Drama

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

KISAH BATU MENANGIS

KELOMPOK 4

Anggota/peran : Zasqia Putri R. - Ibu darmi


Raisha Rasikha w. - darmi
Amanda Byllia M. - bu seno
Revaldo Martinus T. - pak seno (suami bu seno)
Azzahra nurul I. - Laras
Salwa putri M. - Dara
Hanna monica A. - Ayu
Izzat Haykal A. - Sanja
M. Artsyah Fahrel H. - irwan
Sakti Yusup P. - Arya

Pada zaman dahulu kala hiduplah seorang ibu dengan anak perempuannya yang
bernama darmi. Ayah Darmi sudah meninggal saat Darmi masih kecil. Dahulu mereka hidup
berkecukupan namun setelah ayahnya meninggal ibu Darmi harus bekrja keras di ladang demi
hidup mereka.
Namun apa yang di lakukan darmi, ia tidak mau membantu ibunya, kerjanya setiap hari
hanya berdandan, berbelanja, dan bermain bersama teman nya. Dia juga enggan keluar rumah
karena takut kulitnya menjadi gelap seperti ibunya.
Suatu hari ibu Darmi akan bekerja di ladang, ia akan bekerja sampai sore hari sebab
musim panen telah tiba. Ibu Darmi berkata pada Darmi.
Ibu Darmi : nak Darmi, bisakah engkau memasak hari ini nak? Karena ibu tidak bisa pulang
siang ini karena harus menyelesaikan panen kita. Jika sudah selesai maukah
kamu mengantarkan ke ladang untuk ibu nak?
Darmi : jelas tidak mau bu, apakah ibu tidak memikirkan bagaimana tubuhku nanti
kalau tubuhku ini bau tungku, aku ini kan baru saja mandi. Lalu, kalau misalnya
aku disuruh mengantarkan makanan ke ladang, nanti kulitku ini bisa hitam
seperti ibu, aku tidak mau bu
Sementara ibunya bekerja di ladang, alih alih Darmi mengikuti perintah ibunya,
namun…..
Darmi : hai Laras, wahh ini teman temanmu ya?
Laras : hai, iya ini teman temanku dar. Perkenal kan ini Dara dan ini Ayu
Dara : hai darmi salam kenal
Ayu : salam kenal dara, oh iya kamu sedang sibuk tidak? Jika tidak mari kita
berbincang bincang di saung.
Darmi : ohh baiklah dengan senang hati
Dara : tapi alangkah baiknya kamu memberi tahu ibumu terlebih dahulu
Darmi : ahh, tidak usah lah lagian ibuku tidak akan mencari aku
Ayu : memang ibu mu kemana darmi?
Darmi : oh itu, ibu ku sedang bekerja di kota, dia akan pulang 1 bulan lagi
Ayu : wahh keren sekali bisa bekerja di perkotaan, baiklah ayo kita ke saung
Setelah itu Darmi, laras, dara, dan ayu langsung menuju saung.
Sedangkan Di ladang ibu Darmi bekerja dengan keras. Ia mengumpulkan hasil panen
karena besok dia akan menjualnya ke pasar. Saat lelah dia beristirahat sambil minum air yang
di bawanya. Dia berdoa dalam hati
“ya tuhan, tolong hambamu, ubahlah anakku, lepaskan dia dari sifat malasnya”
Tak lama setelah Darmi,Laras, Dara, dan Ayu sampai dan berbincang bincang di saung,
tak di sangka dua orang laki laki bertubuh kekar menyapa mereka.

Sanja : wahhh Darmi sedang apa kalian di sini?


Darmi : eh iya, kami sedang berbicang bicang sedikit sambil melihat sawah
irwan : ohh begit-
sanja : eh iya tapi, tadi kita melihat ibu mu bekerja sendirian di ladang
Ayu : Hah di ladang? Tidak mungkin kan ibunya darmi bekerja di ladang? Darmi bilang
ibu nya bekerja di perkotaan bukan begitu Darmi?
Darmi : e-ehh iya benar
Irwan :hah diperkotaan? Apakah aku yang tidak tahu atau memang kau berbohong
darmi, memangnya kalian sudah pernah bertemu dengan ibunya Darmi?
Darmi : h-hah aku tidak berbohong ibu ku baru pergi 2 hari yang lalu
Laras, dara, ayu : y-yaa memang belum bertemu sih
Dara : tapi aku percaya sih dengan perkataan darmi
Sanja : ya sudah kalau begitu kami lanjutkan perjalanan kami ya
Laras : baiklah hati hati
Sesampai nya ibu Darmi dirumah, betapa terkejut nya ia saat membuka tudung saji dan
tidak terdapat makanan satu pun. Dan darmi yang melihat ibunya oulang justru marah-marah
Ibu darmi : nakk Darmii kemari sebentar
Darmi : ada apa sih bu, ibu ini kemana saja sih seharian! Masa dirumah tidak ada
makanan Darmi kan lapar bu belum makan seharian
Ibu Darmi : darmi… tadikan ibu sudah menyuruh mu untuk memasak
Darmi : ihh ibu Darmi kan sudah bilang,Darmi itu tidak mau bu
Darmi meninggalkan ibunya yang kelaparan dan lelah dengan marah
Saat pagi tiba, ibu darmi sudah bersiap untuk pergi ke pasar sambil membawa hasil
ladang yang akan dia jual.
Ibu Darmi : Darmi apakah kamu mau membantu ibu membawa hasil panen ini ke pasar
untuk di jual
Darmi : jelas tidak mau lah bu, nanti kulitku terkena sinar matahari dan menjadi gelap
Apalagi kan pasar sangat becek, aku tidak mau kulitku yang bersih ini menjadi
kotor
Ibu darmi berdoa dalam hati “ ya tuhan hilangkan lah rasa malas anakku dan ibu darmi
langsung berjalan menuju pasar
Saat sampai di pasar ibu darmi bertemu dengan pak seno dan pak seno
Ibu darmi : pagi, pak bu
Bu seno : pagi buk darmi, mau menjual hasil panen ya bu?
Ibu darmi : iya bu
Pak seno : ibu mengantarnya ke pasar sendirian? Kemana Darmi bu ?tega sekali dia
membiarkan ibu nya jalan sendirian sambil membawa hasil panen yang banyak
ini
Ibu darmi yang terpaksa berbohong demi memperbaikin nama anak nya berkata
Ibu darmi : oh iya pak, dia sedang mengurus rumah. Memang tidak saya bolehkan ikut
kepasar. Baik pak bu saya duluan ya

Saat sore hari ibu darmi pulang dengan membawa uang hasil menjual panen.
Darmi : ibu belikan aku bedak ya, bedak ku sudah habis pasti ibu punya uang kan
Ibu Darmi : baik anak ku, besok kita akan membeli nya ke pasar. Tapi ibu ikut kepasar ya
Darmi : baiklah bu
Saat pagi tiba, darmi dan ibunya siap siap untuk pergi ke pasar, namun saat di depan
rumah Darmi berkata
Darmi : bu tapi kau berjalan di belakang ku saja ya, jangan jalan beriringan, ingat itu
Ibu darmi : baiklah anakku, ayo kita berangkat
Tak lama mereka berjalan dari rumah, Darmi dan ibunya bertemu dengan ayu, segera
ayu bertanya pada darmi
Arya : haii darmi, kau mau kemana? Oh iya di belakangmu itu ibu mu?
Darmi : hai arya, aku ingin berbelanja ke pasar, hah ibuku? Itu pembantu ku, Mana
mungkin ibu ku berkulit gelap seperti dia
Arya : ahh iya benar juga, baiklah aku jalan duluan ya

Ibu darmi yang mendengar perkataan anaknya itu hanya bisa mengelus dada dan
bersabar. Mereka pun melanjutkan perjalannya menuju pasar.
Sesampainya dirumah Darmi bukanya bersyukur karena ibunya telah membelikan dia
bedak, namun ia malah memarahi ibunya karena tidak membelikan nya tas yang ia inginkan.
Darmi : ibu ini bagaimana sih, kenapa tadi ibu tidak membelikan aku tas yang aku
inginkan
Ibu darmi : maaf kan ibu nak, uang yang ibu punya tidak cukup untuk membelikan mu tas
itu
Darmi : aku tidak perduli ibukan bisa meminjam uang nya ke bu seno
Ibu darmi : baik nak akan ibu coba meminjam uang ke bu seno

Keesokan harinya bu darmi dating ke rumah bu seno seperti yang Darmi bilang ibu nya
akan meminjam uang kepada bu seno
Bu darmi : assalamualaikum pak seno, bu seno
Bu seno : waalaikum salam, siapa ya?
Dengan segera bu seno membuka pintu rumahnya
Bu seno : ohh bu darmi, silahkan masuk bu
Pak seno : ada keperluan apa buu sampai dating kerumah kami?
Ibu darmi : begini pak,bu kedatangan saya kesini untuk meminjam uang, uang nya mau
saya pergunakan untuk membelikan darmi tas
Pak seno : dengan senang hati bu, memangnya ibu membutuhkan uang berapa?
Ibu darmi : 150.000 saja pak, sebelumnya termakasih banyak pak bu

Dengan segera bu seno menggambil uang nya di kamar


Bu seno : ini bu, semoga bermanfaat ya bu.
Ibu darmi : terimakasih banyak bu seno dan pak seno semoga rezekinya di lancarkan.
Insyallah saya kembalikan jika saya sudah punya uang

Setelah mendapatkan uang pinjaman dari bu seno dengan segea bu darmi pulang
kerumah dan mengajak darmi untuk membeli tas yang diinginkan darmi di pasar
Ibu darmi : nak darmi, ayo kita pergi membeli tas yang kamu mau
Darmi : ayo bu, tapi ingat ibu harus jalan di belakangku

Darmi dan ibunya pun berangkat ke pasar, dan membeli tas yang darmi mau. saat di
jalan pulang darmi bertemu dengan arya lagi dan mereka berbincang sebentar. Hingga sesuatu
yang dasyat terjadi….
Arya : haii darmi bertemu lagi. Oh iya Darmi ada hal yang ingin aku tanyakan kepada
mu. Apakah benar ini ibu mu? Kau harus menjawab jujur aku kemarin sudah
bertanya kepada sanja dan irwan mereka bilang ini adalah ibu mu, apakah itu
benar darmi?
Darmi : apa yang kau maksud arya? Aku memang benar ia bukan lah ibu ku, dia adalah
pembantu ku. Kau tidak melihatnya? Mana mungkin aku mempunyai ibu yang
berkulit gelap dan tak terurus seperti dirinya?

Ibu darmi yang selama ini menahan emosinya dan berusaha sabar namun kali ini ia
sangan sakit hati dengan perkataan putri semata wayang nya itu. Lekas ia berlutut sambil
menangis dan memohon doa kepada tuhan
Ibu darmi : ya tuhan, tolonglah hamba mu ini. Aku sungguh sakit hati mendengar
perkataan putriku. Kabulkan lah doa ku, KUTUK DIA MENJADI BATUUU…
Seketika cuaca yang sebelumnya sangat cerah, berubah menjadi mendung dan terdapat
petir yang menggelegar menyambar darmi, seakan tuhan mendengar dan mengabulkan doa
ibu darmi. Dengan segera setelah darmi tersambar petir itu tubuh nya menjadi kaku dan
berlutut pada ibunya.
Darmi : tidakkk mengapa tubuh ku menjadi kakuu… ibu tolong aku ibu {hikss}
Darmi : ibu maaf kan aku ibuu, jangan kutuk aku menjadi batu. Ibuu tolong lah akuu aku
berjanji tidak akan durhaka kepadamu bu.
Dengan nada yang bergetar ibu darmi mengatakan
Ibu darmi : tidak aku tidak akan memaafkan mu.

Arya yang melihat kejadian itu dengan cepat ia memanggil laras, dara, ayu, sanja, dan
irwan untuk menolong darmi dan ibu nya.
Namun terlambat saat teman teman darmi datang. Dengan sepenuhnya darmi sudah
menjadi batu. Namun uniknya batu itu terus saja menggeluarkan air mata . ibu darmi yang
melihat anaknya menjadi batu pun sedih. Namun masih ada sedikit rasa sakit hati yang ia
simpan terhadap anak nya.

Ibu darmi : maaf kan ibu nak…


Laras : bu ini bukan salah ibu,
Dara : mari bu bangun, kami akan mengantar kan ibu kerumah
Laras, dara, ayu, sanja, irwan, dan arya pun segera mengantarkan ibu darmi ke rumah.
Saat sampai dirumah. Ibu darmi menceritakan semua perilaku yang darmi perbuat dengan dia.

Ayu : aku tidak percaya darmi seperti itu, semoga ibu selalu kuat ya bu
Dara : aku pun tak menyangka. Kamu turut prihatin ya bu
Sanja : dirasa ini sudah semakin sore, bu kami izin pulang ya bu sekali lagi turut
prihatin
Ibu darmi : baik nak, terimakasih sudah menolong ibu. Semoga tuhan membalas perbuatan
baik kalian

Sejak saat itu bu darmi hanya hidup sebatang kara. Dan ia terus bekerja keras di ladang
untuk membeli makan.

- TAMAT -

Anda mungkin juga menyukai