Peran Administrasi Dalam Merumuskan Teknologi Organisasi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 2

Peran Administrasi dalam Merumuskan Teknologi Organisasi

Perfektif simbolis interpretif dan post – modern , dengan tujuan melihat teknologi dalam
sudut pandang yang lebih luas, ini penting bagi level pengambilan keputusan dalam
organisasi yang bertugas merumuskan teknologi organisasi. Teknologi tidak murni suatu
aplikasi sains, melainkan dipengaruhi oleh kombinasi antara faktor – faktor sosial, kultural ,
ekonomi, dan teknik.
1. Karakteristik Teknologi Baru
Konsep kompleksitas teknis Woodward dan konsep teknologi non rutin Perrow tidak
memadai lagi untuk menjelaskan teknologi baru. Menurut Weick, teknologi baru
dicirikan oleh sifatnya yang sebagai berikut:
a. Stochatic, Menurut Weick teknologi baru umumnya bekerja secara non determinan.
Artinya, peristiwa-peristiwa yang ditimbulkan cenderung tidak bisa diantipasi, tidak
terulang, dan lebih kurang bersifat random/acak.
b. Continuous. Teknologi baru merupakan suatu system yang sepenuhnya bekerja
otomatis. Dalam system, efesiensi diatur sendiri oleh mesin, sementara petugas
sekedar berfungsi mengontrol bahwa peralatan itu bekerja baik
C. Abstract. Mesin-mesin pada teknologi baru biasanya tidak bisa dilihat atau
dipahami oleh operatornya mengenai bagaimana sebenarnya cara kerjanya.
Weick berpendapat bahwa tipologi Woodward dan Perrow perlu direvisi. Namun,
tidak semua ahli organisasi sepakat dengan kesimpulan ini. Mereka beranggapan
bahwa teknologi non rutin atau teknologi proses masih memadai sebagai suatu ukuran
tipologi untuk teknologi canggih. Artinya, pada level operator diperlukan adanya
pelatihan atau latar belakang professional yang lebih baik untuk menghindari
terjadinya bencana atau hal-hal yang tidak diinginkan.
2. Kontrol dan Teknologi Informasi
Rod Combs David Knights, dan Hugh Willmott memandang bahwa teknologi
informasi adalah suatu bentuk control manajerial dalam organisasi. Menurut Robbins
(1990:270), teknologi informasi juga memungkinkan apa yang disebut dengan
desentralisasi semu (pseudodecentralization). Disini pucuk pimpinan menciptakan
kesan seolah-olah terjadi delegasi wewenang ke level hawah, tetapi menggunakan
teknologi informasi untuk mendapatkan umpan balik. Pimpinan dapat memonitor
keputusan-keputusan dilevel bawah dan sewaktu-waktu dapat melakukan campur
tangan atau mengoreksi keputusan-keputusan yang telah di desentralisasi.
Menurut Pfeffer (1981:73) "diperkenalkan teknologi informasi memiliki sisi negatif,
karena dapat memungkinkan pengelola organisasi berpura- pura melakukan
desentralisasi sembari mempertahankan control yang bersifat sentralistis.
Kemungkinan ini, makin besar dengan hadirnya jaringan computer melalui teknologi
LAN (Local Area Network) dan internet. Dengan adanya, internet (WEB-monitoring
software) control dapat dilakukan secara sangat mudah dan terpusat.

Berbagai aspek teknologi yang berbeda telah dimungkinkan oleh kemajuan teknologi.
Pada satu sisi, teknologi haru merupakan suatu sarana yang sangat bermanfaat bagi
organisasi. Namun disisi lain. teknologi baru memiliki potensi dampak negative yang
tidak kecil. Bagi pengelola organisasi, yaitu para administrator, diperlukan pandangan
jauh kedepan. Selain mempertimbangkan manfaat teknologi terhadap efektifitas dan
efisiensi organisasi,

Perlu juga dipertimbangkan aspek seperti yang telah dijelaskan. Seorang pengelola
organisasi perlu mengetahui kaitan antara teknologi dan struktur organisasi, serta
dampaknya terhadap kinerja organisasi. Pengelola organisasi juga perlu mencermati
hal-hal lain seperti nilai-nilai social budaya dan kekuasaan dalam teknologi,
karakteristik teknologi baru dan pengaruh teknologi terhadap control dalam
organisasi, khususnya dipandang dari segi etika.

Anda mungkin juga menyukai