Proposal Penelitian Kualitatif - Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa
Proposal Penelitian Kualitatif - Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa
Proposal Penelitian Kualitatif - Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa
Disusun oleh:
Faisal Achmadhani - 1407620083
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya selaku penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian
metode kuanlitatif dengan lancar dan tepat waktu. Adapun tujuan dari proposal
penelitian kualitatif ini adalah sebagai syarat memenuhi tugas mata kuliah Metode
Penelitian Kualitatif. Adapun judul penelitian saya adalah “Minat Wirausaha
Pada Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa Aktif FIS UNJ)”.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Desy Safitri, M.Si. dan
Bapak Sujarwo, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah ini yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang di tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.
Saya menyadari proposal penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun akan saya terima demi
kesempurnaan proposal penelitian ini.
Faisal Achmadhani
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wirausaha memiliki peran yang sangat penting dalam pertumbuhan
ekonomi suatu negara. Melalui kegiatan wirausaha, masyarakat dapat
menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan, serta
mengurangi tingkat pengangguran. Dalam hal ini, wirausaha dianggap
sebagai motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional dan dapat
memberikan kontribusi yang signifikan dalam menciptakan lapangan kerja
serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ciputra (2009:32) mengemukakan bahwa wirausaha merupakan
solusi tepat untuk menyelesaikan masalah pengangguran dan kemiskinan di
Indonesia. Sebab jika dengan hanya berbekal ijazah tanpa kecakapan
entrepreneurship, maka siapkanlah diri untuk antri pekerjaan karena saat ini
pasokan tenaga kerja lulusan perguruan tinggi tidak sebanding dengan
peluang kerja yang tersedia. Oleh karena itu, para sarjana lulusan perguruan
tinggi perlu diarahkan dan didukung untuk tidak hanya berorientasi sebagai
pencari kerja (job seeker) namun dapat dan siap menjadi pencipta pekerjaan
(job creator). Menumbuhkan jiwa dan minat kewirausahaan para mahasiswa
perguruan tinggi dipercaya sebagai alternatif jalan keluar untuk mengurangi
tingkat pengangguran, karena para sarjana diharapkan dapat menjadi
wirausahawan muda terdidik yang mampu merintis usahanya sendiri
(Suharti dan Sirine, 2011:124). Sebab kewirausahaan adalah suatu proses
kreativitas yang dibangun berdasarkan inovasi untuk menghasilkan sesuatu
yang baru, memiliki nilai tambah produk yang bermanfaat bagi masyarakat
dan mendatangkan kemakmuran bagi pelakunya (Soegoto:2009).
Namun, di Indonesia perkembangan wirausaha masih belum
seimbang dan masih terdapat berbagai kendala yang dihadapi, seperti
keterbatasan modal, kurangnya keterampilan, dan kurangnya motivasi dan
minat. Kendala utama yang dihadapi dalam memajukan wirausaha di
1
Indonesia adalah kurangnya minat dan kemampuan wirausaha pada
generasi muda, terutama pada kalangan mahasiswa. Hal ini disebabkan oleh
banyak faktor, seperti adanya stigma yang menyatakan bahwa menjadi
pegawai negeri atau bekerja di perusahaan besar lebih baik, kurangnya
pengetahuan dan pengalaman dalam berwirausaha, serta minimnya
dukungan dan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah atau institusi
pendidikan. Hal ini akan berdampak terhadap lambatnya penciptaan dan
perluasan lapangan kerja, yang pada akhirnya akan meningkatkan jumlah
pengangguran. Padahal jumlah angka pengangguran dapat ditekan dengan
menciptakan lapangan kerja sendiri atau berwirausaha. Badan Pusat
Statistik (BPS) melaporkan jumlah pengangguran periode Agustus 2020
mengalami peningkatan sebanyak 2,67 juta orang. Dengan demikian,
jumlah angkatan kerja di Indonesia yang menganggur menjadi sebesar 9,77
juta orang.
Meskipun demikian, mahasiswa merupakan kelompok yang
memiliki potensi besar untuk menjadi calon wirausaha di masa depan.
Pendidikan formal dan non-formal yang mereka dapatkan memberikan
bekal keterampilan, pengetahuan, serta kesempatan untuk mengembangkan
jiwa kewirausahaan. Hal ini tentu akan berjalan secara efektif bila mendapat
dorongan untuk berwirausaha.
Dorongan untuk melakukan wirausaha tentunya dapat berasal dari
dalam diri seseorang maupun dari luar dirinya. Menurut Dalyono (2009:15)
“minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari
sanubari”. Oleh karena itu maka adanya minat yang besar untuk memulai
berwirausaha merupakan modal yang besar artinya untuk mencapai atau
memperoleh tujuan yang diminati itu. Dengan terbentuknya minat yang
besar untuk berwirausaha diharapkan mahasiswa mampu untuk
mengaplikasikan pemahaman mereka tentang ekonomi dan mampu
mengembangkan segala potensi di dalam diri mereka untuk dapat
menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Dengan besarnya minat tentunya
perlu dukungan lingkungan sekitar.
2
Salah satu contoh bentuk dukungan untuk berwirausaha adalah
fasilitas yang bisa diberikan kampus atau tempat mereka belajar. Dengan
diterimanya arahan serta praktik nyata di lingkungan kecil maka mahasiswa
diharapkan mampu serta terpacu untuk terus mengembangkan usahanya
ketika sudah lulus dan kembali dalam lingkungan masyarakat. Dengan
adanya dukungan dan dorongan dari lingkungan sekitar, mahasiswa
diharapkan dapat mengubah stigma dan pola pikir yang menganggap
wirausaha sebagai pilihan karir yang tidak menarik atau berisiko tinggi.
Sebagai generasi muda yang kreatif dan inovatif, mahasiswa memiliki
potensi besar untuk menciptakan ide-ide bisnis yang baru dan berdampak
positif bagi masyarakat.
Persoalannya, bagaimana menumbuhkan minat wirausaha di
kalangan mahasiswa dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi mereka
untuk memilih karir berwirausaha, masih menjadi pertanyaan dan
memerlukan kajian lebih lanjut. Hal-hal inilah yang menjadi latar belakang
penelitian ini.
Oleh karena itu, penelitian ini mencoba untuk meneliti minat
mahasiswa terhadap kewirausahaan pada mahasiswa aktif Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Jakarta yang dikaji menurut motif, kepribadian
dan karakteristik mahasiswa.
B. Masalah Penelitian
Dari latar belakang diatas, permasalahan yang ada pada mahasiswa
adalah bahwa mahasiswa cenderung kurang tertarik untuk menjadi
wirausaha. Lebih lanjut perlu dilakukan penelitian mengenai bagaimana
minat mahasiswa pada kewirausahaan. Pertanyaan penelitian yang akan
dikaji adalah :
1. Bagaimana persepsi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Jakarta tentang wirausaha dan bagaimana hal tersebut
mempengaruhi tingkat minat wirausaha mahasiswa?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi minat wirausaha
mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta?
3
C. Fokus Penelitian
Berdasarkan masalah yang sudah diuraikan diatas, maka peneliti
membatasi permasalahan agar penelitian yang dilakukan lebih fokus dan
permasalahan yang hendak diteliti adalah:
b) Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat atau kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman
yang lebih baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
minat berwirausaha pada mahasiswa, khususnya pada
konteks sosial dan lingkungan yang spesifik.
b. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman
tentang dinamika interaksi antara faktor-faktor personal dan
lingkungan sosial yang mempengaruhi minat berwirausaha
pada mahasiswa.
4
2. Kegunaan Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
bermanfaat bagi pihak akademis, yaitu universitas dan
fakultas, dalam mengembangkan program dan kegiatan
yang dapat meningkatkan minat berwirausaha pada
mahasiswa.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
bermanfaat bagi pihak bisnis, yaitu perusahaan dan
pengusaha, dalam mengembangkan strategi perekrutan dan
pengembangan tenaga kerja dengan profil berwirausaha.
E. Kerangka Konseptual
a) Minat Wirausaha
a. Pengertian Minat
Minat adalah suatu kecenderungan yang menetap dalam
diri individu untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan me
rasa senang berkecimpung dalam hal itu Individu yang
berminat pada sesuatu hal akan mendorongnya untuk melakukan
kegiatan tertentu tanpa paksaan. Perasaan tertarik dan senang ini
dapat membuat seseorang untuk mulai dapat menikmati sesuatu
yang dihadapi atau dikerjakannya (Winkel, 2004).
Menurut Kartono (1992), minat merupakan momen-
momen dari kecenderungan jiwa yang terarah secara intensif
kepada suatu objek yang dianggap paling efektif (perasaan,
emosional) yang didalamnya terdapat elemenelemen efektif
(emosi) yang kuat, minat juga berkaitan dengan kepribadian.
Slameto (2003) mengemukakan bahwa minat adalah suatu
rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas
tanpa ada yang menyuruh, yang merupakan penerimaan akan
suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri
sendiri, semakin kuat dan semakin dekat hubungan tersebut,
maka semakin besar pula minatnya.
5
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa minat adalah
rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas
tanpa ada yang menyuruh, sehingga menjadi kekuatan
pendorong untuk mencurahkan perhatian dan berhubungan
secara lebih aktif dengan suatu objek atau aktivitas.
b. Pengertian Wirausaha
Menurut Sukardi (2001), wirausaha merupakan gabungan
kata wira yang berarti gagah dan usaha. Jadi wirausaha berarti
orang yang gagah berani atau perkasa dalam usaha. Selanjutnya
menurut (Zimmerer, 1996) wirausaha adalah seseorang yang
menciptakan bisnis baru dalam menghadapi resiko dan hal yang
tidak menentu untuk tujuan pencapaian keuntungan dan
pertumbuhan dengan mengidentifikasi peluang dan merancang
sumber-sumber yang penting utuk menuliskannya pada peluang-
peluang ini.
Wirausaha (enterpreneur) adalah seseorang yang
membayar harga tertentu untuk produk tertentu, untuk kemudian
dijualnya dengan harga yang tidak pasti, sambil membuat
keputusan tentang upaya mencapai dan memanfaatkan
sumbersumber daya, dan menerima risiko (Winardi, 2003).
Menurut Meredith (2000), wirausaha adalah orang-orang yang
mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-
kesempatan bisnis sumber daya yang dibutuhkan guna
mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan
yang tepat guna memastikan sukses.
c. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan secara umum merupakan harmonisasi
antara kreativitas yang menciptakan ide-ide dengan
pertimbangan peluang maupun resiko dan keinovasian dalam
menerapkan ide-ide kreatif menjadi suatu bentuk barang dan jasa
6
yang mempunyai nilai jual bagi wirausahawan. Membangun
kewirausahaan berarti membangun atau menciptakan sesuatu
yang baru. Kehidupan entrepreneur adalah kehidupan yang
sangat ditentukan oleh pasar, karena di sanalah enterpreneur dan
masyarakat bertemu dan berinteraksi untuk saling
memperkenalkan dan menjual produk dan untuk saling
menemukan kebutuhan akan produk oleh masyarakat pembeli
(Miraza, 2008).
7
e. Aspek-aspek minat wirausaha
Menurut Hurlock (2002), aspek-aspek minat adalah
sebagai berikut:
a. Aspek kognitif.
Aspek ini didasarkan pada konsep yang dikembangkan
mahasiswa mengenai bidang yang berkaitan dengan
minat
b. Aspek afektif
Bobot emosional konsep yang membangun aspek
kognitif minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan
yang ditimbulkan oleh minat. Minat adalah sebuah aspek
psikologis yang dipengaruhi oleh pengalaman afektif
yang berasal dari minat itu sendiri.
8
e. Adanya minat intrinsik dalam isi aktivitas (intrinsic
interes in the content of the activity)
Eemosi yang menyenangkan yang berpusat pada
aktivitas itu sendiri.
f. Berpartisipasi dalam aktivitas (reported choise of or
participant in the activity)
Individu memilih atau berpartisipasi dalam aktivitas.
9
g. Berani mengambil resiko yang telah diperhitungkan
yaitu suka pada tantangan dan berani mengambil resiko
walau dalam situasi dan kondisi yang tidak menentu.
Resiko yang dipilih tentunya dengan perhitungan yang
matang.
h. Tanggap pada saran dan kritik yaitu peduli dan peka
terhadap kritik sebagai dorongan untuk berbuat lebih
baik.
2. Ketertarikan.
Ketertarikan adalah perasaan senang, terpikat,
menaruh minat kepada sesuatu. Saat ada ketertarikan
dari diri seseorang maka ada daya juang untuk meraih
10
yang ingin dicapai. Dalam hal ini adalah ketertarikan
untuk mau berwirausaha, maka mahasiswa tersebut
mempunyai minat untuk berwirausaha.
3. Lingkungan Keluarga.
Berkaitan dengan lingkungan keluarga, maka peran
keluarga sangat penting dalam menumbuhkan minat
anak. Orang tua merupakan pendidik pertama dan
sebagai tumpuan dalam bimbingan kasih sayang yang
utama. Maka orang tualah yang banyak memberikan
pengaruh dan warna kepribadian terhadap seorang
anak. Dengan demikian mengingat pentingnya
pendidikan di lingkungan keluarga, maka pengaruh di
lingkungan keluarga terhadap anak dapat
mempengaruhi apa yang diminati oleh anak.
4. Lingkungan Sekolah.
Pendidikan di sekolah menjadi tanggung jawab guru.
Jadi pada dasarnya yang berpengaruh terhadap
perkembangan mahasiswa yaitu proses pendidikan di
sekolah sebagai bekal untuk diterapkan dalam
kehidupan di lingkungan masyarakat. Seorang guru
dalam proses pendidikan juga dapat memberikan
motivasi dan dorongan kepada mahasiswa dalam
menumbuhkan minatnya. Sebagai pendidik dalam
lembaga pendidikan formal, maka guru berperan
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, apalagi yang
dibutuhkan orang pada dasarnya adalah ke arah
pengembangan kualitas SDM yang berguna
(Suprapto, 2007). Faktor-faktor tersebut dapat
mempengaruhi besarnya minat yang timbul dari dalam
maupun luar diri mahasiswa terhadap sesuatu yaitu
minat berwirausaha.
11
b) Pengertian Mahasiswa
Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada
perguruan tinggi (Buku Pedoman Universitas Diponegoro Tahun
2004/2005, h. 94) Seorang mahasiswa dikategorikan pada tahap
perkembangan yang usianya 18 sampai 25 tahun. Tahap ini dapat
digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal dan
dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia
mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup (Yusuf, 2012).
Mahasiswa dapat di definisikan sebagai individu yang sedang
menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negri maupun swasta
atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi
(Siswoyo,2007). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
mahasiswa adalah mereka yang sedang belajar di perguruan tinggi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa
ialah seorang peserta didik berusia 18 sampai 25 tahun yang terdaftar
dan menjalani pendidikannnya di perguruan tinggi baik dari akademik,
politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas. Sedangkan dalam
penelitian ini, subyek yang digunakan ialah dua mahasiswa yang masih
tercatat sebagai mahasiswa aktif.
12
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
13
B. Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan
tindakan, selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Lofland
dalam Moleong, 2013: 157). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data kualitatif dari data primer dan data sekunder.
1. Sumber Primer
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data. Sumber primer ini berupa catatan hasil
wawancara yang diperoleh melalui wawancara. Selain itu, observasi
lapangan akan dilakukan dan mengumpulkan data dalam bentuk
catatan tentang situasi dan kejadian di lapangan. Sumber utama dalam
penelitian ini adalah key imformant atau informan kunci dan informan
inti. Menurut Moleong, key informant adalah mereka yang tidak hanya
bisa memberi keterangan tentang sesuatu kepada peneliti, tetapi juga
bisa memberi saran tentang sumber bukti yang mendukung serta
menciptakan sesuatu terhadap sumber yang bersangkutan. Key
informant dalam penelitian ini adalah mahasiswa FIS UNJ. Sedangkan
untuk informan inti adalah masyarakat di sekitar UNJ serta dosen mata
kuliah kewirausahaan di FIS UNJ.
2. Sumber Sekunder
Sumber sekunder adalah sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada peneliti. Sumber data sekunder ini dapat
berupa hasil pengolahan lebih lanjut dari data primer yang disajikan
dalam bentuk lain atau dari orang lain. Data ini digunakan untuk
mendukung infomasi dari data primer yang diperoleh baik dari
wawancara, maupun dari observasi langsung ke lapangan. Data
sekunder dapat diperoleh melalui dokumen berupa catatan atau arsip.
Data sekunder juga bisa didapat melalui hasil dokumentasi yang
berkaitan dengan penelitian, berupa foto-foto yang diambil atau hasil
dokumentasi, rekaman suara hasil wawancara, rekaman video, serta
data-data lain yang dijadikan bahan tambahan untuk mendapatkan data
objek penelitian.
14
C. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memeperoleh data dan ketererangan-keterangan yang dibutuhkan
dalam penelitian, peneliti menentukan teknik pengumpulan data yang sesuai
dengan permasalahan yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Wawancara kualitatif terjadi ketika peneliti menanyakan
berbagai pertanyaan terbuka (open-ended questions) umum kepada
seorang partisipan atau lebih dan mencatat jawaban mereka.
Dalam teknik pengumpulan data menggunakan wawancara
hampir sama dengan kuesioner. Wawancara itu sendiri dibagi menjadi
teknik wawancara yaitu wawancara terstruktur, wawancara semi-
terstruktur, dan wawancara mendalam (in-depth interview). Dalam
wawancara terstruktur, peneliti terlebih dahulu menyiapkan instrumen
berupa pertanyaan-pertanyaan sebagai pedoman wawancara. Teknik
yang kedua adalah wawancara semi-terstruktur, maksudnya adalah
dalam melakukan wawancara peneliti hanya mendengarkan secara
teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Teknik yang
ketiga yakni wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur
adalah wawancara yang bebas karena peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan data. Namun di sini peneliti memilih melakukan
wawancara mendalam, ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi
yang kompleks, yang sebagian besar berisi pendapat, sikap, dan
pengalaman pribadi.
15
2. Observasi (pengamatan)
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan
terhadap keadaan atau perilaku obyek sasaran. Observasi atau
pengamatan digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam suatu
penelitian, merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh
perhatian untuk menyadari adanya suatu rangsangan tertentu yang
diinginkan, atau suatu studi yang disengaja dan sistematis tentang
keadaan/fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan
mengamati dan mencatat.
Dalam penelitian ini, ada dua peranan yang akan dominan
digunakan oleh peneliti, yaitu:
a) Peranan pengamat non-partisipan: peneliti mengamati dan
membuat catatan tanpa terlibat dalam kegiatan partisipan.
b) Peranan observasional yang berubah-ubah: peranan dari
peneliti yang mengadaptasikan peranannya dengan situasi.
16
E. Teknik Analisis Data
Setelah mengumpulkan data dari berbagai sumber dan teknik, data yang
telah diperoleh kemudian dilakukan analisis. Analisis data sangat penting dalam
mengolah data yang sudah terkumpul untuk diperoleh arti dan makna yang
berguna dalam pemecahan masalah.
Analisis data kualitatif menurut Bogdan & Biklen adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-
milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa langkah awal dari
analisis data adalah mengumpulkan data yang ada, menyusun secara sistematis,
kemudian mempresentasikan hasil penelitiannya kepada orang lain.
Menurut Miles dan Huberman, kegiatan analisis terdiri dari tiga alur
kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan/verifikasi. Terjadi secara bersamaan berarti reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi sebagai sesuatu yang saling
jalin menjalin merupakan proses siklus dan interaksi pada saat sebelum, selama,
dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar yang membangun wawasan
umum yang disebut “analisis”.
Dalam penelitian ini, kegiatan analisis data terdiri dari tiga kegiatan yaitu:
a) Reduksi Data
Proses pemilihan pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatancatatan yang terdapat di lapangan. Menurut Lexy J. Moleong
reduksi data dilakukan dengan melakukan abstraksi. Abstraksi
merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan
pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di
dalamnya.
17
b) Penyajian Data
Penyajian data merupakan suatu kegiatan untuk menyusun
sekumpulan informasi yang memberikan kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan penentuan tindak lanjut. Dengan
menampilkan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa
yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang
telah dipahami tersebut.
c) Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-
bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel.
18
DAFTAR PUSTAKA
Insana, D. R. M., Suseno, I., & Yolanda, Y. (2022). Minat Wirausaha Mahasiswa
Berbasis Ekonomi Kreatif di Masa Pandemi Covid 19. Sosio E-Kons, 14(1),
45-53.
19