Agama Menjamin Kebahagiaan Makalah
Agama Menjamin Kebahagiaan Makalah
Agama Menjamin Kebahagiaan Makalah
Oleh:
PENDAHULUAN
Semua orang ingin bahagia. Tidak ada orang yang ingin hidupnya
sengsara, dan tidak bahagia. Namun, hanya ada sebagian orang yang mengerti arti
bahagia secara lahir dan batin. Dan hanya ada sebagian orang yang mampu
menjadi bahagia secara lahir dan batin.
Jika kebahagiaan hanya diukur dari harta, maka kebahagiaan yang
sesungguhnya tidak benar-benar didapatkan. Jika kebahagiaan hanya diukur dari
tahta, maka kebahagiaan yang sesungguhnya tidak benar benar diraih. Jika
kebahagiaan hanya diukur dari kenikmatan duniawi lainnya, maka kebahagiaan
yang sesungguhnya tidak benar-benar dicapai.
ii
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi kebahagian juga diuraikan oleh para pemikir Muslim masa kini.
Cendekiawan Muslim asal Bogor, Prof Syed Muhammad Naquib Al-Attas,
mendefinisikan kebahagiaan sebagai kesejahteraan yang bukan hanya lahiriah.
Kebahagiaan tidak merujuk pada ketenangan pikiran. Ini adalah keyakinan diri
akan hakikat segala yang ada. Kebahagiaan adalah keadaan diri yang yakin akan
Allah. Kebahagiaan merupakan kondisi hati yang dipenuhi dengan iman dan
berperilaku sesuai dengan keyakinannya itu.
Dalam ilmu tasawuf, seperti yang disampaikan Imam al-Ghazali, dalam
karyanya yang monumental Ihya Ulumiddin, merupakan sebuah kondisi spiritual
ii
saat manusia berada dalam satu puncak ketakwaan. Bahagia merupakan
kenikmatan dari Allah SWT.
Kebahagiaan dalam Islam adalah kebahagiaan autentik artinya lahir dan
tumbuh dari nilai-nilai hakiki Islam dan mewujud dalam diri seseorang hamba
yang mampu menunjukkan sikap tobat (melakukan introspeksi dan koreksi diri)
untuk selalu berpegang pada nilai-nilai kebenaran ilahiah, mensyukuri karunia
Allah berupa nikmat iman, Islam, dan kehidupan, serta menjunjung tinggi
kejujuran, kebenaran, dan keadilan dalam menjalani kehidupan pribadi, sosial, dan
profesional. Pada sisi lain, kebahagiaan itu menjadi tidak lengkap jika tidak
mewujud dalam kehidupan konkret dengan jalan membahagiakan orang lain.
Kebahagiaan berasal dari hati yang sehat. eberapa karakteristik hati yang
sehat diantaranya:
1. Selalu beriman kepada Allah dan menjadikan Al Qur’an sebagai obat untuk
hati.
2. Selalu berorientasi ke masa depan dan akhirat.
3. Selalu mendorong pemiliknya untuk kembali kepada Allah.
4. Selalu mengingat Allah.
5. Selalu menyadarkan diri apabila melupakan Allah karena urusan dunia.
6. Selalu mendapatkan ketenangan, kenikmatan, dan kebahagiaan ketika
menjalankan sholat.
7. Selalu memperhatikan waktu agar tidak terbuang sia-sia.
8. Selalu berorientasi kepada kualitas amal selama hidup.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kebahagiaan adalah perasaan senang dan
tentram karena hati yang dipenuhi dengan iman dan perilaku yang sesuai dengan
keyakinan.
ii
Berdasarkan hadist tersebut, jiwa akan hidup jika mengingat Allah SWT.
zat yang maha hidup dan tidak pernah mati, dan kehidupan akan menjadi nikmat
jika bersama Allah SWT. Dengan mengingat Allah SWT, seperti sholat, mengaji,
dzikir, membuat jiwa akan hidup dan hati menjadi tenang, kehidupan juga akan
menjadi lebih nikmat karena kita selalu mengingat yang menciptakan kehidupan.
ii
Agama adalah pedoman hidup dan menjadi tolok ukur yang mengatur
tingkah laku penganutnya dalam kehidupan sehari-hari. Baik atau tidaknya
tindakan seseorang tergantung pada seberapa taat dan seberapa dalam
penghayatan terhadap agama yang diyakini. Agama berperan sangat penting
dalam mengatur kehidupan manusia dan mengarahkannya kepada kebaikan.
ii
II.3 PRINSIP KEBAHAGIAAN MENURUT ISLAM
Setiap manusia memiliki cara pandang dan prinsip yang berbeda dalam
mengukur kebahagiaan. Islam juga mempunyai prinsip dan cara pandang dalam
mengukur kebahagiaan, diantaranya:
ii
ََّللاُ َعلَ ْي ِه أ َ ْم َرهُ َو َجعَ َل فَ ْق َرهُ بَيْن
َّ ََت الدُّ ْنيَا َه َّمهُ فَ َّرق ْ َم ْن َكان
ُ َت ْاْل ِخ َرة ْ ب لَهُ َو َم ْن َكان َ َع ْينَ ْي ِه َولَ ْم يَأ ْ ِت ِه ِم ْن الدُّ ْنيَا ِإ ََّل َما ُك ِت
َّللاُ لَهُ أ َ ْم َرهُ َو َجعَ َل ِغنَاهُ فِي قَ ْل ِب ِه َوأَتَتْهُ الدُّ ْنيَا َّ نِيَّتَهُ َج َم َع
ي َرا ِغ َمة
َ َو ِه
“Siapa yang keinginan terbesarnya adalah dunia, Allah akan cerai beraikan
urusannya dan Allah akan jadikan kefakiran itu di pelupuk matanya dan dunia
pun tidak akan mendatanginya kecuali sesuai dengan yang ditakdirkan saja
untuknya. Tapi siapa yang keinginan terbesarnya adalah kehidupan akhirat,
Allah akan kokohkan urusannya dan Allah akan jadikan kekayaan itu di hatinya,
serta dunia pun akan mendatanginya dalam keadaan dunia hina di matanya.”
(HR. Tirmidzi)
Dalam hadist ini, Nabi Muhammad saw. menyebutkan dua keinginan yang
berbeda. Salah satu menginginkan kehidupan dunia dan satunya yang lain
menginginkan kehidupan akhirat. Sesungguhnya, kehidupan akhirat lebih kekal
dan jauh lebih baik daripada kehidupan dunia. Jika kita mengejar kehidupan dunia
maka kita tidak mendapatkan kehidupan akhirat. Namun, apabila kita mengejar
kehidupan akhirat maka kita juga akan mendapatkan kehidupan dunia.
Jadi, seseorang yang mempunyai prinsip bahagia di jalan Allah, dan
berpindah dari kebahagiaan dunia ke kebahagiaan akhirat pasti akan bahagia
karena seseorang itu berhubungan langsung dengan pemilik kebahagiaan, Allah
SWT.
ii
kebahagiaan, ingin mempunyai hati dan jiwa yang tenang, tetapi lupa kepada sang
Penciptanya, maka semua keinginannya tersebut hanyalah sia-sia belaka.
Berbeda dengan mereka yang tidak mendapat petunjuk, yaitu orang orang
yang tidak beriman kepada Allah dan rasul-Nya, hati mereka menjadi tidak tenang
ii
dan tenteram karena tidak mengingat Allah. Dan mereka tidak mendapat
kebahagiaan dan tempat kembali yang baik di akhirat.
ii
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
ii
DAFTAR PUSTAKA
https://wahdah.or.id/prinsip-hidup-bahagia-menurut-islam/
https://kbbi.web.id/bahagia
http://linarrahma.blogspot.com/2016/12/arti-bahagia-dalam-pandangan-islam.html
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-
nusantara/17/07/12/osyzoy313-memahami-definisi-kebahagiaan
https://www.radiorodja.com/45583-orang-yang-menginginkan-kebahagiaan-
akhirat-dan-kebahagiaan-dunia/
ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat
merampungkan penyusunan makalah pendidikan agama islam dengan judul
"Agama Menjamin Kebahagiaan" tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya.
Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya.
Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi
para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki
makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana
ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para
pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
LAMPIRAN
Pertanyaan 1 :
Shelia Putri Utami Gumay
Dalam presentasi yg anda jelaskan, bahwa agama Islam adalah agama yg
paling baik dan agama penyempurna serta dapat menentramkan hati, lalu
Mengapa org yg menganut agama lain tetap merasa bahagia dan tentam
dalam hidupnya sampai akhir hayat
Jawaban :
Heptaniarti
Mereka yang bukan menganut agama lain tetap bahagia karena mereka
masih mempunyai perasaan, namun, bahagia mereka tidak sampai
keakhirat. Allah tidak pernah menjamin kebahagiaan akhirat kepada orang
orang yang tidak beriman, maksudnya adalah non-muslim. Namun allah
menjamin kebahagiaan dunia dan akhirat kepada orang orang muslim jika
dia beriman.
Pertanyaan 2 :
Anisyah
misal ada seorang mahasiswa berkeluh kesah karena ipk nya 3,6
sedangkan disisi lain temannya mendapat ipk kurang dari 3,6 tersebut
sehingga temannya tersebut bilang kamu tidak bersyukur atas nikmat yg
diberikan oleh allah tetapi maksud dari mahasiswa tsb beranggapan bahwa
jangan cepat puas.
bagaimana pendapat anda tentang kedua mahasiswa tsb sedangkan islam
mengajarkan selalu tetap bersyukur tpi disisi lain jangan cepat puas
terhadap sesuatu??
ii
Jawaban :
Heptaniarti
Kita tidak tau perjuangan seseorang sehingga kita tidak patut untuk
mencela seseorang tersebut. Misal, mahasiswa yang berkeluh kesah akan
ipk nya 3,6. Mungkin saja, mahasiswa tsb sudah 3 hari tidak tidur karena
ingin mendapatkan ipk 4,0. Namun, yang ia dapatkan hanya 3,6. Maka
dari itu ia berkeluh kesah. Tidak sepatutnya kita menilai seseorang hanya
dalam satu pandangan.
Tanggapan :
Fitriyani Astuti
Mahasiswa yang mendapatkan ipk lebih rendah dari mahasiswa lainnya
seharusnya berkaca, mengapa ia tidak mendapat hasil yang ia impikan.
Intinya adalah berusaha, mahasiswa yang mendapatkan ipk 4,0 saja tidak
berhenti untuk itu, semua orang bisa asal ada niat dan usaha dan doanya.
Pertanyaan 3 :
Muhammad Rizki Hadi
Apa tanggapan anda tentang minoritas warga Muslim Amerika Serikat yg
mengalami diskriminasi?
Jawaban :
Riadin Risanto
Kaum mayoritas tidak akan ada jika tidak ada pembanding dari mayoritas
tersebur yaitu minoritas. Untuk masalah diskriminasi sebenarnya
tergantung kepada orang tsb. Jika orang tersebut mampu membaur
bersama kaum mayoritas tanpa menghilangkan agama di hatinya maka ia
tidak akan di diskriminasi. Tetapi, jika Negara yang mendiskriminasi
kaum minoritas tersebut, ingatlah bahwa Allah akan mengangkat deraja
seorang manusia apabila ia bersabar.
ii
ii