Perencanaan Teknis Untuk Penanganan Longsoran - Bs

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 127

PERENCANAAN TEKNIS

UNTUK PENANGANAN
LONGSORAN

BALAI GEOTEKNIK, TEROWONGAN, DAN STRUKTUR


DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
SURVEY PENDAHULUAN DAN IDENTIFIKASI
LONGSORAN
• PERSIAPAN SURVEY LONGSORAN
• PERALATAN SAAT SURVEY LONGSORAN
• PENGAMATAN LAPANGAN DI LOKASI
LONGSORAN DAN RUNTUHAN BATUAN
• INTERPRETASI BIDANG LONGSORAN
• PENGAMBILAN DATA PRIMER :
a. Pemetaan situasi
b. Penentuan titik penyelidikan tanah
c. Pengujian laboratorium

Sumber: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, 1998


PERSIAPAN SURVEY LONGSORAN
DATA SEKUNDER :
a. Peta geologi daerah longsoran
b. Peta kerentanan rawan longsor
c. Foto udara dari Google Earth

PERALATAN SURVEY PENDAHULUAN


a. Handheld GPS
b. Drone
c. APD
d. Kamera
Contoh
Survey pendahuluan untuk mengidentifikasi awal longsoran
Di P. Sangihe – Sulawesi Utara
REGIONAL GEOLOGI
Detail Location Map

U
D
LOKASI LONGSORAN

LEGENDA :
D
U

BATUAN GUNUNG API SAHENDARUMAN :


QTsv
Perulangan breksi gunungapi dan lava, tuf aglomerat:
bersisipan tuf lapilli dan batupasir tufan. Breksi gunung api
umumnya bersusunan andesit – basal, sering
memperlihatkan penghalusan butrian ke atas dan berangsur
berubah menjadi batupasir tufan kasar.

QTsv BATUAN GUNUNG API BIARO :


LOKASI LONGSORAN Perulangan breksi gunungapi dan lava, Bersisipan tuf lapilli
dan batupasir tufan. Breksi gunung berkemas terbuka dan
X : 778389.19 mE terpilah buruk dikuasi oleh komponen andesit dan basal.
Y : 393271.45 mN

FORMASI PINTARENG :
Qpp Konglomerat, pasir kerikilan, pasir, lanau, dan lempung hitam
: bersisipan tuf. Batuan sedimen kaya kepingan batuan asal-
gunungapi.

D SESAR PERKIRAAN
U Bagian Naik
U D Bagian turun
Digital Terrain Model & Orthomosaics; Drone Aquissition

GPS
Crown tagging
Crown
Longsoran

Alur
Alam/Sungai
Patok Monitoring
BH-01 X : 3.55470°
X : 3.554651° Y : 125.50579°
Y : 125.50569°

BH-03
X : 3.55456°
Y : 125.50577°

BH-02
X : 3.55451°
Y : 125.50569°

Landslide DTM Landslide Ortho


Landslide Crown Tracing

GPS
Crown tagging
Crown
Longsoran

Alur
Alam/Sungai

Landslide Ortho
Landslide Crown Tracing
GPS Figure 1
Crown tagging
Crown
Longsoran

Alur
Alam/Sungai

Figure 1 Figure 1

Figure 1

Landslide Ortho
Landslide flow river Tracing

GPS
Crown tagging
Crown
Longsoran

Alur
Alam/Sungai

Landslide Ortho
Landslide Heaving Tracing

GPS
Crown tagging
Crown Heaving-2
Longsoran

Alur
Alam/Sungai

Heaving-1

Landslide DTM Landslide Ortho


MODEL 3D & MEKANISME LONGSORAN
CROWN-1
TERRAIN CROWN-1
CROWN-
PSEUDO ROAD
SUB-
CROWN-
GRIDDING GRIDDING DRAIN
2
SUB- 2 CROWN-
DRAIN CROWN- 3
3
B
B

SEA
SEA BRIDGE BRIDGE
HEAVING-
HEAVING- 1
ROAD 1

HEAVING-
HEAVING-
2
A 2

Crown- Crown-
2 3
Crown-
1
DTM B
CL
CROSSECTIO
N Heaving-1 ?
Heaving-
2

? ?
ROTASIONAL
A ? ? MECHANISM SQUENCE
BORLOG & STRATIFIKASI

BH-01` BH-02
X : 1.432316 ° X : 1.432379 °
Y : 125.125302° Y : 125.125652 °

Crown- Crown-
Crown-2 3
Crown- 1
CL Jalan
4

?
BH-
Heaving-1 BH- BH- 3
Patok Monitoring 1 2
X : 3.55470° Heaving-
Y : 125.50579°
BH-01 2
X : 3.554651°
Y : 125.50569°

BH-03
X : 3.55456° ? ROTASIONAL
Y : 125.50577°
? MECHANISM SQUENCE

*subsurface data Corelation to crossection base on


BH-02 Directional srike line
X : 3.55451°
Y : 125.50569°
LONGSECTION (ROAD) LANDSLIDE ZONE
GPS
Crown tagging
Crown
Longsoran

Alur
A’ Patok
Alam/Sungai Pemantauan
BH-01 Penurunan

BH-03

A
A’ BH-02

B’

B’

A 200m LONGSECTIO
A’
BH-01
BH-03

N LANDSLIDE ZONE
BH-02

B’
Tahuna Bore
Hole B
Landslide Ortho
HASIL IDENTIFIKASI AWAL LONGSORAN
Ruas Tahuna – Tamako (Lokasi 1 dan Lokasi 2)
1. Penurunan badan jalan diakibatkan adanya pergerakan tanah (landslide) yang terjadi karena penyusun batuan
merupakan material volkanik (tuff) yang memiliki mineral kaolinit yang tinggi dengan sifat durabilitas rendah,
dimana ketika terjadi penjenuhan air permukaan maka karakter sifat kaolinit akan mudah/rentan untuk
bergerak.
2. Banyaknya keterdapatan Alur alam dan mata air merupakan faktor pemicu penjenuhan pada longsoran ini.
3. Telah dilakukkan Crown Traching Mapping pada lokasi longsoran, sehingga didapatkan dimensi dan pola
longsoran yang menunjukan terdapat beberapa kali longsoran yang terjadi.

4. Penanganan pada lokasi Ruas Tahuna – Tamako STA 10+400 terbagi menjadi:
• Penanganan Permanen diusulkan dengan Konstruksi Borepile dan Tata salir air (manajemen drainase)
• Penanganan Sementara/darurat diusulkan dengan pengaturan/manajemen air pada alur alam (bisa
menjadi penanganan permanen) dan penanganan darurat pada saluran samping bila terjadi retakan. Dapat
menggunakan saluran yang dibuat dari drum oli / drum aspal yang dipotong setengah. Diharapkan saluran
akan bersifat fleksibel (dapat berdeformasi jika terjadi pergerakan pada tanah)
5. Penentuan pengambilan data primer
• Pemetaan situasi termasuk cross sectionnya
• Penentuan jenis penyelidikan tanah serta titik penyelidikan tanah untuk analisis serta penanganannya
Penanganan Lereng Jalan
Teknologi penanganan lereng aktif
Teknologi penanganan lereng pasif
Standar dan Acuan
Faktor faktor yang harus dipertimbangkan
PENANGANAN LONGSORAN
MENGGUNAKAN GEOTEKSTIL
Contoh kasus longsoran lereng
Contoh kasus tanah bermasalah
SHALE MATERIAL
SERPIH MATERIAL
SERPIH DAN KAOLINITE

Anda mungkin juga menyukai