Bab Ii - 201701029
Bab Ii - 201701029
Bab Ii - 201701029
TINJAUAN PUSTAKA
perawat dan klien yang dilakukan secara sadar ketika perawat dan klien
(Anjaswarni, 2016).
medis dan keperawatan bahkan dengan semua staf yang bekerja di lembaga
perawatan kesehatan mana pun karena pasien dan pelanggan memiliki rasa
dengan cara terapeutik agar hasil perawatan kesehatan yang optimal dapat
pasien dengan saling menghormati dan perbedaan sosial budaya yang saling
keperawatan.
arah yang lebih positif atau adaptif dan diarahkan pada pertumbuhan klien
situasi yang ada bila pasien percaya pada hal hal yang diperlukan,
status dan ras dalam menghormati ruang pribadi (esmeralda Sherko, eugjen
Sotiri, 2013).
1. Supaya pesan yang kita sampaikan dapat dimengerti orang lain. Dalam
pesan dengan jelas, lengkap dan sopan. Hal ini sangat penting agar pesan
kita dapat diterima oleh klien, teman sejawat maupun kolega, sehingga
akan dapat berlangsung dengan baik bila perawat tidak dapat memahami
kondisi atau apa yang diingin oleh pasien. Pemahaman ini sangat penting
dan berhasil bila apa yang disampaikan oleh perawat dapat dimengerti dan
orang lain untuk mau melakukan sesuatu sesuai keinginan kita bukanlah hal
kemarahan yang dapat diterima oleh semua pihak tanpa harus merusak
yang pada setiap tahapnya mempunyai tugas yang harus diselesaikan oleh
1. Tahap Prainteraksi
Fase ini dimulai sebelum kontak pertama perawat dengan klien. Hal-hal
yang dilakukan pada fase ini yaitu evaluasi diri, penetapan tahapan
2. Tahap Orientasi
a. Fase perkenalan
Fase ini merupakan kegiatan yang dilakukan saat pertama kali bertemu
dengan klien. Fokus utama perawat pada tahap ini adalah menemukan
3. Tahap kerja
Fase ini merupakan inti hubungan perawat-klien yang terkait erat dengan
koping konstruktif
4. Tahap Terminasi
Tahapan terminasi ini merupakan tahap akhir dari setiap pertemuan perawat
dan klien dalam komunikasi terapeutik. Hal-hal yang harus dilakukan pada
tahap terminasi ini yaitu evaluasi hasil yang terdiri evaluasi subjektif dan
a. Fase Prainteraksi
Fase ini merupakan fase persiapan yang dapat dilakukan perawat sebelum
Fase ini adalah fase awal interaksi antara perawat dan klien yang bertujuan
untuk merencanakan apa yang akan dilakukan pada fase selanjutnya. Pada
hubungan sementara.
c. Fase kerja
ini, perawat tidak hanya mencapai tujuan yang telah diinginkan bersama,
(sesuai kontrak).
d. Fase terminasi
Ada tiga kegiatan utama yang harus dilakukan perawat pada fase terminasi
pertemuan selanjutnya.
kesempatan lebih banyak pada klien untuk bicara. Perawat harus menjadi
pendengar yang aktif dengan tetap kritis dan korektif bila apa yang
disampaikan klien perlu diluruskan. Tujuan tehnik ini adalah memberi rasa
emosi/psikologis klien.
membatasi.
komunikasi. Refleksi ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu refleksi isi,
Tehnik refleksi ini berguna untuk: a. mengetahui dan menerima ide dan
6. Memfokuskan, membantu klien bicara pada topik yang telah dipilih dan
yang penting serta menjaga pembicaraan tetap menuju tujuan yaitu lebih
rasakan dan pikirkan. Dengan cara ini perawat dapat meminta umpan balik
klien untuk bicara. Pada klien yang menarik diri, teknik diam berarti perawat
menerima klien.
10. Informing, tehnik ini bertujuan memberi informasi dan fakta untuk
11. Saran, memberi alternatif ide untuk pemecahan masalah. Tepat dipakai
pada fase kerja dan tidak tepat pada fase awal hubungan.
mendengarkan.
Tentu saja sebagai perawat kita tidak harus menerima semua perilaku klien.
keraguan,
spesifik mengenai klien. Paling baik jika pertanyaan dikaitkan dengan topik
yang dibicarakan dan gunakan kata-kata dalam konteks sosial budaya klien.
b. Mengulang (restating/repeating)
c. Klarifikasi (clarification)
klien. Teknik ini digunakan jika perawat tidak mengerti, tidak jelas, atau
d. Memfokuskan (focusing)
e. Merefleksikan (reflecting/feedback)
mengklarifikasi pesan.
g. Diam (silence)
pujian.
j. Menawarkan diri
orang lain atau klien tidak mampu untuk membuat dirinya dimengerti.
selanjutnya.
m. Refleksi
n. Humor
Humor yang dimaksud adalah humor yang efektif. Humor ini bertujuan
maupun mental.
maupun frustasi.
konsistensinya.
terapeutik.
10. Mampu berperan sebagai role model agar dapat menunjukkan dan
meyakinkan orang lain tentang kesehatan, oleh karena itu perawat perlu
gaya hidup.
ganggu.
manusiawi.
dirinya atas tindakan yang dikaukan dan tanggung jawab terhadap orang lain
Menurut Perry & Potter (1987), persepsi seseorang, nilai, emosi, latar
masa lalu.
tatkala dia melihat dosen datang ke RS sedangkan dia tidak membawa tugas
komunikasi harus ada persepsi dan pengertian yang sama tentang pesan
Komunikasi yang terjadi antara perawat dengan klien juga dipengaruhi oleh
nilai-nilai dari kedua belah pihak. Nilai-nilai yang dianut perawat dalam
dimiliki klien. Komunikasi yang terjadi antara perawat dan perawat atau
untuk cepat sembuh melalui pendekatan nilai-nilai yang dianut oleh klien.
dia merasakan apa yang dirasakan oleh kliennya. Seorang perawat yang
menangis apabila ada anggota keluarganya meninggal dunia, hal ini beda
Faktor ini memang sedikit pengaruhnya namun paling tidak dapat dijadikan
pegangan bagi perawat dalam bertutur kata, bersikap, dan melangkah dalam
aktif, namun pada contoh yang kedua, sifat komunikasinya cenderung satu
yang mempunyai peran yang sama. Seorang mahasiswa yang bicara dengan
mempunyai gaya pembicaraan yang berbeda, baik dari segi kata-kata yang
Lingkungan yang kacau akan dapat merusak pesan yang dikirim oleh kedua
belah pihak.
Seorang perawat mempunyai wewenang untuk mengontrol ketika klien
datang agar suasana ruangan tidak ramai. Perawat harus dengan tenang dan
jelas dalam meberikan informasi kepada klien atau keluarganya, untuk itu
identitas sosial dari mereka yang terlibat dalam komunikasi antara lain: usia,
jenis kelamin, etnik, status sosial, bahasa, kekuasaan, peraturan sosial, peran
sosial.
d. Kurangnya pengetahuan.
e. Kurangnya minat.
g. Adanya emosi.
bahasa nonverbal.
puas. Jika kinerja sesuai dengan harapan, pelanggan merasa puas. Jika
1. Kualitas produk atau jasa. Pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi
2. Harga. Harga, yang termasuk di dalamnya adalah harga produk atau jasa.
mahal harga perawatan maka pasien mempunyai harapan yang lebih besar.
3. Emosional. Pasien yang merasa bangga dan yakin bahwa orang lain
kagum terhadap konsumen bila dalam hal ini pasien memilih institusi
beserta kelengkapannya.
parkir, ruang tunggu yang nyaman dan ruang kamar rawat inap. Walaupun
hal ini tidak vital menentukan penilaian kepuasan pasien, namun institusi
keluhan dari pasien dengan cepat diterima oleh penyedia jasa terutama
tenang, nyaman, sejuk dan indah akan sangat memengaruhi kepuasan pasien
dalam proses penyembuhannya. Selain itu tidak hanya bagi pasien saja yang
menikmati itu akan tetapi orang lain yang berkunjung akan sangat senang
desain jalan yang tidak rumit. Tata ruang dan dekorasi ikut menentukan
suatu kenyamanan.
pelanggan oleh karakteristik dari pasien itu sendiri, yang adalah ciri-ciri
seseorang atau kekhasan seseorang yang menjadi pembeda orang yang satu
dengan orang yang lain. Karakteristik itu dalam bentuk nama, umur, jenis
kelamin, latar belakang pendidikan, suku bangsa, agama, pekerjaan dan lain
sebagainya.
2. Sarana fisik, dalam bentuk fisik yang bisa dilihat seperti gedung,
pelanggan.
5. Kehandalan, kemampuan dalam memberikan suatu pelayanan yang
Wulandari, 2011).
Hal ini terlihat pada indikator ketiga, indikator keempat, indikator kelima,
kepada masyarakat. Aspek keuangan juga menjadi salah satu aspek yang
pelayanan yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang
diatas, aspek kepastian jadwal pelayanan menjadi salah satu indikator untuk
fasilitas pemberi pelayanan yang bersih, rapi, teratur dan nyaman menjadi
pelayanan.
persepsi dan harapan, kualitas layanan dipandang sebagai tingkat dan arah
rumah sakit untuk melakukan layanan yang dijanjikan dengan andal dan
kesehatan.
atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antar seseorang
dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasaan
ke pihak lain.
konsumen.
dikehendaki oleh seorang untuk diserahkan kepada pihak lainnya, maka dia
Demikian juga dengan cara kerja perawat harus rapi, cepat dan cekatan.
artinya perawat harus mampu berbicara kepada setiap pasien. Perawat juga
harus mampu dengan cepat memahami keinginan pasien selain itu, perawat
dimengerti.
tanggap terhadap apa yang diinginkan oleh para pasien. Perawat yang
4. Mampu melayani secara cepat dan tepat mampu melayani secara cepat
dan tepat artinya dalam melayani pasien diharapkan para perawat harus
jadwal untuk pekerjaan tertentu dan jangan membuat kesalahan dalam arti
keinginan pasien.
2.4 Studi Literatur
rumen, Analisis)
1. Agnesia 2019 Vol 1 Komunikasi D : Desain penelitian yang Hasilnya diuji dengan menggunakan
W.Tandio, No. 1 terapeutik perawat digunakan adalah cross uji statistic Chi-square test dengan
Nenny pada fase kerja sectional. tingkat kemaknaan α = 0.05 dan
Parinussa dengan kepuasan S : 50 responden. didapatkan bahwa (p value = 0.000)
pasien terapi V : Komunikasi dan Kepuasan. ada hubungan komunikasi terapeutik
intravena di I : Kuisioner perawat pada fase kerja dengan
ruangan interna A : Chi-square test kepuasan pasien terapi intravena di
wanita rsud dr. M. ruangan interna wanita RSUD dr. M.
Haulussy Ambon. Haulussy Ambon (p value = 0.000 <
0.05).
2. Cica 2016 Vol 5 Hubungan D : Jenis penelitian kuantitatif Hasil penelitian diperoleh dari 40
Daryanti, No. 4 komunikasi dengan desain penelitian Cross responden sebanyak 24 responden
Slamet terapeutik Sectional. merasa puas dengan pelayanan rawai
Priyono perawat dengan S : 40 responden inap dan sebanyak 23 responden
kepuasan pasien V : Komunikasi dan Kepuasan. menilai komunikasi terapeutik
rawat inap I : Kuisioner perawat baik. Uji hipotesis chi square
A : Uji hipotesis chi square antara komunikasi terapeutik perawat
di rumah sakit terhadap kepuasan pasien rawat inap
Graha Permata di Rumah Sakit Grha Permata Ibu
Ibu Depok. Depok diperoleh p-value sebesar
0,016 dan nilai Odds Ratio (OR)
sebesar 6,600.
3. Iskandar 2019 Vol 1 Hubungan D : Desain penelitian yang Hasil penelitian antara komunikasi
Markus No. 2 komunikasi digunakan dalam penelitian ini terapeutik perawat dengan kepuasan
Sembiring, terapeutik perawat adalah deskriptif korelasi. pasien di Rumah Sakit Umum
Novita Br Dengan kepuasan S : Seluruh pasien yang di rawat Daerah Deli Serdang menunjukkan
Ginting pasien rawat inap inap di Rumah Sakit Umum nilai P=0,043 dimana nilai tersebut
Munthe di Rumah Sakit Daerah Deli Serdang mulai (P<0,05), dengan nilai r=0,339 maka
Umum Daerah bulan Januari-April 2018 artinya ada hubungan antara
Deli Serdang. sebanyak 144 orang. komunikasi terapeutik perawat
V : Komunikasi dan Kepuasan. dengan kepuasan pasien di Rumah
I : Kuisioner. Sakit Umum Daerah Deli Serdang
A : Univariat dan Bivariat tahun 2018 dengan kekuatan korelasi
lemah.
4. Mechi 2019 Vol 10 Hubungan D : Penelitian ini termasuk Hasil analisa univariat menunjukkan
silvia dora, No. 2 komunikasi dalam penelitian kuantitatif bahwa 43,3% responden menyatakan
dini qurrata terapeutik perawat dengan pendekatan cross puas dan 56,7% responden
ayuni, dengan kepuasan sectional. menyatakan tidak puas, pada analisa
yanti pasien di Rumah S : 30 responden di ruang rawat bivariat di dapatkan p value = 0,000
asmalinda Sakit Umum inap non bedah Rumah Sakit berarti terdapat hubungan yang
bermakna antara komunikasi
Daerah Padang Umum Daerah Padang terapeutik perawat dengan kepuasan
Pariaman Pariaman. pasien rawat inap non bedah RSUD
V : Komunikasi dan Kepuasan. Padang Pariaman.
I : Kuisioner.
A : Univariat dan Bivariat (Chi
square).
5. Mohamma 2020 Vol 8 Hubungan D : Menggunakan survey Hasil analisa statistik dengan uji
d syarif No. 1 komunikasi analitik dengan pendekatan korelasi Spearman diperoleh nilai p-
hidayatulla terapeutik dengan kuantitatif dengan rancangan value 0,000 (p<0,05), artinya ada
h husnul kepuasan pasien cross sectional. hubungan yang signifikan antara
khotimah, rawat Inap S : 30 pasien rawat inap di komunikasi terapeutik perawat dengan
setyo adi Puskesmas Tapen Puskesmas Tapen Kabupaten kepuasan pasien rawat inap.
nugroho Kabupaten Bondowoso.
Bondowoso V : Komunikasi dan Kepuasan.
I : Kuisioner
A : Hasil analisa menggunakan
uji korelasi spearman.
Hipotesis merupakan dugaan sementara atas jawaban dari rumusan masalah. Hipotesis
dalam penelitian ini adalah penggunaan komunikasi terapeutik yang baik saat melakukan
pelayanan keperawatan menyebabkan angka kepuasan yang di rasakan oleh pasien meningkat
dan dapat memberikan sisi positif pada RSI Masyithoh Kec. Bangil Kab. Pasuruan.
kepuasan pasien tentang pelayanan keperawatan di RSI Masyithhoh kec. Bangil Kab.
Pasuruan.