RKS Pemeliharaan Gedung Operasional (Terminal)

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

PEDOMAN TEKNIS

PEMELIHARAAN GEDUNG DAN BANGUNAN

PEKERJAAN PEMELIHARAAN GEDUNG DAN BANGUNAN

a. BATASAN

Dasar teknis pekerjaan ini adalah perbaikan pada bangunan yang


sudah ada baik pada keseluruhan bangunan atau dibagian bangunan
yang diakibatkan adanya perluasan bangunan dan perubahan tata
ruang dalam
Persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan perbaikan ini tetap
berorientasi pada persyaratan teknis yang berlaku dalam bangunan
baru (pada tiap jenis pekerjaan), dengan memperhatikan segi-segi
pengoperasian gedung dan kondisi gedung yang ada itu sendiri, yaitu :

a. Sedapat mungkin mengurangi hal-hal yang dapat mengganggu


aktivitas yang berlangsung, dimana perbaikan tersebut
dilaksanakan.

b. Usaha mengurangi resiko kerusakan pada kondisi yang ada


diakibatkan oleh pelaksanaan itu sendiri.

b. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan pemeliharaan gedung Operasional (Terminal) meliputi


pekerjaan :

1. Pekerjaan Perbaikan Talang :


a. Pemotongan Lisplank ACP
b. Pemasangan Pipa PVC 3” pada Lisplank ACP.
c. Penambahan pipa pembuangan air hujan, pipa PVC 4” pada
Atap Utama.
d. Penambahan pipa pembuanagan air hujan pipa PVC 1.5” pada
atap Selasar termasuk pemotongan ACP.

2. Pekerjaan perbaikan Atap:


a. Perbaikan kebocoran atap ruang Check In, ruang Tunggu
Keberangkatan, ruang Kedatangan dan Selasar sisi Darat

3. Pekerjaan perbaikan Plafond :


a. Perbaikan Plafond ruang Kantin DWP
b. Perbaikan Plafond Toilet Kreb Kedatangan
PEDOMAN TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG DAN BANGUNAN

c. Perbaikan Plafond ruang ATM


d. Penutup langit-langit dengan gypsum
a. Bahan penutup langit-langit adalah lembaran papan gypsum
dengan ketebalan 9 mm-12 mm atau dipersyaratkan lain pada
gambar.
b. Mutu papan gypsum harus berkualitas terbaik (kelas 1) yang
memenuhi standarisasi departemen perdagangan-
perindustrian atau telah mempunyai sertifikat SNI-511.
c. Cara-cara pemasangan harus mengikuti petunjuk pada
gambar kerja atau persyaratan/ petunjuk dari produsen.
d. Dapat dipasang pada rangka kayu, rangka aluminium atau
profil C (canal).
e. Perlu persetujuan Direksi/pengawas pada waktu pemasukan
materi.
4. Pekerjaan Dinding :
a. Perbaikan Dinding Tawing Layar
b. Pengecatan Dinding Ruang Check In
c. Pengecatan Dinding Ruang Tunggu Keberangkatan
d. Pengecatan Lis pada Dak
e. Pengecatan
a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah
pengecatan seluruh plesteran bangunan dan / bagian-
bagian lain yang ditentukan
b. Untuk dinding luar bangunan digunakan cat khusus luar
setara Dulux, warna ditentukan PPK.
c. Untuk dinding dan plafond dalam bangunan digunakan
cat semutu merk Dulux, warna ditentukan oleh PPK.
d. Sebelum dinding diplamuur, plesteran sudah harus
betul-betul kering, tidak ada retak-retak dan
pemborong harus meminta persetujuan PPK.
e. Pekerjaan plamuur dilakukan dengan pisau plamuur
dari plat baja tipis dan lapisan plamuur dibuat setipis
mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
f. Sesudah 7 hari plamuur terpasang dan percobaan
warna sudah disetujui Direksi lapangan, bidang dinding
yang akan diplamuur diamplas dengan amplas besi
halus No.00, kemudian dibersihkan dengan bulu ayam
sampai bersih betul. Selanjutnya dinding dicat dengan
menggunakan roller.
PEDOMAN TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG DAN BANGUNAN
g. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 lapis
alkali resistance sealer yang dilanjutkan dengan 3 lapis
acrylic emulsion dengan kekentalan cat sebagai
berikut :
Lapis I encer (tambahan 20 % air)
Lapis II kental
Lapis III encer

h. Untuk warna-warna yang sejenis, pemborong


diharuskan menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor
pencampuran (batch number) yang sama.
i. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang-bidang dinding
merupakan bidang yang utuh, rata, licin, tidak ada
bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap
pengotoran-pengotoran.
j. Pemborong harus menyediakan 5 galon cat dari warna-
warna yang dipakai dan diserahkan pada waktu
penyerahan pertama, sebagai cadangan untuk
perawatan oleh pemilik.

5. Pekerjaan Saluran :
a. Pembongkaran Paving block dan galian
b. Pembuatan Bekisting
c. Pembuatan Saluran beton bertulang cam. 1:2:3, Lebar 20 cm,
Dalam 40 cm
d. Plesteran Dinding saluran
e. Acian Dinding Saluran
f. Pembuatan tutup saluran beton bertulang cam. 1:2:3, panjang
36 m, tebal 8 cm
g. Pembuatan Tutup Saluran Grill besi siku 2” panjang 200 cm,
Lebar 20 cm.
h. Pembuatan dudukan Grill siku 2”
i. Bekisting
a. Bekisting harus direncanakan, dilaksanakan dan
diusahakan sedemikian rupa agar pada waktu pengecoran
dan pembongkaran tidak mengakibatkan cacat-cacat,
gelombang maupun perubahan-perubahan bentuk,
ukuran, ketinggian serta posisi dari pada beton yang
dicetak/tercetak. Perencanaan pelaksanaan, serta
PEDOMAN TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG DAN BANGUNAN

pembongkaran bekisting harus sesuai dengan cara-cara


yang disarankan dan kriteria didalam NI-2 Bab 5.1. dan Bab
5.8. Permukaan bekisting yang berhubungan dengan
beton harus benar-benar bersih sebelum penggunaannya.
b. Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara yang
dapat mencegah difleksi bahan-bahan bekisting.Bekisting
beserta sambungan-sambungannya harus rapat sehingga
dapat mencegah kebocoran-kebocoran adukan selama
pengecoran. Lubang-lubang pembukaan sementara harus
disediakan didalam bekisting untuk memungkinkan
pembersihan bekisting.
c. Seluruh bekisting harus mengikuti persyaratan-
persyaratan dalam normalisasi dibawah ini :
- NI-2
- NI-3
d. Bekisting untuk beton cor ditempat biasa bahannya dapat
dibuat dari kayu jenis ‘meranti’ atau jenis lain yang setara.
j. Pekerjaan Beton Bertulang
a) Syarat umum pekerjaan beton bertulang ini mengikuti
sepenuhnya peraturan beton Indonesia tahun 1971 (NI –2)
b) Konstruksi beton bertulang untuk seluruh bagian harus
mencapai mutu beton yang ditentukan sesuai gambar kerja
dinyatakan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium uji
yang disetujui Direksi lapangan.
c) Konstruksi beton dibuat sesuai dengan ukuran-ukuran,
termasuk besi penulangan dan sengkangannya, yang tertera
dalam gambar-gambar rencana pelaksanan dan detail struktur
beton.Apabila terdapat ukuran-ukuran pada gambar rencana
arsitektural dan gambar rencana struktur beton, pemborong
diwajibkan memberitahukan secara tertulis kepada Direksi
lapangan dan meminta keputusannyan sebelum
melaksanakan pekerjaan tersebut.
d) Pemborong diwajibkan membuat rencana pengecoran, mulai
dari pondasi beton hingga seluruh pekerjaan beton selesai
dengan diberi catatan-catatan mengenai bagian yang dicor,
tanggal, kode gugus test slump test, jam pengecoran dll.
e) Untuk mencegah gangguan cuaca, dianjurkan agar
disediakan tenda-tenda/penutup plastik secukupnya sehingga
jalanya pekerjaan pengecoran tetap lancar.
PEDOMAN TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG DAN BANGUNAN

f) Pada setiap sambungan pengecoran diharuskan


menggunakan “additive” (bahan-bahan) yang khusus untuk
itu. Penggunaannya harus memenuhi persyaratan.
g) Penggunaan “additive”untuk tujuan mempercepat
pengeringan beton. Dapat dilakukan tanpa mengurangi mutu
dan kekuatan beton.
h) Untuk pembuatan tulangan untuk batang-batang yang lurus
atau dibengkokan, sambungan kait-kait dan pembuatan
sengkang disesuaikan dengan persyaratan yang tercantum
pada P.B.I. 1971
i) Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga tidak
mengalami perubahan bentuk maupun tempat selama
pengecoran berlangsung.
j) Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan
dengan persyaratan P.B.I 1971.
k) Besi beton yang digunakan dengan mutu sesuai gambar kerja
dan diuji pada labotarium uji bahan yang ditunjuk sebelum
pekerjaan dimulai. Pengujian dilakukan atas semua ukuran
dari setiap pabrik.
l) Substitusi pembersihan dapat dilakukan hanya atas
persetujuan Direksi lapangan.
m) Untuk seluruh plat beton atap, ditambahkan tulangan susut.
n) Pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk
beton (beton molen).
o) Takaran-takaran untuk semen, aggregat dan air harus
disetujui terlebih dahulu oleh pengawas.
p) Adukan beton yang tidak memenuhi syarat-syarat seperti
sudah mengeras sebagian, tercampur dengan bahan-bahan
asing atau terlalu encer tidak boleh dipergunakan.
q) Melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan
dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan
ukuran-ukuran dan ketinggian pemeriksaan penulangan dan
penempatan penahanan jarak-jarak.
r) Jarak antara tempat mengaduk dan mengecor supaya diambil
sedikit mungkin.
s) Pengangkutan beton supaya dilakukan dengan hati-hati dan
dijamin kelancarannya, sehingga tidak berceceran dalam
perjalanan dan tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan
yang besar antara beton.
PEDOMAN TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG DAN BANGUNAN

t) Alat penggetar harus digunakan berdiri 90 derajat, hanya


dalam keadaan khusus diperkenankan menyentuh
tulangan.Ujung penggetar harus diangkat dari dalam adukan
apabila adukan terlihat mulai mengkilap disekitar ujung
penggetar, atau kurang lebih sebelum 30 detik.
u) Penghentian pengecoran hanya dilakukan pada tempat-
tempat yang disetujui Direksi lapangan didalam pola rencana
pengecoran.

c. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Untuk kelancaran pelaksanaan, kontraktor harus menyediakan


tenaga kerja / tenaga teknis yang cukup memadai dengan jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Termasuk dalam hal ini pengadaan bahan dalam jumlah yang
cukup untuk setiap pekerjaan, sehingga dapat dijamin
pelaksanaan tepat pada waktunya.
2. Kontraktor dalam pelaksanaan pembongkaran harus dapat
menjaga sarana yang masih dapat digunakan. Bila terjadi
kerusakan, maka kontraktor harus memperbaikinya atau karena
terdapatnya sarana-sarana yang mengganggu kelancaran
pekerjaan, maka sarana tersebut harus dipindahkan tanpa
adanya biaya tambahan.
3. Untuk menjaga kelancaran pelaksanaan pekerjaan, kontraktor
harus dapat mengatur penempatan bahan dan bila akan
memasukkan bahan ketempat pekerjaan harus dengan seizin
PPK.
4. Kontraktor harus menjamin keamanan proyek, baik untuk
barang- barang milik kontraktor maupun milik pemberi tugas,
Pemborong harus menempatkan petugas-petugas keamanan
selama pekerjaan berlangsung.
5. Listrik untuk keperluan kerja harus disediakan sendiri oleh
kontraktor. Penggunaan Diesel untuk pembangkit tenaga listrik
hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas
persetujuan PPK.
6. Setiap pekerjaan pembongkaran dan pemasangan kembali
harus disesuaikan.
7. Bila terdapat hal-hal khusus yang menyangkut masalah teknis
pelaksanaan, pelaksana harus terlebih dahulu berkonsultasi
dengan PPK.

Sampit, Oktober 2022


Pejabat Pembuat Komitmen

Ttd
PEDOMAN TEKNIS
PEMELIHARAAN GEDUNG DAN BANGUNAN

Chandra Lesmana Adiguna, S.S.T


NIP. 19870909 201012 1 005

Anda mungkin juga menyukai