Makalah Akhlak
Makalah Akhlak
Makalah Akhlak
Disusun oleh
Kelompok 2
NURLAILA
MAWAR NURJANNA
Dosen Pengampu:
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................¡
DAFTAR ISI...................................................................................................................¡¡
BAB l PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................
C Tujuan................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Akhlak…………………………………………………………………………
B. Ciri-ciri Akhlak Islami……………………………………………………………………
C. Macam- macam Akhlak…………………………………………………………………
D. Pembagian macam Akhlak……………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi akhlak ?
2. Bagaimana ciri-ciri akhlak islami ?
3. Bagaimana macam- macam akhlak ?
4. Bagaimana pembagian macam macam akhlak ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi akhlak
2. Untuk mengetahui ciri- ciri akhlak islami
3. Untuk mengetahui macam- macam akhlak
4. Untuk mengetahui dan menggali pembagian macam macam akhlak
A.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak
Secara eimologi (lughatan) akhlaq (bahasa arab) adalah bentuk jamak dari
khuluq yang berarti budi pekerti, tingkah laku atau tabiat. Berakar dari kata khalaqa
yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata khaliq (pencipta), makhluq(yang
diciptakan) dan khalaq ((penciptaan) secara termologi (ishthilahan) ada beberapa
definisi tentang akhlaq:
1. Imam Ghazali: Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa
memerlukan dan pertimbangan.Ketahuilah, bahwa sesungguhnya manusia
telah membicarakan tentanghakikat budi pekerti yang baik dan budi yang
baik itu. Mereka tidakmenyinggung pada buahnya . Kemudianmereka tidak
melengkapi semua buahitu. Bahkan masing-masing menyebut dari buahnya
apa yang terlintas baginya.Dan apa yang muncul dari hatinya. Mereka tidak
mencurahkan kesungguhanhatinya untuk mencurahkan kesungguhannya
untuk menyebutkan batas danhakikatnya yang melalui dari buah tersebut.
2. Ibrahim Anis: Akhlaq adalah sifat yang tetanam dalam jiwa, yang
dengannya lahir macam-macam perbuatan , baik atau buruk, tanpa
membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.
3. Abdul Karim Zaidam: Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat sifat yang
tertanam dalam jiwa yangdengan sorotan dan timbangannya seseorang
dapat menilai perbuatannya baikatau buruk,untuk kemudian memilih
melakukan atau meninggalkan.
Dari pengertian ketiga diatas dapat dinyatakan bahwa akhlak adalah sifat
yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga ia akan muncul secara spontan
bilamana diperlukan.tanpa memerlukan atau pertimbangan terlebih dahulu, serta
tidak memerlukan dorongan dari luas.
Artinya:
“ Dari Anas Bin Malik berkata: Bersabda Nabi Saw: Telah kutinggalkan atas kamu
sekalian dua perkara, yang apabila kamu berpegang kepada keduanya, maka tidak
akan tersesat, yaitu Kitab Allah dan Sunah Rasul-Nya”.
Sehubungan dengan Akhlak Islam, Drs. Sahilun A, Nasir menyebutkan bahwa ciri
ciri Akhlak Islam berkisar pada:
C. Macam-Macam Akhlak
1. Akhlak kepada Allah
Beberapa akhlak yang sudah menjadi kewajiban bagi kita sebagai mahluk kepada
kholiq-Nya, diantaranya:
Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-Nya
sesuai denganperintah-Nya. Seorang muslim beribadah membuktikan ketundukkan
terhadap perintah Allah.
Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi, baik
diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada Allah melahirkan
ketenangan dan ketentraman hati.
Berdo’a kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Do’a merupakan inti
ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan penerapan akhlak dalam
Kehidupan.
Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu
hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.
Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa dirinya
rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu idak layak kalau
hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih
dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.
Seorang muslim harus menjaga akhlaknya terhadap Allah swt, tidak mengotorinya
dengan perbuatan syirik kepada-Nya. Sahabat Ismail bin Umayah pernah meminta
nasihat kepada Rasulullah saw, lalu Rasulyllah memberinya nasihat singkat dengan
mengingatkan, “Janganlah kamu menjadi manusia musyrik, menyekutukan Allah swt
dengan sesuatupun, meski kamu harus menerima resiko kematian dengan cara dibakar
hidup-hidup atau tubuh kamu dibelah menjadi dua“. (HR. Ibnu Majah).
2. Akhlak kepada Diri Sendiri
Adapun Kewajiban kita terhadap diri sendiri dari segi akhlak, di antaranya:
Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari pengendalian
nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya. Sabar diungkapkan ketika
melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah.
Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa
terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Syukur
dengan ucapan adalah memuji Allah dengan bacaan Alhamdulillah, sedangkan syukur
dengan perbuatan dilakukan dengan menggunakan dan memanfaatkan nikmat Allah
sesuai dengan aturan-Nya.
Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang tua,
muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk melahirkan ketenangan jiwa, menjauhkan dari
sifat iri dan dengki yang menyiksa diri sendiri dan tidak menyenangkan orang lain.
3. Akhlak kepada keluarga
Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkann kasih sayang di antara anggota
keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi. Akhlak kepada ibu bapak
adalah berbuat baik kepada keduanya dengan ucapan dan perbuatan. Berbuat baik
kepada ibu bapak dibuktikan dalam bentuk-bentuk perbuatan antara lain : menyayangi
dan mencintai ibu bapak sebagai bentuk terima kasih dengan cara bertutur kata sopan
dan lemah lembut, mentaati perintah, meringankan beban, serta menyantuni mereka
jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha.
Komunikasi yang didorong oleh rasa kasih sayang yang tulus akan dirasakan oleh
seluruh anggota keluarga. Apabila kasih sayang telah mendasari komunikasi orang tua
dengan anak, maka akan lahir wibawa pada orang tua. Demikian sebaliknya, akan lahir
kepercayaan orang tua pada anak oleh karena itu kasih sayang harus menjadi muatan
utama dalam komunikasisemua pihak dalam keluarga.
Dari komunikasi semacam itu akan lahir saling keterikatan batin,keakraban, dan
keterbukaan di antara anggota keluarga dan menghapuskan kesenjangan di antara
mereka. Dengan demikian rumah bukan hanya menjadi tempat menginap, tetapi betul-
betul menjadi tempat tinggal yang damai dan menyenangkan, menjadi surga bagi
penghuninya. Melalui komunikasi seperti itu pula dilakukan pendidikan dalam
keluarga, yaitu menanamkan nilai-nilai moral kepada anak-anak sebagai landasan bagi
pendidikan yang akan mereka terima pada masa-masa selanjutnya.
4. Akhlak kepada Sesama Manusia
Berakhlak baik terhadap sesama pada hakikatnya merupakan wujud dari rasa kasih
sayang dan hasil dari keimanan yang benar, sebagaimana sabda Rasulullah saw,
“Mukmin yang paling sempurna imanya ialah yang paling baik akhlaknya. Dan yang
paling baik diantara kamu ialah mereka yang paling baik terhadap isterinya“. (HR.
Ahmad).
D. Diantara akhlak-akhlak itu diantaranya, adalah:
a. Akhlak terpuji ( Mahmudah )
Penerapan akhlak sesama manusia yang dan merupakan akhlak yang terpuji adalah
sebagai berikut:
1. Husnuzan
Berasal dari lafal husnun ( baik ) dan Adhamu (Prasangka). Husnuzan
berarti prasangka, perkiraan, dugaan baik. Lawan kata husnuzan adalah
suuzan yakni berprasangka buruk terhadap seseorang .
Hukum husnuzan kepada manusia mubah atau jaiz (boleh dilakukan).
Husnuzan kepada sesama manusia berarti menaruh kepercayaan bahwa dia
telah berbuat suatu kebaikan. Husnuzan berdampak positif berdampak
positif baik bagi pelakunya sendiri maupun orang lain.
2. Tawaduk
Tawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti orang yang
merendahkan diri dalam pergaulan. Lawan kata tawaduk adalah takabur.
Rasulullah Saw bersabda : “Barangsiapa rendah hati kepada saudaranya
semuslim maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan barangsiapa
mengangkat diri terhadapnya maka Allah akan merendahkannya” (HR.
Ath-Thabrani).
3. Tasamu
Artinya sikap tenggang rasa, saling menghormati dan saling menghargai
sesama manusia. Allah berfirman, ”Untukmu agamamu, dan untukku
agamaku (Q.S. Alkafirun/109: 6) Ayat tersebut menjelaskan bahwa masing-
masing pihak bebas melaksanakan ajaran agama yang diyakini.
4. Ta’awun
Ta’awun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu dengan
sesama manusia. Allah berfirman, ”…dan tolong menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam
berbuat dosa dan permusuhan…”(Q.S. Al Maidah/5:2)
b. Akhlak Tercela ( Mazmumah )
Beberapa akhlak tercela yang harus kita hindari dalam kaitanya akhlak antar sesama
diantaranya:
1. Hasad
Artinya iri hati, dengki. Iri berarti merasa kurang senang atau cemburu melihat
orang lain beruntung. Sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Janganlah kamu
saling membenci dan janganlah kamu saling mendengki, dan janganlah kamu
saling menjatuhkan. Dan hendaklah kamu menjadi hamba Allah yang bersaudara
dan tidak boleh seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari“.
(HR. Anas).
2. Dendam
Dendam yaitu keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk membalas
kejahatan. Allah berfirman:
”Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan
siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhlah
itulah yang terbaik bagi orang yang sabar” (Q.S. An Nahl/16:126)
3. Gibah dan Fitnah
Membicarakan kejelekan orang lain dengan tujuan untuk menjatuhkan nama
baiknya. Apabila kejelekan yang dibicarakan tersebut memang dilakukan
orangnya dinamakan gibah. Sedangkan apabila kejelekan yang dibicarakan itu
tidak benar, berarti pembicaraan itu disebut fitnah. Allah berfirman,
”…dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.
Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah
mati? Tentu kamu merasa jijik…” (Q.S. Al Hujurat/49:12).
4. Namimah
Adu domba atau namimah, yakni menceritakan sikap atau perbuatan seseorang
yang belum tentu benar kepada orang lain dengan maksud terjadi perselisihan
antara keduanya. Allah berfirman,
”Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu
membawa suatu berita maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak
mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya
kamu menyesali perbuatanmu itu.” (Q.S. Al Hujurat/49:6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhlak adalah akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia,
sehingga ia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan.tanpa memerlukan
atau pertimbangan terlebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luas.
akhlak islam adalah merupakan system moral/akhlak yang berdasarkan islam, yakni
bertitik tolak dari akidah yang diwahyukan Allah pada nabi/Rasul-Nya yang
kemudian agar disampaikan kepada umatnya. Macam -macam Aklak meliputi,
Akhlak kepada Allah, Akhlak kepada diri sendiri, Akhlak kepada keluarga, dan
Akhlak kepada sesama manusia. Akhlak dibedakan menjadi dua yakni akhlak
terpuji contohnya, Tawadu, Ta’awun, Tasamuh, dan Husnuzan, Sedangkan akhlak
tercela seperti Dusta, Hasad, Ghibah/ fitnah, Dendam, dan Namimah.
B. Saran
Sebagai seorang mahasiswa yang sedang menuntut ilmu tentunya belum
banyak menemukan hal-hal yang berkaitan dengan pembahasan ini. Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekeliruan. Oleh
karena itu, penulis mengharap untuk tidak hanya puas dengan materi ini saja, tapi
marilah kita mencoba mencari lagi dan menguak ilmu agar mendorong kita untuk
terus berkarya. Kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para
pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA