadukan maka yang terjadi adalah proses penyebaran metilen
biru lebih lama menyebar. Proses ini membutuhkan waktu 2 menit 28 detik.
Sedangkan berdasarkan percobaan ketika ditetesi sebanyak 5 tetes
metilen biru kedalam elenmeyer yang berisi aquadest dan dilakukan proses
pengadukan. Proses penyebaran tetesan metilen biru lebih cepat menyebar
yaitu dalam 8 detik saja.
Proses difusi membutuhkan waktu yang cukup singkat, dan waktu
tersebut dapat dipersingkat dengan proses pengadukan. Faktor iniah yang
menyebabkan perbedaan yang terjadi pada proses percobaan dengan
pengadukan lebih cepat menjadi homogen dibandingkan tanpa pengadukan .
Sebagaimana dijelaskan dalam literatur, menurut Dwijoseputro (1994 : 34).
Difusi adalah merupakan penyebaran molekul-molekul suatu zat yang
ditimbulkan oleh energi kinetik. (Yahya, 2015 : 160)
Cepat lambatnya difusi dan osmosis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain perbedaan konsentrasi, suhu tekanan, dan matrik atau bahan penyusun.
(Salisburi dan Ross, 1996: 235)
yang dibentuk oleh dinding sel. Pergerakan air dari potensial larutan rendah
b. Saran
Adapun saran pada praktikum mengenai metabolism sel ini adalah:
Dalam melakukan percobaan diharapkan untuk lebih memahami
terlebih dahulu mengenai langkah kerja yang akan dilakukan, serta
tujuan dilaksanakannya praktikum, sehingga memudahkan kita dalam
melakukan percobaan.
Dalam pengeksekusian langkah-langkah hendaknya dilakukan hati-hati
agar tidak ada kegagalan, seperti dalam melubangi kentang pada
percobaan osmosis hendaknya dilubangi jangan terlalu dalam.
Untuk melakukan pengamatan terhadap ojek tiap percobaan mengenai
difusi, osmosis, plasmolisis dan deplasmolisis hendaknya harus teliti
agar data yang didapatkan mencapai hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanto, Reza M, 2018. Pengaruh Ekstrak Jeruk Nipis dengan Larutan Gula Kelapa
Terhadap Keterserapan Larutan dan Lama Kesegaran Pada Bunga Potong Krisan.
Jurnal Biologi Pembelajarannya. Vol .5 No.2 : 32_37. Dapat diakses pada
http://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/biologi/article/download/12581/1027 Diakses
pada 3 November 2021
Campbell, N.A & J.B. Reece. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta : Erlangga
Fitrony, dkk. 2013. Pembuatan Kristal Tembaga Sulfat Penahidrat (CuSO 4.5H2O) dari
Tembaga Bekas Kumparan. Jurnal Teknik Pomits Vol. 2 1. Dapat diakses pada
https://media.neliti.com/media/publications/149052-ID-pembuatan-kristal-tembaga-
sulfat-pentahi.pdf Diakses pada 4 November 2021
Loveless, A.R. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik 1. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama
Muttaqin, Fitri C, dkk. 2018 Plasmolisis Sel Tumbuhan Rhoe discolor pada Larutan dengan
Konsentrasi Sukrosa 0,18 M, 0,28 M, dan 0,38 M. Paper Plasmolisis Rhoe discolor
FKIP Universitas sebelas maret. Dapat diakses pada
https://id.scribd.com/document/438983341/PAPER-PLASMOLISIS-RHOE-
DISCOLOR-docx Diakses tanggal 4 November 2021
Ristianingsih, Y, dkk. 2020. Kesetimbangan Adsorbsi Zat Warna Metilen Blue dengan
Adsorben Karbon Aktif Tongkol Jagung Terimpregnasi Fe2O3. Jurnal Teknologi
Argo- Industri. Vol 7 No 1. Dapat diakses pada
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=1725311&val=11666&title=KESETIMBANGAN%20ADSORBSI%20ZAT
%20WARNA%20METILEN%20BLUE%20DENGAN%20ADSORBEN
%20KARBON%20AKTIF%20TONGKOL%20JAGUNG%20TERIMPREGNASI
%20FE2O3 Diakses pada 4 November
Yahya, 2015. Perbedaan Tingkat Osmosis Antara Umbi Splonum Tuberosum dan Doucus
Carota. Jurnal Biology Education. Vol. 4 No. 1 : 197-206. Dapat diakses pada
http://ojs.serambimekkah.ac.id/jurnal-biologi/article/view/145/139 Diakses pada
tanggal 3 November 2021
LAMPIRAN
Gb. Metilen Biru dan Kristal CuSO4 Gb. Metilen biru dan Kristal CuSO4
(Tanpa pengadukan) (Dengan Pengadukan)
Gb. Kentang (Solonum tuberosum) pada Gb. Sel daun Rhoe discolor
eosin
Gb. Sel daun Rhoe discolor + Sukrosa Gb. Sel daun Rhoe discolor + Aquadest