Bab 2
Bab 2
Bab 2
LANDASAN TEORI
Konseep SPK pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an oleh
alternatif aksi yang bertujuan untuk memenuhi satu atau beberapa sasaran.
resikonya, menjadi alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas
7
8
1.Litle (1970)
2. Bonczek (1980)
terdiri atas komponen antara lain komponen sistem bahasa (language), komponen
3. Keen (1980)
lewat sebuah proses adaptif dari pembelajaran , pola – pola penggunaan dan
evolusi sistem.
4. Hick (1993)
lebih baik dann lebih konsisten pada satu cara yang dibatasi waktu. Kemampuan
yaitu :
Subsistem manajemen data memasukkan satu database yang berisi data yang
relevan unutk situasi dan dikelola oleh perangkat lunak yang disebut Sistem
model keuangan, statistik, ilmu manajemen, atau model kuantitatif lainnya yang
(MBMS).
10
Subsistem ini dapat mendukung semua subsistem lain atau bertindak sebagai
Web.
3. SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat
diandalkan.
dihadapi oleh pengambil keputusan, namnun dia dapat menjadi stimulan bagi
tahun 197-an oleh Michael S.Scott Morton dengan istilah Managemen Decision
Model (Spraque, 1982). Konsep SPK ditandai dengan sistem interaktif berbasis
management by perception
kebutuhan-model interakif.
12
a. Tahap identifikasi
Tahap ini adalah tahap pengenalan masalah atau kesempatan muncul dan
b. Tahap Pengembangan
Tahap ini merupakan aktivitas pencarian prosedur atau solusi standar yang ada
atau mendesain solusi yang baru. Proses desain ini merupakan proses pencarian
dan percobaan dimana pembuatan keputusan hanya mempunyai ide solusi ideal
c. Tahap Seleksi
Tahap ini pilihan solusi dibuat dengan 3 cara pembentukan seleksi yakni
bukan analisis logis, dengan alternatif yang logis dan sitematis, dan dengan
semua manuver politik yang ada. Kemudian keputusan diterima secara formal
terlebih dahulu dengan bobot atribut yang bersangkutan. Proses ini sama halnya
dengan proses normalisasi. Metode Weighted Product (WP) adalah salah satu
atribut atau kriteria, dimana setiap atribut saling tidak bergantung satu dengan
berikut :
1. Menentukan kriteria kriteria Yaitu kriteria yang akan dijadikan acuan dalam
Dengan cara mengalikan seluruh kriteria bagi sebuah alternatif dengan bobot
sebagai pangkat positif untuk kriteria benefit dan bobot berfungsi sebagai
PHP adalah bahasa pemrograman web server – side yang bersifat open
source. PHP merupakan script yang terintegrasi dengan HTML yang berada pada
server (server side HTML embedded scripting).PHP adalah script yang digunakan
untuk membuat halaman website yang dinamis. Dinamis berarti halaman yang
akan ditampilkan dibuat saat halamam itu diminta oleh client. Mekanisme ini
date.Semua script PHP dieksekusi pada server dimana script tersebut dijalankan.
Pada awalnya PHP adalah singkatan dari “ Persona Home Page Tools”
selanjutnya diganti menjadi FI(“Forms Interpreter”). Sejak versi 3.0, nama bahasa
a. PHP mudah dibuat dan dijalankan, maksudnya PHP dapat berjalan dalam
d. PHP sangan efisien, karena PHP hanya memerlukan resource system yang
e. Ada banyak Web Server yang mendukung PHP, seperti Apache, PWS, IIS,
dan lain-lain.
dipahami.
Basis data atau batabase adlah kumpulan data yang disimpan secara
basis data meliputi spesifikasi berupa tipe data, struktur data dan juga batasan-
batasan data yang akan disimpan. Basis data menjadi penting karena dapat
16
mengorganisasi data, menghindari publikasi data, hubungan antar data yang tidak
memerlukan perangkat lunak yan disebut dengan sistem manajemen basis data
data secara praktis dan efisien. Ada beberapa fungsi yang harus ditangani DBMS
mengakses data, memeriksa sekuriti dan integriti data yang didefinisikan oleh
yang disebabkan oleh kerusakan sistem maupun disk dan menangani unjuk kerja
Tujuan utama dari DBMS adalah untuk memberikan tinjauan abstrak data
efisien di sini adalah bagaiman merancang struktur data yang kompleks tetapi
masih tetap bisa digunakan oleh pengguna awan tanpa mengetahui kopleksitas
strukturnya.
antara beberapa entity yang digunakan untuk merancang database yang akan
menjadi PDM.
2. Physical Data Model ( PD )Merupakan model ERD yang telah mengacu pada
pemilihan software DBMS yang spesifik. Hal ini sering kali berbeda
dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram
konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input
ke sistem atau output dari sistem. Dan akan memberi gambaran tentang
garis putus). Dalam diagram konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh ada store
DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada
tersruktur dan dapat mengembangkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur
yang jelas. Menurut Wijaya (2007) Data Flow Diagram (DFD) adalah gambaran
grafis yang memperlihatkan aliran data dari sumbernya dalam obyek kemudian
melewati suatu proses yang mentransformasikan ke tujuan yang lain, yang ada
pada objek lain. Dengan demikian data flow diagram adalah alat yang digunakan
dalam menggambarkan aliran data melalui sistem dan kerja atau pengolahan yang
Entity
Barang
Proses
Input data
barang
Data store
Data barang
2.2.6 Flowchart
prosedur atau sistem. Flowchart disusun dengan simbol-simbol dan simbol ini
adalah gambaran dalam bentuk diagram alir dari algoritma-algoritma dalam suatu
flowchart :
Keterangan
Simbol Nama
Pemulaan/akhir
TERMINATOR program
Proses
PROSES perhitungan/proses
pengolahan data
Proses input/output
INPUT/OUTPUT DATA data,
parameter,informasi
Penghubung bagian
ONPAGE CONNECTOR flowchart pada satu
halaman
Proses
PREPARATION inisialisasi/pemberian
harga awal
20
Permulaansub
PREDEFINED program/proses
PROCESS menjalankan sub
program
Perbandingan
DECISION pernyataan,penyeleksia
n data yang
memberikan pilihan
untuk langkah
selanjutnya
Dokumen output/ input
DOCUMENT pada proses manual
Menunjukkan
HARDDISK input/output
meminjam antara bank dengan pihak peminjam yang mewajibkan pihak peminjam
untuk melunasi tagihan setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
pihak yang berkepentingan langsung, Yaitu pihak yang berlebihan uang atau yang
b.Jaminan Kredit
tanpa jaminan kepada siapapun. Pernyataan tersebut berarti pihak yang akan
menjadi penerima dana harus memiliki jaminan yang memadai untuk fasilitas
kredit yang akan diterima oleh nasabah. Begitu pula yang dilakukan oleh
perusahaan yang diteliti yaitu pada PT. BPR Pijer Podi, perusahaan mewajibkan
calon nasabah untuk memiliki jaminan berupa BPKP kendaraan yang memadai
c. Kegunaan Jaminan
Adapun kegunaan dari jaminan yang diberikan oleh nasabah kepada perusahaan
pelunasan.
disetujui.
diminta atau pada waktu yang akan datang, karena penyerahan barang-barang
peminjam untuk membayar sejumlah uang pada masa yang akan datang.
profit.
perekonomian yang kurang sehat, maka kredit dapat sebagai alat stsbilitas
Pembebasan mulai berkembang dari Amerika Latin yang dengan cepat cepat
23
konsep “Pergumulan Rangkap” dan Sidang Raya DGI tahun 1971 di Pematang
menjabarkan lebih lanjut Teologi ini dengan melihat peran penting lembaga
keuangan mikro seperti Credit Union dan Rural Bank (Bank Perkreditan Rakyat)
sebagai alat yang efektif untuk pembebasan dari kemiskinan tersebut. Fenomena
oleh Pdt Borong Tarigan setelah pada tahun 1976 mengikuti kursus Dewan Gereja
jemaat dan masyarakat. Namun terhadap gagasan bahwa sarana yang dipakai
untuk mencapai tujuan tersebut adalah bank perkreditan rakyat,banyak yang tidak
bahwa Gereja belum siap untuk memiliki bank dan lebih baik memilih sarana
tersebut kemudian didukung penuh oleh rekan-rekannya terutama yaitu Pdt. DR.
E.P. Gintings, Pdt Musa Sinulingga, Pdt. Selamat Barus, Pdt. Usman S. Meliala,
dan Pt. Drs. Jhony Ginting. Pdt. Borong Tarigan yang kemudian menjadi Kepala
dilaksanakan tetap dalam rangka mewujudkan gagasan yang lebih besar yaitu
pendirian Bank Perkreditan Rakyat yang mungkin lebih rumit daripada CU tetapi
diyakini lebih kokoh secara manajerial dan lebih mampu meraih kepercayaan
pendapat namun secara umum telah muncul kesadaran di kalangan Pendeta GBKP
bahwa praktek rentenir di Tanah Karo sangat merugikan dan menjajah masyarakat
rentenir itu tidak dapat lagi sepenuhnya diharapkan dari pihak-pihak lain termasuk
pemerintah maka Gereja perlu ikut terjun langsung untuk mengatasi permasalahan
tersebut. Pada sisi lain dana-dana yang dikelola Gereja untuk kesejahteraan sosial
25
seringkali tidak bisa berkembang karena salah kelola. Karena itu muncul
kesadaran bahwa Gereja perlu memiliki lembaga keuangan mikro yang baik dan
kemampuan teknis untuk mendirikan bank perkreditan rakyat maka gagasan yang
telah ada sejak tahun 1976 tersebut tak kunjung terwujud. Baru pada tahun 1990
Pdt Borong Tarigan menemukan orang yang memiliki kemampuan tersebut, yaitu
Mangara Pintor Ambarita, mantan Kepala Cabang BRI Kabanjahe, yang juga
kemudian diundang dan diminta untuk secara teknis mewujudkan gagasan yang
telah ada tersebut agar menjadi kenyataan. MP Ambarita kemudian membuat surat
dan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pengurusan ijin prinsip dan ijin
60 Notaris Pagit Maria Tarigan, SH. Pada hari yang sama langsung pula dibuat
tangani oleh Pdt. Borong Tarigan. Surat tersebut kemudian diterima oleh
ijin operasional, namun kendala demi kendala terus juga mengiringi yang hampir
PPK/1992 namun masih belum memenuhi syarat. Kemudian dengan bantuan Ir.
persiapan operasionalnya maka baru pada tanggal 11 Januari 1993, PT BPR Pijer
ini adalah Yayasan Ate Keleng Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) sementara
itu Direktur Utama perusahaan ini pada awal berdirinya yaitu MP Ambarita dan
Komisaris Utama yaitu Pt. Drs Johny Ginting. Para pegawai perdana ketika
Telaumbanua SE, Erlinawaty Sukatendel BA, Ir. Ester Murniati Tarigan, Dra.
27
Etna Rosini br Barus, Helpiani Kaban, Dra Jubileum Sinulaki, Dra. Leleh Ginting,
Dra. Lusia Peranginangin, Dra. Muriati Ginting, Robin Sinuraya BBA, Dra.
Dewan Komisaris BPR-PPK sejak awal berdirinya sampai saat ini terdiri
dari rohaniwan GBKP. Regenerasi Dewan Komisaris terjadi pada tahun 2006
dengan pengunduran diri Pdt. Borong Tarigan (Komisaris Utama) dan Pt. Drs
Pengarapen Purba diangkat sebagai Komisaris Anggota yang baru dan Pdt. Dr. EP
tahun 2010 dengan berhentinya DR. M.P. Ambarita (Direktur Utama), Pdt. DR.
E.P. Gintings (Komisaris Utama) dan Pdt. U.S. Meliala (Komisaris Anggota).
Pada awal berdirinya, BPR ini hanya memiliki modal dasar sebesar Rp. 50 juta
dimana hanya Rp. 28 juta dalam bentuk uang tunai. Pada saat ini (September
2016), total asset perusahaan telah mencapai Rp. 131,2 miliar. Pemegang Saham
Pengendali BPR ini adalah Yayasan Ate Keleng GBKP. Susunan kepengurusan
saat ini yaitu Pdt. Agustinus Pengarapen Purba (Komisaris Utama), Pdt. Selamat
Indonesia. Pada tahun 2013 kita juga berhasil meraih Anugerah BPR Indonesia
(ABPRI) Award untuk 3 kategori yaitu Human Capital, Marketing, dan Finance
serta pada tahun 2014 meraih peringkat 2 dalam Corporate Social Responsibility
dan peringkat 2 The Most Strategic CEO. Pada saat ini seluruh kantor PT BPR
Pijer Podi Kekelengen telah terhubung secara online dan didukung oleh lebih dari
130 unit mesin Electronic Data Capture (EDC) untuk melayani nasabah,
Misi BPR Pijer Podi :Memberikan tingkat suku bunga kredit yang rendah, dan
RUPS
Direktur
utama Dewan
komisaris
Direktur Direktur
operasional
kepatuhann
n
Pemimpin
Kadiv Kadiv Kadiv Kadiv
Cabang
Operasional Pemasaran SKAI
SKTI Wakil
Pemimpin Staff Eksekutif Staf eksekutif
1.AO Cabang Pengemanga Suditor
1.Teller Staff SKTI kepathandan
n SDM manajemen
2.CAO SKAI
2.Saff kerumah resiki
tanggaan
AO =Account Officer
CA =Credit Analyst
FO =Funding Officer
RO =Remedial Officer