Pedoman Organisasi Kamar Bedah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

PEDOMAN

PENGORGANISASIAN UNIT KERJA

IBS / KAMAR OPERASI


RSUD DR.EKO MAULANA ALI

2022
BAB I

PENDAHULUAN

Kamar operasi suatu Rumah Sakit merupakan bagian integral dari


pelayanan Rumah Sakit yang tak dapat terpisahkan atau berdiri sendiri
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, dalam memberikan
pelayanan khususnya tindakan pembedahan.
Tindakan pembedahan atau tindakan operasi merupakan tindakan
yang menimbulkan stress bagi orang yang akan dilakukan operasi, selain
itu tindakan pembedahan mempunyai resiko integritas atau keutuhan
tubuh terganggu bahkan dapat merupakan ancaman kehidupan, serta
penyulit dapat disebabkan oleh aspek manusia/tenaga, fasilitas/alat dan
lingkungan yang tidak memenuhi persyaratan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran telah
menjadikan pembedahan yang dulunya sebagai usaha terakhir, sekarang
dengan kemajuan teknologi tadi telah menjadiakan tindakan pembedahan
dapat diterima secara umum
Perkembangan konsep dan ilmu kedoteran dan keperawatan
khususnya perawatan perioperatif yang bertujuan untuk meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan di Rumah Sakit melalui pedoman
pengorganisasian unit kamar operasi membutuhkan penalaran ilmiah dan
penalaran secara etis.
Dengan adanya pedoman pengorganisasian di unit kamar operasi ,
dapat dijadikan sebagai pedoman dan aturan bagaimana cara kerja di
kamar operasi dan persyaratan apa yang di perlukan,sehingga diharapkan
tenaga di kamar operasi dapat bekerja dengan baik dan benar sesuai aturan
dengan tujuan agar tidak terjadi penyulit , selain itu pedoman ini sangat
diperlukan dan sangat penting sehingga pada akhirnya dapat mengurangi
dan menurunkan angka kematian, kecacatan serta infeksi seminimal
mungkin, sehingga pelayanan dapat diberikan semaksimal mungkin dan
seprofesional mungkin, yang akhirnya dapat dijadikan sebagai jaminan
mutu pelayanan di kamar operasi.
Untuk pelayanan mutu perlu adanya standarisasi pedoman
pengorganisasian kamar operasi dan dilaksanakan serta dinilai secara
terus–menerus dan bila perlu diadakan penyempurnaan pedoman
pengorganisasian di kamar operasi.

BAB II

GAMBARAN UMUM RSUD DR. EKO MAULANA ALI

RSUD DR. Eko Maulana Ali adalah Rumah Sakit milik Pemerintah Daerah
Kabupaten Bangka yang beralamat di Jalan Raya Belinyu – Riau Silip,
Dusun Simpang Cangkum, Desa Riding Panjang, Kecamatan Belinyu,
Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dengan
Keputusan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung No. 188.44/866/I/2013
tanggal 11 Oktober 2013 tentang Penetapan Lokasi Rumah Sakit DR. Eko
Maulana Ali yang terletak di Desa Riding Panjang Belinyu Kabupaten
Bangka dengan Luas tanah ± 42.136,028 M2 (Kurang lebih empat puluh
dua ribu seratus tiga puluh enam ribu dua puluh delapan meter persegi).
RSUD DR. Eko Maulana Ali mendapatkan izin operasionalnya pada tanggal
10 Desember 2014 berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Bangka Nomor: 188.4/3176/Kes/2014 dan diresmikan oleh
Bupati Bangka Bapak H. Tarmizi Saat pada tanggal 20 Desember 2014
sebagai Rumah Sakit Type D Pratama. Pada bulan Januari 2015 hanya
melayani pasien Rawat Jalan kemudian pada bulan Februari 2015 RSUD
DR. Eko Maulana Ali Belinyu mulai melayani Rawat Inap pasien umum saja
dengan kapasitas 6 Bed (Tempat tidur) dan dengan adanya MOU dari BPJS
tepatnya tanggal 1 September 2015 RSUD DR. Eko Maulana Ali mulai
melayani pasien BPJS Kesehatan.
Pada tanggal 13 September 2017 RSUD DR. Eko Maulana Ali
mendapatkan Izin Operasional dari Dinas Penanaman Modal, Pelayanan
Perizinan Terpadu Satu Pintu, Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah
Kabupaten Bangka Nomor: 441.7/01/OP.RS/DINPMP2KUKM/ IX/2017.P
tentang Pemberian Izin Operasional Rumah Sakit dan menetapkan Kelas
Rumah Sakit menjadi Type D. RSUD DR. Eko Maulana Ali telah melalui
proses penilaian akreditasi pada tanggal 20 s.d 22 November 2019 oleh
Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dan dinyatakan lulus Akreditasi
Dasar.
Kamar Operasi di RSUD DR.EKO Maulana Ali mulai beroperasi Januari
2022, dengan Kepala Instalasi seorang dokter spesialis bedah. Untuk
sementara hanya melayani operasi elektif.
BAB III

VISI, MISI, DAN MOTTO

Untuk dapat terlaksananya tugas pokok dan fungsi RSUD DR.Eko


Maulana Ali Belinyu Bangka, maka dalam upaya untuk peningkatan
pelayanan tersebut telah ditetapkan Visi dan Misi Rumah Sakit yaitu
sebagai berikut:

VISI
Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau.

MISI
1. Mengembangkan sarana dan prasarana Rumah Sakit yang berpedoman
pada masterplan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Memberikan pelayanan dengan usaha peningkatan mutu berkelanjutan.
3. Mengutamakan penerapan aspek keselamatan pasien dalam setiap
kegiatan yang dilakukan.
4. Menjunjung tinggi pelaksana kegiatan sesuai peraturan
perundangundangan yang berlaku.
5. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia setinggi-tingginya untuk
meningkatkan mutu pelayanan.
6. Meningkatkan jenis dan mutu pelayanan RSUD secara
berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Motto
Motto RSUD Dr. Eko Maulana Ali mengusung kata R.I.P.A.N:
R : RELIGIUS - Bertaqwa dan berakhlak sesuai agama dan kepercayaan
masing– masing.
I : INOVASI - Semua pegawai RSUD memiliki pemikiran/ ide – ide yang
kreatif untuk kemajuan serta pengembangan Rumah Sakit.
P : PROFESIONALISME - Semua pegawai RSUD dapat bekerja secara
Profesional berdasarkan Standar Prosedur Operasional yang berlaku.
A : AMAN - Menciptakan lingkungan RSUD yang tenang, tentram, tertib
serta bersih sehingga memberi rasa nyaman kepada pegawai RSUD dan
pasien serta pengunjung.
N : NORMATIF - Memberi pelayanan yang santun sesuai dengan norma
yang berlaku.
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RS
Direktur

Komite Komite Komite K3 Komite Medis Kasubbag TU


Tenaga Keperawatan
Kesehatan
Lainnya Keuangan Kepegawaian
dan Umum
Perencanaan
dan Pelaporan

Kasie Pelayanan Kasie Keperawatan

Penunjang Medis Penunjang Non Medis IGD Obgyn Poliklinik OK HCU Rawat Rawat
UUU Inap Inap
IPSRS Dewasa Anak
Radiologi

Sanitasi
Laboratorium

Farmasi Gizi

Security
CSSD
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA

Kepala Instalasi

Kepala Ruangan Dokter Anestesi

PJ Ruangan Penata Anestesi

Perawat Pelaksana
BAB VI
URAIAN JABATAN

1. Kepala Ruangan ( Karu )


a. Nama Jabatan : Kepala ruangan
b. Pengertian : Seorang tenaga keperawatan yang diberi tanggung
jawab dan wewenang dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan
pelayanan keperawatan di Kamar operasi.
c. Persyaratan :
1) Pendidikan : Ahli madya keperawatan /SI
keperawatan
2) Pengalaman kerja : Sebagai perawat pelaksana 3-5 tahun
3) Kondisi fisik : Sehat jasmani dan rohani
d. Tanggung Jawab
Dalam melaksanakan tugasnya karu bertanggung jawab kepada
Kepala Instalasi dan Kasie Keperawatan terhadap hal-hal :
1) Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga
keperawatan.
2) Kebenaran dan ketepatan program pengembangan pelayanan
keperawatan.
3) Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga
keperawatan.
4) Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru.
5) Kebenaran dan ketetapan protap/SOP pelayanan keperawatan.
6) Kebenaran dan ketetapan laporan berkala pelaksanaan pelayanan
keperawatan.
7) Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat.
e. Wewenang
Dalam menjalankan tugasnya kepala ruangan mempunyai
wewenang sebagai berikut :
1) Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan.
2) Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staf
keperawatan.
3) Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga
keperawatan, peralatan dan mutu asuhan keperawatan di ruang
rawat.
4) Menandatangai surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi
wewenang kepala ruangan.
5) Menghadiri rapat berkala dengan Kepala Instalasi/ Kasie/ kepala
Rumah Sakit untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan
keperawatan.
f. Uraian Tugas
1) Melaksanakan fungsi perencanaan (P1) meliputi:
a) Menyusun rencana kerja kepala ruangan.
b) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan
keperawatan diruang rawat yang bersangkutan.
c) Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi
jumlah maupun kualifikasi untuk kamar operasi, koordinasi
dengan Kepala Instalasi.
2) Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksaan (P2) meliputi :
a) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan
pelayanan di kamar operasi, melalui kerja sama dengan
petugas lain yang bertugas di ruang rawat.
b) Menyusun jadwal / daftar dinas tenaga keperawatan dan
tenaga lain sesuai kebutuhan pelayanan dan peraturan yang
berlaku di Rumah Sakit.
c) Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan baru /
tenaga lain yang akan kerja di kamar operasi.
d) Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan
asuhan keperawatan sesuai standar.
e) Mengadakan pertemuan berkala / sewaktu-waktu dengan
staf keperawatan dan petugas lain yang bertugas di kamar
operasi.
f) Memberi kesempatan / izin kepada staf keperawatan untuk
mengikuti kegiatan ilmiah / penataran dengan koordinasi
Kepala instalasi / Kasie keperawatan.
g) Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai
kebutuhan berdasarkan ketentuan/ kebijakan Rumah Sakit.
h) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar
selalu dalam keadaan siap pakai.
i) Mengendalikan kualitas sistem pencatatan dan pelaporan
asuhan keperawatan dan kegiatan lain secara tepat dan
benar. Hal ini penting untuk tindakan keperawatan.
j) Memberi motivasi pada petugas dalam memelihara
kebersihan kamar operasi.
k) Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan asuhan
keperawatan serta kegiatan lainnya dikamar operasi,
disampaikan kepada atasannya.
l) Melakukan serah terima pasien dan lain-lain pada saat
pergantian dinas.

2. Penanggung Jawab Ruangan


a. Nama Jabatan : Perawat penanggung jawab
b. Pengertian : Seorang perawat professional yang diberi
wewenang dan tanggung jawab untuk menggantikan tugas-tugas
keperawatan pada waktu kepala ruangan tidak ditempat.
c. Persyaratan
1) Lulusan D3 keperawatan berpengalaman kerja minimal 3 tahun
2) Lulusan S1 keperawatan berpengalaman kerja minimal 1 tahun
d. Tanggung Jawab
Bertanggung jawab kepada kepala ruangan.
e. Wewenang
1) Mengatur kegiatan asuhan keperawatan pada shifnya
2) Mengajukan usulan untuk pengembangan diri
3) Membimbing perawat pelaksana yang menjadi tanggung jawab
didalam shifnya
f. Tugas Pokok
1) Membantu kepala ruangan dalam koordinasi, pelaksanaan dan
evaluasi kegiatan asuhan keperawatan.
2) Membimbing perawat pelaksana dalam kegiatan asuhan
keperawatan.
g. Perincian Tugas
1) Merencanakan dan menentukan jenis asuhan keperawatan yang
akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasien.
2) Mampu mengambil keputusan dan tindakan yang tepat pada
keadaan darurat.
3) Mengkoordinir ketenagaan dan kegiatan pelayanan diruangan
pada shifnya.
4) Memberi pengarahan, bimbingan dan motivasi kepada perawat
pelaksana dalam melakukan asuhan keperawatan.
5) Memberi rasa aman dan nyaman pada pasien.
6) Menampung keluhan pasien serta membantu memecahkan
masalah yang ada.
7) Berusaha pro aktif mengantisipasi kemungkinan masalah
8) Menjaga suasana kerja yang kondusif bagi semua staf dan pihak
yang terkait.
9) Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien dan keluarga
dalam batas wewenangnya.
10)Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan dan
pelaporan asuhan keperawatan serta kegiatan yang dilakukan
secara tepat dan benar
11) Memotivasi karyawan dalam memelihara kebersihan ruangan dan
lingkungannya.
12) Mengenal jenis dan kegunaan peralatan sesuai dengan kebutuhan
pasien agar tercapai pelayanan yang optimal.
13) Mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu dalam
kondisi siap pakai.
14) Bertanggung jawab atas pelaksanaan inventarisasi peralatan.
15) Meningkatkan pengetahuan dibidang keperawatan.
16) Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan
kegiatan asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain di
ruangan.
h. Tugas Umum
1) Memelihara kesinambungan informasi di luar divisi keperawatan.
2) Berpartisipasi dalam seluruh kegiatan Rumah Sakit.
3) Aktif mengembangkan diri dengan menghadiri pertemuan dan
seminar.
i. Ukuran Keberhasilan
1) Terlaksananya pelayanan keperawatan yang optimal dan
profesioanal.
2) Terciptanya disiplin kerja yang tinggi.
3) Tidak adanya keluhan pelanggan terhadap proses pelayanan
keperawatan.

3. Perawat Pelaksana unit kamar operasi


a. Nama jabatan : Perawat pelaksana
b. Pengertian : Seorang perawat profesional yang diberi
wewenang dan ditugaskan untuk melaksanakan pelayanan
keperawatan di kamar operasi.
c. Persyaratan :
1) Lulusan D3 Keperawatan berpengalaman sebagai perawat
pelaksana selama 2-3 tahun..
2) Lulusan S1 Keperawatan berpengalaman sebagai perawat
pelaksana selama 1 -2 tahun.
d. Bertanggung jawab kepada kepala ruangan.
e. Wewenang
1) Menjalankan asuhan keperawatan sesuai dengan setandar dan
prosedur pelayanan pembedahan dalam lingkup keperawatan.
2) Mengusulkan untuk promosi dan mutasi untuk diri sendiri
3) Mengusulkan untuk pengembangan diri secara mandiri maupun
karena penugasan.
f. Tugas pokok
Bertanggung jawab atas seluruh pelayanan klien unit kamar operasi
lingkup keperawatan.
g. Perincian tugas
1) Memelihara kebersihan dan kenyamanan di kamar operasi.
2) Memelihara seluruh sarana dan prasarana yang menunajang
pelayanan keperawatan sesuai dengan unit kamar operasi.
3) Menerima pasien pre operasi sesuai dengan standar dan prosedur
yang berlaku.
4) Merencanakan asuhan pembedahan dalam lingkup keperawatan
sesuai dengan standar dan prosedur yang berlaku.
5) Melakukan pengkajian secara menyeluruh terhadap klien baik
untuk pre operasi maupun pasca operasi.
6) Melakukan observasi terhadap klien pasca operasi.
7) Menciptakan hubungan kerja yang baik dengan klien dan bagian
lain di luar keperawatan demi kelancaran pelayanan pembedahan
dalam lingkup keperawatan yang optimal.
8) Melakukan pelayanan pembedahan dalam lingkup keperawatan
kepada klien sesuai dengan istruksi dan kebutuhan pasien.
9) Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan tentang seluruh
pelayanan pembedahan yang telah dilakukan dengan rinci,
lengkap, jelas dan benar sehingga dapat dipertanggung jawabkan.
10) Melaksanakan serah terima tugas kepada pengganti dinas secara
lisan ataupun tertulis.

h. Tugas umum
1) Berperan serta dalam upaya peningkatan mutu pelayanan
pembedahan dalam lingkup keperawatan.
2) Meningkatkan keterampilan dalam pengetahuan dibidang
keperawatan maupun bidang lain yang menunjang pengetahuan
perawat.
3) Mengikuti rapat yang diadakan oleh kepala unit kamar operasi .
i. Ukuran keberhasilan
1) Terlaksananya pelayanan pembedahan dalam lingkup
keperawatan yang optimal.
2) Terciptanya disiplin kerja yang tinggi.
3) Tidak adanya keluhan terhadap pelayanan keperawatan yang
diberikan pada klien.

4. Penata Anestesi
a. Nama jabatan : Perawat anestesi
b. Pengertian : Seorang tenaga keperawatan yang diberi
wewenang dan tanggung jawab dalam membantu terserenggaranya
pelaksanaan tindakan pembiusan di kamar operasi.
c. Persyaratan
1) Pendidikan : berijazah pendidikan formal minimal D III
Keperawatan anestesi.
2) Mempunyai bakat dan minat
3) Berdedikasi tinggi
4) Berbadan sehat
5) Berkepribadian mantap
6) Dapat bekerjasama dengan anggota tim
7) Cepat tanggap
d. Tangung jawab
Secara administratif dan kegiatan keperawatan bertanggung jawab
kepada kepala ruangan kamar operasi dan secara operasional
bertanggung jawab kepada ahli anestesi atau bedah dan kepala
ruangan kamar operasi.
e. Uraian tugas
1) Sebelum pembedahan
a) Melakukan kunjungan pra anestesi untuk menilai status fisik
pasien sebatas wewenang dan tanggung jawabnya.
b) Menerima pasien di ruang penerimaan kamar operasi.
c) Menyiapkan alat dan mesin anestesi dan kelengkapan formulir
anestesi.
d) Menilai kembali fungsi dan keadaan mesin anestesi dan alat
monitoring.
e) Menyiapkan kelengkapan meja operasi antara lain :
1. Meyiapkan meja operasi
2. Standar tangan
3. Kunci meja operasi
4. Book kepala
5. Standar infus
f) Menyiapkan botol suction.
g) Mengatur posisi meja operasi sesuai dengan tindakan operasi.
h) Memasang infus atau transfusi darah bila diperlukan.
i) Memberikan premedikasi sesuai dengan program dokter
anestesi.
j) Mengukur tanda vital dan menilai kembali kondisi fisik pasien.
k) Menjaga keamanan pasien dari bahaya jatuh dan aspirasi.
l) Memindahkan pasien ke meja operasi dan memasang sabuk
pengaman.
m) Menyiapkan obat bius dan membantu ahli anestesi dalam
proses pembiusan.
2) Saat pembedahan
a) Membebaskan jalan nafas , dengan cara mempertahankan
posisi kepala tetap extensi, mengisap lendir, mempertahankan
posisi endotracheal tube.
b) Memenuhi keseimbabgan O2 dan Co2 dengan cara memantau
flowmeter pada mesin anestesi
c) Mempertahankan keseimbangan cairan dengan cara mengukur
dan memantau cairan tubuh yang hilang selama pembedahan
antara lain:
1. Cairan lambung
2. Cairan rongga tubuh
3. Urine
4. perdarahan
d) Mengukur tanda vital.
e) Member obat-obat sesuai program pengobatan.
f) Melaporkan hasil pemantauan kepada dokter ahli anestesi /
bedah.
g) Menjaga keamanan pasien dari bahaya jatuh.
h) Menilai hilangnya efek obat anestesi pada pasien.
i) Melakukan resusitasi pada henti jantung.
3) Setelah pembedahan
a) Mempertahankan jalan nafas pasien.
b) Memantau tanda-tanda vital untuk mengetahui sirkulasi,
pernafasan dan kesimbangan cairan.
c) Memantau tingkat kesadaran dan refleks pasien.
d) Memantau dan mencatat tentang perkembangan pasien pre
operatif.
e) Menilai respon pasien terhadap refleks obat anestesi.
f) Memindahkan pasien ke RR / ruang rawat, bila kondisi stabil
atas ijin ahli anestesi.
g) Melengkapi catatan perkembangan pasien sebelum, selama
dan sesudah pembiusan.
h) Mengembalikan alat-alat anestesi ke tempat semula agar siap
pakai.
i) Membersihkan kamar operasi sesuai prosedur yang berlaku.
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA.

Unit Rawat Kasie Komite


Inap Keperawatan Keperawatan

Unit Rawat
Jalan
OK IGD

FARMASI HCU

VK Aset IPSRS

Keterangan :
 Kasie Keperawatan : Hubungan kerja kamar operasi dengan kasie
keperawatan lebih banyak dalam hal fungsional, ketenagakerjaan, dan
laporan.
 Komite Keperawatan : Hubungan kerja kamar operasi dengan komite
keperawatan lebih dititik beratkan pada hubungan struktural di bidang
kewenangan klinis, kredensial.
 Instalasi Gawat Darurat : Hubungan kerja kamar operasi dengan IGD
berhubungan dengan pasien yang akan melakukan tindakan pembedahan
emergency.
 High Care Unit : Hubungan kerja kamar operasi dengan HCU
berhubungan dengan kondisi pasien yang memerlukan perawatan khusus
dan observasi ketat sebelum operasi atau sesudah operasi.
 Aset : Hubungan kerja kamar operasi dengan bagian alkes
berhubungan dengan pengadaan barang untuk kamar operasi, alat rumah
tangga dan ATK.
 VK : Hubungan kerja kamar operasi dengan VK berhubungan
dengan kegiatan operasi obgyn.
 Farmasi : Hubungan kerja kamar operasi dengan bagian farmasi
berhubungan dengan pengadaan obat-obatan anesetesi dan pembedahan.
 Unit Rawat Jalan : Hubungan kerja kamar operasi dengan unit rawat
jalan berhubungan yang pasien yang membutuhkan tindakan
pembedahan tanpa memerlukan persiapan sebelum operasi.
 Unit Rawat Inap : Hubungan kerja kamar operasi dengan unit rawat
inap berhubungan dengan persiapan pasien sebelum operasi dan
perawatan lanjutan yang dibutuhkan pasien pasca operasi.
 IPSRS : Hubungan kerja kamar operasi dengan IPSRS berhubungan
dengan kalibrasi dan juga perawatan /maintenance alat-alat OK.
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Dalam pelayanan kamar operasi perlu tersedianya sumber daya


manusia yang berkompeten, cekatan dan mempunyai kemampuan dengan
perkembangan teknologi sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal,
efektif dan efisien. Atas dasar tersebut, maka perlu kiranya menyediakan,
mempersiapkan dan mendayagunakan sumber daya yang ada. Untuk
menunjang pelayanan di kamar operasi, maka perlu dibutuhkan tenaga
perawat yang mempunyai pengalaman, keterampilan dan pengetahuan yang
sesuai.

POLA KETENAGAAN

NO JABATAN PENDIDIKAN SERTIFIKASI

1 Karu SKep Ners a. Minimal sudah 2 tahun bertugas


D3 di kamar operasi untuk S1 Ners
Keperawatan b. Minimal sudah 5 tahun bekerja
di kamar operasi untuk D3
Keperawatan
c. Telah memiliki pengalaman
pelatihan dan sertifikasi mahir
bedah dan bedah dasar
d. BTCLS BHD
e. Managemen Bangsal
2 Perawat PJ SKep Ners a. Minimal sudah bekerja selama 1
D3 tahun di kamar operasi un tuk
Keperawatan SKep Ners
b. Minimal sudah bekerja selama 2
tahun di kamar operasi untuk
D3 Keperawatan
c. Memiliki pelatihan bedah dasar
d. BHD BTCLS
3 Perawat SKep Ners a. Minimal sudah bekerja selama 1
Pelaksana D3 tahun di Rumah Sakit untuk
Keperawatan SKep Ners
b. Minimal sudah bekerja selama 1
tahun di Rumah Sakit untuk D3
Keperawatan
4 Perawat D3 Anestesi a. Lulus D3 Anestesi atau yang
Anestesi telah diakui oleh pemerintah

Pola ketenagaan dalam tugas pelayanan bagi perawat untuk melaksanakan


tugas pelayanan di kamar operasi sehingga semua kegiatan pelayanan dapat
terkoordinir dengan baik, dimana dalam waktu 24 jam dibuat dalam 2 shift
yaitu;
 Shift pagi jam 08.00 wib sampai dengan jam 16.00 wib
 On call jam 16.00 wib sampai jam 08.00 wib
 Hari minggu dan tanggal merah on call 24 jam

Pengaturan jadwal dinas bisa fleksibel sesuai jam operasi untuk mengurangi
jam dinas yang berlebih. Jadwal di buat sebulan sekali
Sedangkan kulifikasi tenaga perawat di kamar operasi :
1. Pendidikan S1 keperawatan atau DIII keperawatan
2. Sudah bekerja di Rumah Sakit minimal 1 tahun.
3. Memiliki setifikat pelatihan mahir bedah. Bedah dasar, bedah lanjutan
(diutamakan )
4. Memiliki sertikat pelatihan BHD, PPGD, BTCLS.
5. Untuk perawat anestesi minimal DIII anestesi, atau yang di akui.
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Kegiatan orientasi di ruang operasi wajib diberikan kepada semua


tenaga perawat yang akan dan baru mau bekerja di kamar operasi, agar
mengenal dan mengetahui tentang kamar operasi baik aturan-aturan dan
tatacara kerja di kamar operasi. Kegiatan di kamar operasi tentu dibagi
dalam empat bagian dalam garis besar yaitu mengenal, mengetahui,
memahami dan melaksanakan semua rangkaian kegiatan yang ada di ruang
operasi sesuai standar prosedur operasional yang ada di kamar operasi.
Setiap penilaian kinerja dalam masa orientasi biasa ada pedoman yang
dikeluarkan sebagai acuan dalam memberikan penilaian serta dilaporkan
secara berjenjang sehingga menjadi keputusan manajemen untuk
menentukan apakah layak tidaknya tenaga perawat bekerja di unit yang
sudah ditentukan, tentunya juga disertai persyaratan –persyaratan yang
lainnya.
Adapun daftar program orientasi di kamar operasi serta apa yang harus
dicapai adalah sebagai berikut :
 Bulan pertama
1. Mengenal ruang lingkup kamar operasi
2. Struktur organisasi kamar operasi, visi dan misi kamar operasi.
3. Job description perawat kamar operasi.
4. Teknik mengunakan topi, masker dan baju khusus kamar operasi.
5. Etika kerja di kamar operasi.
6. Standar prosedur operasional di kamar operasi.
7. Aspek legal di kamar operasi.
8. Konsep dasar kamar operasi.
9. Perawatan dan pemeliharaan alat di kamar operasi.
 Bulan kedua
1. Teknik cuci tangan bedah
2. Memakai jas operasi
3. Macam 2 insisi area operasi
4. Teknik a dan antiseptic di kamar operasi
5. Memakai sarung tangan steril
6. Teknik menyusun instrumen bedah
7. Posisi pasien di meja operasi
8. Teknik drapping
9. Pengendalian infeksi nasokomial di kamar operasi.
 Bulan ketiga (SKILL )
1. Sebagai perawat sirkuler
2. Sebagai perawat instrumen
Format laporan hasil orientasi

LAPORAN HASIL ORENTASI


Berdasarkan hasil bimbingan dan pengamatan dalam masa
orientasi………………………………..bulan dilapangan. Dengan ini kami
laporkan :
Nama :
Masa orientasi : Tgl……………….s/d…………………………..
Di unit :
Hasil orientasi
1. Kejujuran :
2. Disiplin :
3. Kerjasama :
4. Komunikasi :
5. Inisiatif :
6. Sopan santun :
7. Kemauan belajar :
8. Keterampilan :
9. Pengetahuan :
10. Loyalitas :
Kesimpulan : DAPAT / TIDAK DAPAT dilanjutkan untuk masa
kontrak
Catatan khusus :
Demikian laporan ini kami buat, atas perhatian dan kerjasamanya kami
ucapkan terimakasih.

Belinyu,……………..2022
Mengetahui,

Kepala Ruangan Kasie Keperawatan


BAB X
PERTEMUAN RAPAT

Pertemuan atau rapat di kamar operasi ada 2 jenis pertemuan yang


dilaksanakan di kamar operasi yaitu;
1. Pertemuan / rapat bulanan
Pertemuan yang dilaksanakan di kamar operasi satu kali dan satu
bulan dan sudah direncanakan secara rutin, dihadiri oleh semua perawat
kamar operasi dan dipimpin oleh kepala ruangan operasi. Adapun materi
pertemuan tersebut antara lain, evaluasi hasil rapat bulan sebelumnya,
penyampaian hasil rapat dengan bidang keperawatan, permasalahan yang
timbul di kamar operasi. Serta kesimpulan dan rekomendasi hasil
pertemuan. Semua hasil dari pertemuan di catat dalam notulen rapat
2. Pertemuan/rapat insidentil.
Pertemuan yang dilaksanakan secara mendadak dan bila di anggap
perlu karena adanya sesuatu masalah yang harus segera diselesaikan
dalam waktu segera atau secepatnya untuk mengambil keputusan. Semua
hasil rapat insidentil juga di catat dalam notulen rapat.
BAB XI
PELAPORAN

a. Laporan harian
Sebuah laporan yang dilakukan setiap hari, isi laporan biasanya antara
lain tentang jumlah tindakan operasi setiap harinya ,serta masalah
yang timbul.
b. Laporan bulanan
Sebuah laporan yang dilakukan atau di laporkan setiap bulan nya
dalam bentuk format laporan bulanan,isi laporan berisi tentang :
1. Jumlah tindakan operasi setiap bulannya.
2. Masalah–masalah yang berhubungan dengan pelayanan
keperawatan.
3. Masalah Ketenagaan baik mutasi, rotasi, sakit, dirawat, dll
4. Laporan program orientasi perawat baru bila ada.
c. Laporan tahunan
Sesuai dengan peran dan fungsi sebagai bagian dari pelayanan Rumah
Sakit tentu evaluasi pelayanan harus di lakukan,dan biasanya lewat
sebuah laporan yaitu laporan tahunan .
Laporan tahunan biasanya beririsi antara lain :
1. Laporan evaluasi program ruang ok
2. Laporan evaluasi kinerja karyawan
3. Laporan mutu pelayanan keperawatan maupun medis
4. Rencana program tahun berikutnya

Belinyu, 30 Agustus 2022

Anda mungkin juga menyukai