SPK TFL
SPK TFL
SPK TFL
PELAKSANA
MUHAMMAD MIRAZ, ST
SURAT PERJANJIAN KERJA
Nomor : HK/02.03-Cb12.4.2/551.15
Tanggal : 11 Juni 2021
Pada hari ini, Jumat Tanggal Sebelas Bulan Juni Tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu (11-06-2021)
Kami yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Erwin Firmansyah, S.T.
NIP : 19801222 200801 1 006
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Sanitasi Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana
Permukiman Wilayah I Provinsi Jawa Barat.
Alamat Kantor : Jl. Turangga No. 5-7 Bandung 40263 Jawa Barat
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Indonesia c.q. Direktorat Jenderal Cipta
Karya Direktorat Sanitasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat selaku Pejabat
Pembuat Komitmen berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor : 62/KPTS/M/2021 tanggal 22 Januari 2021 tentang Pengangkatan
Atasan/Atasan Langsung/Pembantu Atasan Langsung Kuasa Pengguna Anggaran/Barang dan Pejabat
Perbendaharaan Satuan Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
Pasal 1
WAKTU PELAKSANAAN
(1) Masa pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan 6 (enam) bulan terhitung dari 11 Juni 2021 sampai
dengan 11 Desember 2021.
(2) Apabila pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan belum selesai sampai dengan tanggal 11
Desember 2021, maka PIHAK KEDUA tetap diwajibkan mendampingi sampai pelaksanaan
pekerjaan fisik selesai.
(3) Apabila pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan selesai sebelum tanggal 11 Desember 2021
maka PIHAK KEDUA tetap diwajibkan memberikan pendampingan sampai tanggal 11
Desember 2021 (kontrak berakhir).
Pasal 2
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
1. Fasilitator Teknik melaksanakan tugas dan tanggung jawab seperti yang diatur dalam Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan
Keagamaan (LPK), diantaranya sebagai berikut :
Tugas Umum 1. Melakukan pemicuan kepada masyarakat mengenai pentingnya sanitasi;
2. Memfasilitasi pembentukan tim pelaksana dan tim pengelola;
3. Bersama dengan tim pelaksana LPK, Konsultan Individual (KI) Perencana
dan Pelaksana menyusun dokumen RKM;
4. Membantu Balai Prasarana Permukiman Wilayah dalam memverifikasi
dokumen RKM;
5. Bersama tim pelaksana melakukan penyusunan Laporan Penggunaan Dana
(LPD) setiap termin penarikan dana dari bank;
6. Menyusun laporan pertanggungjawaban setiap tahapan;
7. Melakukan koordinasi dengan tim pelaksana dan tim pengelola selaku
pengelola kegiatan di LPK;
8. Melakukan verifikasi terhadap dokumen pencairan dana sesuai tahapan
pekerjaan;
9. Melakukan pengawasan pada saat pelaksanaan pembangunan sarana
prasarana sanitasi;
10. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pihak LPK dan Pejabat
Pembuat Komitmen Sanitasi Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana
Permukiman Wilayah I, Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jawa Barat
dalam penyelenggaraan program pada setiap tahapannya;
11. Memberikan masukan dan arahan aspek teknis kepada pengelola kegiatan
dalam pengendalian dan pelaporan pelaksanaan;
12. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pada setiap tahapan program
sesuai dengan format yang telah ditetapkan dan disampaikan kepada
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di
Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK); dan
13. Menyusun laporan bulanan kegiatan TFL sesuai dengan format yang telah
ditetapkan dan disampaikan kepada Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan
Keagamaan (LPK) dan sudah diverifikasi oleh Konsultan Individual (KI)
Pelaksana; dan
14. Mengisi formulir sesuai dengan progres kegiatan di lapangan dan
melaporkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen Sanitasi Satuan Kerja
Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah I, Balai Prasarana
Permukiman Wilayah Jawa Barat.
Tugas Khusus 1. Memastikan bahwa satuan biaya dalam RAB tidak lebih dari harga satuan
kabupaten/kota yang diterbitkan oleh BPS;
2. Melakukan pendampingan teknis dan pengawasan kepada Tim Pelaksana
pada saat pelaksanaan pembangunan prasarana/sarana sanitasi;
3. Bersama dengan Tim Pelaksana menyusun laporan progres kegiatan fisik;
4. Bersama dengan Tim Pelaksana melakukan survei harga bahan bangunan
dan ketersediaan potensi bahan bangunan lokal;
5. Bersama dengan Tim Pelaksana melakukan manajemen konstruksi;
6. Bersama dengan Tim Pelaksana melakukan pengelolaan dana bantuan;
7. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pengelola kegiatan di
tingkat kelurahan/desa dalam penyelenggaraan program pada setiap
tahapannya;
8. Memberikan masukan dan arahan aspek teknis kepada pengelola kegiatan
di tingkat kelurahan/desa dalam pengendalian dan pelaporan pelaksanaan;
Tugas Lainnya Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen Sanitasi Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah
I, Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jawa Barat.
2. PIHAK KEDUA dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya di bawah kendali
dan koordinasi Pejabat Pembuat Komitmen Sanitasi, Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana
Permukiman Wilayah I, Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jawa Barat sebagai pihak yang
ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA mempunyai wewenang untuk
mengeluarkan surat peringatan 1 (satu) dan 2 (dua), serta merekomendasikan perubahan
komposisi personil kepada PIHAK KEDUA.
Pasal 3
HAK
(1) PIHAK KEDUA berhak menerima imbalan prestasi kerjan dari PIHAK PERTAMA sebesar
Rp39.000.000,00 (Tiga Puluh Sembilan Juta Rupiah), dengan pembayaran perbulan sebesar
Rp 6.500.000,00 (Enam Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) sudah termasuk trasportasi,
komunikasi, Alat Tulis Kantor (ATK), tunjangan dan pajak penghasilan (pph) 21 yang
dibayarkan bulanan ke rekening PIHAK KEDUA dengan nomor rekening ………………….
[Diisi] pada Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (Bank BJB).
(2) Ketentuan tata cara pembayaran prestasi pekerjaan PIHAK KEDUA ditetapkan sebagai berikut :
a. Pembayaran prestasi kerja pada bulan pertama disesuaikan dengan kesiapan Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah I,
Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jawa Barat.
b. PIHAK PERTAMA akan membayarkan prestasi kerja kepada PIHAK KEDUA setelah
PIHAK KEDUA memenuhi kewajibannya sebagai berikut :
- Gaji Bulan ke-1 : Dokumen RKM dan Menyerahkan laporan bulan ke-1.
- Gaji Bulan ke-2 : Melaporkan LPD I dan menyerahkan laporan bulan ke-2.
- Gaji Bulan ke-3 : Melaporkan LPD II dan menyerahkan laporan bulan ke-3.
- Gaji Bulan ke-4 : Melaporkan LPD III berserta Laporan Pertanggungjawaban (LPj I)
70% dan menyerahkan laporan bulan ke-4.
- Gaji Bulan ke-5 : Melaporkan LPD IV dan LPD V dan menyerahkan laporan bulan ke-5
- Gaji Bulan ke-6 : Melaporkan Laporan Pertanggungjawaban (LPj II) 30% dan LPJ
100% beserta Berita Acara Serah Terima (BAST), dan menyerahkan laporan bulan ke-6
c. Pembayaran dilakukan dengan cara transfer/pemindah bukuan dan ke Rekening PIHAK
KEDUA melalui kantor cabang/pembantu/unit yang online dan biaya transfer menjadi
beban PIHAK KEDUA;
d. PIHAK PERTAMA tidak memberikan tunjangan lain kepada PIHAK KEDUA, seperti
tunjangan hari raya, tunjangan kompensasi cuti, gaji ke-13, dan lain-lain;
e. Pada saat hubungan kerja berakhir, PIHAK PERTAMA tidak akan memberikan uang
pesangon ataupun status kepegawaian kepada PIHAK KEDUA.
(3) PIHAK KEDUA berhak mendapatkan “cuti kerja”, dengan ketentuan dan tata cara yang
ditetapkan sebagai berikut :
a. PIHAK KEDUA berhak mendapatkan “cuti” sejumlah 1 (satu) hari kerja dalam setiap 1
(satu) bulan masa kerja.
b. PIHAK KEDUA berhak mendapat “cuti melahirkan” selama maksimal 30 hari berturut-
turut dan tetap berhak mendapatkan gaji.
c. Penetapan dan pelaksanaan waktu cuti tersebut harus seizin PIHAK PERTAMA atas
rekomendasi dari pihak Konsultan Individual (KI) Pelaksana
Pasal 4
KEWAJIBAN
(1) PIHAK KEDUA secara umum bersama-sama dalam satu tim fasilitator mempunyai kewajiban-
kewajiban sebagai berikut :
a. Hadir dan melakukan kegiatan pendampingan di wilayah dampingannya sekurang-
kurangnya 25 hari kerja dalam satu bulannya, kecuali pada bulan dimana terdapat Libur
Nasional, maka akan mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah dan tetap
dihitung bekerja.
b. Menyusun dan menyerahkan laporan bulanan pelaksanaan tugas dan laporan lainnya
(pelatihan, sosialisasi, dll) kepada Konsultan Individual (KI) Pelaksana dan Pejabar Pembuat
Komitmen Sanitasi, Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah I, Balai
Prasarana Permukiman Wilayah Jawa Barat.
c. Melaksanakan secara konsisten kode etik Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) sebagaimana
tercantum pada pedoman atau ketentuan Pembangunan Sarpras Sanitasi LPK.
d. PIHAK KEDUA berkewajiban membayar pajak penghasilan (pph) sesuai peraturan
perundangan pajak yang berlaku.
e. PIHAK KEDUA berkewajiban mengikuti asuransi kecelakaan/kesehatan.
Pasal 5
SANKSI
(1) PIHAK PERTAMA melakukan pemotongan gaji sebesar 4% per hari apabila PIHAK KEDUA
tidak masuk kerja tanpa alasan yang dapat diterima (mangkir) dan tanpa pemberitahuan/tanpa
izin PIHAK PERTAMA sesuai rekomendasi Konsultan Individual (KI) Pelaksana.
(2) PIHAK PERTAMA sesuai rekomendasi Konsultan Individual (KI) Pelaksana menerbitkan
surat peringatan pertama, apabila PIHAK KEDUA melakukan perbuatan sebagai berikut :
a. PIHAK KEDUA tidak menjalankan tugas tanpa alasan yang jelas dan diterima (mangkir)
serta tanpa izin selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut;
b. PIHAK KEDUA tidak menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu sesuai Jadwal Kegiatan
Program (millestone) tanpa alasan yang jelas dan diterima oleh PIHAK PERTAMA;
c. PIHAK KEDUA tidak memenuhi standar pencapaian indikator kinerja pada tahap kegiatan
yang telah berlangsung sesuai tanggung jawabnya sebagaimana disebut pada Pasal 1 tanpa
penjelasan yang dapat diterima sesuai hasil penilaian yang dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA;
d. PIHAK KEDUA tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana disebut pada Pasal 4 tanpa
penjelasan yang dapat diterima PIHAK PERTAMA.
(3) PIHAK PERTAMA sesuai rekomendasi Konsultan Individual (KI) Pelaksana menerbitkan
surat peringatan kedua, apabila PIHAK KEDUA melakukan perbuatan sebagai berikut :
a. PIHAK KEDUA tidak memiliki itikad baik untuk memperbaiki atau mengulang kesalahan
sebagaimana disebut pasal 5 ayat 2 sehingga dikeluarkan surat peringatan kedua;
b. PIHAK KEDUA melakukan manipulasi data Management Information System (MIS)
dan/atau secara sengaja lalai melakukan tugas updating data Management Information
System (MIS)
c. PIHAK KEDUA melakukan manipulasi laporan.
(4) PIHAK PERTAMA melakukan pemutusan hubungan kerja, apabila PIHAK KEDUA tidak
memiliki itikad baik untuk memperbaiki dan/atau mengulang kesalahan sebagaimana disebut
pasal 5 ayat 3.
(5) PIHAK PERTAMA akan melakukan pemutusan hubungan kerja, apabila PIHAK KEDUA
terbukti bekerja ditempat lain atau melakukan kegiatan lainnya yang bersifat rutin di luar
kegiatan program yang berimplikasi maupun tidak berimplikasi terhadap pemenuhan kewajiban
sebagaimana Pasal 4 Ayat 1a.
(6) PIHAK PERTAMA langsung melakukan pemutusan hubungan kerja kepada PIHAK KEDUA
dan akan diajukan kepada pihak berwajib untuk diproses secara hukum serta PIHAK KEDUA
berkewajiban untuk mengganti segala kerugian yang diakibatkan oleh perbuatannya, apabila :
a. PIHAK KEDUA melakukan pemindahtanganan pekerjaan kepada pihak lain tanpa
sepengetahuan dan persetujuan PIHAK PERTAMA atau pihak yang ditunjuk oleh PIHAK
PERTAMA dalam hal ini Pejabat Pembuat Komitmen Sanitasi;
b. PIHAK KEDUA terbukti melakukan korupsi dana bantuan langsung masyarakat atau dana
kegiatan program lainnya;
c. PIHAK KEDUA terbukti melakukan kebohongan publik seperti membantu Badan
Keswadayaan Masyarakat/Lembaga Keswadayaan Masyarakat/Unit Pengelola-Unit
Pengelola/Kelompok Swadaya Masyarakat membuat bukti-bukti palsu laporan keuangan;
d. PIHAK KEDUA terbukti melakukan tindakan perbuatan yang melanggar hukum negara.
(7) Apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri pada saat kegiatan berjalan/sebelum masa kontrak
berakhir maka akan dikenakan sanksi berupa tidak akan dibayarkannya gaji pada sisa termin
pekerjaan dan tidak diperbolehkan bergabung dalam Program Infrastruktur Berbasis Masyarakat
bidang keciptakaryaan di seluruh Indonesia selama sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun.
Pasal 6
PEMBIAYAAN
(1) Pembiayaan perjanjian kerja ini dibebankan pada perubahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah I, Balai Prasarana
Permukiman Wilayah Jawa Barat.
(2) Pembayaran akan dilakukan setelah revisi DIPA terbit.
(3) Apabila usulan revisi DIPA tidak disetujui maka PIHAK KEDUA tidak akan menuntut PIHAK
PERTAMA.
Pasal 7
BERAKHIRNYA PERJANJIAN KERJA
(1) Perjanjian kerja berakhir apabila :
a. PIHAK KEDUA meninggal dunia;
b. PIHAK KEDUA mengajukan permohonan pengunduran diri kepada PIHAK PERTAMA
atau pihak yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA Pejabat Pembuat Komitmen Sanitasi,
jika PIHAK KEDUA mengalami sakit/cacat yang mengakibatkan tidak dapat bekerja
sebagaimana mestinya;
c. PIHAK KEDUA menjalani pemeriksaan pihak yang berwajib sebagai tersangka, yang
menyebabkan tidak dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya;
d. PIHAK KEDUA melakukan perbuatan yang melanggar ketentuan program maupun
melanggar hukum sehingga mendapat sanksi seperti yang diatur Pasal 5;
e. Adanya kebijakan pemerintah yang menyebabkan penghentian program dan atau tidak
tersedianya anggaran program/ terjadi penghematan anggaran pekerjaan ini.
f. Setelah dilakukan sosialisasi dan rembuk warga, karena sesuatu dan lain hal program ini
tidak dapat dilaksanakan di lokasi tersebut.
(2) PIHAK KEDUA dapat mengajukan pemutusan perjanjian kerja apabila PIHAK PERTAMA
tidak melakukan atau lalai dalam memenuhi hak PIHAK KEDUA sebagaimana tercantum pada
Pasal 3, dan PIHAK KEDUA telah melakukan klarifikasi secara tertulis kepada PIHAK
PERTAMA;
(3) PIHAK PERTAMA dapat memutus Perjanjian Kerja apabila PIHAK KEDUA tidak
melakukan atau lalai dalam melaksanakan kewajibannya, termasuk pada kondisi PIHAK
KEDUA mengalami sakit yang menyebabkan tidak dapat melaksanakan pekerjaan selama 14
(empat belas) hari berturut-turut, atau mengalami cacat permanen yang mengakibatkan tidak
dapat melanjutkan pekerjaan;
(4) Pada saat hubungan kerja antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA berakhir, maka
PIHAK KEDUA tidak akan mendapatkan uang pesangon apapun, kecuali gaji yang memang
sudah menjadi hak PIHAK KEDUA dan belum diselesaikan oleh PIHAK PERTAMA.
Pasal 8
FORCE MAJEURE
(1) Kedua belah pihak dibebaskan dari kewajiban untuk melaksanakan isi perjanjian ini apabila
terjadi kegagalan atau keterlambatan dalam melaksanakan kewajiban tersebut yang disebabkan
force majeure;
(2) Yang dimaksud dengan force majeure adalah segala keadaan atau peristiwa yang terjadi di luar
kekuasaan Kedua Pihak, akan tetapi tidak terbatas pada, huru-hara, epidemi, kebakaran, banjir,
gempa bumi, pemogokan, perang, keputusan pemerintah atau instansi berwenang, yang
menyebabkan pelaksanaan perjanjian ini menjadi terlambat atau tidak dapat dilakukan sama
sekali;
(3) Setelah berakhir atau dapat diatasinya keadaan force majeure tersebut, pihak yang mengalami
force majeure wajib segera melaksanakan kewajiban-kewajibannya yang tertunda;
(4) Segala kerugian yang timbul akibat force majeure menjadi tanggung jawab masing-masing pihak
dan hal itu tidak dapat dijadikan alasan oleh salah satu pihak untuk meminta ganti rugi terhadap
pihak lainnya dan atau memutuskan perjanjian ini.
Pasal 9
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1) Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak maka pada dasarnya akan diselesaikan secara
musyawarah.
(2) Apabila kedua belah pihak tidak dapat menyelesaikan secara musyawarah perselisihan tersebut,
maka kedua pihak sepakat untuk menyelesaikannya melalui pengadilan.
(3) Kedua belah pihak akan memilih tempat kedudukan hukum yang tetap dan umum di pengadilan
negeri domisili PIHAK PERTAMA.
Pasal 10
PENUTUP
Surat perjanjian kerja ini dianggap sah setelah ditandatangani oleh kedua belah pihak pada tanggal,
bulan dan tahun tersebut di atas dan dibuat dalam rangkap 3 (tiga) bermaterai cukup dan merupakan
dokumen yang tidak terpisahkan dari surat perjanjian kerja ini serta mempunyai kekuatan hukum
yang sama untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan diketahui oleh Kepala Satuan
Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah I, Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jawa
Barat.
Surat perjanjian kerja ini berlaku sejak tanggal 11 Juni 2021 dengan ketentuan bahwa segala
sesuatunya akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari ternyata ada
kekeliruan dalam Surat Perjanjian Kerja ini.
Tempat : Bandung
Tanggal : 11 Juni 2021
Materai 10000
Pasal 9
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1) Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak maka pada dasarnya akan diselesaikan secara
musyawarah.
(2) Apabila kedua belah pihak tidak dapat menyelesaikan secara musyawarah perselisihan tersebut,
maka kedua pihak sepakat untuk menyelesaikannya melalui pengadilan.
(3) Kedua belah pihak akan memilih tempat kedudukan hukum yang tetap dan umum di pengadilan
negeri domisili PIHAK PERTAMA.
Pasal 10
PENUTUP
Surat perjanjian kerja ini dianggap sah setelah ditandatangani oleh kedua belah pihak pada tanggal,
bulan dan tahun tersebut di atas dan dibuat dalam rangkap 3 (tiga) bermaterai cukup dan merupakan
dokumen yang tidak terpisahkan dari surat perjanjian kerja ini serta mempunyai kekuatan hukum
yang sama untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan diketahui oleh Kepala Satuan
Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah I, Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jawa
Barat.
Surat perjanjian kerja ini berlaku sejak tanggal 11 Juni 2021 dengan ketentuan bahwa segala
sesuatunya akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari ternyata ada
kekeliruan dalam Surat Perjanjian Kerja ini.
Tempat : Bandung
Tanggal : 11 Juni 2021
Matrai 10000
Pasal 9
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1) Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak maka pada dasarnya akan diselesaikan secara
musyawarah.
(2) Apabila kedua belah pihak tidak dapat menyelesaikan secara musyawarah perselisihan tersebut,
maka kedua pihak sepakat untuk menyelesaikannya melalui pengadilan.
(3) Kedua belah pihak akan memilih tempat kedudukan hukum yang tetap dan umum di pengadilan
negeri domisili PIHAK PERTAMA.
Pasal 10
PENUTUP
Surat perjanjian kerja ini dianggap sah setelah ditandatangani oleh kedua belah pihak pada tanggal,
bulan dan tahun tersebut di atas dan dibuat dalam rangkap 3 (tiga) bermaterai cukup dan merupakan
dokumen yang tidak terpisahkan dari surat perjanjian kerja ini serta mempunyai kekuatan hukum
yang sama untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan diketahui oleh Kepala Satuan
Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah I, Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jawa
Barat.
Surat perjanjian kerja ini berlaku sejak tanggal 11 Juni 2021 dengan ketentuan bahwa segala
sesuatunya akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari ternyata ada
kekeliruan dalam Surat Perjanjian Kerja ini.
Tempat : Bandung
Tanggal : 11 Juni 2021
Pada hari ini, Jumat Tanggal Sebelas Bulan Juni Tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu (11-06-2021)
Kami yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Erwin Firmansyah, S.T.
NIP : 19801222 200801 1 006
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Sanitasi Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana
Permukiman Wilayah I Provinsi Jawa Barat
Alamat Kantor : Jl. Turangga No. 5-7 Bandung 40263 Jawa Barat
yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
Dengan ini memberikan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) kepada :
Nama : Muhammad Miraz, ST
Alamat : Kp Warungjambe RT 02/RW 02
Desa Sayang Kecamatan Cianjur
Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat
Kode Pos 43213
Nomor HandPhone : 083112533563
Nomor KTP : 3203171307960004
Nomor NPWP : 92.105.174.4-406.000
Nomor Rekening : 0116623374100
Nama Bank : Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (Bank BJB)
yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
Untuk melaksanakan :
Pekerjaan : Tenaga Fasilitator Lapangan Penyediaan Sarana dan Prasarana
Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK) 2021 Kabupaten
Cianjur Tahun Anggaran 2021
Biaya : Rp 39.000.000,00 (Tiga Puluh Sembilan Juta Rupiah)
Pembebanan : Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggaran
2021, Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah I
Provinsi Jawa Barat, No : SP DIPA- 033.05.1.631124/2021 tanggal
04 Maret 2021, beserta revisi terakhir.
Dengan ketentuan sebagai berikut :
1) PIHAK KEDUA mulai melaksanakan pekerjaan Tenaga Fasilitator Lapangan Teknik terhitung
sejak tanggal 11 Juni 2021, sesuai dengan isi surat perjanjian kerja/dokumen kontrak antara
PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA ditandatangani tanggal 11 Juni 2021 dengan
Nomor Kontrak :HK/02.03-Cb12.4.2/551.15
2) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ditetapkan selama 6 (enam) bulan kalender, terhitung sejak
penandatanganan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), tanggal 11 Juni 2021 sampai selama 11
Juni 2021.
3) Apabila evaluasi kontrak, PIHAK KEDUA tidak menunjukkan prestasi/kinerja yang baik secara
perorangan maupun tim, maka kontrak akan diberhentikan secara sepihak oleh PIHAK
PERTAMA tanpa ada pesangon atau ganti rugi dalam bentuk apapun oleh PIHAK PERTAMA
kepada PIHAK KEDUA.
4) PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh terhadap seluruh proses pendampingan Penyediaan
Sarana dan Prasarana Sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK) 2021.
5) Hal-hal yang belum diatur dalam Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ini, ditentukan dalam
Surat Perjanjian Kerja (Dokumen Kontrak).
6) Mengikuti protokol kesehatan (COVID-19).
Demikian Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ini dibuat untuk dapat dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya, dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diubah dan diperbaiki
sebagaimana mestinya.
Tempat : Bandung
Tanggal : 11 Juni 2021
Tembusan :
1) Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
2) Direktur Sanitasi Direktorat Sanitasi DJCK Kementerian PUPR
3) Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jawa Barat
4) Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah I Provinsi Jawa Barat
5) Bendahara Pengeluaran Balai Prasarana Perumahan Wilayah I Provinsi Jawa Bara
6) Arsip