Latar Belakang Masalah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

LATAR BELAKANG MASALAH

”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk


watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beahklak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” [1]
Apabila kita perhatikan tujuan pendidikan dalam Sistem Pendidikan Nasional, yaitu
membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam arti tersedianya sumber daya manusia yang
berkualitas, maka harus didukung oleh tenaga pendidik yang berkinerja baik. Kinerja tenaga
pendidik akan bisa ditingkatkan bila didukung dengan adanya supervisi, motivasi dan
pemberian bimbingan yang baik.
Kepala sekolah memegang peranan penting terhadap kinerja tenaga pendidik dan
juga perkembangan sekolah. Oleh karena itu, ia harus memiliki jiwa kepemimpinan untuk
mengatur para guru, pegawai tata usaha dan pegawai sekolah lainnya. Dalam hal ini, kepala
sekolah tidak hanya mengatur para guru saja, melainkan juga ketatausahaan sekolah siswa,
hubungan sekolah dengan masyarakat dan orang tua siswa. Tercapai tidaknya tujuan sekolah
sangat bergantung pada kebijaksanaan yang diterapkan kepala sekolah terhadap seluruh
personal sekolah. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai pimpinan organisasi pendidikan di
sekolah, kepala sekolah harus memiliki berbagai persyaratan agar ia dapat menjalankan
tugasnya dengan baik. Masing-masing persyaratan ini saling berkaitan antara yang satu
dengan yang lainnya. Diantaranya adalah memiliki ijazah, kemampuan mengajar,
kepribadian yang baik serta memiliki pengalaman kerja.
Kepala sekolah harus menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai administrator,
karena administrasi sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa sokongan dari kepala
sekolah. Untuk menunjang produktifitas sekolah, kepala sekolah harus bisa membuat
perencanaan, kemana dan bagaimana sekolahan tersebut akan dibawa. Selain membuat
perencanaan, kepala sekolah juga harus membuat struktur organisasi sekolah dengan baik,
dengan tujuan untuk membagi tugas masing-masing anggotanya dan harus bisa
menyesuaikan antara tugas dan kemampuannya, sehingga bisa bekerja secara optimal.
Guru sebagai ujung tombak yang utama dalam pendidikan, mempunyai peran
mengadakan pembelajaran. Dalam melaksanakan perannya tersebut harus melakukan
berbagai kegiatan antara lain merencanakan, menyiapkan, menyelenggarakan dan
mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Supaya guru dapat menjalankan perannya dengan baik,
maka guru harus menguasai sejumlah kompetensi yang telah ditetapkan dan bekerja dengan
professional. Selain itu juga harus ada pembinaan dan pengawasan yang baik dari kepala
sekolah untuk meningkatkan kinerja guru sehingga tercipta suasana pembelajaran yang
berkualitas dan pada akhirnya bisa meningkatkan kualitas pendidikan.
Kinerja guru yang kurang professional, seperti diungkapkan oleh Mulyasa, “Dalam
praktek kehidupan sehari-hari, masih banyak guru yang melakukan kesalahan-kesalahan
dalam menunaikan tugas dan fungsinnya. Kesalahan-kesalahan tersebut sering kali tidak
disadari oleh para guru, bahkan masih banyak diantaranya menganggap hal biasa dan
wajar.” [2] Maka dari itu diperlukan supervisi pendidikan yang dilakukan oleh kepala
sekolah, karena salah satu tugas dan fungsi kepala sekolah yaitu sebagai supervisor. Seperti
yang diungkapkan oleh Sulistyorini, ”Kepala sekolah berfungsi dan bertugas sebagai (1)
Administrator, (2) Manajer, (3) Supervisor, (4) Edukator.”[3]
Dari latar belakang masalah diatas, sebagian dari tugas dan fungsi kepala sekolah
yaitu sebagi administrator dan sebagai supervisor, maka penulis menyajikan makalah dengan
judul ”Kepala Sekolah sebagai Administrator dan Supervisor”.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis rumuskan rumusan
masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana standar kepala sekolah?
2. Bagaiman kepala sekolah sebagai administrator?
3. Bagaiman kepala sekolah sebagai supervisor?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan pembahasan dari makalah ini
adalah:
1. Untuk mengetahui standar kepala sekolah.
2. Untuk mengetahui kepala sekolah sebagai administrator.
3. Untuk mengetahui kepala sekolah sebagai supervisor.

BAB II
PEMBAHASAN

A. STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH [4]

1. Kualifikasi
Kualifikasi Umum Kepala Sekolah/Madrasah adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) kependidikan atau
nonkependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi;
b. Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 56 tahun;
c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut jenjang sekolah
masing-masing, kecuali di Taman Kanak-kanak /Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki
pengalaman mengajar sekurangkurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA; dan
d. Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi non-
PNS disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang
berwenang.
2. Kompetensi
a. Kepribadian
1) Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadI teladan
akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah.
2) Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.
3) Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah/madrasah.
4) Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
5) Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah/
madrasah.
6) Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.
b. Manajerial
1) Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan.
2) Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan.
3) Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/ madrasah
secara optimal.
4) Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajar
yang efektif.
5) Menciptakan budaya dan iklim sekolah/ madrasah yang kondusif dan inovatif bagi
pembelajaran peserta didik.
6) Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.
7) Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara
optimal.
8) Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan
ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/ madrasah.
9) Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan penempatan dan
pengembangan kapasitas peserta didik.
10) Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan
tujuan pendidikan nasional.
11) Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel,
transparan, dan efisien.
12) Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan
sekolah/madrasah.
13) Mengelola unit layanan khusus sekolah/ madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran
dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah.
14) Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan
pengambilan keputusan.
15) Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan
manajemen sekolah/madrasah.
16) Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/
madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya.
c. Kewirausahaan
1) Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah.
2) Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar
yang efektif.
3) Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
sebagai pemimpin sekolah/madrasah.
4) Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang
dihadapi sekolah/madrasah.
5) Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi / jasa sekolah/madrasah
sebagai sumber belajar peserta didik.
d. Supervisi
1) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
2) Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan
teknik supervisi yang tepat.
3) Menindaklanjuti hasil supervise akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
e. Sosial
1) Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah
2) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
3) Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.

B. KEPALA SEKOLAH SEBAGAI ADMINISTRATOR


”Kepala sekolah sebagai administrator menurut Mulyasa 2006, 107-110 memiliki
hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktifitas pengelolaan administrasi yang bersifat
pencatatan, penyusunan dan pendokumenan seluruh program sekolah secara spesifik. Kepala
sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum, administrasi peserta didik,
administrasi personalia, administrasi kearsipan dan administrasi keuangan.” [5] Kegiatan
tersebut perlu dilakukan dengan cara efektif dan efisien agar dapat menunjang produktifitas
sekolah.
Kemampuan-kemampuan kepala sekolah terkait sebagai administrator dapat
dijabarkan dalam tugas-tugas operasional berikut: [6]
1. Kemampuan kurikulum harus diwujudkan dalam penyusunan kelengkapan data administrasi
bimbingan konseling, adminstrasi kegiatan praktikum dan kelengkapan data administrasi
kegiatan belajar mengajar.
2. Kemampuan mengelola administrasi peserta didik harus diwujudkan dalam penyusunan
kelengkapan data administrasi peserta didik, penyusunan kelengkapan data administrasi
kegiatan ekstrakurikuler dan penyusunan data admnistrasi hubungan sekolah dengan orang
tua dan peserta didik.
3. Kemampuan mengelola administrasi personalia harus diwujudkan dalam pengembangan
kelengkapan data administrasi tenaga guru serta pengembangan kelengkapan data
administrasi tenaga kependidikan seperti pustakawan, pegawai tata usaha, penjaga sekolah
dan teknisi.
4. Kemampuan mengelola administrasi sarana dan prasarana harus diwujudkan dalam
pengembangan kelengkapan data administrasi gedung dan ruang, pengembangandata
administrasi meubeler, pengembangan kelengkapan data administrasi alat kantor (AMK),
pengembangan kelengkapan data administrsi buku atau bahan pustaka, kelengkapan data
administrsi alat laboratorium, serta pengembangan kelengkapan data administrsi alat bengkel.
5. Kemampuan mengelola administrasi kearsipan harus diwujudkan dalam pengembangan
kelengkapan data administrsi surat masuk, kelengkapan data administrsi surat keluar,
pengembangan kelengkapan data administrsi surat keputusan, pengembangan kelengkapan
data administrsi surat edaran.
6. Kemampuan mengelola administrasi keuangan diwujuudkan dalam pengembangan
administrasi keuangan rutin, pengembangan administrasi keuangan yang bersumber dari
masyarakat dan orang tua peserta didik, dari pemerintah diantaranya dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS). Pengembangan proposal untuk mencari bantuan keuangan dan
pengembangan propposal untuk mencari berbagai kemungkinan dalam mendapatkan bantuan
keuangan dari berbagai pihak yang tidak mengikat.
Herk (1994) menyarankan agar kepala sekolah sebagai administrator tidak
memandang guru sebagai bawahan, melainkan sebagai teman sejawat.[7] Sikap dan perilaku
administrator hendaknya bisa membuat guru-guru lebih merasa dihargai dan dihormati
kemampuan profesionalnya. Sehingga guru-guru tidak segan menanyakan dan mendiskusikan
sesuatu yang berkaitan dengan tugasnya kepada administrator. Komunikasi antar guru dan
administrator akan menjadi lancar. Situasi ini akan mempermudah administrator memberi
drongan kepada guru-guru untuk meningkatkan prestasi kerja mereka.
Untuk mensukseskan tugasnya, maka administrator hendaknya memiliki ketrampilan
sebagai berikut: [8]
1. Ketrampilan konsep adalah suatu ketrampilan untuk menciptakan konsep-konsep baru baik
untuk kepentingan manajemen maupun administrasi sekolah.
2. Kemampuan manusiawi adalah kemampuan administrator untuk berkomunikasi, membina
dan menunjukkan perilaku kepada para personalia sekolah terutama para guru.
3. Ketrampilan tehnik adalah ketrampilan tentang tehnik-tehnik mendidik, mengajar dan
ketatausahaan.
Menurut Purwanto ” Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan bertanggung
jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh karena
itu untuk melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala sekolah hendaknya memahami,
menguasai dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan tugasnya
sebagai administrator.” [9]
Adapun tugas dan fungsi dari kepala sekolah sebagai administrator adalah sebagai
berikut:
1. Membuat Perencanaan
Salah satu fungsi utama dan pertama dari kepala sekolah adalah membuat
perencanaan. Perencanaan merupakan syarat mutlak bagi setiap organisasi atau kelompok
agar dapat berjalan dengan baik. Dalam rangka membuat perencanaan, kepala sekolah paling
harus membuat rencana tahunan, dalam rencana tahunan hendaklah mencakup bidang-bidang
berikut ini:
a. Program pengajaran. Termasuk dalam program pengajaran antara lain; pembagian tugas
mengajar, pengadaan buku-buku pelajaran, alat-alat pembelajaran.
b. Kesiswaan, antara lain; syarat-syarat penerimaan murid baru, pengelompokan siswa,
pembagian kelas, pelayanan bimbingan dan konseling dan pelayanan kesehatan.
c. Kepegawaian, antara lain; penerimaan guru baru, pembagian tugas guru dan pegawai, mutasi
atau promosi guru dan pegawai.
d. Keuangan, mencakup pengadaan dan pengelolaan keuangan untuk berbagai kegiatan yang
telah direncanakan.
e. Perlengkapan, antara lain meliputi; sarana dan prasarana sekolah, rehabilitasi gedung,
penambahan ruang kelas dan lainnya.
Perlu diperhatikan oleh kepala sekolah, bahwa dalam membuat perencanaan
tersebut, harus diperhitungkan dengan matang, selain itu perencanaan juga harus transparan
dan dilakukan dengan musyawarah dengan pegawai, dewan guru dan atau komite sekolah.
2. Menyusun Organisasi Sekolah
Organisasi mengambarkan adanya pembidangan fungsi dan tugas dari masing-
masing kesatuan. Dalam suatu susunan dan struktur organisasi dapat dilihat bidang, tugas dan
fungsi masing-masing kesatuan, serta hubungan vertikal horizontal antara kesatuan-kesatuan
tersebut. Dengan kata lain, dengan melihat struktur organisasi dapat diketahui bentuk pola
hubungan. [10]
Maka dari semua itu, kepala sekolah sebagai administrator pendidikan harus
menyusun organisasi sekolah yang dipimpinnya, melaksanakan pembagian tugas dan
wewenangnya kepada guru-guru serta pegawai sekolah sesuai dengan struktur organisasi
yang telah disusun dan disepakati.
Untuk mmenyusun organisasi sekolah yang baik, perlu memperhatikan prinsip-
prinsip sebagai berikut:
a. Mempunyai tujuan yang jelas.
b. Para anggotanya menerima dan memahami tujuan tersebut.
c. Adanya kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan kesatuan tindakan dan kesatuan pikiran.
d. Adanya keatuan perintah
e. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab seseorang dalam organisasi
tersebut.
f. Adanya pembagian tugas pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, keahlian, dan atau
bakat masing-masing.
g. Struktur organisasi hendaknya disusun sesederhana mungkin, sesuai dengan kebutuhan
koordinasi, pengawasan dan pengendalian.
h. Pola organisasi hendaknya relatif permanen.
i. Adanya jaminan keamanan/kenyamanan dalam bekerja.
j. Garis-garis kekuasaan dan tanggung jawab serta hierarki tata kerjanya jelas tergambar dalam
struktur atau bagan organisasi.
3. Bertindak sebagai Koordinator dan Pengarah
Dengan adanya bermacam-macam tugas dan pekerjaan yang dilakukan setiap
personal dalam struktur organisasi sekolah maka memerlukan adanya koordinasi dan
pengarahan dari kepala sekolah. Adanya koordinasi dari kepala sekolah yang baik dapat
menghindarkan dari adanya persaingan yang tidak sehat, baik antar personal maupun antar
bagian yang ada dalam sekolahan tersebut. Dengan adanya koordinator yang baik maka akan
tercipta suasana kekeluargaan, saling tolong menolong dalam mengerjakan tugas, saling
membantu untuk menggapai tujuan bersama, baik dalam hal pembelajaran dan administrasi.
Dengan demikian, kualitas pendidikan di sekolah tersebut dapat ditingkatkan.
4. Melaksanakan Pengelolaan Kepegawaian
Kepala sekolah harus dapat melakukan pengelolaan kepegawaian, atau manajemen
pegawai, yang meliputi; (1) perencanaan pegawai, (2) pengadaan pegawai, (3) pembinaan
dan pengembangan pegawai, (4) promosi dan mutasi, (5) pemberhentian pegawai, (6)
kompensasi, dan (7) penilaian pegawai. Semua itu perlu dilakukan dengan baik dan benar
agar apa yang diharapkan tercapai, yakni tersedianya tanaga kependidikan Islam yang
diperlukan dengan kuaifikasi dan kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan
pekerjaan dengan baik dan berkualitas. [11]
Perencanaan pegawai merupakan kegiatan untuk menentukan kebutuhan pegawai,
baik secara kualitatif maupun kuantitatif untuk sekaran dan masa depan. Penyuusunan
rencana personalia yang baik dan tepat memerlukan informasi yang lengkap danjeas tentang
pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan dalam organisasi. Oleh karena itu, sebelum
menyusun rencana, perlu dilakukan analisis pekerjaan dan analisis jabatan untuk memperoleh
deskripsi pekerjaan.
Pengadaan pegawai merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pegawai dalam
suatu lembaga, baik jumlah maupun kualitasnya. Untuk mendapatkan pegawai yang sesuai
dengan kebutuhan, perlu dilakukan kegiatan rekruitmen, yaitu usaha usaha untuk mencari dan
mendapatkan calon-calon pegawai yang memenuhi syarat.
Selanjutnya diadakan pembinaan dan pengembangan pegawai-pegawai yang sudah
direkrut. Hal ini sangat perlu dilakukan untuk memperbaiki, menjaga dan mmeningkatkat
kinerja pegawai. Kegiatan ini tidak hanya menyangkut aspek kemampuan, tetapi juga
menyangkut karier pegawai.
Setelah diperoleh dan ditentukan calon pegawai yang akan diterima, kegiatan yang
selanjutnya adalah mengusahakan supaya calon tersebut menjadi anggota organisasi yang sah
sehingga mempunyai hak dan kewajiban sebagai anggota organisasi atau lembaga. Setelah
pengangkatan pegawai maka akan dialakukan penempatan atau penugasan kepada pegawai
tersebut.
Pemberhentian pegawai adalah putusnya hubungan kerja sama antara pegawai
tersebut dengan organisasi atau lembaga yang sebelumnya ia bekerja di sana.
Kompensasi adalah balas jasa yang diberikan organisasi kepada pegawai, yang dapat
dinilai dengan uang dan mempunyai kecenderungan diberikan secara tetap. Pemberian
kommpensasi, selain dalam bentuk gaji, dapat berupa tunjangan, fasilitas perumahan,
kendaraan dan lain sebagainya.
Kegiatan selanjutnya adalah evaluasi atau penilaian dari pelaksanaan fungsi-fungsi
yang dikemukakan diatas. Penilaian tenaga kependidikan ini difokuskan pada prestasi
individu dan peran sertanya dalam kegiatan sekolah. Penilaian ini tidak hanya penting bagi
sekolah, tetapi juga bagi pegawai itu sendiri.
Ketujuh fungsi manajemen diatas harus dilaksanakan dengan cermat, rapi dan
teratur, demi berhasilnya pengelolaan kepegawaian dalam sebuah lembaga pendidikan.
Semua hal tersebut tidak terlepas dari kepiawaian dalam manajemen dari seorang kepala
sekolah sebagai pemimpin dari organisasi sekolah di samping juga adanya kerja sama yang
selaras antar pegawai.

C. KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR


Supervisor berasal dari bahasa Inggris, yaitu supervisi artinya ”pengawasan” dari
kata tersebut muncul kata supervisor yang artinya pengawas atau pengamat. Supervisi di
bidang pendidikan adalah suatu proses pembimbingan dari pihak yang berkompeten kepada
guru-guru dan kepada personalia sekolah yang langsung menangani belajar siswa untuk
memperbaiki situasi belajar mengajar agar siswa dapat belajar secara efektif dengan prestasi
belajar yang lebih meningkat. [12]
Supervisi pendidikan ada dua macam yaitu supervisi akademis dan supervisi
administrasi. Supervisi akademis adalah kegiatan pembimbingan yang ditujukan untuk
memperbaiki kondisi baik personal maupun material yang memungkinkan terciptanya situasi
pembelajaran yang lebih baik demi terciptanya tujuan pendidikan. Supervisi
administrasi yaitu pada pelaksanaannya hanya difokuskan pada penampilan mengajar guru
(terpusat pada guru) yang meliputi aspek kemampuan mengajar guru yang terkandung di
dalamnya kemampuan mengatur perencanaan pembelajaran, kemampuan mengajar materi
pelajaran dan personal sosial atau pergaulan dengan siswa. [13]
Tujuan supervisi pendidikan adalah perbaikan dan pengembangan proses belajar
mengajar secara total, ini berarti bahwa tujuan supervisi tidak hanya untuk memperbaiki
mutu mengajar guru, tapi juga pertumbuhan profesi guru dalam arti luas, termasuk di
dalamnya pengadaan fasilitas-fasilitas pelayanan kepemimpinan dan pembinaan human
relation yang baik kepada semua pihak yang terkait. [14]
Dalam pelaksanaannya sebagai supervisor, maka kepala sekolah harus
memperhatikan prinsip-prinsip supervisi yaitu:
1. Ilmiah (Scientific)
Yang mencakup unsur-unsur:
a. Sistematis, berarti dilaksanakan secara teratur, berencana dan kontinu.
b. Obyektif, artinya data yang didapat berdasarkan pada observasi nyata, bukan tafsiran pribadi.
c. Mengunakan alat (instrument) yang dapat memberi informasi sebagai umpan balik untuk
mengadakan penilaian terhadap proses belajar mengajar.
2. Demokratis
Menjunjung tinggi asas musyawarah. Memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat serta sanggup
menerima pendapat orang lain.
3. Kooperatif
Maksudnya adalah seluruh staf dapat bekerja sama dan mengembangkan usaha bersama
dalam menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
4. Konstruktif dan kreatif
Membina inisiatif guru serta mendorongnya untuk aktif menciptakan suasana dimana setiap
orang merasa aman dan dapat mengambangkan potensinya.
Bila prinsip-prinsip diatas diterima maka perlu mengubah sikap para pemimpin
pendidikan yang hanya memaksa bawahannya, menakut-nakuti dan melumpuhkan kreatifitas
dari anggotanya. Sikap korektif harus diganti dengan sikap yang menciptakan situasi dimana
orang merasa aman dan tenang untuk mengembangkan kreatifitasnya.
Kepala sekolah sebagai supervisor, berarti kepala sekolah menjalankan fungsi
supervisi, adapun fungsi supervisi menurut Sahertian adalah sebagai berikut:
1. Mengkoordinasi semua usaha sekolah
Oleh karena perubahan terus menerus terjadi, sehingga kegiatan sekolah juga makin
bertambah, maka perlu adanya koordinasi yang baik terhadap semua usaha sekolah, misalnya
dalam menentukan kebijakan sekolahan dan merumuskan tujuan-tujuan atas setiap kegiatan
sekolah termasukprogram-program sepanjang tahun ajaran perlu adanya koordinasi yang baik
dari semua personel sekolah.
2. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
Dalam masyarakat demokratis, kepemimpinan yang demokratis perlu
dikembangkan. Kepemimpinan merupakan suatu ketrampilan yang harus dipelajari dan harus
melalui latihan yang terus menerus. Dengan melatih dan memperlengkapi guru-guru agar
memiliki ketrampilan dalam kepemimpinan di sekolah.
3. Memperluas pengalaman guru-guru
Akar dari pengalaman terletak pada sifat dasar manusia. Manusia selalu ingin
mencapai kemajuan yang semaksimal mungkin. Seseorang yang akan jadi pemimpin, bila ia
mau belajar dari pengalaman nyata dilapangan melalui pengalaman baru, maka ia dapat
belajar untuk memperkaya dirinya dengan pengalaman belajar baru.
4. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif
Usaha-usaha kreatif bersumber pada pandangan manusia. Semua orang percaya
bahwa manusia diciptakan dengan memiliki potensi untuk berkembang dan berkarya.
Supervisi bertugas untuk menciptakan suasana yang memungkinkan guru-guru dapat
berusaha meningkatkan potensi-potensi kreatifitas dalam dirinya.
5. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus.
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya diperlukan penilaian terus menerus.
Melalui penelitian dapat dikektahui kelebihan dan kelemahan seseorang dari hasil dan proses
balajar mengajar. Penilaian harus bersifat menyeluruh dan kontinu.
6. Menganalisis situasi belajar mengajar
Supervisi dilakukan dengan tujuan tertentu, yaitu untuk memperbaiki situasi belajar
mengajar. Agar usaha memperbaiki situasi belajar mengajar dapat tercapai, maka perlu
dianalisis hasil dan proses pembelajaran. Penganalisaan membberi pengalaman baru dalam
menyusun strategi dan usaha kearah perbaikan. Suatu pembelajaran akan mengalami
pertumbuhan bila selalu ada usaha perbaikan yang terus menerus.
7. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepda setiap anggota
Setiap guru mempunyai potensi dan dorongan untuk berkembang. Kebanyakan
potensi-potensi tidak berkembang karena berbagai faktor, baik faktor obyektif maupun
subyektif. Supervisi memberi dorongan stimulasi dan membantu guru agar mengembangkan
pengetahuan dalam hal ketrampilan mengajar. Kemampuan-kemampuan dalam mengajar
hanya bisa dicapai bila ada latihan, mengulang dan dengan sengaja dipelajari.
8. Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-tujuan
pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.
Untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi harus berdasarkan pada tujuan-tujuan
sebelumnya. Ada hierarki kebutuhan yang harus selaras, setiap guru harus mampu mengukur
kemampuannya masing-masing. Mengembangkan kemampuan guru adalah salah satu fungsi
supervisi pendidikan. [15]
Dalam rangka pembinaan profesionalisme guru yang pada gilirannya meningkatkan
mutu proses dan hasil pembelajaran maka para supervisor hendaknya melakukan peran
sebagai berikut:
1. Narasumber, dituntut untuk mengenal dan memahami masalah pengajaran
2. Konsultan atau penasehat. Supervisor hendaknya dapat membantu guru melakukan cara-cara
yang lebih baik dan mengelola proses pembelajaran.
3. Fasilitator. Supervisor harus mengusahakan sumber-sumber profesional baik materi seperti
buku dan alat pelajaran maupun sumber manusia yaitu narasumber modul diperoleh guru.
4. Motifator. Supervisor hendaknya membangkitkan dan memelihara kegairahan kerja guru
untuk mencapai prestasi kerja yang semakin baik.
5. Pelopor pembaharuan. Supervisor jangan merasa puas dengan cara-cara dan hasil yang sudah
dicapai, tetapi harus memiliki prakarsa untuk melakukan perbaikan agar guru juga melakukan
hal serupa. [16]
Keberhasilan kepala sekolah sebagai supervisor antara lain dapat ditunjukkan oleh
(1) meningkatnya kesadaran tenaga kependidikan (guru) untuk meningkatkan kinerjanya (2)
meningkatnya ketrampilan tenaga kependidikan (guru) dalam melaksanakan tugasnya. [17]
D. ANALISIS
1. Dalam era globalisasi ini, pendidikan di Indonasia semakin lama semakin maju, meskipun di
mata dunia mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Para guru dan personel sekolah
semakin menyadari bahwa betapa pentingnya meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini
ditandai dengan usaha guru untuk meningkatkan wawasan, pengalaman dan kemampuanya
dalam bidang pendidikan seperti mengikuti seminar, workshop, kursus dan para guru sudah
banyak yang mengenyam pendidikan pada jenjang lebih tinggi, tidak hanya puas pada
jenjang pendidikan S1 saja. Dari sisi lain, sudah banyak perguruan tinggi yang membuka
program pascasarjana sehingga dapat menampung para guru yang ingin melanjutkan
studinya, untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasannya demi terciptanya guru-guru
yang berkualitas dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
2. Melihat kenyataan di lapangan kiranya pelaksanaan tugas kepala sekolah sebagai
administrator maupun sebagi supervisor masih perlu ditingkatkan , misalnya secara umum
kita temui bahkan kita mengalami betapa banyak dan menumpuknya tugas melengkapi
administrasi yang belum terselesaikan dengan baik. Hal ini mengidentifikasikan bahwa masih
lemahnya keadministrasian dan kedisiplinan kita dalam menjalankan tugas.
3. Terkait dengan pelaksanaan supervisi pendidikan kiranya masih belum optimal dilaksanakan
dan paradigma supervisi masih dianggap sebagai inspeksi. Padahal terdapat perbedaan
mendasar antara supervisi dan inspeksi. Paradigma dan praktek supervisi ini yang harus kita
luruskan.
4. Masih rendahnya kesadaran diri, serta niat dan tekad dari tenaga kependidikan untuk
meningkatkan mutu pendidikan yang ada dalam lembaga pendidikannya. Apalagi ketika
sudah menjadi pegawai negeri sipil dan sudah mendapatkan gaji tetap, terkadang tenaga
pendidikan akan terlena dengan kompensasi yang ia terima pada akhirnya tidak bekerja
dengan optimal, merasa cukup atau puas dengan kinerja yang sudah ia lakukan. Oleh karena
itu, kepala sekolah dan seluruh guru maupun stafnya perlu memperbaiki niat, tekad dan
kesadaran diri untuk meningkatkan kinerjanya demi meningkatkan mutu pendidikan.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Standar Kepala Sekolah/Madrasah
a. Kualifikasi
Kualifikasi Umum Kepala Sekolah/Madrasah adalah sebagai berikut:
1) Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) kependidikan atau
nonkependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi;
2) Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 56 tahun;
3) Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut jenjang sekolah
masing-masing, kecuali di Taman Kanak-kanak /Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki
pengalaman mengajar sekurangkurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA; dan
4) Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi non-
PNS disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang
berwenang.
b. Kompetensi
1) Kepribadian
2) Manajerial
3) Kewirausahaan
4) Supervisi
5) Sosial

2. Kepala Sekolah Sebagai Administrator


a. Kemampuan-kemampuan kepala sekolah terkait sebagai administrator dapat dijabarkan
dalam tugas-tugas operasional sebagai berikut:
1) Kemampuan kurikulum.
2) Kemampuan mengelola administrasi peserta didik.
3) Kemampuan mengelola administrasi personalia.
4) Kemampuan mengelola administrasi sarana dan prasarana.
5) Kemampuan mengelola administrasi kearsipan.
6) Kemampuan mengelola administrasi keuangan.
b. Kepala sekolah sebagai adminnistrator berfungsi sebagai berikut:
1) Menyusun atau membuat perencanaan.
2) Menyusun organisasi sekolah.
3) Menjadi koordinator dan pengarah.
4) Melaksanakan pengelolaan kepegawaian.
3. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
a. Kepala sekolah sebagai supervisor, berarti kepala sekolah menjalankan fungsi supervisi,
adapun fungsi supervisi adalah sebagai berikut:
1) Mengkoordinasi semua usaha sekolah
2) Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
3) Memperluas pengalaman guru-guru
4) Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif
5) Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus.
6) Menganalisis situasi belajar mengajar
7) Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepda setiap anggota
8) Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-tujuan
pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.
b. Supervisor hendaknya melakukan peran sebagai berikut:
1) Narasumber,
2) Konsultan atau penasehat.
3) Fasilitator.
4) Motifator.
5) Pelopor pembaharuan.
B. SARAN
1. Bagi Kepala Sekolah
Hendaknya selalu konsisten dan kontinu dalam melaksanakan supervisi, karena pelaksanaan
supervisi tersebut akan dapat meningkatkan kinerja guru yang pada akhirnya dapat
meningkatkatkan mutu pendidikan di suatu lembaga pendidikan.
2. Bagi Guru
Hendaklah selalu meniingkatkan kinerjanya dalam melakukan proses pembelajaran, baik
ketika ada maupun tidak ada supervisi dari kepala sekolah

3.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dan Yuliana, Lia. Manajemen Pendidikan, Yoyakarta: Aditya Media,
Jakarta, 1985.
Ashari, Ahmad. Supervisi Rencana Pembelajaran, Jakarta: Rian Putra, 2004
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam. Pedoman
Pengembangan Administrasi dan Suupervisi Pendidikan. Jakarta: 2004
Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI. Undang-Undang dan
Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan thn 2006.
http:// litbangkemdiknas.net/.../Permen%20No… tgl 08 Desember 2011
Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan
Menyenangkan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005
Purwanto, Ngalim. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007
Sahertian, Piet A. Konsep Dasar Dan Tehnik Supervisi Pendidikan: Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta, 2000
Sulistyorini. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pengembangan Sekolah
Dasar, Jember: CSS, 2008
Sulistyorini. Manajemen Pendidikan Islam, Surabaya: eLKAF, 2006

Anda mungkin juga menyukai