Endang Jois Quartin Sinaga 032015067
Endang Jois Quartin Sinaga 032015067
Endang Jois Quartin Sinaga 032015067
Oleh :
ENDANG JOIS QUARTIN SINAGA
032015067
Oleh:
ENDANG JOIS QUARTIN SINAGA
032015067
(xviii + 60 + Lampiran)
viii
ABSTRACT
(xviii + 60 + Appendix)
The increasing of elderly amount makes the elderly dependence number increases
and lowers the elder life quality. One way that can be done to improve their life
quality is by giving spiritual support. A person who has a spiritual understanding
will feel a good relationship with other people so that they can find meaning and
purpose in life, this can help someone to achieve their potential and improve their
life quality. This study aims to determine the relationship between spiritual
support and life quality elderly at Simarmata Village, Samosir Regency. The study
design used a non-experimental design with a cross sectional method. The
population in this study were 62 elderly. The sampling technique in this study
used total sampling. The instrument used in the study was a questionnaire sheet
for spiritual support and for the quality of life questionnaire from the WHOQOL
BREF questionnaire. The results showed that the elderly who had high spiritual
support were 57 people (91.9%) and the elderly who had moderate life quality
were 33 people (53.2%). The statistical test results obtained p value = 0.001 (p
<α 0.05). The conclusion, there is a relationship between spiritual support and
quality of life in the elderly at Simarmata Village, Samosir Regency in 2019.
Suggestions are expected to increase spiritual support and families to provide a
lot of spiritual support to the elderly to improve the quality of life at Simarmata
Village, Samosir Regency.
References (2009-2018)
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini.
2019”.
kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Mestiana Br. Karo, M.Kep., DNSc selaku Ketua STIKes Santa Elisabeth
2. Bapak kepala Desa Simarmata yang telah memberi izin kepada saya untuk
3. Bapak kepala Desa Dosroha yang memberikan tempat untuk melakukan uji
4. Samfriati Sinurat, S.Kep., Ns., MAN selaku Ketua Program Studi Ners yang
ini.
8. Lindawati Simorangkir S.Kep., Ns., M.Kes selaku penguji III yang telah
skripsi ini.
10. Seluruh dosen serta tenaga pendidikan di STIKes Santa Elisabeth Medan yang
11. Teristimewa kepada keluarga, orang tua tercinta Ayah J. Sinaga, Ibu F.
Simarmata yang selalu memberi dukungan baik materi, doa dan motivasi serta
saudara-saudara saya kakak tercinta Elita Sinaga, Yuticha Sinaga dan adik
tersayang Arjun Sinaga, Pesta Sinaga, Samuel Sinaga, yang selalu memberi
dukungan dan semangat serta kasih sayang yang luar biasa yang diberikan
selama ini.
xi
12. Teman-teman mahasiswa Program Studi Ners Tahap Akademik, terkhusus
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
isi maupun teknik penelitian. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati
peneliti menerima kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi
ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa mencurahkan berkat dan karunia-Nya
Peneliti
xiii
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL....................................................... 32
3.1. Kerangka Konsep Penelitian ....................................................... 32
3.2. Hipotesa Penelitian...................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 59
DAFTAR LAMPIRAN
1. Jadwal Kegiatan ............................................................................. 61
2. Keterangan Layak Etik ................................................................... 62
3. Lembar Persetujuan Kepada Responden ........................................ 63
4. Informed Consent ........................................................................... 64
5. Kuesioner Penelitian ...................................................................... 65
6. Surat Pengajuan Judul Skripsi ........................................................ 72
7. Usulan Judul Skripsi....................................................................... 73
8. Surat Permohonan Izin Pengambilan Data Awal ........................... 74
9. Surat Izin Pengambilan Data Awal ................................................ 75
10. Surat Izin Uji Validitas ................................................................. 76
11. Surat Izin Uji Validitas Dari Kepala Desa ................................... 77
12. Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................ 78
13. Surat Balasan Izin Penelitian Dari Kepala Desa .......................... 79
14. Surat Keterangan Telah Selesai Penelitian ................................... 80
15. Hasil Out Put SPSS Uji Validitas,Reliabilitas, dan Penelitian ..... 81
16. Daftar Absensi Responden ........................................................... 89
17. Lembar Konsultasi ....................................................................... 91
18. Lembar Dokumentasi ................................................................... 95
xv
DAFTAR TABEL
xvii
BAB 1
PENDAHULUAN
Menjadi tua atau menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak
pra school, school, remaja, dewasa dan lansia. Tahap berbeda ini di mulai
lanjut usia hanya dari kasus lanjut usia yang sangat ketergantungan dan
sakit-sakitan. Persepsi negatif seperti itu tentu saja tidak semuanya benar.
Banyak pula lanjut usia yang justru berperan aktif, tidak saja dalam
keluarganya, tetapi juga dalam masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu, lanjut
2008).
1
2
8% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan populasi
Lansia meningkat 3 kali lipat dari tahun ini. Pada tahun 2000 jumlah
Lansia sekitar 5.300.000 (7,4%) dari total polulasi, sedangkan pada tahun
2010 jumlah Lansia 24.000.000 (9,77%) dari total populasi, dan tahun 2020
lanjut usia sama dengan jumlah anak balita, yaitu seitar 19,3 juta jiwa
(+9%) dari jumlah penduduk dan pada tahun 2020 diperkirakan jumlah
(Batubara, 2008).
ataupun lebih dari satu. Dampak dari berbagai penyakit yang dialami
dan berduka, ini membuat lanjut usia merasa kehidupannya sudah tidak
berarti lagi dan putus asa dengan kehidupan yang dijalani. Hal ini juga
cemas akan kematian. Ini menjadi salah satu tanda rendahnya kualitas hidup
lanjut usia karena mereka tidak bisa menikmati masa tuanya. Kualitas hidup
yang baik ditandai dengan kondisi fungsional lansia yang optimal, sehingga
yang rentan ini. Karena harapan hidup terus meningkat, salah satu tantangan
posisi mereka dalam kehidupan dalam konteks budaya dan sistem nilai di
mana mereka hidup dan dalam kaitannya dengan tujuan, harapan, standar
sosial baik sebanyak 30 orang (50%) dan dimensi sosial buruk sebanyak 30
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Kinasih (2012) Lanjut usia
psikologis dan sosial serta kondisi ini akan menyebabkan berbagai masalah
seperti fungsi tubuh menurun. Pasien lanjut usia perlu memenuhi kebutuhan
bukan hanya aspek biologis tetapi juga aspek yang lain untuk
penyembuhan.
keberadaan diri sendiri dan tujuan hidup. Spiritual mencakup hubungan dengan
diri sendiri, hubungan dengan alam harmonis, hubungan dengan orang lain, dan
hubungan dengan Tuhan. Spiritual akan membantu lansia memberi layanan untuk
5
pemahaman spiritual akan merasakan hubungan yang baik dengan orang lain
sehingga dapat menemukan arti dan tujuan hidup, hal ini dapat membantu lansia
subjektif, kepuasan hidup dan seluruh kualitas hidup. Pencarian makna dan tujuan
dicintai, kesepian, depresi dan kematian dan lain lain selama tahun-tahun
penuaan. Minat dalam spiritualitas dan penuaan telah meningkat baru-baru ini,
karena bukti yang luar biasa dari hasil kesehatan yang positif terkait dengan
Hasil penelitian oleh Koenig, 2008 dalam (Destarina, 2014) agama dan
spiritual adalah sumber koping yang biasanya digunakan oleh lansia ketika
tingkat spiritualitas pada lansia setelah mencapai usia 70 tahun, maka lansia ada
pada level di mana penyesalan dan tobat berperan dalam penebusan dosa-dosa.
Tobat dan pengampunan dapat mengurangi kecemasan yang muncul dari rasa
pada tahap awal iman. Hal ini memberikan pandangan baru bagi lansia terhadap
kehidupan yang berhubungan dengan orang lain dan penerimaan yang positif
terhadap kematian.
yaitu kesulitan berdiri ataupun bergerak. Lansia sering mengeluh dengan keadaan
nya terutama jika sudah memiliki satu atau lebih penyakit yang dimilikinya, lansia
yang tinggal di tempat tersebut kebanyakan sudah pisah dengan anak-anak nya
karena sudah pada menikah dan merantau. Hal ini membuat lansia merasa seperti
usia yang semakin tua menghadapi kematian dan akan berdampak membuat
kualitas hidup lansia menjadi rendah karena tidak menikmati masa tuanya,
sehingga lansia akan semakin memperkuat spiritual terutama berdoa, berserah dan
Kabupaten Samosir.
Kabupaten Samosir.
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber acuan dan
2.1.1 Definisi
seseorang dalam hubungannya dengan kekuatan yang lebih tinggi (Tuhan), yang
permohonan maaf atas segala kesalahan yang pernah diperbuat (Hidayat, 2014).
ajaran baik dan larangan yang dapat berdampak pada kehidupan dan kesehatan
seseorang, contohnya minuman beralkohol sesuatu yang dilarang agama dan akan
Tuhannya.
setiap manusia. Apabila seseorang dalam keadaan sakit, maka hubungan dengan
Tuhannya pun semakin dekat, mengingat seseorang dalam kondisi sakit menjadi
lemah dalam segala hal, tidak ada yang mampu membangkitkannya dari
9
kesembuhan, kecuali sang pencipta. Dalam pelayanan kesehatan, perawat sebagai
spiritual. Perawat dituntut mampu memberikan pemenuhan yang lebih pada saat
pasien krisis atau menjelang ajal. Dengan demikian terdapat keterkaitan antara
diberikan melalui pelayanan kesehatan tidak hanya berupa aspek biologis, tetapi
dianut. Pada masa ini, anak belum mempunyai pemahaman salah atau
benar. Kepercayaan atau keyakinan yang ada pada masa ini mungkin
hanya mengikuti ritual atau meniru orang lain, seperti berdoa sebelum
tidur dan makan dan lain-lain. Pada masa prasekolah, kegiatan keagamaan
keluarga. Pada masa ini anak-anak biasanya sudah mulai bertanya tentang
timbul kekecewaan.
hari.
4. Agama yang dianut. Keyakinan pada agama tertentu yang dimiliki oleh
1. Pasien kesepian. Pasien dalam keadaan sepi dan tidak ada yang
merasakan tidak ada kekuatan selain kekuatan Tuhan, tidak ada yang
antara hidup dan mati. Pada saat itulah keberadaan pencipta dalam hal
bantuan spiritual.
4. Pasien yang harus mengubah gaya hidup. Perubahan gaya hidup dapat
arah yang lebih buruk. Akan tetapi bila perubahan gaya hidup ke arah
spiritual.
jawaban dari pertanyaan tentang siapa dirinya dan apa yang dapat
dilakukan. Sikap diri terkait dengan kepercayaan pada diri sendiri, percaya
kepuasan hidup, optimis terhadap masa depan dan tujuan hidup yang
semakin jelas.
a. Kepercayaan (Faith)
luas.
b. Harapan (Hope)
tentang masa depan, merasa mencintai dan dicintai oleh orang lain.
lain didasari oleh kepercayaan, harapan dan makna hidup yang terbangun
dalam spiritualitas pribadi. Hubungan ini terbagi atas harmonis dan tidak
anak, mengasuh orang tua dan orang yang sakit, serta meyakini kehidupan
tua dan orang sakit serta meyakini kehidupan dan kematian. Konflik sering
dan kebaikan, menghargai kelemahan dan kepekaan orang lain, rasa takut
Cinta kasih dan dukungan sosial (love and social support) adalah
yang positif melalui keyakinan, rasa percaya dan cinta kasih. Teman dan
kasih dan dukungan sosial yang kuat cenderung untuk menentang perilaku
tentang alam; tanah, air, udara, warna, aroma, tanaman, satwa dan lain-lain
atau sebaliknya.
agamis atau tidak agamis. Keadaan ini membangun berbagai upaya ritual
satu sama lain. Penelitian Salem (2003) pada Grup Dukungan spiritual,
makna, dan rasa memiliki, tujuan dan kekuatan yang mempromosikan dalam
dunia/kehidupan.
dan cinta.
1. Verbalisasi distres
2. Perubahan perilaku
saja sedang menderita distres spiritual. Ada yang bereaksi dengan perilaku
ada yang bereaksi secara emosional dan mencari informasi serta dukungan
dari keluarga atau teman. Perasaan bersalah, rasa takut, depresi dan
2.2.1 Definisi
individu untuk mendapatkan hidup yang normal terkait dengan persepsi secara
individu mengenai tujuan, harapan, standar dan perhatian secara spesifik terhadap
kehidupan yang di alami dengan dipengaruhi oleh nilai dan budaya pada
kualitas hidup yang tinggi, maka kehidupan individu tersebut mengarah pada
yang rendah, maka kehidupan individu tersebut mengarah pada keadaan tidak
konteks budaya dan sistem nilai yang ada yang terkait dengan tujuan, harapan,
standar, dan juga perhatian terhadap kehidupan. Kualitas hidup dalam hal ini
merupakan suatu konsep yang sangat luas yang dipengaruhi oleh kondisi fisik
untuk memenuhi tuntutan kegiatan dalam kehidupan secara normal dan dampak
sakit dapat berpotensi untuk menurunkan kualitas hidup terkait kesehatan (Brooks
memiliki variasi hasil jawaban yang tinggi, dan bersifat reaktif terhadap pengaruh
eksternal terhadap lama menderita penyakit dan dukungan sekitar (Beaudoin &
Edgar, 2003).
Kualitas hidup dengan konsep yang saat ini digunakan secara umum,
merupakan analisis dari hasil kuesioner yang dilakukan pada pasien, yang bersifat
hubungan dengan peran atau pekerjaan yang dijalani, aspek spiritual yang
dikaitkan dengan variasi gejala penyakit, terapi yang didapatkan, beserta dampak
serta kondisi medis, dan dampak secara finansial (John et al, 2004).
pada evaluasi subjektif yang tertanam dalam konteks budaya, sosial, dan
lingkungan. Karena defenisi kualitas hidup terfokus pada kualitas hidup yang
diterima responden, defenisi ini tidak diharapkan untuk menyediakan cara untuk
mengukur gejala, penyakit atau kondisi dengan pola terperinci, melainkan efek
dari penyakit dan intervensi kesehatan terhadap kualitas hidup. Dengan demikian,
kualitas hidup tidak dapat disamakan hanya dengan istilah status kesehatan, gaya
Group bersama lima belas pusat kajian (field centres) internasional, secara
yang digunakan dalam situasi lain banyak menyita waktu, dan tidak
pasien.
(yaitu skor yang lebih tinggi menunjukkan kualitas hidup lebih tinggi).
sempurna).
secara subjektif.
2. Domain Psikologis
konsentrasi.
aktivitas seksual.
4. Domain Lingkungan
2.2.4 Lansia
1. Pengertian
Menjadi tua atau menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
school, remaja, dewasa dan lansia. Tahap berbeda ini di mulai baik secara
Proses penuaan merupakan suatu proses alami yang tidak dapat dicegah
dan merupakan hal yang wajar dialami oleh orang yang diberi karunia umur
panjang, dimana semua orang berharap akan menjalani hidup dengan tenang,
damai, serta menikmati masa pensiun bersama anak dan cucu tercinta dengan
kesejahteraan lanjut usia pada pasal 1 ayat 2 yang menyebutkan bahwa umur
60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit, akan
menghadapi ransangan dari dalam maupun luar tubuh yang berakhir dengan
kematian.
2. Karakteristik Lansia
berikut:
tentang kesehatan.
Beberapa pendapat para ahli tentang batasan usia adalah sebagai berikut:
yaitu:
60/65 tahuN
(Erickson)
a. Perubahan Fisik/Biologis
Secara umum, menjadi tua ditandai oleh kemunduran biologis yang
b. Perubahan Psikososial l
a) Pensiun
c) Menjanda/menduda
i) Kesepian
perubahan sosial
2) Ketergantungan:
Perilaku religius dan spiritual biasa terjadi di usia tua. Situasi yang dialami
pertanyaan tentang eksistensi Tuhan, makna dan tujuan hidup. Orang dewasa yang
lebih tua cenderung sangat menghargai keyakinan agama mereka dan mencari di
dapat secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kesehatan karena secara
tekanan darah dan ketegangan otot, dan promosi keadaan emosional yang positif
(Souza, 2011).
hidup / kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan pada orang dewasa
yang lebih tua di semua bidang (mental, sosial dan fisik). Religiusitas dan
spiritualitas telah ditemukan untuk membantu orang dewasa yang lebih tua untuk
dikaitkan dengan berkurangnya depresi pada pria yang lebih tua. Memiliki agama
dan menghargai itu terkait dengan kepuasan yang lebih besar dengan kehidupan.
dengan tingkat gejala depresi dan rasa sakit, dan berkorelasi positif dengan fungsi
Menurut penelitian lim, 2009 bahwa ada hubungan positif yang signifikan
bahwa orang yang selamat yang dianggap memiliki lebih banyak dukungan sosial
dan menunjukkan hasil Quality Of Life yang lebih baik. Spiritualitas yang lebih
tinggi dapat meningkatkan kualitas hidup melalui dukungan sosial yang dirasakan.
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
.
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
2012). Kerangka konsep dalam penelitian ini terdiri dari variabel indepen dan
1. Rendah 1. Rendah
2. Sedang 2. Sedang
3. Tinggi 3. Tinggi
32
Keterangan:
: Out put
penelitian kuantitatif ke dalam prediksi yang tepat hasil yang diharapkan. Sebuah
hipotesis, sebagian karena biasanya terlalu sedikit yang diketahui tentang topik
kualitatif ingin penyelidikan dipandu oleh sudut pandang dan bukan oleh mereka
jawaban atas pertanyaan yang sedang dipelajari dan untuk menangani berbagai
tantangan terhadap bukti penelitian yang layak. Dalam merancang penelitian ini,
peneliti memutuskan mana yang spesifik yang akan diadopsi dan apa yang akan
(Cresswell, 2009).
Dengan Kualitas Hidup Pada Lansia di Desa Simarmata Kabupaten Samosir” ini
4.2.1 Populasi
34
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan lansia di Desa Simarmata
Samosir”.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah himpunan bagian dari populasi yang dipilih untuk studi
tertentu, dan anggota sampel adalah subjek atau peserta (Grove, 2015).
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan teknik non
sampel bukan secara acak dimana pengambilan sampel yang tidak didasarkan atas
pada rencana penelitian ini adalah dukungan spiritual karena variabel ini menjadi
oleh variabel lain. Variabel responden akan muncul sebagai akibat dari manipulasi
variabel-variabel. Variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk
menentukan ada hubungan atau pengaruh dari variabel bebas (Nursalam, 2014).
Adapun variabel dependen pada penelitian ini adalah kualitas hidup pada lansia.
digunakan adalah kuesioner yang terdiri dari 3 bagian, yaitu data demografis,
1. Data demografi
11, 12, 13, 14. Kuesioner dukungan spiritual ini disusun oleh peneliti
banyak kelas
p = 56 -14
p= 42
p= 14
diberi skor 1, Buruk diberi skor 2, Biasa-Biasa Saja diberi skor 3, Baik
Biasa-Biasa Saja diberi skor 3, Baik diberi skor 2, dan Sangat Baik
kualitas hidup ini diadopsi peneliti dari kuesioner baku WHO QOL
nomor 1, 2, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21,
22, 23, 24, 25, dan ada 3 pertanyaan negatif yaitu nomor 3, 4, dan 26
banyak kelas
p= 130-26
P= 104
dilakukan pada bulan Maret tahun 2019. Pengambilan data kepada responden
peneliti adalah dengan pengambilan data primer dan sekunder dan data primer
meliputi dukungan spiritual dan kualitas hidup. Setelah data diperoleh, kemudian
dengan kualitas hidup. Skala yang digunakan yaitu, skala ordinal untuk masing-
tidak pernah, kadang-kadang, sering dan selalu, Sedangkan pada variabel kedua
setiap item dalam skala ini diberikan 5 pilihan jawaban yaitu Sangat Buruk,
Buruk, Biasa-Biasa Saja, Baik, dan Sangat Baik tergantung pilihan jawaban mana
Instrumen tidak dapat secara sah digunakan jika tidak konsisten dan tidak akurat.
Instrumen yang mengandung terlalu banyak kesalahan ketika uji validitas, tidak
dapat digunakan pada sebuah penelitian (Polit, 2012). Uji validitas yang
digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan uji validitas Person
Product Moment. Dimana hasil yang telah didapatkan dari r hitung > r tabel
pengukuran atau pengamatan apabila fakta dapat diukur dan diamati berkali-kali
dalam waktu yang berlainan. Uji reliabilitas sebuah instrumen dikatakan reliabel
jika koefisien alpha > lebih besar atau sama dengan 0,80 (Polit, 2012). Uji
responden. Uji validitas dilakukan pada Maret 2019. Dan diperoleh dari 14 butir
valid dimana nilai valid >0,361 dan dikatakan reliabel dimana nilai koefisien
untuk penelitian.
4.7 Kerangka Operasional
Prosedur Ijin
Penelitian
Memberikan Informed
Concent dan membagi
kuesioner
Pengumpulan
Data
Seminar Hasil
kualitas hidup. Cara yang dilakukan untuk menganalisa data yaitu dengan
tujuan agar data yang dimaksud dapat diolah secara benar. Yang kedua coding
yaitu merubah jawaban responden yang telah diperoleh menjadi bentuk angka
yang berhubungan dengan variabel peneliti sebagai kode para peneliti, ketiga
yaitu scoring yang berfungsi untuk menghitung skor yang telah diperoleh setiap
responden berdasarkan jawaban atas pertanyaan yang diajukan peneliti dan yang
sistem komputerisasi.
memegang teguh sikap ilmiah (secientific attitude) serta berpegang teguh pada
juga menjelaskan tujuan dari penelitian yaitu untuk melihat hubungan dukungan
spiritual dengan kualitas hidup pada lansia di Desa Simarmata Kabupaten Samosir
setelah informed consent dijelaskan dan jika responden tidak bersedia maka tidak
2014).
dirahasiakan, untuk itu tidak perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan
rahasia (confidentiality).
responden. Data pribadi tidak dapat dipublikasikan secara umum tanpa ada
Penelitian ini juga telah lulus uji etik dari Komisi Etik Penelitian
Samosir. Penelitian ini dilaksanakan kepada lansia pada bulan Maret 2019 yang
kepentingan masyarakat.
46
Desa Simarmata merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan
Simanindo Kabupaten Samosir. Desa Simarmata terdiri dari 3 Dusun yaitu Dusun
pengelompokan data demografi seperti usia, jenis kelamin, agama, status, dan
usia 60-69 tahun sebanyak 36 (58,1%), usia 70-79 tahun sebanyak 19 (30,6%),
usia 80-89 tahun sebanyak 6 (9,7%), usia >90 tahun sebanyak 1 (1,6%).
lansia dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 10 (16,1%), dan jenis kelamin
(96,8%), agama katolik sebanyak 2 (3,2%), dan tidak ada yang menganut agama
dengan status sudah menikah sebanyak 23 (37,1%), dan dengan status janda/duda
sebanyak 4 orang (6,5%), dan yang paling sedikit lansia yang memiliki dukungan
Tabel 5.3 menunjukkan dari 62 orang lansia yang paling terbanyak adalah
lansia dengan kualitas hidup sedang sebanyak 33 orang (53,2%), dan yang paling
sedikit adalah lansia dengan kualitas hidup rendah sebanyak 1 orang (1,6%).
5.2.4 Hubungan Dukungan Spiritual Dengan Kualitas Hidup Pada Lansia
di Desa Simarmata Kabupaten Samosir Tahun 2019
spiritual yang tinggi, mayoritas lansia memiliki kualitas hidup sedang yaitu
sebanyak 33 orang (53,2%), lansia yang memiliki kualitas hidup tinggi 28 orang
(45,2%), dan lansia yang memiliki kualitas hidup rendah 1 orang (1,6%).
Kemudian dari 62 lansia dengan dukungan spiritual sedang, mayoritas lansia yang
memiliki kualitas hidup sedang yaitu sebanyak 3 orang (75%), lansia yang
memiliki kualitas hidup rendah 1 orang (25%), dan tidak ada lansia dengan
kualitas hidup tinggi. Dari 62 orang lansia dengan dukungan spiritual rendah,
mayoritas lansia memiliki kualitas hidup sedang sebanyak 1 orang (100%), dan
Berdasarkan hasil uji chi square didapatkan p value 0,001 (p< α 0,05)
yang berarti bahwa ada hubungan dukungan spiritual dengan kualitas hidup pada
spiritual paling sedikit adalah lansia yang memiliki dukungan spiritual rendah
terhadap perubahan yang diakibatkan oleh penyakit kronis. Lansia yang memiliki
pemahaman spiritual akan merasakan hubungan yang baik dengan orang lain
sehingga dapat menemukan arti dan tujuan hidup, hal ini dapat membantu lansia
semangat hidup, serta kualitas hidup. Mental yang sehat tidak hanya dapat
terwujud dengan adanya penerimaan diri, tetapi juga adanya dukungan baik dari
dengan masalah.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sumiati (2009) yang
menjelaskan bahwa menjalani lanjut usia yang bahagia dan sehat hanya dapat
dicapai apabila lansia tersebut merasa sehat secara fisik, mental/spiritual dan
sosial, merasa dibutuhkan, merasa dicintai, mempunyai harga diri serta dapat
sudah selayaknya seorang yang lanjut usia diupayakan dapat terpenuhi kebutuhan
spiritualnya.
spiritual tinggi sebanyak 57 orang (91,9%). Dalam konteks ini lansia yang berada
ditempat memiliki dukungan spiritual yang tinggi antara lain hubungan dari diri
rendah diakibatkan kerena lansia sendiri tidak mendapat dukungan dari dalam
dari sesama tidak diperoleh lansia tersebut, begitu juga dengan lingkungan sekitar
tersebut, dan yang terakhir hubungan dengan Tuhan lansia tersebut mengatakan
Dari data juga didapatkan bahwa ada 1 orang lansia (1,6%) yang memiliki
dukungan spiritual tinggi tetapi memiliki kualitas hidup rendah dikarenakan lansia
tersebut memang banyak memperoleh dukungan-dukungan spiritual tetapi bagian
tidak ada yang bagus, tidak menikmati hidup dengan baik, sering sakit-sakit dan
membutuhkan terapi medis, serta ketika banyak masalah lansia tersebut tidak
memiliki kualitas hidup sedang sebanyak 33 orang (53,2%), dan paling sedikit
adalah lansia yang memiliki kualitas hidup rendah yaitu sebanyak 1 orang (1,6%).
penurunan fungsi tubuh termasuk fungsi biologis, psikologis dan sosial serta
menurun. Pasien lanjut usia perlu memenuhi kebutuhan bukan hanya aspek
biologis tetapi juga aspek yang lain untuk mengoptimalkan kualitas hidup
sebaliknya jika seseorang mencapai kualitas hidup yang rendah, maka kehidupan
salah satu parameter tingginya kualitas hidup lanjut usia. Kesejahteraan ini dapat
dicapai bila keempat faktor yang mempengaruhi kualitas hidup, seperti faktor
Dilihat dari segi fisik dimana lansia ditempat penelitian tersebut kebanyakan
hipertensi, rematik dan asam urat yang membuat lansia tidak puas dengan
kemampuan nya melakukan kegiatan setiap hari, dari segi psikologis banyak
lansia dari hasil data yang diperoleh melalui kuesioner bahwa mayoritas lansia
kehilangan/kesepian dan tidak ada teman untuk bercerita, dan lansia tidak
memiliki waktu untuk berekreasi. Lansia tersebut juga mengatakan bahwa tidak
pernah stress jika ada masalah yang datang karena akan menimbulkan penyakit.
Sedangkan 1 orang lansia (1,6%) dengan kualitas hidup rendah diakibatkan oleh
secara fisik lansia tersubut sudah mengalami banyak perubahan dan penurunan
terapi medis, tidak dapat menikmati hidup, sering cemas, sering stres jika
dari hasil analisis dengan menggunakan uji chi square didapatkan p = 0,001
dimana (p< α 0,05) menunjukkan ada hubungan antara dukungan spiritual dengan
pertanyaan tentang eksistensi Tuhan, makna dan tujuan hidup. Orang dewasa yang
lebih tua cenderung sangat menghargai keyakinan agama mereka dan mencari di
dapat secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kesehatan karena secara
hidup / kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan pada orang dewasa
yang lebih tua di semua bidang (mental, sosial dan fisik). Religiusitas dan
spiritualitas telah ditemukan untuk membantu orang dewasa yang lebih tua untuk
berhubungan dengan kualitas hidup yang baik, dan religius seseorang lebih sering
pula sehingga akan menemukan arti dan tujuan hidupnya yang akan menigkatkan
kualitas hidup. Hasil menunjukkan bahwa orang yang selamat yang dianggap
memiliki lebih banyak dukungan dan menunjukkan hasil Quality Of Life yang
lebih baik. Spiritualitas yang lebih tinggi dapat meningkatkan kualitas hidup
dengan p value = 0,001 dimana (p< α 0,05) dimana lansia yang memiliki
dukungan spiritual yang tinggi dan kualitas hidup sedang, dapat dilihat dari lansia
yang memiliki keyakinan yang kuat, rajin berdoa, beribadah, mengikuti doa
kualitas hidup sedang pada lansia dikarenakan lansia hanya mengalami gangguan
pada masalah kesehatan atau masalah fisik, tetapi lansia tetap banyak mendapat
dukungan baik dari sesama, keluarga, sehingga pada indikator psikologis, sosial,
dan lingkungan tidak menjadi masalah pada kualitas hidup lansia tersebut.
BAB 6
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
disimpulkan:
(91,9 %).
2. Kualitas hidup pada lansia di Desa Simarmata Kabupaten Samosir Tahun 2019
(53,2%).
6.2 Saran
dengan kualitas hidup pada lansia di Desa Simarmata Kabupaten Samosir, maka
disarankan :
57
6.2.1 Teoritis
6.2.2 Praktis
kepada para lansia agar lebih memotivasi dan memberi dukungan yang berasal
dari diri sendiri, berbaur kepada sesama dan lingkungan serta mengikuti
3. Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai informasi atau data tambahan untuk
Abdala, G. A., Kimura, M., Koenig, H. G., Reinert, K. G., & Horton, K. (2015).
Religiosity and quality of life in older adults: literature review. Life Style,
2(2), 25-51
Anggraini, I., Zulfitri, R., & Novayelinda, R. (2013). Hubungan status spiritual
lansia dengan gaya hidup lansia. Jurnal Online Mahasiswa Program Studi
Ilmu Keperawatan, 1(0), 2
Gultom, P., Bidjuni, H., & Kallo, V. (2016). Hubungan Aktivitas Spiritual
Dengan Tingkat Depresi Pada Lansia Di Balai Penyantunan Lanjut Usia
Senja Cerah Kota Manado. Jurnal Keperawatan, 4(2)
Hamid. (1999). Buku Ajar Aspek Spiritual Dalam Keperawatan. Jakarta: Widya
Medika.
59
Nursalam. (2014). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis
Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta
Prakoso, Sunu. 2014. Gambaran pemenuhan kebutuhan spiritual pada lanjut usia,
(Online), Vol. 1, No. 3, (https:// media. neliti.com/media/publications/
186091-ID-gambaran-spiritualitas-lansia-di-panti-s.pdf).
Rasjidi. (2010). Perawatan Paliatif Suportif dan Bebas Nyeri Kanker. Jakarta :
CV Sagung Seto.
Rohmah, A. I. N., & Bariyah, K. (2015). Kualitas hidup lanjut usia. Jurnal
keperawatan, 3(2)
Syurandhari, Dwi. (2015). Kualitas Hidup Lansia Panti Dan Non Panti Di
Kabupaten Mojokerto, (Online), Vol. 7, No. 2, (ejurnalp2m.Stikes
majapahit mojokerto.ac.id/index.php/MM/article/view/87).
Waktu penelitian
N Kegiatan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
o
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul
2 Izin pengambilan data awal
3 Pengambilan data awal
4 Penyusunan proposal
penelitian
5 Pengumpulan Proposal
6 Seminar proposal
7 Revisi Proposal
8 Pengumpulan Proposal
9 Izin uji Validitas
10 Prosedur izin penelitian
11 Pelaksanaan Penelitian
12 Analisa data
13 Hasil
14 Seminar hasil
15 Revisi skripsi
16 Pengumpulan skripsi
Lampiran 1
Lembar Penjelasan Kepada Responden
Kepada Yth,
Calon Responden Penelitian
Di
Tempat
Dengan Hormat,
Nama : Endang Jois Quartin Sinaga
NIM : 032015067
Saya mahasiswa STIKes Santa Elisabeth Medan sedang melaksanakan
penelitian dengan judul “Hubungan Dukungan Spiritual Dengan Kualitas
Hidup Pada Lansia Di Desa Simarmata Kabupaten Samosir Tahun 2019”.
untuk penulisan skripsi sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan
sebagai Sarjana Keperawatan (S.Kep).
Dalam lampiran ini terdapat beberapa pertanyaan yang berhubungan
dengan penelitian, untuk itu saya harap dengan kerendahan hati agar bapak-ibu
bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan.
Kerahasiaan jawaban dari bapak-ibu akan dijaga dan hanya diketahui oleh
peneliti. Apabila anda bersedia menjadi responden, saya mohon kesediaannya
untuk menandatangani persetujuan dan menjawab semua pernyataan serta
melakukan tindakan sesuai dengan petunjuk yang ada.
Saya ucapkan terimakasih atas bantuan dan partisipasi bapak/ibu dalam
pengisian kuesioner ini.
Hormat Saya
Medan, 2019
Responden
( )
LEMBAR KUESIONER
HUBUNGAN DUKUNGAN SPIRITUAL DENGAN KUALITAS HIDUP
PADA LANSIA DI DESA SIMARMATA KABUPATEN
SAMOSIR TAHUN 2019
Petunjuk
1. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian yaitu data demografi dan kusioner
penelitian tentang dukungan spiritual dan kualitas hidup.
2. Mohon kesediaan bapak/ibu untuk mengisi kuesioner tersebut sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya, beri tanda ceklist (√) pada kotak yang tersedia.
3. Silahkan mengisi tanda titik-titik yang tersedia dengan jawaban yang tepat.
No.Responden :
Usia : tahun
2. Perempuan
2. Janda/Duda
Pendidikan Terakhir :
A. Kuesioner Dukungan Spiritual
Petunjuk pengisian
1. Responden diharapkan mengisi pernyataan sesuai petunjuk pengisian dan
keadaan yang dirasakan sebenar-benarnya.
2. Berilah respon terhadap pernyataan dalam tabel dengan memberikan tanda
(√) pada kolom yang sesuai dengan persepsi bapak/ibu mengenai
pernyataan tersebut.
Pilihlah jawaban berupa:
1. TP : Tidak Pernah
2. K : Kadang-kadang
3. SR : Sering
4. S : Selalu
No Pernyataan TP K SR S
Hubungan dengan Diri sendiri
9. Seberapa sehat
lingkungan dimana
anda tinggal (berkaitan
dengan sarana dan
prasarana)
Pertanyaan berikut ini adalah tentang seberapa penuh anda alami hal-hal berikut
ini dalam 4 minggu terakhir?
Pertanyaan berikut merujuk pada seberapa sering anda merasakan atau mengalami
hal-hal berikut dalam empat minggu terakhir.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.919 14
Item-Total Statistics
Corrected Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Item-Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
Saya merasa bahwa iman
kepercayaan saya kepada
38.50 28.052 .713 .911
Tuhan menjadikan hidup
saya lebih berarti.
Iman saya kepada sang
pencipta memampukan
saya untuk dapat bertahan 38.70 27.114 .685 .913
menghadapi masa-masa
sulit di hidup saya.
Keyakinan yang saya
miliki memberi makna
39.07 28.892 .695 .911
dan tujuan pada hidup
saya.
Keyakinan saya kepada
sang pencipta
38.83 28.902 .623 .914
memberikan ketenangan
pikiran bagi saya.
Saya merasa dengan
adanya iman
kepercayaaan kepada
39.07 28.685 .732 .910
Tuhan membuat hidup
saya lebih
bermakna/berkualitas.
Teman-teman seusia saya
memberikan semangat
dalam beribadah untuk 38.93 29.926 .635 .914
mendekatkan diri kepada
Tuhan.
Keluarga membantu saya
untuk melaksanakan
ibadah berdasarkan 38.13 28.602 .746 .910
keyakinan yang saya
miliki
Lingkungan sekitar saya
memberikan dukungan
38.53 28.602 .654 .913
melalui kegiatan-kegiatan
yang bersifat spiritual.
Lingkungan sekitar saya
membantu saya dalam
memberi kekuatan untuk 39.00 29.862 .621 .914
lebih percaya kepada sang
pencipta.
Kegiatan-kegiatan di
lingkungan sekitar saya
membuat saya lebih 38.90 30.507 .537 .917
memiliki keyakinan
kepada Tuhan.
Saya percaya hubungan
saya dengan Tuhan
38.10 29.197 .734 .911
memberi kekuatan dalam
menjalani hidup saya.
Saat saya berdoa kepada
sang pencipta saya
mendapat kekuatan untuk
38.13 29.223 .731 .911
menjalani hidup terutama
menjalani usia saya yang
sudah tua.
Saya merasa bahwa
berdoa adalah salah satu
cara saya untuk 38.10 28.852 .701 .911
menyerahkan segala
hidup saya kepada Tuhan.
Saya selalu rajin ketempat
ibadah sebagai tanda
bahwa saya percaya dan 38.80 30.372 .331 .926
berpasrah kepada Tuhan
atas hidup saya.
Distribusi Data Demografi Lansia
Statistics
Pendidikan
Usia Jenis Kelamin Agama Status Terakhir
N Valid 62 62 62 62 62
Missing 0 0 0 0 0
Mean 1.55 1.84 2.03 1.63 1.50
Median 1.00 2.00 2.00 2.00 1.00
Mode 1 2 2 2 1
Std. Deviation .739 .371 .178 .487 .763
Minimum 1 1 2 1 1
Maximum 4 2 3 2 4
Sum 96 114 126 101 93
Percentiles 25 1.00 2.00 2.00 1.00 1.00
50 1.00 2.00 2.00 2.00 1.00
75 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 60-69 36 58.1 58.1 58.1
70-79 19 30.6 30.6 88.7
80-89 6 9.7 9.7 98.4
>90 1 1.6 1.6 100.0
Total 62 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 10 16.1 16.1 16.1
Perempuan 52 83.9 83.9 100.0
Total 62 100.0 100.0
Agama
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kristen Protestan 60 96.8 96.8 96.8
Katolik 2 3.2 3.2 100.0
Total 62 100.0 100.0
Status
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sudah Menikah 23 37.1 37.1 37.1
Janda/Duda 39 62.9 62.9 100.0
Total 62 100.0 100.0
Pendidikan Terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Sekolah 39 62.9 62.9 62.9
SD 17 27.4 27.4 90.3
SMP 4 6.5 6.5 96.8
SMA/SMK 2 3.2 3.2 100.0
Total 62 100.0 100.0
Distribusi Frekuensi Dukungan Spiritual Lansia
Dukungan Spiritual
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Rendah 1 1.6 1.6 1.6
Sedang 4 6.5 6.5 8.1
Tinggi 57 91.9 91.9 100.0
Total 62 100.0 100.0
Kualitas Hidup
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Rendah 1 1.6 1.6 1.6
Sedang 33 53.2 53.2 54.8
Tinggi 28 45.2 45.2 100.0
Total 62 100.0 100.0
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 17.783a 4 .001
Likelihood Ratio 10.892 4 .028
Linear-by-Linear
6.224 1 .013
Association
N of Valid Cases 62
a. 0 cells (0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,02.
Lembar Dokumentasi Penelitian