Bagaimana Nilai Dan Norma Konstitusional Uud 1945 Dan Konstitusionalitas Ketentuan Perundang-Muhammad Alif Bimanday-A1a020157-D

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

BAGAIMANA NILAI DAN NORMA KONSTITUSIONAL UUD

1945 DAN KONSTITUSIONALITAS KETENTUAN


PERUNDANG-UNDANGAN DIBAWAH UUD

Oleh:
Muhammad Alif Bimanday
A1A020157

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
2021
A. MENELUSURI KONSEP DAN URGENSI KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN
BERBANGSA-NEGARA

Aturan-aturan mana saja yang mengatur jalannya pemerintahan itu yaitu

-Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang.


-Jangan berbicara saat mulut penuh makanan.
-Menyeberanglah pada zebra cross dengan tertib dan hati-hati.
-Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang sebagaimana
mestinya.
-Selesaikanlah pekerjaan rumahmu sebelum bermain ke luar rumah.
-Presiden dan wakil presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan
sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.
-Seseorang baru diperbolehkan memiliki surat izin mengemudi apabila sekurang-kurangnya telah
berusia 16 tahun.
Pada saat Anda menemukan aturan atau hukum yang berisi ketentuan yang mengatur bagaimana
pemerintah dijalankan, artinya Anda telah menemukan bagian dari konstitusi. Konstitusi adalah
seperangkat aturan atau hukum yang berisi ketentuan tentang bagaimana pemerintah diatur dan
dijalankan. Oleh karena aturan atau hukum yang terdapat dalam konstitusi itu mengatur hal-hal
yang amat mendasar dari suatu negara, maka konstitusi dikatakan pula sebagai hukum dasar
yang dijadikan pegangan dalam penyelenggaraan suatu negara.
Constituer berarti membentuk, pembentukan. Yang dimaksud dengan membentuk di sini adalah
membentuk suatu negara. Kontitusi mengandung permulaan dari segala peraturan mengenai
suatu negara atau dengan kata lain bahwa konstitusi mengandung permulaan dari segala
peraturan mengenai negara , pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan suatu
negara , dan sebagai peraturan dasar mengenai pembentukan negara .
Sehubungan dengan itu C.F. Strong yang menganut paham modern secara tegas menyamakan
pengertian konstitusi dengan undang-undang dasar. Rumusan yang dikemukakannya adalah
konstitusi itu merupakan satu kumpulan asas-asas mengenai kekuasaan pemerintah, hak-hak
yang diperintah, dan hubungan antara keduanya .
B. PERLU KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA-NEGARA INDONESIA
Indonesia merupakan negara yang demokratis, oleh karena itu keberadaan konstitusi negara
sangatlah penting dalam pembangunan sebuah negara yang demokratis, mayoritas konstitusi
yang demokratis itu lahir dari sebuah negara yang demokratis juga. Konstitusi merupakan
keseluruhan dari peraturan-peraturan di sebuah negara baik konstitusi secara tertulis atau tidak
tertulis yang mengikat sebuah cara yang mengatur sistem pemerintahan negara yang dapat
diterapkan dalam suatu masyarakatnya.

Konstitusi di negara Indonesia telah dikenal dengan istilah undang undang dasar, namun
sebagaimana telah kita ketahui masyarakat dan pemerintah itulah yang melanggar konstitusi
dalam negara itu sendiri, contoh besarnya dalam kehidupan yaitu seperti asap yang mengganggu
akibat kebakaran hutan yang mana hal tersebut itu berkaitan dengan undang-undang pasal 28H
ayat 1 yang ayat itu berbunyi semua orang itu berhak hidup sejahtera baik secara lahir maupun
batin.

C. MENGGALI SUMBER HISTORI, SOSIOLOGI DAN POLITIK TENTANG


KONSTITUSI DALAM BERBANGSA-NEGARA INDONESIA
Menurut Hobbes, manusia pada "status naturalis" bagaikan serigala. Hingga timbul adagium
homo homini lupus , artinya yang kuat mengalahkan yang lemah. Hidup dalam suasana demikian
pada akhirnya menyadarkan manusia untuk membuat perjanjian antara sesama manusia, yang
dikenal dengan istilah factum unionis. Selanjutnya timbul perjanjian rakyat menyerahkan
kekuasaannya kepada penguasa untuk menjaga perjanjian rakyat yang dikenal dengan istilah
factum subjectionis. Dalam bukunya yang berjudul Leviathan ia mengajukan suatu argumentasi
tentang kewajiban politik yang disebut kontrak sosial yang mengimplikasikan pengalihan
kedaulatan kepada primus inter pares yang kemudian berkuasa secara mutlak .
Primus inter pares adalah yang utama di antara sekawanan atau orang terpenting dan menonjol di
antara orang yang derajatnya sama. Pemikiran Hobbes tak lepas dari pengaruh kondisi zamannya
sehingga ia cenderung membela monarkhi absolut dengan konsep divine right yang menyatakan
bahwa penguasa di bumi merupakan pilihan Tuhan sehingga ia memiliki otoritas tidak
tertandingi. Pandangan inilah yang mendorong munculnya raja-raja tiran. Salah satu contoh raja
yang berkuasa secara mutlak adalah Louis XIV, raja Perancis yang dinobatkan pada 14 Mei 1643
dalam usia lima tahun.
Louis XIV dijuluki sebagai Raja Matahari atau Louis yang Agung . Ungkapan «L'État, c'est
moi» sering dianggap berasal dari dirinya, walaupun ahli sejarah berpendapat hal ini tak tepat
dan kemungkinan besar ditiupkan oleh lawan politiknya sebagai perwujudan stereotipe
absolutisme yang dia anut. Akibat pemerintahannya yang absolut, Louis XIV berkuasa dengan
sewenang- wenang, hal itu menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan yang luar dihentikan dan
dia ditangkap pada Revolusi 10 Agustus, dan akhirnya dihukum dengan Guillotine untuk
dakwaan pengkhianatan pada 21 Januari 1793, di hadapan para penonton yang menyoraki
hukumannya. Gagasan untuk membatasi kekuasaan raja atau dikenal dengan istilah
konstitusionalisme yang mengandung arti bahwa penguasa perlu dibatasi kekuasaannya dan
karena itu kekuasaannya harus diperinci secara tegas, sebenarnya sudah muncul sebelum Louis
XVI dihukum dengan Guillotine. Melalui fungsi ini undang-undang dasar dapat memberi
sumbangan kepada perkembangan dan pembinaan tatanan politik yang demokratis .
Pedoman bagi Presiden dalam memegang kekuasaan pemerintahan . Syarat-syarat yang harus
dipenuhi oleh calon Presiden dan calon Wakil Presiden . Pernyataan perang, membuat
pedamaian, dan perjanjian dengan negara lain .
Semua pasal tersebut berisi aturan dasar yang mengatur kekuasaan Presiden, baik sebagai kepala
negara maupun kepala pemerintahan. Pandangan ini didasarkan pada fungsi konstitusi yang salah
satu di antaranya adalah membagi kekuasaan dalam negara . Bagi mereka yang memandang
negara dari sudut kekuasaan dan menganggap sebagai organisasi kekuasaan maka konstitusi
dapat dipandang sebagai lembaga atau kumpulan asas yang menetapkan bagaimana kekuasaan
dibagi di antara beberapa lembaga kenegaraan, misalnya antara badan legislatif, eksekutif, dan
yudikatif. Setelah Anda memahami mengapa konstitusi diperlukan, selanjutnya mari kita pahami
apa yang menjadi materi muatannya.
Banyak pendapat yang dikemukakan para ahli tentang apa saja yang menjadi materi muatan
konstitusi itu. Konstitusi dapat berupa hukum dasar tertulis yang lazim disebut Undang- Undang
Dasar, dan dapat pula tidak tertulis. Atas dasar kenyataan demikian, maka konstitusi lebih tepat
diartikan sebagai seperangkat peraturan tertulis dan tidak tertulis yang bertujuan membangun
kewajiban-kewajiban, kekuasaan-kekuasaan, dan fungsi-fungsi dari pelbagai institusi
pemerintah, meregulasi hubungan antara mereka, dan mendefinisikan hubungan antara negara
dan warga negara . Dalam arti sempit, konstitusi merupakan suatu dokumen atau seperangkat
dokumen yang berisi aturan-aturan dasar untuk menyelenggarakan negara.
Dalam arti luas, konstitusi merupakan peraturan, baik tertulis maupun tidak tertulis, yang
menentukan bagaimana lembaga negara dibentuk dan dijalankan. Jika kita mengartikan
konstitusi secara sempit, yakni sebagai suatu dokumen atau seperangkat dokumen, maka
Kerajaan Inggris tidak memiliki konstitusi yang termuat dalam satu dokumen tunggal. Konstitusi
Inggris adalah himpunan hukum dan prinsip-prinsip Inggris yang diwujudkan dalam bentuk
tertulis, dalam undang-undang, keputusan pengadilan, dan perjanjian. Oleh karena itu, kita harus
mengambil pengertian konstitusi secara luas sebagai suatu peraturan, tertulis maupun tidak
tertulis, yang menentukan bagaimana negara dibentuk dan dijalankan.

D. MEMBANGUN ARGUMEN TENTANG DINAMIKA DAN TANTANGAN KONSTITUSI


DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA-NEGARA INDONESIA
Pada pertengahan 1997, negara kita dilanda krisis ekonomi dan moneter yang sangat hebat.
Krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia ketika itu merupakan suatu tantangan yang
sangat berat. Krisis yang terjadi meluas pada aspek politik. Maka timbullah krisis kepercayaan
pada Pemerintah. Maka pada 21 Mei 1998 Presiden Soeharto menyatakan berhenti dari
jabatannya. Pada awal era reformasi , muncul berbagai tuntutan reformasi di masyarakat. Mari
kita fokuskan perhatian pada tuntutan untuk mengamandemen UUD NRI 1945. Adanya tuntutan
tersebut didasarkan pada pandangan bahwa UUD NRI 1945 belum cukup memuat landasan bagi
kehidupan yang demokratis, pemberdayaan rakyat, dan penghormatan HAM.
Di samping itu, dalam tubuh UUD NRI 1945 terdapat pasal-pasal yang menimbulkan penafsiran
beragam, atau lebih dari satu tafsir dan membuka peluang bagi penyelenggaraan negara yang
otoriter, sentralistik, tertutup, dan berpotensi tumbuhnya praktik korupsi kolusi, dan nepotisme .
Penyelenggaraan negara yang demikian itulah yang menyebabkan timbulnya kemerosotan
kehidupan nasional. Tuntutan perubahan UUD NRI 1945 merupakan suatu terobosan yang
sangat besar. Dikatakan terobosan yang sangat besar karena pada era sebelumnya tidak
dikehendaki adanya perubahan tersebut. Sikap politik pemerintah yang diperkuat oleh MPR
berkehendak untuk tidak mengubah UUD NRI 1945. Apabila muncul juga kehendak mengubah
UUD NRI 1945, terlebih dahulu harus dilakukan referendum dengan persyaratan yang sangat
ketat. Karena persyaratannya yang sangat ketat itulah maka kecil kemungkinan untuk berhasil
melakukan perubahan UUD NRI 1945.
Dalam perkembangannya, tuntutan perubahan UUD NRI 1945 menjadi kebutuhan bersama
bangsa Indonesia. Perubahan Pertama, pada Sidang Umum MPR 1999. Perubahan Kedua, pada
Sidang Tahunan MPR 2000. Perubahan Ketiga, pada Sidang Tahunan MPR 2001. Perubahan
Keempat, pada Sidang Tahunan MPR 2002. Perubahan UUD NRI 1945 yang dilakukan oleh
MPR, selain merupakan perwujudan dari tuntutan reformasi, sebenarnya sejalan dengan
pemikiran pendiri bangsa Indonesia. Sampai saat ini perubahan yang dilakukan terhadap UUD
NRI 1945 sebanyak empat kali yakni pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002. Perubahan yang
dilakukan dimaksudkan guna menyesuaikan dengan tuntutan dan tantangan yang dihadapi saat
itu. Persoalan bangsa dan tantangan yang dihadapi saat itu tentunya berbeda dengan masa awal
reformasi.

E. M ENDESKRIPSIKAN ESENSI DAN URGENSI KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN


BERBANGSA-NEGARA
Perubahan UUD NRI 1945 yang pada mulanya merupakan tuntutan reformasi, dalam
perjalanannya telah menjadi kebutuhan seluruh komponen bangsa. Jadi, tidak heran jika dalam
proses perubahan UUD NRI 1945, seluruh komponen bangsa berpartisipasi secara aktif. Dalam
empat kali masa sidang MPR, UUD NRI 1945 mengalami perubahan sebagai berikut:
1. Perubahan Pertama UUD NRI 1945 dihasilkan pada Sidang Umum MPR 1999 (tanggal 14
sampai 21 Oktober 1999).
2. Perubahan Kedua UUD NRI 1945 dihasilkan pada Sidang Tahunan MPR 2000 (tanggal 7
sampai 18 Agustus 2000).
3. Perubahan Ketiga UUD NRI 1945 dihasilkan pada Sidang Tahunan MPR 2001 (tanggal 1
sampai 9 November 2001)
4. Perubahan Keempat UUD NRI 1945 dihasilkan pada Sidang Tahunan MPR 2002 (tanggal 1
sampai 11 Agustus 2002).
Setelah disahkannya Perubahan Keempat UUD NRI 1945 pada Sidang Tahunan MPR 2002,
agenda reformasi konstitusi Indonesia untuk kurun waktu sekarang ini dipandang telah tuntas.
Perubahan UUD NRI 1945 yang berhasil dilakukan mencakup 21 bab, 72 pasal, 170 ayat, 3 pasal
Aturan Peralihan, dan 2 pasal Aturan Tambahan. Ada enam pasal yang tidak mengalami
perubahan, yaitu Pasal 4, Pasal 10, Pasal 12, Pasal 25, Pasal 29, dan Pasal 35. Jika kita
bandingkan, isi UUD NRI 1945 sebelum dan sesudah perubahan, menunjukkan perubahan UUD
NRI 1945 di mana sebelum diubah terdiri atas 16 bab, 37 pasal, 49 ayat, dan 4 pasal Aturan
Peralihan, serta 2 ayat Aturan Tambahan. Setelah diubah, UUD NRI 1945 terdiri atas 21 Bab, 73
pasal, 170 ayat, dan 3 pasal Aturan Peralihan, serta 2 pasal Aturan Tambahan. Seperti telah
dikemukakan sebelumnya, asal kata konstitusi dalam bahasa Perancis adalah constituer yang
berarti membentuk atau pembentukan. Yang dimaksud dengan membentuk di sini adalah
membentuk suatu negara. Konstitusi menempati posisi yang sangat krusial dalam kehidupan
ketatanegaraan suatu negara. Yang dimaksud dengan supremasi konstitusi adalah konstitusi
mempunyai kedudukan tertinggi dalam tertib hukum suatu negara.
Tata urutan ini menggambarkan hierarki perundangan mulai dari jenjang yang paling tinggi
sampai yang rendah. Undang-undang pada dasarnya adalah pelaksanaan daripada norma-norma
yang terdapat dalam undang-undang dasar. Misal Pasal 31 Ayat 3 UUD NRI 1945 menyatakan
«Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang- undang». Secara berkelompok, temukan dan
kenali undang-undang apa sajakah yang saat ini ada berkaitan dengan bidang ilmu yang sedang
Anda tekuni.
Misalnya jika Anda adalah mahasiswa bidang ilmu kesehatan, maka undang-undang yang perlu
Anda kenali adalah bidang kesehatan. Dalam sistem hukum di Indonesia, lembaga negara yang
berwenang menguji konstitusionalitas undang-undang terhadap UUD NRI 1945 adalah
Mahkamah Konstitusi. Uji material menyangkut pengujian UU yang berkenaan dengan materi
muatan dalam ayat, pasal, dan/atau bagian UU yang dianggap bertentangan dengan UUD NRI
1945. Uji formal menyangkut pengujian UU yang berkenaan dengan proses pembentukan UU
dan hal-hal lain yang tidak termasuk pengujian material.
Warga negara baik secara perseorangan atau kelompok dapat mengajukan pengujian
konstitusionalitas suatu undang-undang yang dianggap bertentangan dengan UUD NRI 1945 ke
Mahkamah Konstitusi. Salah satu contoh nyata hasil perubahan konstitusi kita yang sangat
penting bagi upaya penyediaan dana pembangunan nasional yakni dalam hal pajak di mana
dalam Pasal 23A berbunyi «Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan
negara diatur dengan undang-undang». Indonesia sebagai negara yang menganut sistem tata
kelola pemerintahan yang baik seyogyanya menerapkan prinsip-prinsip transparansi dan
akuntabilitas. Lembaga yang memiliki otoritas memungut pajak di Indonesia adalah Direktorat
Jenderal Pajak untuk «Pajak Pusat» dan Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah atau
nama lain yang sejenis untuk «Pajak Daerah».
Wajib Pajak harus membayar pajak ke Kantor Pos atau bank-bank yang ditunjuk oleh
Pemerintah. Dengan demikian, uang pajak yang dibayarkan oleh Wajib Pajak langsung masuk ke
rekening kas negara untuk Pajak Pusat dan rekening kas daerah untuk Pajak Daerah. Selanjutnya,
untuk Pajak Pusat, melalui Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ,
penerimaan pajak pusat dialokasikan untuk membiayai program kerja yang dikelola oleh
Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah . Sedangkan, untuk Pajak Daerah, melalui
pembahasan APBD yang dilakukan oleh Pemda dan DPRD, penerimaan Pajak Daerah
dialokasikan untuk membiayai program kerja Pemerintah Daerah.
Selain itu, ada juga skema subsidi Pemerintah Pusat yang tujuannya untuk mengurangi beban
masyarakat. Peningkatan peran penerimaan perpajakan terhadap pendapatan negara merupakan
sinyal positif karena berarti anggaran negara menjadi tidak tergantung terhadap PNBP yang salah
satunya adalah penerimaan sumber daya alam. Pendapatan negara yang didominasi penerimaan
perpajakan berarti pula bahwa aktivitas ekonomi berjalan dengan baik. Dalam APBN 2016, pos
Belanja Negara ditetapkan sebesar Rp 2.095,7 Triliun, yang terdiri atas Anggaran Belanja
Pemerintah Pusat, Anggaran Transfer ke Daerah, dan Dana Desa.
Anggaran Belanja Pemerintah Pusat selanjutnya dialoksasikan untuk pos-pos pengeluaran yang
tersebar di seluruh Kementerian atau Lembaga Negara, termasuk untuk membayar bunga dan
pokok pinjaman luar negeri, serta membiayai subsidi Bahan Bakar Minyak, Listrik, dan Pangan,
serta membangun dan merawat fasilitas publik. Jika kemudian banyak fasilitas publik masih
belum memadai dikarenakan sistem perencanaan, prioritas program, pelaksanaan kegiatan dan
inovasi belum berjalan baik karena keterbatasan anggaran, maka program kerja yang dijalankan
lebih banyak kepada kegiatan rutin dan berdampak kecil saja. Akibatnya, kualitas hasil pekerjaan
menjadi sangat rendah yang menyebabkan Wajib Pajak seakan-akan merasa tidak mendapatkan
manfaat apapun dari pajak yang dibayarkannya. Berdasarkan uraian tadi tampak bahwa
masyarakat sebenarnya sudah menikmati uang pajak yang mereka bayarkan, tanpa diketahui
sebelumnya.
Pemerintah sampai saat ini masih memberikan subsidi untuk sektor-sektor tertentu yang sangat
mempengaruhi hajat hidup orang banyak, mulai dari subsisi Bahan Bakar Minyak , subsidi
listrik, subsidi pupuk, Bantuan Langsung Sementara Masyarakat atau sejenisnya, pengadaan
beras miskin , Jaminan Kesehatan Masyarakat , pembangunan sarana umum seperti jalan,
jembatan, sekolah, rumah sakit/puskesmas, dan pembiayaan lainnya dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat. Padahal mereka yang dikategorikan kelompok ini
bukanlah orang miskin, melainkan kelompok yang lalai terhadap kewajibannya kepada negara.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, warga negara yang mampu tetapi tidak berkontribusi
dalam pembangunan melalui pembayaran pajak dan hanya mau ikut menikmati hasil
pembangunan dikenal dengan sebutan pendompleng pembangunan atau free rider. Jadi, sebagai
warga negara yang baik, kita harus menjaga keseimbangan antara pelaksanaan kewajiban dan
penuntutan hak kepada negara. Para mahasiswa bahkan harus menjadi pelopor sebagai Wajib
Pajak yang baik dan secara melembaga harus mengedukasi masyarakat untuk menjadi Wajib
Pajak yang taat.

Anda mungkin juga menyukai