Perencanaan Teknis Untuk Penanganan Longsoran - Bs
Perencanaan Teknis Untuk Penanganan Longsoran - Bs
Perencanaan Teknis Untuk Penanganan Longsoran - Bs
UNTUK PENANGANAN
LONGSORAN
U
D
LOKASI LONGSORAN
LEGENDA :
D
U
FORMASI PINTARENG :
Qpp Konglomerat, pasir kerikilan, pasir, lanau, dan lempung hitam
: bersisipan tuf. Batuan sedimen kaya kepingan batuan asal-
gunungapi.
D SESAR PERKIRAAN
U Bagian Naik
U D Bagian turun
Digital Terrain Model & Orthomosaics; Drone Aquissition
GPS
Crown tagging
Crown
Longsoran
Alur
Alam/Sungai
Patok Monitoring
BH-01 X : 3.55470°
X : 3.554651° Y : 125.50579°
Y : 125.50569°
BH-03
X : 3.55456°
Y : 125.50577°
BH-02
X : 3.55451°
Y : 125.50569°
GPS
Crown tagging
Crown
Longsoran
Alur
Alam/Sungai
Landslide Ortho
Landslide Crown Tracing
GPS Figure 1
Crown tagging
Crown
Longsoran
Alur
Alam/Sungai
Figure 1 Figure 1
Figure 1
Landslide Ortho
Landslide flow river Tracing
GPS
Crown tagging
Crown
Longsoran
Alur
Alam/Sungai
Landslide Ortho
Landslide Heaving Tracing
GPS
Crown tagging
Crown Heaving-2
Longsoran
Alur
Alam/Sungai
Heaving-1
SEA
SEA BRIDGE BRIDGE
HEAVING-
HEAVING- 1
ROAD 1
HEAVING-
HEAVING-
2
A 2
Crown- Crown-
2 3
Crown-
1
DTM B
CL
CROSSECTIO
N Heaving-1 ?
Heaving-
2
? ?
ROTASIONAL
A ? ? MECHANISM SQUENCE
BORLOG & STRATIFIKASI
BH-01` BH-02
X : 1.432316 ° X : 1.432379 °
Y : 125.125302° Y : 125.125652 °
Crown- Crown-
Crown-2 3
Crown- 1
CL Jalan
4
?
BH-
Heaving-1 BH- BH- 3
Patok Monitoring 1 2
X : 3.55470° Heaving-
Y : 125.50579°
BH-01 2
X : 3.554651°
Y : 125.50569°
BH-03
X : 3.55456° ? ROTASIONAL
Y : 125.50577°
? MECHANISM SQUENCE
Alur
A’ Patok
Alam/Sungai Pemantauan
BH-01 Penurunan
BH-03
A
A’ BH-02
B’
B’
A 200m LONGSECTIO
A’
BH-01
BH-03
N LANDSLIDE ZONE
BH-02
B’
Tahuna Bore
Hole B
Landslide Ortho
HASIL IDENTIFIKASI AWAL LONGSORAN
Ruas Tahuna – Tamako (Lokasi 1 dan Lokasi 2)
1. Penurunan badan jalan diakibatkan adanya pergerakan tanah (landslide) yang terjadi karena penyusun batuan
merupakan material volkanik (tuff) yang memiliki mineral kaolinit yang tinggi dengan sifat durabilitas rendah,
dimana ketika terjadi penjenuhan air permukaan maka karakter sifat kaolinit akan mudah/rentan untuk
bergerak.
2. Banyaknya keterdapatan Alur alam dan mata air merupakan faktor pemicu penjenuhan pada longsoran ini.
3. Telah dilakukkan Crown Traching Mapping pada lokasi longsoran, sehingga didapatkan dimensi dan pola
longsoran yang menunjukan terdapat beberapa kali longsoran yang terjadi.
4. Penanganan pada lokasi Ruas Tahuna – Tamako STA 10+400 terbagi menjadi:
• Penanganan Permanen diusulkan dengan Konstruksi Borepile dan Tata salir air (manajemen drainase)
• Penanganan Sementara/darurat diusulkan dengan pengaturan/manajemen air pada alur alam (bisa
menjadi penanganan permanen) dan penanganan darurat pada saluran samping bila terjadi retakan. Dapat
menggunakan saluran yang dibuat dari drum oli / drum aspal yang dipotong setengah. Diharapkan saluran
akan bersifat fleksibel (dapat berdeformasi jika terjadi pergerakan pada tanah)
5. Penentuan pengambilan data primer
• Pemetaan situasi termasuk cross sectionnya
• Penentuan jenis penyelidikan tanah serta titik penyelidikan tanah untuk analisis serta penanganannya
Penanganan Lereng Jalan
Teknologi penanganan lereng aktif
Teknologi penanganan lereng pasif
Standar dan Acuan
Faktor faktor yang harus dipertimbangkan
PENANGANAN LONGSORAN
MENGGUNAKAN GEOTEKSTIL
Contoh kasus longsoran lereng
Contoh kasus tanah bermasalah
SHALE MATERIAL
SERPIH MATERIAL
SERPIH DAN KAOLINITE