Case Report Babakan Sari
Case Report Babakan Sari
Case Report Babakan Sari
PENDAHULUAN
UPT Puskesmas Babakan Sari terletak di jalan Babakan Sari No.183 Kelurahan
Babakan Sari Kecamatan Kiaracondong. Wilayah Kerja UPT Puskesmas Babakan Sari
pemukiman dan pesawahan. Wilayah kerja Puskesmas Babakan Sari terdiri dari 4
kelurahan yaitu Kelurahan Babakan Sari 88,1 Ha, Kelurahan Kebon Jayanti 27,5 Ha,
Kelurahan Kebon Kangkung 58,1 Ha, dan Kelurahan Sukapura 280,72 Ha.
Lokasi UPT Puskesmas Babakan Sari terletak di Jalan Babakan Sari No. 183
Babakan Surabaya. Tidak semua wilayah kerja UPT Puskesmas Babakan Sari dapat
dijangkau dengan kendaraan roda empat sebagian besar RW hanya dapat dijangkau
dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 dan roda 4, tetapi ada beberapa daerah binaan
yang hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Waktu tempuh terjauh adalah 25
dan untuk mencapai ke lokasi puskesmas diperlukan waktu kurang lebih 15 menit dari
1
2
jalan raya dengan berjalan kaki dan kurang lebih 5 menit bila memakai kendaraan roda
2 atau roda 4. Jarak terjauh wilayah binaan dari puskesmas sekitar 4 Km yang ditempuh
dalam waktu 45 hingga 60 menit yang dicapai dengan beberapa kali ganti kendaraan
merupakan daerah kumuh. Ini disebabkan kerena perumahan penduduk yang padat dan
sebagian daerah pemukiman tidak bisa dilalui oleh kendaraan jenis roda empat, hanya
berupa gang-gang sempit. Juga sangat dipengaruhi oleh adanya pasar dan terminal
memakai kendaraan roda empat lebih lama daripada memakai kendaraan roda dua.
Tabel 4.9
PUSKESMAS
NO TINGKAT Babakan TOTAL KET.
Babakan Sari
KEMANDIRIAN Surabaya UPT
1 2 3 4 5 6
(Sumber : Pencatatan dan Pelaporan UPT Puskesmas Babakan Sari , Tahun 2010)
Analisis : Tabel 4.9 menunjukkan hasil Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih. Dari 17.312
sarana yang ada, baru diperiksa sebanyak 1797 sarana atau baru sekitar 10,38 %.
3
Walaupun baru 10,38 % yang diperiksa tetapi telah melebihi dari target yang harus
diperiksa berdasarkan kesepakatan dengan seksi Kesling yaitu minimal sebesar 10%
dari jumlah sarana yang ada. Dari 1797 sarana yang diperiksa, yang memenuhi syarat
sebanyak 1536 buah sarana atau sekitar 85,5 %. Adapun sarana yang tidak memenuhi
syarat diantaranya disebabkan oleh kontruksi fisik sarana dalam keadaan rusak serta air
PUSKESMAS
NO TINGKAT Babakan Sari Babakan TOTAL KE
KEMANDIRIAN Surabaya UPT T.
1 2 3 4 5 6
1 Jumlah Sarana
Pembuangan Sampah Yang 13.336 5893 19.229
Ada
2 Jumlah Sarana
Pembuangan Sampah Yang 1338 592 1930
diperiksa
3 Jumlah Sarana
Pembuangan Sampah 1196 503 1699
Yang Sehat
tangga yang ada di Kec. Kiaracondong sebanyak 19.229 buah. Jumlah tempat
pembuangan sampah yang diperiksa sebanyak 1930 atau sebesar 10,04 %. Hal ini sudah
memenuhi target pemeriksaan karena target minimal adalah sebesar 10 % dari jumlah
sarana yang ada. Tempat sampah yang memenuhi syarat sebanyak 1499 atau sebesar
4
88,03 %. Permasalahan dari Sarana pembuangan sampah biasanya ada pada Tempat
Pembuangan Sementara (TPS), yaitu TPS tidak memenuhi syarat sehingga sering
menimbulkan bau tidak sedap serta dijadikan tempat bersarangnya serangga dan
binatang lain. Selain itu frekuensi pengangkutan yang kurang dan volume sampah yang
Apabila dillihat dari tabel diatas jumlah penduduk yang ada di Kecamatan
Kiaracondong hampir mencapai 120.000 jiwa sedangkan puskesmas yang ada hanya 2.
Berdasarkan buku pedoman penyelenggaraan puskesmas yang dikeluarkan oleh Depkes,
rasio jumlah penduduk terhadap puskesmas adalah 30.000 penduduk dilayani oleh 1
puskesmas maka untuk wilayah Kecamatan Kiaracondong masih kurang 2 puskesmas
lagi. Berdasarkan tabel diatas juga dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang terbanyak
adalah jumlah penduduk usia produktif.
Tingkat Pendidikan
Babakan Sari Tahun 2010 adalah tamat SD yang mempunyai pengaruh terhadap
hidup bersih dan sehat. Diperlukan metode penyuluhan tertentu yang mempunyai
dampak penyerapan informasi paling besar untuk masyarakat dengan tingkat pendidikan
yang rendah.
Sari ada di wilayah Kelurahan Babakan Surabaya sedangkan wilayah yang paling jarang
kumuh. Kepadatan penduduk akan berpengaruh pada penyebaran penyakit menular baik
Komposisi penduduk yang paling banyak dilihat dari mata pencaharian adalah
swasta yang pada kenyataannya pekerjaan swasta banyak disebutkan oleh orang yang
tidak memiliki mata pencaharian tetap di wilayah Kecamatan Kiaracondong dilihat dari
banyaknya jumlah penduduk miskin di wilayah kerja. Hal ini berpengaruh pada akses
memerlukan perhatian khusus agar pelayanan kesehatan dapat diakses oleh seluruh
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa penduduk miskin di wilayah kerja UPT
Puskesmas Babakan Sari mencapai 20,96% dari keseluruhan jumlah penduduk yang
ada. Dan belum semua penduduk miskin tercakup dalam Program Jamkesmas maupun
Sarana Kesehatan
Menguraikan jenis dan jumlah sarana kesehatan (sarkes) yang dapat digunakan
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, yang ada diwilayah kerja UPT
Tabel 2.8 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Babakan Sari Tahun 2010
Lokasi
N Jenis Sarana Jumla Kebo Babaka
Kebon
o Kesehatan h Babaka
Kangkun
Sukapur n n Cicaheu
n Sari a Jayan Surabay m
g
ti a
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Rumah Sakit 1 0 0 0
1 1 0 0
Umum
Rumah Sakit 0 0 0 0 0 0 0
2
Khusus
3 Puskesmas 2 1 0 0 0 1 0
4 Posyandu 110 24 11 20 14 21 20
5 Dokter Umum 61 19 2 18 4 1 7
6 Dokter Spesialis 18 1 0 0 1 15 1
7 Dokter Gigi 21 5 3 3 5 4 1
8 Balai Pengobatan 20 6 4 4 3 2 1
9 Poliklinik 0 0 0 0 0 0 0
10 Klinik Kesehatan 0 0 0 0 0 0 0
11 Apotek 18 4 5 3 1 4 1
12 Laboratorium 2 0 0 0 0 2 0
13 Rontgen 0 0 0 0 0 0 0
14 Bidan Swasta 23 6 3 3 5 2 4
15 Batra 7 2 2 0 3 0 0
(Sumber data : Profil Kecamatan, Tahun 2010)
Dengan banyaknya sarana kesehatan yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas
Babakan Sari Tahun 2010 sebetulnya membantu puskesmas dalam hal pelayanan
7
kesehatan. Pencatatan dan pelaporan dari Sarana Kesehatan Swasta yang belum optimal
merupakan hal yang menjadi hambatan dalam pencapaian cakupan program puskesmas.
Diperlukan pembinaan yang lebih intensif dalam hal pencatatan dan pelaporan serta
rekomendasi oleh puskesmas untuk sarana kesehatan swasta hendaknya diatur dengan
jelas tentang kewajiban- kewajiban yang harus dipenuhi oleh pihak sarkesta.
Tabel 2.12
Jumlah dan Kondisi Peralatan Kesehatan
Di Wilayah kerja UPT Puskesmas Babakan Sari Tahun 2010
Puskesmas Posyandu
Ada
Yang Ada Yang Yang Ada Yang
Tidak Ada Tidak
Lengkap
Lengkap Rusak Lengkap Rusak
Lengkap
N Jenis Peralatan
o Kesehatan
Jml se-UPT Jml
1 1 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 11 2 13 4 15 16 17 8 9 20
1 Hb Meter 1 1
2 Bidan Kit 1
3 KB Kit 1
4 Dukun Kit
8
5 Timbangan Kit
Timbangan Bayi
6 Baru Lahir 1
Timbangan Bayi
7 Kodok/Duduk 1
8 Tensimeter 5 2
9 Stetoskop Binokuler 4
10 Stetoskop Monokuler 1
11 BP Set
12 PHN Kit 1 1
Tes Kunjungan
13 Rumah
14 SHK
16 Dental Kit 1
18 UKGS Kit
19 Set Art Gigi 1
Pengukur Tinggi
20 Badan Bayi 1 3
1 1 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 11 2 13 4 15 16 17 8 9 20
Pengukur Tinggi
21 Badan Bumil 5 1
Pengukur Lingkar
22 Lengan Bayi
Pengukur Lingkar
23 Kepala Bayi
Puskesmas Pembantu
24 Kit
9
5
25 Timbangan Dacin 8 39
26 Pos Kesehatan Kit 1
27 Poliklinik Set 1
28 Immunisasi Kit
29 Thermos 1 2
30 Lemari Es 1 1
31 Vaccine Carier 2 3
32 Freezer 1 1
33 Sterilisator 1 rak 1
34 Sterilisator 2 rak
35 Container
36 Cold Pack Orange 4 2
37 Kolera Kit
38 Frambusia Kit
39 Kolera Kit
40 Frambusia Kit
41 Set Mikroskop 1
Set Pemeriksaan
42 Hematologi / Darah
Set Pemeriksaan
43 Urine
Set Rujukan
45 Laboratorium
46 Otoklaf Sterilasasi
48 Alat Penyuluhan : 1
49 Wireless 1
50 Radio Casette 1
52 Panel Boarad
53 OHP 1
1 1 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 11 2 13 4 15 16 17 8 9 20
54 Slide Proyektor 1
Tempat Tidur
56 Pemeriksaan Pasien 2 1
57 Ginekolog Bed 1 1
Timbangan Orang /
58 Dewasa 4 1 1
59 Stop watch 1 1
60 Sterilisator 42 cm 1
61 Gunting Bengkok 1
62 Gelas Ukur 1
63 Mortir Besar 1
64 Mortir Kecil 1
65 Nebulaser 1
Peralatan Gigi
N Jenis Peralatan Puskesmas Posyandu
11
Ada
Yang Ada Yang Yang Ada Yang
Tidak Ada Tidak
Lengkap
Lengkap Rusak Lengkap Rusak
Lengkap
o Kesehatan
Jml se-UPT
1 1 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 11 2 13 4 15 16 17 8 9 20
1 High Speed
2 Contra Angle 1
3 Kompresor 1
5 Sonde 4 2
6 Pinset Gigi 11 4
7 Excavator 17 6
12 Tang Gigi M3 1 1
1 1 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 11 2 13 4 15 16 17 8 9 20
18 Tang Gigi M3 1 1
21 Bein 1
22 Cryer mesial/distal 2
29 Tang Bayonet
31 Hand Scaller 3 1
32 Pengaduk Semen 3 1
33 Pengaduk Silikat
34 Penumpat Semen 1 1
35 Penumpat Amalgam 2
36 Burniser 2 2
37 Plastik Instrumen
40 Pistol Amalgam 1 1
41 Dappen Glass 1 1
42 Tempat kapas 1
43 Bak Instrumen
44 Tensimeter 1 1
45 Nierbeken
46 Sterilisator 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 1 13 1 15 16 17 1 1 20
13
0 2 4 8 9
47 Meja Tulis 2
48 Lemari Alat 1
49 Lemari Biasa
50 Lemari Gantung 1
51 Kursi Lipat 2
52 Kipas Angin 1
53 Pompa Air
Bangku tunggu
54 pasien
55 Kompor listrik 1
57 Gelas Kumur
58 Lamari KArtu 1
59 Jam dinding
60 Rak plastic
61 Kursi Plastik 1
62 White Board 1
63 Papan grafik 1
wilayah kerja UPT Puskesmas Babakan Sari masih belum lengkap terutama untuk
pelayanan kesehatan di luar gedung, contoh UKGS set, APS, dimana UPT Puskesmas
Babakan Sari memiliki 44 Sekolah Dasar yang harus dibina. Ada beberapa peralatan
1. Mortalitas
1 Bayi (0-12 2 2 1 2 0 0 7
bl)
2 Balita (1-5 1 1 0 1 0 0 3
th)
3 Ibu Hamil 1 1 0 0 0 0 2
4 Kasar 35 42 36 42 35 42 232
JUMLAH 39 46 37 45 35 42 244
(Sumber : Pencatatan dan Pelaporan UPT Puskesmas Babakan Sari, Tahun 2010
Data ini perlu dianalisis secara khusus mengingat perlu adanya program khusus
yang diperuntukan secara spesifik bagi pelayanan kesehatan keluarga miskin. Perlu
untuk dijelaskan apakah data ini sudah atau belum tersedia di Puskesmas.
Tabel 2.22 Jumlah Kematian pada kelompok miskin di wilayah UPT Puskesmas
Babakan Sari Tahun 2010
3 Ibu 2 0 2
4 Kasar 72 23 95
(Sumber : Pencatatan dan Pelaporan UPT Puskesmas Babakan Sari, Tahun 2010)
Jenis kematian yang terbanyak adalah kelompok jenis kematian kasar yang
terdiri dari beberapa penyakit seperti terurai pada tabel berikutnya . Kematian bayi,
balita dan ibu masih dijumpai di wilayah kerja UPT Puskesmas Babakan Sari.
c. Penyebab Kematian
Tabel 2.23
Pola Penyebab Kematian
di wilayah UPT Puskesmas Babakan Sari Tahun 2010
Pola Kelurahan
17
N Penyebab Kel Bbk Kel Kb Kel Kb Kel Kel Kel Bbk Total
o Sari Jayanti Kangkun Sukapur Cicaheu Surabaya
Kematian g a m
J % J % Ju % J % J % Juml % Juml %
u u ml u u ah ah
m m ah m m
la la la la
h h h h
5 Kanker 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Payudara
6 Kanker Rahim 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Kanker Tulang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Kelenjar Tiroid 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 Radang Otak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2
1 Typhus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4
1 Cacat Bawaan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7
2 Meningitis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
2 Prematur 1 2.85 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2
2 Diare 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4
2 Tetanus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5
2 Bronhitis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7
2 Gastritis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8
3 DHF 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
3 Ginjal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1
3 Bronhitis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2
3 Gastritis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3
3 DHF 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5
3 Hiv 0 0 0 0 1 2. 0 0 0 0 0 0 1 0.40
9 7
(Sumber : Pencatatan dan Pelaporan UPT Puskesmas Babakan Sari, Tahun 2010)
Morbiditas atau angka kesakitan adalah jumlah orang yang terkena penyakit tertentu.
Tabel 2.24
10 Pola Penyakit Terbanyak Penderita Umum
di wilayah UPT Puskesmas Babakan Sari Tahun 2010
(Sumber : Pencatatan dan Pelaporan UPT Puskesmas Babakan Sari, Tahun 2010)
Pola penyakit pasien yang berobat ke Puskesmas: yang terbanyak adalah penyakit
yang menyerang saluran nafas, kemudian penyakit kronik tidak menular seperti
hipertensi,disusul penyakit saluran pencernaan,hal ini dapat dijadikan salah satu dasar
dalam penyusunan perencanaan yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.Upaya yang telah dilakukan antara lain penyuluhan,konseling, pengobatan
dan rujukan. Disamping program pendukung seperti perkesmas.
(Sumber : Pencatatan dan Pelaporan UPT Puskesmas Babakan Sari, Tahun 2010)
Pola penyakit pasien maskin yang berobat ke Puskesmas : yang terbanyak
penyakit yang menyerang saluran nafas , kemudian penyakit kronik tidak menular,
serta gangguan kulit, hal ini sangat terkait dengan Perilaku Hidup Bersih dan sehat
yang sulit diterapkan pada masyarakat miskin yang rata-rata hidup pada
pemukiman padat dan kumuh. Upaya yang telah dilakukan antara lain penyuluhan,
Penyakit Gigi dan Mulut yang Terjadi pada Bulan Juli-Oktober 2011
di Poli Gigi Puskesmas Babakan Sari
22
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
Upaya kesehatan tersebut terdiri atas upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan.
pengembangan di puskesmas adalah program kesehatan gigi dan mulut. Program upaya
kesehatan gigi dan mulut di puskesmas terdiri atas pelayanan kesehatan gigi di balai
pengobatan gigi, usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS), dan usaha kesehatan gigi
masyarakat (UKGM).
23
kemampuan dan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi, dengan
care (posyandu, bina keluarga balita, polindes, ponstren, dan taman kanak-kanak).
posyandu, dilaksanakan oleh tenaga kesehatan gigi dari puskesmas dan kader. Kader
kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau perempuan yang dipilih oleh masyarakat dan
bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan
kesehatan.
posyandu, dilaksanakan oleh tenaga kesehatan gigi dari puskesmas dan kader. Kader
kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau perempuan yang dipilih oleh masyarakat dan
bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan
kesehatan.
situasi di lapangan kami menemukan bahwa tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan
mulut masih kurang, dan kesehatan gigi dan mulut balita masih sangat memprihatinkan.
Hal ini disebabakan karena belum adanya program dari pemerintah dan puskesmas
24
setempat untuk memberikan program penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di setiap
posyandu. Maka dari itu kami ingin memberikan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
di setiap posyandu agar kesadaran masyarakat untuk memelihara kesehatan gigi dan
mulut meningkat.
kesehatan dengan baik. Perumusan masalah yang baik adalah perumusan yang
Pada bulan November 2011, tingkat karies gigi pada balita di beberapa
Bulan Juli – Oktober 2011, pasien yang datang ke poli gigi di Puskesmas
belum pernah diadakan penyuluhan dan pendidikan kesehatan gigi dan mulut
yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan relevan untuk dipecahkan.
Dari hasil perhitungan metode skoring maka didapatkan prioritas masalah di UPT
Puskesmas Babakan Sari adalah tingginya tingkat karies pada balita di posyandu
wilayah kerja UPT Puskesmas karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran dari
25
masyarakat tentang pentingya kesehatan gigi dan mulut, serta dapat disebabkan oleh
tidak adanya penyuluhan dan pendidikan kesehatan gigi dan mulut terhadap ibu-ibu
Tujuan adalah suatu keadaan di masa yang akan datang yang hendak dicapai.
Tujuan terdiri dari dua macam yaitu, tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan yang
ingin dicapai dari pemecahan masalah di UPT Puskesmas Babakan Sari ini, yaitu:
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
posyandu.
PEMBAHASAN
nasional.
sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar
(perorangan/masyarakat).
27
28
penyelenggaraan Puskesmas tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi dari setiap fungsi
dimaksud adalah :
agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas. Untuk ini, berbagai
(BPP).
Azas Keterpaduan
Azas Rujukan
Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas ada
komitmen nasional,regional dan global serta yg mempunyai daya ungkit tinggi untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyrakat. Upaya ini harus diselenggarakan oleh setiap
f. Upaya Pengobatan
kemampuan puskesmas.
Upaya kesehatan gigi dan mulut adalah upaya kesehatan gigi dan mulut
upaya kesehatan gigi dan mulut (gimul), dilaksanakan melalui pelayanan medik gigi
rujukan upaya kesehatan gigi dan mulut, antara lain faktor lingkungan, geografi,
dan mulut yang merata, terjangkau ,bermutu, berdaya guna dan berhasil guna.
Sedangkan tujuan khususnya, agar mantapnya pelayanan kesehatan gigi dan mulut di
medik gigi dan rujukan kesehatan gigi. Sasaran sistem upaya rujukan gimul ialah setiap
Bantuan teknologi berupa teknologi tepat guna, cukup sederhana, dapat dikuasai
dan dilksanakan, serta terjangkau masyarakat. Contoh: cara menyikat gigi yang
kesehatan gigi dan mulut, terutama pada unit pelayanan kesehatan terdepan di
UKGM di Posyandu.
2.2 Posyandu
tiap kelurahan atau RW. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M (imunisasi dan
penanggulangan diare), dan gizi (penimbangan balita). Untuk sasarannya adalah ibu
hamil, ibu menyusui, dan wanita usia subur (WUS) (Muninjaya, 2004).
kesehatan.
posyandu untuk mendeteksi gangguan kesehatan, karena tidak pernah berpikir kearah
puskesmas tidak dibekali tugas dan kemampuan tentang posyandu. Selain itu sistem
pemerintahan yang lalu lebih bersifat melihat rakyat sebagai objek pembangunan, tanpa
berdampak pada pemanfaatan posyandu secara tidak langsung. Masa krisis tahun 1997,
pamor posyandu mulai memudar, diiringi dengan sulitnya kondisi ekonomi, memaksa
33
kader posyandu yang biasanya aktif, lebih memilih memanfaatkan waktu untuk kegiatan
yang menjanjikan dengan tujuan untuk menambah penghasilan. Hal ini berdampak
pemanfaatan posyandu tidak efektif yang berakibat pemantauan status kesehatan pada
derajat kesehatan masyarakat menjadi tidak terpantau, yang menimbulkan masalah gizi
Salah satu masalah kesehatan di masyarakat adalah gizi buruk. Pada tahun 2010,
terdapat 29 balita yang mengalami gizi buruk. Gizi buruk adalah suatu kondisi di mana
seseorang dinyatakan kekurangan nutrisi, atau dengan ungkapan lain status nutrisinya
berada di bawah standar rata-rata. Nutrisi yang dimaksud bisa berupa protein,
terjadinya defisiensi zat gizi. Defisiensi zat gizi ini akan menimbulkan gejala pada
tubuh bila berlangsung lama dan bersifat kronis. Gejala pada tubuh antara lain dapat
terjadi di dalam rongga mulut. Biasanya yang bermanifestasi pada rongga mulut adalah
defisiensi mineral, protein, dan vitamin. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan gigi dan
Salah satu penyebab terjadinya gizi buruk adalah buruknya tingkat kesehatan
gigi dan mulut di wilayah kerja posyandu. Dengan adanya posyandu sebagai ujung
tombak informasi, maka permasalahan kesehatan yang muncul akan cepat diketahui.
masyarakat adalah kader posyandu. Kader posyandu adalah kader-kader yang dipilih
batasan tentang kader posyandu antara lain dinamakan Promotor Kesehatan Desa
(Promkes) yaitu tenaga sukarela yang dipilih oleh masyarakat yang bertugas
setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat yang dipilih dan ditinjau oleh
masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela. Untuk itu kader posyandu harus peka
pembinaan dari instasi terkait yang masih kurang, dan minat masyarakat dalam
kurangnya pengetahuan dan kemampuan dari kader Posyandu. Hal ini membuat kader
di Posyandu merasa kurang percaya diri yang akan berdampak pada pemberian
pelayanan terutama kegiatan penyuluhan yang kurang optimal (Nurpuji, 2005). Untuk
ada di UPT babakan sari, menunjukkan kurang nya kesadaran dari orang tua balita
terutama ibu nya untuk datang memeriksakan kondisi kesehatan dan mendapatkan
Cemara (RW 9) 73 35 33 2
Dari tabel diatas terlihat bahwa dari jumlah balita yang terdaftar hanya sebagian
kecil yang datang, dan dari tada tersebut juga terlihat bahwa sebagian besar balita yang
datang ke posyandu dalam keadaan karies. hal ini menunjukkan kurang nya kesadaran
dari masyarakat untuk datang ke posyandu dan dapat disimpulkan bahwa tingkat
kesadarannya masih rendah. Tingkat karies yang tinggi juga menunjukkan bahwa
Namun hal ini tidak terlepas juga dari peran pemerintah dan puskesmas. Jumlah
rasio ideal antara dokter gigi dan penduduk sebesar 1:2000 (DepKes, 2005), sedangkan
jumlah penduduk di Kecamatan Kiara Condong berjumlah 120.00 orang. Hal ini
menyebabakan kurang nya tenaga kesehatan gigi dan mulut untuk memberiakn
PEMECAHAN MASALAH
potensial yang dapat dilakukan. Sebagai patokan awal, konsep Blum tentang determinan
wilayah kerja UPT Puskesmas Babakan Sari, ada beberapa alternatif yang dapat
digunakan, yaitu:
Sari.
karena sumber daya yang terbatas sehingga perlu ada satu langkah untuk memilih
36
37
pemecahan masalah yang paling mudah untuk dilakukan, dapat ditinjau dari segi dana,
Dari beberapa alternatif diatas, kami memilih pelatihan dan penyuluhan kepada
dalam hal kesehatan gigi dan mulut. Hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
Pemberian informasi mengenai makanan yang baik untuk kesehatan gigi dan
mulut,
b. Pelatihan dan praktik kader posyandu tentang bagaimana cara menyikat gigi,
Mengkaji hambatan dan kelemahan program sangat penting dilakukan agar kita
Jenis hambatan dan kelemahan program dikategorikan kedalam 2 hal yaitu yang
tercapai.
Tidak adanya peralatan alat dasar kedokteran gigi yang disebabkan tidak
Tidak terdapatnya media visual seperti poster, flyer atau pamflet tentang
strategis, ataupun iklim yang tidak bersahabat seperti hujan deras, badai, topan
pengetahuan baru.
kerja posyandu
Pendapatan masyarakat
Pelatihan kesehatan gigi dan mulut kepada ibu-ibu yang datang ke posyandu ini
penting karena penyakit gigi dan mulut terutama penyakit pilpa menduduki urutan ke 5
karies pada anak-anak di Posyandu masih tinggi, hal ini disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan masyarakat sekitar akan karies gigi dan cara pencegahannya dapat terjadi
kesehatan gigi dan mulut masyarakat setempat. Kurangnya peran kader posyandu juga
secara tidak langsung tidak terlepas dari kurangnya fungsi puskesmas sebagai pusat
pemberdayaan masyarakat. Untuk itu dibutuhkan suatu pelatihan bagi kader posyandu
kader posyandu ini sebenarnya telah rutin dilaksanakan. Namun, sejak dua tahun yang
lalu pelatihan ini tidak lagi dilaksanakan karena tidak adanya anggaran yang diberikan
wajib (basic six). Padahal upaya kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi upaya
Tujuan Program
Tujuan umum dari penyuluhan kesehatan gigi dan mulut kepada ibu-ibu yang
datang ke posyandu di UPT Puskesmas Babakan Sari adalah menurunkan tingkat karies
pada balita di posyandu wilayah kerja UPT Puskesmas Babakan Sari. Sedangkan tujuan
gigi dan mulut serta meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat
untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut melalui peran aktif kader posyandu.
Kegiatan Program
Pelatihan ini dimulai dari penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, lalu dilanjutkan
dengan pelatihan dan praktik kader posyandu untuk melakukan pemeriksaan gigi dan
cara menyikat gigi yang baik dan benar. Serta tidak lupa peserta pelatihan diberi modul
yang berisi tentang materi pelatihan kesehatan gigi dan mulut. Metode yang digunakan
berupa penyuluhan dan pelatihan kesehatan gigi dan mulut kader posyandu.
Pelaksana dalam pelatihan ini adalah dokter gigi dibantu dengan perawat gigi
yang bertugas di UPT Puskesmas Babakan Sari. Sasaran dalam pelatihan ini adalah ibu-
ibu yang membawa balita ke posyandu di wilayah kerja UPT Babakan Sari.
41
Peralatan yang dibutuhkan dalam pelatihan ini berupa model gigi, flipchart, alat
Tempat
posyandu ini adalah posyandu dari tiap kelurahan yang ada di wilayah kerja UPT
Babakan Sari.
Waktu Pelaksanaan
pernah ada pelaksanaan pelatihan kader posyandu. Kegiatan pelatihan kesehatan gigi
PENUTUP
4.1 Simpulan
dan mulut posyandu di UPT Puskesmas Babakan Sari belum pernah dilaksanakan. Hal
tersebut menunjukan kurangnya perhatian dari pemerintah dan instansi yang terkait
4.2 Saran
1. Sebaiknya penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dilaksanakan kembali kepada para
kesehatan gigi dan mulut lebih di tingkatkan lagi oleh pihak puskesmas.
3. Perlu adanya kerjasama yang baik antara pemerintah, pihak puskesmas, dan
masyarakat sehingga masalah kesehatan gigi dan mulut lebih diperhatikan lagi
42