Makalah Water Brone Diase
Makalah Water Brone Diase
Makalah Water Brone Diase
DISUSUN OLEH :
SEPTI FITRIYANTI
BALQIS MUTIARA RIZKY FADILLA
RIZAL APRIYANSYAH
JUWANDA
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
karuniaNya, makalah ini dapat disusun. Makalah ini disusun untuk memberikan gambaran dan
panduan kepada mahasiswa sebagai dasar mempelajari keilmuan sehingga mahasiswa dapat
memahami serta menerapkan Water Borne Diase (penyakit-penyakit yang disebabkan oleh air).
Makalah ini diharapkan dapat menjadi acuan belajar bagi mahasiswa dalam mencapai
kompetensi pelaksanaan Seminar Kesehatan. Makalah ini tentunya masih banyak memiliki
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan masukan yang positif demi
perbaikan makalah ini. Besar harapan kami makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembacanya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang...............................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................................................4
1.3. Tujuan.............................................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
2.1. Definisi Water Borne Disease........................................................................................................6
2.2. Patogenesis Water Borne Disease..................................................................................................6
2.3. Statistik Water Borne Disease.......................................................................................................7
2.4. Faktor Resiko Water Borne Disease.............................................................................................8
2.5. Cara Pencegahan Water Borne Disease......................................................................................10
2.6. Program Pemerintah Water Borne Disease................................................................................11
BAB III......................................................................................................................................................13
HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTIKUM.........................................................................................13
BAB IV.....................................................................................................................................................16
PENUTUP.................................................................................................................................................16
4.1. Kesimpulan...................................................................................................................................16
4.2. Saran..............................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................18
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang di maksud dengan Water Borne Disease
2. Untuk mengetahui Bagaimanakah Patogenesis Water Borne Disease
3. Untuk mengetahui Bagaimanakah Statistik kejadian Water Borne Disease di Indonesia
4. Untuk Mengetahui Faktor resiko Water Borne Disease
5. Untuk Mengetahui Macam-macam Water Borne Disease
6. Untuk Mengetahui Cara Pencegahan Water Borne Disease
7. Untuk Mengetahui Program Pemerintah Water Borne Disease
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Penyakit ini dapat diakibatkan oleh mikroorganisme berupa bakteri, protozoa, dan cacing.
Untuk bakteri dan protozoa umumnya menyebabkan sakit akibat masuknya organisme tersebut
dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, biotoxix, dan kontaminan beracun yang
menyebabkan penyakit yang menghancurkan seperti kolera, schistosomiasis dan masalah
pencernaan lainnya.
Berdasarkan hasil data statistik di atas menunjukan pada tahun 2007, kasus tertinngi
berada pada provinsi Nusa Tenggara Timur dengan kasus sebanyak 450.00 dan terendah di
kalimantan barat, Kalimantan Tengah dan Jawa Timur dengan 0 kasus. Untuk tahun 2015, kasus
7
tertinggi berada pada Jawa Barat dengan kasus sebanyak 1468.00 dan kasus terendah di Sulawesi
Tengah dengan 10.00.
Types of water borne disease during disaster (Source: Questionnaire survey, 2012)
Berdasarkan hasil data diatas diketahui bahwa kasus Penyakit yang tertinggi yaitu
Diarrhoea sebanyak 35,71 dan kasus penyakit yang terendah yaitu Hepatitis sebanyak 2,04.
Faktor lainnya seperti tidak memperhatikan prosedur dalam pembuangan limbah, tidak
menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yang dapat memungkinkan adanya kontak langsung
antara seseorang dengan mikroba atau zat berbahaya yang dapat menyebabkan water borne
disease.
Menurut cara penyebaran, ada empat macam penyakit yang penularannya melibatkan air:
8
1. Water Borne Disease
Yaitu penyakit yang ditularkan langsung melalui air minum, dimana air yang diminum
mengandung kuman patogen sehingga menyebabkan yang bersangkutan menjadi sakit.
Termasuk dalam kategori ini adalah penyakit kolera, tifus, disentri dll.
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh higienitas air yang buruk. Cara penularannya dapat
berupa:
Adalah penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit yang sebagian siklus kehidupannya
berhubungan dengan air. Contoh penyakit ini adalah Schistosomiasis.
Adalah penyakit yang disebabkan oleh vektor penyakit yang sebagian atau seluruh
perindukannya dengan air. Termasuk dalam kategori ini adalah demam berdarah, malaria,
filariasis, dsb.
9
2.5. Cara Pencegahan Water Borne Disease
1. Penggunaan air minum yang bersih dan aman, antara lain misalnya dengan selalu
memasak air untuk keperluan konsumsi.
2. Disamping itu, upaya yang dapat dilakukan untuk memperoleh air minum yang bersih
dan aman dilakukan dengan teknik pengolahan menggunakan chlorine, ozone, atau
radiasi sinar ultra violet.
10
3. Melakukan pengelolahan sampah guna menjaga lingkungan kerja terbebas dari serangga
dan binatang pengerat perantara penular penyakit.
4. Melakukan pengelolahan air limbah agar lingkungan sekitae tempat kerja tidak tercemar
dan menjadi kotor.
5. Melakukan pengelolahan kotoran manusia (fases) dengan baik
6. Memastikan pembuangan fases yang digunakan aman, dnegan berperilaku hanya buang
air besar pada jamban sehat.
7. Menjaga diri agar terhindar dari penyakit salah satu caranya dengan selalu mencuci
tangan dengan sabun dan air yang bersih agar terhindar dari berbagai macam penyakit.
Berikut ini salah satu program pemerintah dalam upaya mengatasi Water Borne Disease
(Penyakit yang disebabkan oleh air) yaitu:
1. Teknologi Tepat Guna Portable Chlorinator Pada Sistem Penyediaan Air Komunal
Pedesaan
Pemerintah telah mencanangkan Percepatan Target Program Sanitasi dan Air Minum Aman
Tahun 2024 melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan
11
Sustainable Development Goals (SDGs) 2024–2030. Pencemaran air dapat berdampak pada
kesehatan masyarakat, yaitu terjadinya penyakit bawaan air seperti diare. Penelitian ini bertujuan
melakukan pemanfaatan teknologi tepat guna portable chlorinator pada sistem pengolahan air
bersih komunal menjadi sehat dan aman bagi masyarakat. Kegiatan sosialisasi membuat
masyarakat paham akan pentingnya air bersih dan salah satu upaya pencegahan penyakit
waterborne disease melalui teknologi tepat guna (Roslan, 2022).
2. Upaya Preventif Penyakit Water Borne Disease Pada Masyarakat Paska Gempa Bumi
Yogyakarta
Gempa bumi besar yang terjadi di Yogyakarta menyebabkan sebagian besar sumur warga
mengalami kerusakan. Sumur mengalami pendangkalan, air menjadi keruh, saluran air dari
septitank banyak yang pecah. Hal ini menimbulkan masalah bagi kesehatan karena banyak air
sumur yang tak layak untuk dikonsumsi. Air bersih merupakan kebutuhan pokok masyarakat
Indonesia. Air bersih harus memenuhi persyaratan baik fisik, mikrobiologis dan kimiawi. Air
yang tidak memenuhi persyaratan bisa menjadi media penularan berbagai penyakit saluran
pencernaan (Water borne disease). Penyakit saluran pencernaan sangat berhubungan dengan
perilaku manusia, sarana air bersih, pembuangan limbah dan kesehatan lingkungan. Salah satu
upaya pencegahan penyakit water borne disease adalah mengetahui kelayakan sumber air minum
di daerah terdampak gempa. ( Suryani dan Orbayinah, 2017)
12
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTIKUM
1. Review Jurnal 1
Judul Jurnal Analisis Hubungan Konstruksi Sumur Gali dan Sanitasi Lingkungan
Terhadap Jumlah Bakteri Coliform Dalam Air Sumur Gali (Studi Kasus:
Desa PAL IX, Kecamatan Sungai Kakap)
Tahun 2022
Penulis Utin Yeni Syafarid, Dian Rahayu Jati, Aini Sulastri
Penerbit Jurnal Program Studi Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UNDIP
Subjek Penelitian Sanitasi lingkungan terhadap jumlah bakteri Coliform dalam air sumur gali.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kondisi bakteriologis air
sumur gali berdasarkan Permenkes RI No.32 Tahun 2017, hubungan
konstruksi sumur gali dan sanitasi lingkungan terhadap jumlah bakteri
Coliform dalam air sumur gali.
Metode penelitian Penelitian ini menggunakan metode observasi dan metode MPN dengan
sampel penelitian sebanyak 10 sumur gali.
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis statistik, didapatkan bahwa ada hubungan antara
konstruksi sumur dan sanitasi lingkungan gali terhadap kandungan bakteri
Coliform yang ditandai dengan nilai P<0,05. Hubungan sanitasi lingkungan
terhadap kandungan bakteri Coliform adalah semakin dekat jarak sumur
gali dengan sumber pencemaran, maka semakin tinggi kemungkinan
kandungan bakteri Coliform yang terkandung dalam sumur gali. Hubungan
konstruksi sumur gali terhadap bakteri Coliform adalah semakin buruk
konstruksi sumur gali, maka kandungan bakteri Coliform di dalam air
sumur gali akan semakin tinggi. Secara keseluruhan tidak ada sumur gali
yang memenuhi persyaratan bakteriologis dan kondisi lingkungan yang
terdapat di Desa Pal IX Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya.
Kekuatan Penelitian Jurnal ini menggunakan susunan yang baik dan benar sesuai kaidah
penulisan jurnal. Pembahasan pada jurnal ini sendiri juga jelas dan
13
terperinci dan menggunakan bahasa yang lugas.
Kelemahan Jurnal ini kurang membahas tentang sanitasi lingkungan dengan kejadian
Penelitian waterborne diseases.
2. Review Jurnal 2
Judul Jurnal Isolasi dan Identifikasi Bakteri Escherichia Coli Penyebab Waterborne
Disease pada Air Minum Kemasan dan Isi Ulang
Tahun 2020
Penulis Gusti Rizka Khairunnida, Hetti Rusmini, Esteria Maharyuni, Efrida
Warganegara
Penerbit Jurnal Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada - hhttps://akper-sandikarsa.e-
journal.id/JIKSH
Subjek Penelitian Depot air minum isi ulang dan air minum kemasan
Tujuan Penelitian Mengetahui cemaran bakteri Escherichia coli penyebab waterborne disease
pada air minum isi ulang dan air minum kemasan di Kelurahan Kemiling
Raya dengan cara peyaringan kemudian mengisolasi dan mengidentifikasi
pada media selektif diferensial
Metode penelitian Desain penelitian deskriptif dengan pendekatan kulitatif eksperimetal.
Sampel air minum isi ulang dan air minum kemasan disaring dengan
penyarig membran kemudia diinkubasi pada media selektif deferensial
Chromogenic Coliform Agar untuk mengetahui adanya cemaran bakteri
Escherichia coli penyebab waterborne disease.
Hasil Penelitian Terdapat koloni bakteri Escherichia coli penyebab waterborne disease pada
air minum isi ulang pada sampel X, Y, dan Z dengan masing-masing
memiliki jumlah 2,4 x 102 cfu/100ml, 6,8 x102 cfu/100ml dan sampel Z
memiliki jumlah koloni yang sangat banyak sehingga dikategorikan TBUD,
sedangkan untuk sampel W tidak terdapat koloni bakteri. Pada sampel air
minum kemasan A dan B memiliki jumlah koloni bakteri Escherichia coli
yang sama yaitu sebanyak 2,0 x 100 cfu/250ml
Kekuatan Penelitian Pembahasan pada jurnal ini sendiri juga jelas dan terperinci dan
menggunakan bahasa yang lugas. Pada bagian abstrak jurnal ini juga
dijelaskan rangkuman yang sangat jelas dari keseluruhan isi jurnal
Kelemahan Untuk penggunaan bahasa asing dan kata istilah tidak ada penjelasannya.
Penelitian Jurnal ini juga kurang menggunakan susunan yang baik dan benar sesuai
kaidah penulisan jurnal.
3. Review Jurnal 3
Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mendeteksi secara molekuler bakteri
Escherichia coli sebagai penyebab penyakit diare dengan menggunakan
tehnik PCR
Metode penelitian Penelitian ini menggunakan metode observasi dan metode MPN dengan
sampel penelitian sebanyak 10 sumur gali.
Hasil Penelitian DNA genomik Escherichia coli diekstraksi menggunakan metode boiling,
kemudian diamplifikasi menggunakan primer 16E1 dan 16E2. Hasil PCR
positif Escherichia coli ditunjukkan dengan adanya pita fragmen DNA pada
ukuran sekitar 584 pasang basa pada gel elektroforesis. Dalam penelitian ini
sampel yang digunakan adalah sebanyak delapan titik dengan distribusi
empat titik dari sampel air sumur bor dan empat dari air sumur galian. Dari
delapan titik sampel, ada satu sampel yang terdeteksi secara molekuler yaitu
mengandung Escherichia coli yaitu dengan kode sampel ASB 3yang
dibuktikan dengan adanya pita DNA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
metode PCR dapat mendeteksi Escherichia coli secara spesifik dan lebih
cepat
Kekuatan Penelitian Jurnal ini menjelaskan dengan jelas dan terperinci mengenai penelitian pada
laboratorium.
Kelemahan Jurnal ini kurang membahas tentang sanitasi lingkungan dengan kejadian
Penelitian waterborne diseases. Pada bagian abstrak juga kurang menjelaskan
keseleruhan isi jurnal. Susunan jurnal juga kurang sesuai dengan kaidah
penulisan jurnal yang baik dan benar.
15
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Air merupakan suatu kebutuhan utama bagi kehidupan manusia, karena air di perlukan
untuk berbagai macam kegiatan seperti kegiatan sehari hari, pertanian, industri, perikanan, dan
rekreasi, dan air merupakan komponen penting kedua setelah oksigen. Dan dehidrasi akan lebih
cepat menyebabkan kematian. Berdasarkan rantai penularannya penyakit infeksi terkait air di
bagi menjadi 5 kategori yaitu water borne,water based,water related,water washed, dan water
dispersed. Water borne disease adalah penyakit yang ditularkan melalui air,penyakit ini dapat
ditularkan melalui air minum, air yang diminum mengandung kuman penyakit atau bahan kimia
yang beracun. Water based disease adalah penyakit yang di tularkan melalui air sebagai
perantara/ host. Water related disease seperti malaria, adalah penyakit yang ditularkan oleh
serangga yang hidup di air atau dekat air. Water washed disease biasannya diakibatkan oleh
sanitasi dan kebersihan yang kurang, selain itu terdapat water dispersed yang diakibatkan oleh
agen infeksi yang hidup di air dan masuk ke tubuh manusia melalui saluran pernafasan.
16
4.2. Saran
1. Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, mengolah makanan dan
setelah buang air besar.
2. Merebus air minum hingga mendidih
3. Membiasakan buang air besar di WC/ kakus/ jamban.
4. Menutup makanan rapat-rapat agar terhindar dari lalat.
5. Memberi air susu ibu pada bayi hingga usia 2 tahun.
6. Peningkatan hygiene perorangan dan kesehatan lingkungan, seperti :
penggunaan jamban yang memenuhi syarat kesehatan dan kebiasaan cuci
tangan baik sebelum makan maupun sesudah makan.
7. Penyuluhan kesehatan
17
memiliki banyak jenis, mulai dari
kulit, pencernaan, hingga serangan
binatang. Bentuk water borne
disease yang kerap terjadi adalah
diare, muntaber, tifus dan
leptospirosis. Penyakit yang
menyerang
manusia juga dapat disebarkan
secara langsung maupun tidak
langsung melalui air. Penyakit
yang
ditularkan melalui air ini disebut
waterborne disease atau water-
related disease. Penyakit infeksi
pada
18
saluran pencernaan merupakan
salah satu contoh dari water borne
disease. Kira-kira terdapat 20
sampai 30 macam penyakit infeksi
yang dapat dipengaruhi oleh
perubahan penyediaan air ini yang
salah satunya disebabkan oleh
kontaminasi bakteri.
Faktor yang mempengaruhi water
borne disease adalah seperti saat
seseorang membersihkan
lingkungan yang tercemar tetapi
orang tersebut tidak menggunakan
sarung tangan lalu setelah itu ia
meminum sesuatu tetapi sehabis
membersihkan limbah, dia tidak
mencuci tangan terlebih dahulu.
19
Hasilnya bisa saja ia terkena water
borne disease karena seperti yang
kita ketahui bahwa water borne
disease merupakan penyakit yang
menular melalui air.
20
langsung melalui air. Penyakit
yang
ditularkan melalui air ini disebut
waterborne disease atau water-
related disease. Penyakit infeksi
pada
saluran pencernaan merupakan
salah satu contoh dari water borne
disease. Kira-kira terdapat 20
sampai 30 macam penyakit infeksi
yang dapat dipengaruhi oleh
perubahan penyediaan air ini yang
salah satunya disebabkan oleh
kontaminasi bakteri.
Faktor yang mempengaruhi water
borne disease adalah seperti saat
seseorang membersihkan
21
lingkungan yang tercemar tetapi
orang tersebut tidak menggunakan
sarung tangan lalu setelah itu ia
meminum sesuatu tetapi sehabis
membersihkan limbah, dia tidak
mencuci tangan terlebih dahulu.
Hasilnya bisa saja ia terkena water
borne disease karena seperti yang
kita ketahui bahwa water borne
disease merupakan penyakit yang
menular melalui air.
Water borne disease, yaitu
penyakit yang bersumber dan
berkembang melalui air. Penyakit
ini
22
memiliki banyak jenis, mulai dari
kulit, pencernaan, hingga serangan
binatang. Bentuk water borne
disease yang kerap terjadi adalah
diare, muntaber, tifus dan
leptospirosis. Penyakit yang
menyerang
manusia juga dapat disebarkan
secara langsung maupun tidak
langsung melalui air. Penyakit
yang
ditularkan melalui air ini disebut
waterborne disease atau water-
related disease. Penyakit infeksi
pada
23
saluran pencernaan merupakan
salah satu contoh dari water borne
disease. Kira-kira terdapat 20
sampai 30 macam penyakit infeksi
yang dapat dipengaruhi oleh
perubahan penyediaan air ini yang
salah satunya disebabkan oleh
kontaminasi bakteri.
Faktor yang mempengaruhi water
borne disease adalah seperti saat
seseorang membersihkan
lingkungan yang tercemar tetapi
orang tersebut tidak menggunakan
sarung tangan lalu setelah itu ia
meminum sesuatu tetapi sehabis
membersihkan limbah, dia tidak
mencuci tangan terlebih dahulu.
24
Hasilnya bisa saja ia terkena water
borne disease karena seperti yang
kita ketahui bahwa water borne
disease merupakan penyakit yang
menular melalui air.
DAFTAR PUSTAKA
25
Sumantri A. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group; 2010.
Simadibrata, M., 2009.Diare Akut dalam Aru W. Sudoyo (Editor) Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta: Interna publishing.
Rosidi Ruslan dkk. 2022. TEKNOLOGI TEPAT GUNA PORTABLE CHLORINATOR PADA
SISTEM PENYEDIAAN AIR KOMUNAL PEDESAAN. Di akses 21 Agustus 2023.
https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/2544495
26