Panduan Perawatan Pasien Penyakit Menular
Panduan Perawatan Pasien Penyakit Menular
Panduan Perawatan Pasien Penyakit Menular
NOMOR : /11/RSUMS/SK.DIR/02/2023
TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN PERAWATAN PASIEN MENULAR
DI RUMAH SAKIT UMUM MITRA SEHAT
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KETIGA
: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan direvisi sebagai mana
mestinya.
KEEMPAT
BAB I
DEFINISI
a. Penyakit menular atau infeksius adalah penyakit infeksi tertentu yang dapat
berpindah dari satu orang ke orang lain, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
b. Penyakit Infeksi adalah merupakan suatu keadaan dimana ditemukan adanya
agen infeksi ( organisme ) yang disertai adanya respon imun dan gejala klinik.
c. Kewaspadaan Isolasi adalah Kewaspadaan terhadap terjadinya penularan yang
digunakan untuk pasien yang diketahui atau diduga menderita penyakit yang
menular.
d. Kewaspadaan Isolasi adalah merupakan dasar untuk mengurangi resiko
penularan patogen yang berada dalam bahan yang berasal dari tubuh pasien
terinfeksi, yang terdiri dari Kewaspadaan Standart dan Kewaspadaan Transmisi.
e. Kewaspadaan Standart adalah kewaspadaan yang dirancang untuk diterapkan
secara rutin dalam perawatan seluruh pasien dalam rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya baik terdiagnosa infeksi atau di duga terinfeksi atau
kolonisasi.
f. Kewaspadaan Transmisi adalah kewaspadaan tambahan kewaspadaan standart
terutama setelah terdiagnosis jenis infeksinya.
g. Kewaspadaan Penularan melalui udara (Airborne Precaution) yaitu
kewaspadaan yang diterapkan pada pasien yang diketahui atau di duga terinfeksi
kuman pathogen yang penularannya melalui udara ( Mis : TBC, Campak,
Mumps, Chiken Pox/ cacar air )
h. Kewaspadaan penularan melalui percikan (Droplet Precaution). Diterapkan
kepada pasien yang diketahui atau diduga terinfeksi kuman pathogen dengan
penularan melalui udara. Partikel lebih kecil dari droplet (< 5um) dan tinggal di
udara dalam jangka waktu lama, sehingga udara terkontaminasi, menular melalui
udara terkontaminasi yang dihirup mis : TBC Paru, Measles/Campak, Varicella,
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
i. Kewaspadaan penularan melalui sentuhan (Contact Precaution). Kewaspadaan
yang diterapkan pada pasien yang diketahui atau diduga terinfeksi yang resiko
penularannya meningkat melalui kontak.
j. Isolasi adalah merupakan suatu konsep dan pedoman yang dilakukan untuk
memisahkan seseorang ( pasien ) yang infeksius dari orang lain /tidak infeksius
dengan menerapkan kewaspadaan standart dan kewaspadaan berdasarkan
transmisi ( Isolation precautions ).
BAB II
RUANG LINGKUP
a. Kewaspadaan Standart
b. Kewaspadaan Transmisi
1. Transmisi Droplet
2. Transmisi Airbone
3. Transmisi Kontak
c. Kewaspadaan Universal dengan sarana terbatas
BAB III
TATA LAKSANA
A. Kewaspadaan Standar
1. Kebersihan Tangan
a. Hindari menyentuh permukaan disekitar pasien agar tangan terhindar
dari kontaminasi patogen dari dan ke permukaan
b. Bila tangan tampak kotor, mengandung bahan berprotein, cairan
tubuh, cuci tangan dengan sabun antiseptik dan dengan air mengalir
c. Cuci tangan sesuai indikasi cuci tangan :
1) Sebelum & setelah kontak pasien.
2) Diantara prosedur berbeda pada pasien yang sama.
3) Setelah kontak dengan cairan tubuh,darah dengan atau tanpa
menggunakan sarung tangan.
4) Setelah menangani peralatan/benda/lingkungan yang
terkontaminasi.
5) Segera cuci tangan setelah melepas APD.
d. Jika tangan terlihat bersih dekontaminasi dengan “alcohol based hand
rub/gel”.
e. Edukasi kepada pasien, keluarga dan pengunjung pasien
f. Pastikan fasililitas tersedia.
4. Pengendalian Lingkungan
a. Pengendalian lingkungan rumah sakit atau fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya merupakan salah satu aspek dalam upaya
pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit atau fasilitas
kesehatan lainnya.
b. Untuk mencegah terjadinya infeksi akibat lingkungan dapat
diminimalkan dengan melakukan pembersihan lingkungan, disinfeksi
permukaan yang terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh
pasien, melakukan pemeliharaan peralatan medik dengan tepat,
mempertahankan mutu air bersih, mempertahankan ventilasi udara
yang baik.
c. Tujuan pengendalian lingkungan rumah sakit atau fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya adalah untuk menciptakan lingkungan yang bersih
aman dan nyaman sehingga dapat meminumalkan atau mencegah
terjadinya transmisi mikroorganisme dari lingkungan kepada pasien,
petugas, pengunjung, dan masyarakat di sekitar rumah sakit dan
fasilitas kesehatan sehingga infeksi nosokomial dan kecelakaan kerja
dapat dicegah.
b. Prinsip umum :
1) Semua linen yang sudah digunakan harus dimasukkan ke dalam
kantong atau wadah yang tidak rusak saat diangkut
2) Pengantongan ganda tidak diperlukan untuk linen yang sudah
digunakan
c. Linen :
1) Semua bahan padat pada linen yang kotor harus dihilangkan dan
dibilas dengan air. Linen kotor tersebut kemudian langsung
dimasukkan ke dalam kantong linen di kamar pasien
2) Hilangkan bahan padat ( feses ) dari linen yang sangat kotor
( menggunakan APD yang sesuai ) dan buang limbah padat tersebut
ke dalam toilet sebelum linen dimasukkan ke kantong cucian
3) Linen yang sudah digunakan harus dibawa dengan hati – hati untuk
mencegah kontaminasi permukaan lingkungan atau orang – orang
disekitarnya.
4) Jangan memilah linen ditempat peraawatan pasien. Masukkan linen
yang terkontaminasi langsung ke kantong cucian di ruang isolasi
dengan memanipulasi minimal atau mengibas – ibaskan untuk
menghindari kontaminasi udara dan orang
5) Linen yang sudah digunakan kemudian harus dicuci sesuai
prosedur pencucian biasa
6) Cuci dan keringkan linen sesaui dengan standart dan prosedur tetap
fasilitas pelayanan kesehatan
7) Angkut linen dengan hati – hati
8) Angkut linen kotor dalam wadah / kantong tertutup
9) Transportasi / trolley linen bersih dan linen kotor harus dibedakan,
bila perlu diberi warna yang berbeda
7. Penempatan Pasien
a. Tempatkan pasien yang potensial menimbulkan kontaminasi
lingkungan atau yang tidak dapat diharapkan menjaga kebersihan atau
control lingkungan ke dalam ruang rawat yang terpisah. Bila ruang
isolasi tidak memungkinkan, konsultasikan dengan petugas PPI
b. Cara penempatan sesuai jenis kewaspadaan terhadap transmisi infeksi.
2. DROPLET PRECAUTIONS.
Diterapkan saat melakukan tindakan yang kontak dengan mebrane
mukosa atau konjungtiva pasien yang diduga menular. Partikel lebih besar
dari 5 ɥm, dan memercik dalam radius 1 meter.
Contoh Kondisi :
a. Bronchiolitis.
b. Meningo-coccal Infectius.
c. Viral infections termasuk influenza, Mumps & Rubella.
PENATALAKSANAAN
KEBUTUHAN PENULARAN MELALUI UDARA
Sarung tangan Sesuai kewaspadaan standar
Apron/gown Sesuai kewaspadaan standar
Masker Masker bedah. Petugas harus menggunakan masker saat
merawat pasien dengan batuk produktif, terutama bila
melakukan penanganan dengan jarak ± 1meter
Goggles/face Lindungi wajah bila ada resiko percikan
shield
Penanganan Peralatan yang digunakan ulang dilakukan desinfeksi
peralatan dan sterilisasi sesuai prosedur sebelum digunakan untuk
pasien lain
Transportasi Pasien menggunakan masker bedah
pasien Hubungi ruangan yang akan menerima pasien. Petugas
tidak perlu menggunakan masker jika pasien sudah
menggunakan masker
Linen Minimalkan kontak dan mengibaskan linen pasien.
Linen yang terkontaminasi dimasukkan ke dalam
kantong plastik berwarna kuning dan ditangani sesegera
mungkin. Dekontaminasi sesuai prosedur. Gunakan
APD saat menangani linen yang terkontaminasi
Limbah Sesuai kewaspadaan standar
Lain-lain Cuci tangan sesuai prosedur & five moment, dan setelah
melepas APD
3. CONTACT PRECAUTIONS.
Diterapkan untuk menurunkan resiko penularan mikroorganisme
pathogen melalui kontak langsung maupun tidak langsung
diantaranya :
a. Kontak kulit dan kulit.
b. Kontaminasi dari peralatan pasien.
c. Lingkungan pasien.
Contoh kondisi :
a. Kolinisasi atau infeksi MRSA, EsβL (Extended spectrum
Betalactamase producing organism) VRE (Vancomycin Resisten
Staphilococus).
b. Penyakit saluran pencernaan : Rotavirus, hepatitis A, Clostridium
difficle.
c. Respiratory : SARS, Bronchiolitis.
d. Infeksi kulit : Herpes Zoster, Scabies, HSV.
PENATALAKSANAAN
KEBUTUHAN PENULARAN MELALUI UDARA
Sarung tangan Saat kontak dengan pasien, peralatan pasien dan
lingkungan pasien
Apron/gown Saat petugas kesehatan kontak dengan pasien,
peralatan pasien dan lingkungan pasien
Masker Di gunakan jika ada resiko percikan cairan tubuh
pasien
Goggles/face shield Digunakan jika ada resiko percikan cairan tubuh
pasien
Penanganan peralatan Membatasi furniture dan peralatan terpapar pasien
Peralatan yang digunakan ulang dilakukan
desinfeksi dan sterilisasi sesuai prosedur sebelum
digunakan untuk pasien lain
Transportasi pasien Hubungi ruangan yang dituju
Pastikan luka dikulit tertutup dan exudat
ditangani dengan baik
Linen Minimalkan kontak dan mengibaskan linen pasien
Linen yang terkontaminasi dimasukkan ke dalam
kantong plastik berwarna kuning dan ditangani
sesegera mungkin
Dekontaminasi sesuai prosedur
Gunakan APD saat menangani linen yang
terkontaminasi
Limbah Tangani sesui prosedur
Lain-lain Lakuakn cuci tangan sesuai five moment, setelah
melepas sarung tangan dan apron
ALUR KEWASPADAAN STANDAR &
KEWASPADAAAN BERDASARKAN TRANSMISI
JALUR PENULARAN
Perawatan pasien yang memerlukan kamar isolasi tidak dapat dilakukan bila ruang
isolasi penuh, kohorting tidak dapat dilakukan dan ruang perawatan biasa yang ada
tidak dapat digunakan sebagai ruang isolasi. Dalam situasi tersebut pasien harus
C. dirujuk ke rumah sakit lain.
KEWASPADAAN UNIVERSAL DENGAN SARANA TERBATAS
Sarana kesehatan yang memiliki sumber daya terbatas, biasanya tidak
memiliki sarana ruang isolasi yang sesuai standart untuk tindakan pengendalian
infeksi seperti : tidak adanya ruangan bertekanan negatif untuk pasien dengan
transmisi airbone atau droplet, alat pelindung yang terbatas, disinfeksi udara
dengan menggunakan ultraviolet serta penggunaan antibiotik yang berlebihan.
Dalam menghadapi situasi diatas dianjurkan untuk menitikberatkan pada upaya
perbaikan sarana cuci tangan. Ada beberapa petunjuk pokok yang harus diingat
tentang konsep ruang Isolasi apabila memiliki sumber daya terbatas, yaitu :
1. Untuk mengendalikan kontak pernafasan
a. Tempatkan pasien di ruang terpisah atau sejauh mungkin dari pasien
lainnya.
b. Pakailah masker atau kain penutup hidung dan mulut bila berdekatan
dengan pasien.
c. Buanglah sputum sesuai petunjuk.
d. Instruksikan pada pasien untuk menutup mulut saat batuk.
e. Batasi pasien keluar dari ruang perawatan dan batasi pengunjung.
2. Untuk mengendalikan kontak langsung
a. Cucilah tangan dengan baik sebelum dan sesudah kontak dengan pasien.
b. Luka harus selalu tertutup.
c. Pengelolaan alat kesehatan sekurang – kurangnya harus dilakukan
disinfeksi sesuai dengan prosedur.
d. Buanglah pembalut, cairan tubuh dengan cara yang aman yaitu sebagai
sampah medis.
3. Untuk mengendalikan kontak tak langsung
a. Cucilah tangan dengan baik sebelum dan sesudah kontak dengan pasien.
b. Cuci semua alat dan linen dengan baik dengan melalui proses
dekontaminasi.
c. Jauhkan benda – benda yang berhubungan dengan pasien isolasi dari
pasien- pasien lain.
d. Untuk mengendalikan kontak melalui vektor : pakailah kelambu atau kawat
nyamuk untuk kamar pasien, Cegah adanya air tergenang dan air bersih pada
alat – alat rumah tangga yang memungkinkan berkembang biaknya nyamuk
vektor malaria dan vektor demam berdarah Dengue diseluruh sarana
kesehatan.
BAB IV
DOKUMENTASI