Makalah Water Brone Diase

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH SEMINAR KESEHATAN LINGKUNGAN

“WATER BORNE DIASE”

DISUSUN OLEH :
SEPTI FITRIYANTI
BALQIS MUTIARA RIZKY FADILLA
RIZAL APRIYANSYAH
JUWANDA

DOSEN MATA KULIAH :


EKA JONIYANSYAH, SKM, MKM.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALMAARIF BATURAJA


PROGRAM STUDI S-1 KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
karuniaNya, makalah ini dapat disusun. Makalah ini disusun untuk memberikan gambaran dan
panduan kepada mahasiswa sebagai dasar mempelajari keilmuan sehingga mahasiswa dapat
memahami serta menerapkan Water Borne Diase (penyakit-penyakit yang disebabkan oleh air).
Makalah ini diharapkan dapat menjadi acuan belajar bagi mahasiswa dalam mencapai
kompetensi pelaksanaan Seminar Kesehatan. Makalah ini tentunya masih banyak memiliki
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan masukan yang positif demi
perbaikan makalah ini. Besar harapan kami makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembacanya.

Baturaja, 10 Maret 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang...............................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................................................4
1.3. Tujuan.............................................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
2.1. Definisi Water Borne Disease........................................................................................................6
2.2. Patogenesis Water Borne Disease..................................................................................................6
2.3. Statistik Water Borne Disease.......................................................................................................7
2.4. Faktor Resiko Water Borne Disease.............................................................................................8
2.5. Cara Pencegahan Water Borne Disease......................................................................................10
2.6. Program Pemerintah Water Borne Disease................................................................................11
BAB III......................................................................................................................................................13
HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTIKUM.........................................................................................13
BAB IV.....................................................................................................................................................16
PENUTUP.................................................................................................................................................16
4.1. Kesimpulan...................................................................................................................................16
4.2. Saran..............................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................18

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Water borne diase adalah suatu penyakit yang bersumber dan berkembang melalui air.
Penyakit ini memiliki banyak jenis, mulai dari kulit, pencernaan, hingga serangan binatang.
Bentuk water borne disease yang kerap terjadi adalah diare, muntaber, tifus dan leptospriosis.
Penyakit yang menyerap manusia juga dapat disebarkan secara langsung maupun tidak langsung
melalui air. Penyakit yang ditularkan melalui air ini disebut water borne disease atau water-
related disease. Penyakit infeksi pada saluran pencernaan merupakan salah satu contoh dari
water borne disease. Kira-kira terdapat 20 sampai 30 macam penyakit infeksi yang dapat
dipengaruhi oleh perubahan penyediaan air ini yang salah satunya disebabkan oleh kontaminasi
bakteri (Sumantri, 2010). Menurut kententuan WHO dan APHA ( Ameriacan Public Healty
Association ), kualitas air ditentukan oleh kehadiran serta jumlah bakteri di dalamnya. Terdapat
berbagai jenis bakteri yang hidup di dalam air, salah satunya yaitu bakteri Coliform. Termasuk di
dalam kelompok bakteri ini adalah Escherichia coli (E.coli) yang dijadikan sebagai indikator
terhadap pencemaran air. Bakteri lain yang juga termasuk kedalam kelompok jenis ini antara lain
adalah Shigella, Salmonella dan kuman patogen lainnya (Simandibrata, 2009).
1.2. Rumusan Masalah
Apa yang di maksud dengan Water Borne Disease?

Bagaimanakah Patogenesis Water Borne Disease ?

Bagaimanakah Statistik kejadian Water Borne Disease di Indonesia?

Mengetahui Faktor resiko Water Borne Disease?

Mengetahui Macam-macam Water Borne Disease?

Mengetahui Cara Pencegahan Water Borne Disease?

Mengetahui Program Pemerintah Water Borne Disease?

4
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang di maksud dengan Water Borne Disease
2. Untuk mengetahui Bagaimanakah Patogenesis Water Borne Disease
3. Untuk mengetahui Bagaimanakah Statistik kejadian Water Borne Disease di Indonesia
4. Untuk Mengetahui Faktor resiko Water Borne Disease
5. Untuk Mengetahui Macam-macam Water Borne Disease
6. Untuk Mengetahui Cara Pencegahan Water Borne Disease
7. Untuk Mengetahui Program Pemerintah Water Borne Disease

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Water Borne Disease


Air merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia. Manfaatnya yang
begitu banyak menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Manusia sendiri
memanfatkan air untuk kebutuhan sehari-hari, seperti air minum, memasak, mencuci, mandi dan
masih banyak lagi. Air yang selalu dimanfaatkan , sangat rentan terpapar atau terkontaminasi zat
berbahaya yang berasal dari limbah aktivitas manusia. Selain kontaminasi air oleh zat berbahaya,
pencemaran lingkungan dapat menjadi habitat yang optimal bagi pertumbuhan mikroba patogen.

Water-borne diseases merupakan penyakit yang ditularkan ke manusia akibat adanya


cemaran baik berupa mikroorganisme ataupun zat pada air. Kerugian akibat water-borne disease
terjadi pada manusia dan juga berdampak pada lingkungan tempat manusia tinggal. Kontaminasi
pada manusia dapat melalui kegiatan minum, mandi, mencuci, proses menyiapkan makanan,
ataupun memakan makanan yang telah terkontaminasi saat proses penyiapan makanan
(Kurniawan, 2014). Water borne disease bisa menulari seseorang hanya dengan jumlah yang
sedikit daja. Hal ini tergantung tingkar polusi yang terjadi. Dua penyebab utama yang
menyebabkan kematian yang tinggi jika tidak ada pengobatan, yaitu tifus dan kolera. Dua
penyakit tersebut kejadiannya sangat dramatis, karena sumber penularan umumnya merupakan
sumber air masyarakat yang tercemar oleh tinja penderita atau pembawa infeksi. Orang akan
menjadi sakit, apabila air yang tercemar pada saat bersamaan karena penularannya sangat cepat.
Penyakit ini muncul secara tiba tiba dan menyebar secara luas.

2.2. Patogenesis Water Borne Disease


Water borne disease merupakan suatu penyakit yang menggunakan air sebagai media
transimisinya dimana pada awalnya disebabkan oleh masuknya air yang terkontaminasi oleh
mikroorganisme patogen ataupun zat kimia yang umumnya masuk ke saluran pencernaan
manusia mungkin karena tertelan atau mekanisme lain air sehingga berdampak pada timbulnya
penyakit ini pada manusia.

6
Penyakit ini dapat diakibatkan oleh mikroorganisme berupa bakteri, protozoa, dan cacing.
Untuk bakteri dan protozoa umumnya menyebabkan sakit akibat masuknya organisme tersebut
dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, biotoxix, dan kontaminan beracun yang
menyebabkan penyakit yang menghancurkan seperti kolera, schistosomiasis dan masalah
pencernaan lainnya.

2.3. Statistik Water Borne Disease

Noted: 2007 (Biru Muda), 2015 (Biru Tua)

Berdasarkan hasil data statistik di atas menunjukan pada tahun 2007, kasus tertinngi
berada pada provinsi Nusa Tenggara Timur dengan kasus sebanyak 450.00 dan terendah di
kalimantan barat, Kalimantan Tengah dan Jawa Timur dengan 0 kasus. Untuk tahun 2015, kasus

7
tertinggi berada pada Jawa Barat dengan kasus sebanyak 1468.00 dan kasus terendah di Sulawesi
Tengah dengan 10.00.

Types of water borne disease during disaster (Source: Questionnaire survey, 2012)

Berdasarkan hasil data diatas diketahui bahwa kasus Penyakit yang tertinggi yaitu
Diarrhoea sebanyak 35,71 dan kasus penyakit yang terendah yaitu Hepatitis sebanyak 2,04.

2.4. Faktor Resiko Water Borne Disease


Faktor yang mempengaruhi water borne disease adalah seperti saat seseorang
membersihkan lingkungan yang tercemar tetapi orang tersebut tidak menggunakan sarung tangan
setelah itu, ia meminum sesuatu tetapi sehabis memberikan limbah, dia tidak mencuci tangan
terlebih dahulu. Hasilnya bisa saja ia terkena water borne disease karena seperti yang kita
ketahui bahwa water borne disease merupakan penyakit yang menular melalui air.

Faktor lainnya seperti tidak memperhatikan prosedur dalam pembuangan limbah, tidak
menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yang dapat memungkinkan adanya kontak langsung
antara seseorang dengan mikroba atau zat berbahaya yang dapat menyebabkan water borne
disease.

Macam-macam Water Borne Disease

Menurut cara penyebaran, ada empat macam penyakit yang penularannya melibatkan air:

8
1. Water Borne Disease

Yaitu penyakit yang ditularkan langsung melalui air minum, dimana air yang diminum
mengandung kuman patogen sehingga menyebabkan yang bersangkutan menjadi sakit.
Termasuk dalam kategori ini adalah penyakit kolera, tifus, disentri dll.

2. Water Washed Disease

Merupakan penyakit yang disebabkan oleh higienitas air yang buruk. Cara penularannya dapat
berupa:

 Infeksi pada saluran pencernaan, seperti diare pada anak-anak.


 Infeksi pada kulit dan mata, seperti skabies dan trakoma.
 Penyakit melalui cairan kemih binatang pengerat, seperti leptospirosis.
3. Water Based Disease

Adalah penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit yang sebagian siklus kehidupannya
berhubungan dengan air. Contoh penyakit ini adalah Schistosomiasis.

4. Water Related Vectors

Adalah penyakit yang disebabkan oleh vektor penyakit yang sebagian atau seluruh
perindukannya dengan air. Termasuk dalam kategori ini adalah demam berdarah, malaria,
filariasis, dsb.

9
2.5. Cara Pencegahan Water Borne Disease

Untuk pencegahan, ada beberapa upaya dapat dilakukan antara lain:

1. Penggunaan air minum yang bersih dan aman, antara lain misalnya dengan selalu
memasak air untuk keperluan konsumsi.
2. Disamping itu, upaya yang dapat dilakukan untuk memperoleh air minum yang bersih
dan aman dilakukan dengan teknik pengolahan menggunakan chlorine, ozone, atau
radiasi sinar ultra violet.

10
3. Melakukan pengelolahan sampah guna menjaga lingkungan kerja terbebas dari serangga
dan binatang pengerat perantara penular penyakit.
4. Melakukan pengelolahan air limbah agar lingkungan sekitae tempat kerja tidak tercemar
dan menjadi kotor.
5. Melakukan pengelolahan kotoran manusia (fases) dengan baik
6. Memastikan pembuangan fases yang digunakan aman, dnegan berperilaku hanya buang
air besar pada jamban sehat.
7. Menjaga diri agar terhindar dari penyakit salah satu caranya dengan selalu mencuci
tangan dengan sabun dan air yang bersih agar terhindar dari berbagai macam penyakit.

2.6. Program Pemerintah Water Borne Disease


Masalah kesehatan khususnya penyakit menular merupakan masalah kesehatan yang
utama, terutama di negara-negara berkembang seperti indonesia. Setiap penyakit mempunyai
mekanisme penularan yang spesifik. Program control disease adalah suatu kegiatan yang sifatnya
komprehensif dalam rangka menghentikan penyakit yang sedang berlangsung dan mencegah
supaya penyakit tesebut tidak terjadi.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pemberantasan penyakit menular

1. Mengumpulkan dan menganalisis data tentang penyakit


2. Melaporkan penyakit
3. Menyelidiki di lapangan
4. Melakukan tindakan permulaan untuk menahan penjalarannya
5. Vaksinasi untuk meningkatkan daya tahan tubuh

Program Pemerintah Dalam Upaya Water Brone Disease

Berikut ini salah satu program pemerintah dalam upaya mengatasi Water Borne Disease
(Penyakit yang disebabkan oleh air) yaitu:

1. Teknologi Tepat Guna Portable Chlorinator Pada Sistem Penyediaan Air Komunal
Pedesaan

Pemerintah telah mencanangkan Percepatan Target Program Sanitasi dan Air Minum Aman
Tahun 2024 melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan

11
Sustainable Development Goals (SDGs) 2024–2030.  Pencemaran air dapat berdampak pada
kesehatan masyarakat, yaitu terjadinya penyakit bawaan air seperti diare. Penelitian ini bertujuan
melakukan pemanfaatan teknologi tepat guna portable chlorinator pada sistem pengolahan air
bersih komunal menjadi sehat dan aman bagi masyarakat. Kegiatan sosialisasi membuat
masyarakat paham akan pentingnya air bersih dan salah satu upaya pencegahan penyakit
waterborne disease melalui teknologi tepat guna (Roslan, 2022).

2. Upaya Preventif Penyakit Water Borne Disease Pada Masyarakat Paska Gempa Bumi
Yogyakarta

Gempa bumi besar yang terjadi di Yogyakarta menyebabkan sebagian besar sumur warga
mengalami kerusakan. Sumur mengalami pendangkalan, air menjadi keruh, saluran air dari
septitank banyak yang pecah. Hal ini menimbulkan masalah bagi kesehatan karena banyak air
sumur yang tak layak untuk dikonsumsi. Air bersih merupakan kebutuhan pokok masyarakat
Indonesia. Air bersih harus memenuhi persyaratan baik fisik, mikrobiologis dan kimiawi. Air
yang tidak memenuhi persyaratan bisa menjadi media penularan berbagai penyakit saluran
pencernaan (Water borne disease). Penyakit saluran pencernaan sangat berhubungan dengan
perilaku manusia, sarana air bersih, pembuangan limbah dan kesehatan lingkungan. Salah satu
upaya pencegahan penyakit water borne disease adalah mengetahui kelayakan sumber air minum
di daerah terdampak gempa. ( Suryani dan Orbayinah, 2017)

12
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTIKUM

1. Review Jurnal 1

Judul Jurnal Analisis Hubungan Konstruksi Sumur Gali dan Sanitasi Lingkungan
Terhadap Jumlah Bakteri Coliform Dalam Air Sumur Gali (Studi Kasus:
Desa PAL IX, Kecamatan Sungai Kakap)
Tahun 2022
Penulis Utin Yeni Syafarid, Dian Rahayu Jati, Aini Sulastri
Penerbit Jurnal Program Studi Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UNDIP

Subjek Penelitian Sanitasi lingkungan terhadap jumlah bakteri Coliform dalam air sumur gali.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kondisi bakteriologis air
sumur gali berdasarkan Permenkes RI No.32 Tahun 2017, hubungan
konstruksi sumur gali dan sanitasi lingkungan terhadap jumlah bakteri
Coliform dalam air sumur gali.
Metode penelitian Penelitian ini menggunakan metode observasi dan metode MPN dengan
sampel penelitian sebanyak 10 sumur gali.
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis statistik, didapatkan bahwa ada hubungan antara
konstruksi sumur dan sanitasi lingkungan gali terhadap kandungan bakteri
Coliform yang ditandai dengan nilai P<0,05. Hubungan sanitasi lingkungan
terhadap kandungan bakteri Coliform adalah semakin dekat jarak sumur
gali dengan sumber pencemaran, maka semakin tinggi kemungkinan
kandungan bakteri Coliform yang terkandung dalam sumur gali. Hubungan
konstruksi sumur gali terhadap bakteri Coliform adalah semakin buruk
konstruksi sumur gali, maka kandungan bakteri Coliform di dalam air
sumur gali akan semakin tinggi. Secara keseluruhan tidak ada sumur gali
yang memenuhi persyaratan bakteriologis dan kondisi lingkungan yang
terdapat di Desa Pal IX Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya.
Kekuatan Penelitian Jurnal ini menggunakan susunan yang baik dan benar sesuai kaidah
penulisan jurnal. Pembahasan pada jurnal ini sendiri juga jelas dan

13
terperinci dan menggunakan bahasa yang lugas.
Kelemahan Jurnal ini kurang membahas tentang sanitasi lingkungan dengan kejadian
Penelitian waterborne diseases.

2. Review Jurnal 2

Judul Jurnal Isolasi dan Identifikasi Bakteri Escherichia Coli Penyebab Waterborne
Disease pada Air Minum Kemasan dan Isi Ulang
Tahun 2020
Penulis Gusti Rizka Khairunnida, Hetti Rusmini, Esteria Maharyuni, Efrida
Warganegara
Penerbit Jurnal Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada - hhttps://akper-sandikarsa.e-
journal.id/JIKSH

Subjek Penelitian Depot air minum isi ulang dan air minum kemasan
Tujuan Penelitian Mengetahui cemaran bakteri Escherichia coli penyebab waterborne disease
pada air minum isi ulang dan air minum kemasan di Kelurahan Kemiling
Raya dengan cara peyaringan kemudian mengisolasi dan mengidentifikasi
pada media selektif diferensial
Metode penelitian Desain penelitian deskriptif dengan pendekatan kulitatif eksperimetal.
Sampel air minum isi ulang dan air minum kemasan disaring dengan
penyarig membran kemudia diinkubasi pada media selektif deferensial
Chromogenic Coliform Agar untuk mengetahui adanya cemaran bakteri
Escherichia coli penyebab waterborne disease.
Hasil Penelitian Terdapat koloni bakteri Escherichia coli penyebab waterborne disease pada
air minum isi ulang pada sampel X, Y, dan Z dengan masing-masing
memiliki jumlah 2,4 x 102 cfu/100ml, 6,8 x102 cfu/100ml dan sampel Z
memiliki jumlah koloni yang sangat banyak sehingga dikategorikan TBUD,
sedangkan untuk sampel W tidak terdapat koloni bakteri. Pada sampel air
minum kemasan A dan B memiliki jumlah koloni bakteri Escherichia coli
yang sama yaitu sebanyak 2,0 x 100 cfu/250ml
Kekuatan Penelitian Pembahasan pada jurnal ini sendiri juga jelas dan terperinci dan
menggunakan bahasa yang lugas. Pada bagian abstrak jurnal ini juga
dijelaskan rangkuman yang sangat jelas dari keseluruhan isi jurnal
Kelemahan Untuk penggunaan bahasa asing dan kata istilah tidak ada penjelasannya.
Penelitian Jurnal ini juga kurang menggunakan susunan yang baik dan benar sesuai
kaidah penulisan jurnal.

3. Review Jurnal 3

Judul Jurnal DETEKSI MOLEKULER BAKTERI Escherichiacoli SEBAGAI


PENYEBAB PENYAKIT DIARE DENGAN MENGGUNAKAN TEHNIK
PCR
14
Tahun 2021
Penulis Ismaun, Muzuni , Nur Hikmah
Penerbit Jurnal BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR ISSN : 2528 - 7168 (PRINT) ; 2548 -
6659 (ON LINE) http://journal.unhas.ac.id/index.php/bioma

Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mendeteksi secara molekuler bakteri
Escherichia coli sebagai penyebab penyakit diare dengan menggunakan
tehnik PCR
Metode penelitian Penelitian ini menggunakan metode observasi dan metode MPN dengan
sampel penelitian sebanyak 10 sumur gali.
Hasil Penelitian DNA genomik Escherichia coli diekstraksi menggunakan metode boiling,
kemudian diamplifikasi menggunakan primer 16E1 dan 16E2. Hasil PCR
positif Escherichia coli ditunjukkan dengan adanya pita fragmen DNA pada
ukuran sekitar 584 pasang basa pada gel elektroforesis. Dalam penelitian ini
sampel yang digunakan adalah sebanyak delapan titik dengan distribusi
empat titik dari sampel air sumur bor dan empat dari air sumur galian. Dari
delapan titik sampel, ada satu sampel yang terdeteksi secara molekuler yaitu
mengandung Escherichia coli yaitu dengan kode sampel ASB 3yang
dibuktikan dengan adanya pita DNA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
metode PCR dapat mendeteksi Escherichia coli secara spesifik dan lebih
cepat
Kekuatan Penelitian Jurnal ini menjelaskan dengan jelas dan terperinci mengenai penelitian pada
laboratorium.
Kelemahan Jurnal ini kurang membahas tentang sanitasi lingkungan dengan kejadian
Penelitian waterborne diseases. Pada bagian abstrak juga kurang menjelaskan
keseleruhan isi jurnal. Susunan jurnal juga kurang sesuai dengan kaidah
penulisan jurnal yang baik dan benar.

15
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Air merupakan suatu kebutuhan utama bagi kehidupan manusia, karena air di perlukan
untuk berbagai macam kegiatan seperti kegiatan sehari hari, pertanian, industri, perikanan, dan
rekreasi, dan air merupakan komponen penting kedua setelah oksigen. Dan dehidrasi akan lebih
cepat menyebabkan kematian. Berdasarkan rantai penularannya penyakit infeksi terkait air di
bagi menjadi 5 kategori yaitu water borne,water based,water related,water washed, dan water
dispersed. Water borne disease adalah penyakit yang ditularkan melalui air,penyakit ini dapat
ditularkan melalui air minum, air yang diminum mengandung kuman penyakit atau bahan kimia
yang beracun. Water based disease adalah penyakit yang di tularkan melalui air sebagai
perantara/ host. Water related disease seperti malaria, adalah penyakit yang ditularkan oleh
serangga yang hidup di air atau dekat air. Water washed disease biasannya diakibatkan oleh
sanitasi dan kebersihan yang kurang, selain itu terdapat water dispersed yang diakibatkan oleh
agen infeksi yang hidup di air dan masuk ke tubuh manusia melalui saluran pernafasan.

Water-borne diseases merupakan penyakit yang ditularkan ke manusia akibat adanya


cemaran baik berupa mikroorganisme ataupun zat pada air. Kerugian akibat water-borne disease
terjadi pada manusia dan juga berdampak pada lingkungan tempat manusia tinggal. Kurangnya
sanitasi serta kebersihan diri dan lingkungan yang buruk, berkaitan dengan penularan beberapa
penyakit infeksi yaitu penyakit diare, kolera, typhoid fever, dan paratyphoid fever, disentri,
penyakit cacing tambang, ascariasis, hepatitis A dan E, penyakit kulit, trakhoma,
schistosomiasis, cryptosporidiosis, malnutrisi, dan penyakit yang berhubungan dengan
malnutrisi. Kebiasaan buang air besar di sungai dan parit ini dapat membuat air yang bercampur
dengan kotoran mengalir ke sawah penduduk sekitar yang digunakan untuk persawahan.
Kebiasaan masyarakat tersebut dapat membuat masyarakat terancam penyakit menular yang
berbasis lingkungan, yaitu adalah diare dan muntaber dan malnutrisi.

16
4.2. Saran
1. Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, mengolah makanan dan
setelah buang air besar.
2. Merebus air minum hingga mendidih
3. Membiasakan buang air besar di WC/ kakus/ jamban.
4. Menutup makanan rapat-rapat agar terhindar dari lalat.
5. Memberi air susu ibu pada bayi hingga usia 2 tahun.
6. Peningkatan hygiene perorangan dan kesehatan lingkungan, seperti :
penggunaan jamban yang memenuhi syarat kesehatan dan kebiasaan cuci
tangan baik sebelum makan maupun sesudah makan.
7. Penyuluhan kesehatan

Water borne disease, yaitu


penyakit yang bersumber dan
berkembang melalui air. Penyakit
ini Water borne disease, yaitu
penyakit yang bersumber dan
berkembang melalui air. Penyakit
ini

17
memiliki banyak jenis, mulai dari
kulit, pencernaan, hingga serangan
binatang. Bentuk water borne
disease yang kerap terjadi adalah
diare, muntaber, tifus dan
leptospirosis. Penyakit yang
menyerang
manusia juga dapat disebarkan
secara langsung maupun tidak
langsung melalui air. Penyakit
yang
ditularkan melalui air ini disebut
waterborne disease atau water-
related disease. Penyakit infeksi
pada

18
saluran pencernaan merupakan
salah satu contoh dari water borne
disease. Kira-kira terdapat 20
sampai 30 macam penyakit infeksi
yang dapat dipengaruhi oleh
perubahan penyediaan air ini yang
salah satunya disebabkan oleh
kontaminasi bakteri.
Faktor yang mempengaruhi water
borne disease adalah seperti saat
seseorang membersihkan
lingkungan yang tercemar tetapi
orang tersebut tidak menggunakan
sarung tangan lalu setelah itu ia
meminum sesuatu tetapi sehabis
membersihkan limbah, dia tidak
mencuci tangan terlebih dahulu.
19
Hasilnya bisa saja ia terkena water
borne disease karena seperti yang
kita ketahui bahwa water borne
disease merupakan penyakit yang
menular melalui air.

memiliki banyak jenis, mulai dari


kulit, pencernaan, hingga serangan
binatang. Bentuk water borne
disease yang kerap terjadi adalah
diare, muntaber, tifus dan
leptospirosis. Penyakit yang
menyerang
manusia juga dapat disebarkan
secara langsung maupun tidak

20
langsung melalui air. Penyakit
yang
ditularkan melalui air ini disebut
waterborne disease atau water-
related disease. Penyakit infeksi
pada
saluran pencernaan merupakan
salah satu contoh dari water borne
disease. Kira-kira terdapat 20
sampai 30 macam penyakit infeksi
yang dapat dipengaruhi oleh
perubahan penyediaan air ini yang
salah satunya disebabkan oleh
kontaminasi bakteri.
Faktor yang mempengaruhi water
borne disease adalah seperti saat
seseorang membersihkan
21
lingkungan yang tercemar tetapi
orang tersebut tidak menggunakan
sarung tangan lalu setelah itu ia
meminum sesuatu tetapi sehabis
membersihkan limbah, dia tidak
mencuci tangan terlebih dahulu.
Hasilnya bisa saja ia terkena water
borne disease karena seperti yang
kita ketahui bahwa water borne
disease merupakan penyakit yang
menular melalui air.
Water borne disease, yaitu
penyakit yang bersumber dan
berkembang melalui air. Penyakit
ini

22
memiliki banyak jenis, mulai dari
kulit, pencernaan, hingga serangan
binatang. Bentuk water borne
disease yang kerap terjadi adalah
diare, muntaber, tifus dan
leptospirosis. Penyakit yang
menyerang
manusia juga dapat disebarkan
secara langsung maupun tidak
langsung melalui air. Penyakit
yang
ditularkan melalui air ini disebut
waterborne disease atau water-
related disease. Penyakit infeksi
pada

23
saluran pencernaan merupakan
salah satu contoh dari water borne
disease. Kira-kira terdapat 20
sampai 30 macam penyakit infeksi
yang dapat dipengaruhi oleh
perubahan penyediaan air ini yang
salah satunya disebabkan oleh
kontaminasi bakteri.
Faktor yang mempengaruhi water
borne disease adalah seperti saat
seseorang membersihkan
lingkungan yang tercemar tetapi
orang tersebut tidak menggunakan
sarung tangan lalu setelah itu ia
meminum sesuatu tetapi sehabis
membersihkan limbah, dia tidak
mencuci tangan terlebih dahulu.
24
Hasilnya bisa saja ia terkena water
borne disease karena seperti yang
kita ketahui bahwa water borne
disease merupakan penyakit yang
menular melalui air.

DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, A.T,dkk. 2014. Water Borne Disease. Di akses 20 Agustus 2023.


https://www.slideshare.net/verafebria1/tugas-pep-1-water-borne-diseases
Lilis Suryani, Salmah Orbayinah. 2017. Upaya Preventif Penyakit Water Borne Disease Pada Masyarakat
Paska Gempa Bumi Yogyakarta. Di akses 22 Agustus 2023.
https://journal.umy.ac.id/index.php/berdikari/article/view/4503

25
Sumantri A. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group; 2010.
Simadibrata, M., 2009.Diare Akut dalam Aru W. Sudoyo (Editor) Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta: Interna publishing.
Rosidi Ruslan dkk. 2022. TEKNOLOGI TEPAT GUNA PORTABLE CHLORINATOR PADA
SISTEM PENYEDIAAN AIR KOMUNAL PEDESAAN. Di akses 21 Agustus 2023.
https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/2544495

26

Anda mungkin juga menyukai