Vektor Dan Tikius Stpm. Muhammad Firnanda Okidno - PO7233319 705

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

PENGAWASAN VEKTOR

DAN TIKUS
MUHAMMAD FIRNANDA OKIDNO
PO7233319 705
PENGERTIAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2017


tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Untuk
Vektor Dan Binatang Pembawa Penyakit Serta Pengendaliannya, vektor adalah arthropoda
yang dapat menularkan, memindahkan dan/atau menjadi sumber penular penyakit. Vektor
yang dimaksud seperti nyamuk, lalat, kecoa dan serangga lainnya.
PENYAKIT TULAR VEKTOR
Penyakit tular vektor merupakan penyakit menular melalui vektor yaitu antara lain
1. Malaria
2. Demam berdarah
3. Filariasis (kaki gajah)
4. Chikungunya
5. Japanese encephalitis (radang otak).
Dalam kaitan dengan pengawasan vektor di transportasi, pariwisata dan matra maka pada
bagian ini akan dibahas tentang vektor penyakit Demam Berdarah, Vektor penyakit malaria,
lalat dan kecoa.
1. Nyamuk Aedes Aegypti
Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor penular penyakit Demam Berdarah Dengue yang tersebar diseluruh wilayah
Indonesia dan termasuk masalah kesehatan di transportasi, pariwisata dan matra. penyakit menular yang disebabkan
oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai dengan demam mendadak 2 sampai dengan 7
hari tanpa penyebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah, nyeri ulu hati, disertai tanda perdarahan di kulit berupa bintik
perdarahan, lebam atau ruam.
•Siklus Penularan
Nyamuk Aedes betina biasanya terinfeksi virus dengue pada saat dia menghisap darah dari seseorang yang sedang dalam
fase demam akut yang bisa disebut viremia yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari setelah demam timbul. Setelah
melalui periode inkubasi ekstrinsik tersebut, kelenjar ludah nyamuk bersangkutan akan terinfeksi dan virusnya akan
ditularkan ketika nyamuk tersebut menggigit dan mengeluarkan cairan ludahnya ke dalam luka gigitan ke tubuh orang
lain. Setelah masa inkubasi di tubuh manusia selama 3 - 4 hari dan terjadi ratarata selama 4-6 hari, timbul gejala awal
penyakit secara mendadak, yang ditandai demam, pusing, myalgia atau nyeri otot, hilangnya nafsu makan dan berbagai
tanda atau gejala lainnya.
•Daur Hidup Aedes Aegypti
Nyamuk Aedes aegypti dewasa berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata nyamuk lain. Nyamuk Aedes
aegypti mempunyai warna dasar hitam dengan bintik-bintik putih pada bagian badan, kaki, dan sayapnya, mengalami
metamorfosis sempurna, yaitu telur-jentik-kepompong-nyamuk. Stadium jentik, telur, dan kepompong hidup di dalam air.
Telur nyamuk Aedes aegypti berwarna hitam dengan ukuran kurang lebih 0,08 mm. Telur akan menetas menjadi jentik
dalam waktu kurang lebih 2 hari setelah terendam air. Stadium jentik biasanya berlangsung 6-8 hari, stadium pupa biasa
disebut kepompong berlangsung antara 2-4 hari. Pertumbuhan dari telur menjadi nyamuk dewasa mencapai 9-10 hari.
Umur nyamuk betina dapat mencapai 2-3 bulan.
LANJUTAN

• Tempat Perindukan Nyamuk Aedes aegypti


Tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti biasanya berupa genangan air yang tertampung
disuatu tempat atau bejana. Nyamuk Aedes aegypti tidak dapat berkembangbiak di genangan air
yang langsung bersentuhan dengan tanah.
Tempat–tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti adalah di tempat penampungan air
bersih seperti bak mandi, tempayan, drum, bak WC. Selain itu juga pada barang–barang yang
memungkinkan air tergenang seperti tempat minum burung, pot tanaman air, vas bunga, ban bekas,
plastik bekas dan sampah – sampah yang bentuknya dapat menampung air dibuang sembarangan .
LANJUTAN
• Pengendalian Penyakit DBD
cara melakukan pemutusan rantai penularan yaitu dengan pengendalian vektornya, DBD merupakan salah satu
penyakit berbasis lingkungan, oleh karena itu pengendalian vektornya tidak mungkin berhasil dengan baik tanpa
melibatkan peran serta masyarakat.
Pada prinsipnya pengendalian penyakit Demam Berdarah dengue adalah dengan cara melakukan:
1) Penyuluhan ,
2) Pemantauan jentik secara berkala
3) Larvasida selektif dan
4) Fogging

 Selain itu, masyarakat diminta untuk melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan 3 M PLUS :
1) MENGURAS : Menguras dan menyikat dinding tempat penampungan air seperti : bak mandi dan drum.
2) MENUTUP : Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti : drum, tempayan dan lain-lain.
3) MENGUBUR : Mengubur atau menimbun barang-barang bekas serta mengumpulkan barang-barang bekas yang
dapat menampung air dan dibuang ke tempat pembuangan sementara (TPS). Dan
4) PLUS CARA LAIN : Memakai obat anti nyamuk, memakai kelambu saat tidur, menghindari kebiasaan
menggantung pakaian dan memasang kawat kasa.
2. NYAMUK ANOPHELES
Penyakit malaria merupakan penyakit yang penyebarannya sangat luas di dunia. Penyakit malaria ditemukan
tersebar luas di seluruh pulau Indonesia dengan derajat dan berat infeksi yang bervariasi. Malaria adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Jenis nyamuk
Anopheles yang berperan dalam penularan penyakit malaria di daerah tertentu sangat dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan. Nyamuk Anopheles sangat banyak macamnya dan berbeda-beda jenisnya antara daerah yang satu
dengan daerah yang lainnya.

• Siklus Hidup
Anopheles mengalami metamorfosis sempurna yaitu stadium telur, larva, kepompong, dan dewasa yang
berlangsung selama 7-14 hari. Tahapan ini dibagi ke dalam 2 (dua) perbedaan habitatnya yaitu lingkungan air
(aquatik) dan di daratan (terrestrial). Nyamuk dewasa muncul dari lingkungan aquatik ke lingkungan terresterial
setelah menyelesaikan daur hidupnya. Oleh sebab itu, keberadaan air sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup
nyamuk, terutama masa larva dan pupa.
Nyamuk Anopheles betina dewasa meletakkan 50-200 telur satu persatu di dalam air atau bergerombol tetapi
saling lepas. Telur Anopheles mempunyai alat pengapung, dari telur sampai menjadi larva dibutuhkan waktu selama
2 sampai 3 hari, atau 2 sampai 3 minggu pada iklim-iklim lebih dingin.
Pertumbuhan larva dipengaruhi faktor suhu, nutrisi, dan ada tidaknya binatang predator yang berlangsung
sekitar 7 sampai 20 hari bergantung pada suhu. Kepompong (pupa) merupakan stadium terakhir di lingkungan
aquatik dan tidak memerlukan makanan. Pada stadium ini terjadi proses pembentukan alat-alat tubuh nyamuk
seperti alat kelamin, sayap dan kaki. Lama stadium pupa pada nyamuk jantan antara 1 sampai 2 jam lebih pendek
dari pupa nyamuk betina, karenanya nyamuk jantan akan muncul kira-kira satu hari lebih awal daripada nyamuk
betina yang berasal dari satu kelompok telur.
LANJUTAN

• Tempat Perkembangbiakan
Tempat Perindukan Larva Vektor Malaria Tempat perindukan larva nyamuk atau habitat
nyamuk diklasifikasikan menjadi dua, yaitu habitat air mengalir dan habitat air menggenang.
Habitat air mengalir, dapat berupa saluran air (parit atau selokan) yang mengalir lambat,
dan sungai yang alirannya deras maupun lambat. Sedangkan habitat air menggenang dibagi
dalam tiga kategori, yaitu: 1) Habitat air tanah,(yang tergolong air tanah permanen antara
lain danau, kolam, atau lagun atau rawa-rawa.) 2) Habitat air bawah permukaan tanah,
(dikategorikan sebagai air bawah permukaan tanah dapat berupa sumur atau perigi, bekas
galian tambang, dan waduk.)
LANJUTAN
 Pencegahan dan Pengendalian
1) Pengendalian dengan cara menghindari/mengurangi kontak atau gigitan nyamuk Anopheles:
- Penggunaan kawat kasa pada ventilasi
- Menggunakan kelambu pada waktu tidur.
- Menggunakan zat penolak (Repellent)

2) Pengendalian dengan cara genetik dengan melakukan sterelisasi pada nyamuk dewasa.

 
3) Pengendalian dengan cara menghilangkan atau mengurangi tempat perindukan, yang termasuk kegiatan ini adalah :
- Penimbunan tempat-tempat yang dapat menimbulkan genangan air
- Pengeringan berkala dari satu sistem irigasi.
- Pengaturan dan perbaikan aliran air.
- Pembersihan tanaman air dan semak belukar.
- Pengaturan kadar garam misalnya pada pembuatan tambak ikan atau udang.
•  
LANJUTAN

4) Pengendalian Cara Biologi.


Pengendalian dengan cara ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan musuh alaminya (predator) atau dengan
menggunakan protozoa,jamur dan beberapa jenis bakteri serta jenis-jenis nematoda. 
5) Pengendalian Cara Fisika-Mekanik.
Pengendalian dengan Fisika-Mekanik ini menitik beratkan usahanya pada penggunaan dan memanfaatkan faktor-faktor
iklim kelembabansuhu dan cara-cara mekanis.
 
6) Pengendalian dengan cara pengolaan lingkungan (Environmental management):
- Perubahan lingkungan (Environmental Modivication): penimbunan (filling), pengeringan (draining), perataan permukaan
tanah dan pembuatan bangunan, sehingga vektor dan binatang penganggu tidak mungkin hidup.
- Manipulasi Lingkungan (Environment Manipulation) : merubah kadar garam (solinity), pembersihan tanaman air atau
lumut dan penanaman pohon bakau pada pantai tempatperindukan nyamuk sehingga tempat itu tidak mendapatkan sinar
matahari.

7) Pengendalinan Dengan Cara Kimia (Chemical Control).


- Pengendalian dengan cara kimia (Chemical Control) ini disebut juga pengendalian dengan menggunakan pestisida
- Pengendalian secara kimiawi juga bisa dilakukan terhadap tanaman yang menunjang kehidupan vektor dan binatang
penggangu dengan menggunakan herbisida.
3. LALAT

 Penyakit-penyakit yang ditularkan oleh lalat antara lain: disentri, kholera, typhus
perut, diare dan lainnya yang berakitan dengan kondisi sanitasi lingkungan yang
buruk. Lalat banyak jenisnya tetapi paling banyak merugikan manusia adalah jenis
lalat rumah (Musca domestica), lalat hijau (Lucilia seritica), Lalat biru (Callipohora
vomituria) dan lalat latirine (Fannia canicularis). Dari sejumlah jenis lalat tersebut
yang paling dikenal oleh masyarakat adalah lalat rumah.

 Siklus hidup lalat Dalam kehidupan lalat dikenal ada 4 (empat) tahapan yaitu mulai
dari telur, larva, pupa dan dewasa. Lalat berkembang biak dengan bertelur, berwarna
putih dengan ukuran 1 mm panjangnya. Setiap kali bertelur akan menghasilkan 120 –
130 telur dan menetas dalam waktu 8 -16 jam. Pada suhu rendah telur tidak akan
menetas (di bawah 12 –130C). Umur lalat pada umumnya sekitar 2-3 minggu, tetapi
pada kondisi yang lebih sejuk bisa sampai 3 (tiga) bulan. Lalat tidak kuat terbang
menantang arah angin, tetapi sebaliknya lalat mampu terbang jauh mencapai 1
kilometer.
LANJUTAN

 Makanan Lalat dewasa sangat aktif sepanjang hari terutama pada pagi hingga sore
hari. Serangga ini sangat tertarik pada makanan manusia sehari hari seperti gula, susu,
makanan olahan, kotoran manusia dan hewan, darah serta bangkai binatang.

 Tempat perindukan Tempat yang paling disenangi adalah tempat yang basah seperti
sampah basah, kotoran binatang, tumbuh-tumbuhan busuk, kotoran yang menumpuk
secara kumulatif (dikandang).

 Tempat peristirahatan Pada waktu hinggap lalat mengeluarkan ludah dan tinja yang
membentuk warna hitam. Pada siang hari lalat tidak makan tetapi beristirahat di lantai,
dinding, langit – langit, rumput – rumput dan tempat yang sejuk. Di dalam rumah, lalat
istirahat pada pinggiran tempat makanan, kawat listrik dan tidak aktif pada malam
hari. Tempat hinggap lalat biasanya pada ketinggian tidak lebih dari 5 (lima) meter.
LANJUTAN

 Pengendalian: 1) Mengurangi atau menghilangkan tempat perkembangbiakan lalat. Cara yang


dilakukan adalah dengan cara menghindari adanya kandang ternak, kotoran manusia, sampah
basah dan sampah organik, serta tanah yang mengandung bahan organik.

 Mengurangi sumber yang menarik lalat. Dalam kondisi tertentu lalat akan tertarik pada hasil
olahan makanan dari bahan ikan dan tepung tulang, sirop gula, tempat pembuatan susu, air kotor
dan bau buah yang manis khususnya mangga. Untuk mengurangi sumber yang menarik lalat dapat
dicegah dengan melakukan : a) Kebersihan lingkungan. b) Membuat saluran air limbah. c)
Menutup tempat sampah. d) Untuk industri yang menggunakan produk yang dapat menarik lalat
dapat dipasang dengan alat pembuang bau (Exhausfan).

 Untuk melindungi makanan dan peralatan makan yang digunakan dapat dilakukan dengan cara :
a) Makanan dan peralatan makan yang digunakan harus anti lalat. b) Makanan disimpan di lemari
makan. c) Jendela dan tempat tempat terbuka dipasang kawat kasa. d) Pintu dipasang dengan
sistim yang dapat menutup sendiri. e) Pintu masuk dilengkapi dengan gorden anti lalat.
4. KECOA

 Kecoa atau disebut juga lipas banyak terdapat di sekitar manusia, dan pada umumnya tinggal di
rumah – rumah atau tempat – tempat tersembunyi serta memakan hampir segala macam makanan.
Baunya yang tidak sedap ditambah kotoran dan kuman yang ditinggalkan disetiap tempat yang
dihinggapinya membuat manusia menyebutnya sebagai binatang yang sangat menjijikkan.
Keberadaan kecoa dapat dijadikan sebagai indikator sanitasi yang buruk.
 Siklus hidup kecoa hanya mengalami tiga stadium yaitu telur, nimfa dan dewasa. Untuk
menyelesaikan satu siklus hidupnya kecoa butuh waktu kurang lebih tujuh bulan, Untuk stadium
telur saja kecoa butuh waktu 20 – 40 hari sampai telur itu menetas. Telur kecoa tidak diletakkan
sendiri – sendiri, namun secara berkelompok,Satu kapsul telur biasanya berisi 30 - 40 telur.
 Habitat Kecoa Kecoa menghasilkan sekresi yang baunya mengganggu dan mempengaruhi aroma
dari makanan yang dicemarinya. Pada populasi yang tinggi, sebaran bau ini dapat menjadi ciri
adanya serangan. Kecoa juga dapat menjadi penyebar penyakit-penyakit bacterial seperti
disentri, diare, dan penyakit lainnya. Disamping menyebarkan penyakit, kecoa juga dapat merusak
atau meracuni makanan.
LANJUTAN

 Jenis kecoa yang sering dijumpai di daerah permukiman adalah


Periplaneta americana, Blatta orientalis, Baltela germanica dan Suppella
longpalpa. Kecoa dapat masuk melalui barang-barang bawaan dari luar
bangunan dalam bentuk nimfa dan dewasa atau telur. Kecoa juga biasa
bersembunyi dan berkembang di dalam gudang makanan dan minuman,
dicelah tumpukan barang, di celah dan retakan kontruksi bangunan,
bersembunyi dan berkembang di area dapur yaitu di celah dan retakan
kontruksi bangunan, di celah peralatan dapur seperti celah meja, celah
lemari, tempat sampah dll.
5. Pengendalian Tikus

 Tikus adalah hewan pengerat (rodentia) yang lebih dikenal sebagai hama tanaman pertanian,
perusak barang digudang dan hewan pengganggu yang menjijikan di perumahan.
 Beberapa penyakit penting yang dapat ditularkan ke manusia antara lain pes, salmonelosis,
leptospirosis, murin typhus. Ditinjau dari nilai estetika keberadaan tikus akan
menggambarkan lingkungan yang tidak terawat, kotor, kumuh, lembab, kurang pencahayaan
serta adanya indikasi penatalaksanaan atau manajemen kebersihan lingkungan yang kurang
baik.
 Perkembangbiakkan Tikus mempunyai potensi berkembangbiak yang sangat besar. Seekor
tikus betina mampu melahirkan dengan rata – rata 10 ekor anak setiap kali beranak. Tikus
betina relatif cepat matang seksual (+ 1 bulan). Masa kebuntingan tikus sekitar 21 hari dan
mampu kawin lagi 24-28 jam setelah beranak.
 Berdasarkan Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 50 Tahun 2017 tentang
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Untuk Vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit Serta Pengendaliannya yang dimaksud dengan success trap
adalah persentase tikus yang tertangkap oleh perangkap,
LANJUTAN

 Beberapa jenis tikus dan mencit yang biasa dijumpai di lingkungan hidup manusia adalah:
1. Rattus rattus diardii (tikus atap, tikus hitam eropa)
2. Rattus tanezumi (tikus rumah Asia)
3. Rattus exulans (tikus ladang)
4. Rattus argentiventer (tikus sawah)
5. Mus musculus (mencit)
6. Rattus norvegicus (tikus got)
7. Bandicota indica (wirok besar),dan
8. Bandicota bengalensis (wirok kecil).
• Tikus adalah mamalia nocturnal (malam) yang mencari makan, pasangan dan orientasi
kawsan pada saat setelah matahari terbenam dan menjelang matahari terbit. Tikus
bergerak menempuh perjalanan mempunyai lintasan yang tetap dan teratur (run ways).
Rentang lintasan ditentukan oleh jarak pakan, tempat bersembunyi atau lubang.
 Tikus adalah pemakan segala (omnivora), oleh sebab itu mampu mengkonsumsi segala
jenis makanan yang ada di sekitarnya mulai dari jenis padi-padian, ubi-ubian,
kacangkacangan, bahkan dapat mengkonsumsi serangga. B L;
• Tanda –tanda bahwa ditempat tersebut ada tikus adalah :
1) Kotoran tikus (dropping
2) Jalan tikus (Runways
3) Bekas tapak kaki (Tracks)
4) Bekas gigitan (Gnawing)
5) Bau atau Kencingnya
6) Tikus hidup, tikus hidup akan berkeliaran walaupun hanya sebentar. Dan
7) Tikus mati, ditemukannya bangkai tikus
LANJUTAN

 Pencegahan untuk pengawasan tikus yang paling baik di suatu tempat


adalah mencegah tikus agar tidak menyukai untuk tinggal di tempat
tersebut. Untuk mencegah tikus agar tikus tidak menyukai tinggal di
tempat tersebut dapat dilakukan upaya –upaya sebagai berikut :
1. Semua pintu masuk tempat penyimpanan makanan harus ditutup rapat dan
pintu dapat menutup sendiri dengan baik.
2. Semua sisa makanan, sampah harus dikelola dengan baik dan terbungkus
rapi agar tidak berceceran dimana-mana. Kemudian dibuang ketempat
sampah yang tertutup dengan baik.
3. Tidak memberi kemungkinan tikus dapat bersarang dan bersembunyi
didalam usaha jasa boga.
LANJUTAN

 Penangkapan tikus dilakukan dengan tujuan memberantas atau membuat tikus tidak
tinggal di tempat tersebut. Penangkapan tikus dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
1. Menangkap tikus dengan menggunakan perangkap tikus dan memakai umpan.
2. Menangkap tikus dengan menggunakan pelekat tikus.
3. Racun tikus yaitu dengan memberi makanan sebagai umpan yang telah diberi atau
dicampur dengan racun tikus.

 KEGIATAN PENGAWASAN Dalam melakukan pengawasan terhadap tikus di


transportasi, pariwisata dan matra dapat mempergunakan formulir inspeksi sanitasi. Pada
dasarnya yang harus dilakukan pengawasan terhadap tikus adalah meliputi : 1. Kegiatan
pengendalian tikus. 2. Mengamati tanda – tanda keberadaan tikus.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai