Makalah Model Dan Organisasi Kurikulum

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MODEL DAN ORGANISASI KURIKULUM

Disusun Oleh:

Kelompok 5 :

 Wilda purnama sari

 Nuralfi hafifah

 Rusmania

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Model Dan Organisasi Kurikulum ini sesuai dengan apa yang di harapkan.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, dan terutama rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak Made Subaowo, S.Pd., M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah kurikulum dan perencanaan pembelajaran matematika

Kami berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk bisa menambah
pengetahuan dan wawasan mengenai model dan organisasi kurikulum

Kolaka, 01 oktober

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3
A. Pengertian Model-Model Pengembangan Kurikulum .................................... 3
B. Model-Model Kurikulum ............................................................................... 3
C. Pengertian Organisasi Kurikulum .................................................................. 5
D. Pemilihan Dan Penentuan isi Kurikulum ....................................................... 5
E. Prosedur Pengorganisasian Kurikulum .......................................................... 7
F. Jenis-Jenis Organisasi Kurikulum .................................................................. 8
BAB IIIP ENUTUP .................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ................................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 16

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, kurikulum berfungsi sebagai alat untuk mencapai
tujuan-tujuan yang diinginkan serta mengatur segala kegiatan yang berlangsung.
Kurikulum tercipta dari pemikiran para tokoh sehingga ada masanya kurikulum
akan mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan pemikiran para
tokoh dan kebutuhan yang mendasari. Pengembangan kurikulum tidak lepas dari
berbagai aspek yang berkaitan dengan nilai-nilai, moral, budaya, cara berfikir,
pengembangan kurikulum, kebutuhan peserta didik, dan kebutuhan masyarakat.
Berbagai aspek tersebut menjadi dasar untuk mengembangkan model kurikulum.

Organisasi merupakan asas yang sangat penting bagi proses pengembangan


kurikulum dan berhubungan erat dengan tujuan pembelajaran, karena hal itu
untuk menetukan isi bahan pembelajaran, menentukan cara penyampaian bahan
pembelajaran, menentukan bentuk pengalaman yang akan disiapkan untuk peserta
didik dan menentukan peran pendidik dalam hubungan atau implementasi
kurikulum.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari model-model pengembangan kurikulum?
2. Apa saja model-model pengembangan kurikulum?
3. Apa pengertian Organisasi Kurikulum?
4. Bagaimana Pemilihan dan Penentuan Isi Kurikulum ?
5. Bagaimana Prosedur dalam Organisasi Kurikulum?
6. Apa saja Jenis-Jenis Organisasi Kurikulum?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dari model model pengembangan kurikulum
2. Mengetahui model-model pengembangan kurikulum

1
3. Mengetahui pengertian dari Organisasi Kurikulum.
4. Mengetahui Pemilihan dan Penentuan Isi Kurikulum
5. Mengetahui Prosedur dalam Organisasi Kurikulum.
6. Mengetahui Jenis-jenis Organisasi Kurikulum.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Model-Model Pengembangan Kurikulum


Pengembangan kurikulum merupakan ulasan teoritis tentang suatu proses
kurikulum secara meyeluruh atau dapat pula ulasan tentang salah satu
komponen kurikulum. Ulasan teoritis tersebut menetapkan titik berat ulasan
yang berbeda-beda, ada yang menitikberatkan pada organisasi kurikulum, ada
pula yang menitikberatkan pada hubungan antar pribadi yang terlibat dalam
pengembangan kurikulum. Penerapan model-model kurikukum sebaiknya
didasarkan pada faktor-faktor yang konstan, sehingga ulasan tentang model-
model yang dibahas dapat terungkapkan secara konstisten

B. Model-Model Kurikulum
1. Model Kurikulum Bermuatan Lokal
Secara umum, pengertian muatan lokal adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran yang disusun oleh
satuan pendidikan sesuai dengan keragaman potensi daerah, karakteristik
daerah, keunggulan daerah, kebutuhan daerah dan lingkungan masing-
masing serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
(Arifin.2012).
Model kurikulum bermuatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi
daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi
bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus
menjadi mata pelajaran tersendiri. Keberadaan mata pelajaran muatan lokal
merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai
upaya agar penyelenggaraan pendidikan disetiap daerah lebih meningkat
relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan.

3
Dalam pengembangan isi muatan lokal diperlukan kriteria pemilihan bahan
atau materi pembelajaran bermuatan lokal, yaitu :
Sesuai dengan tingkat perkembangan kemampuan fisik, sosial dan mental
peserta didik.Tidak bertentangan dengan nilai-nilai pancasila.
Tidak bertentangan dengan upaya pelestarian lingkungan alam, sosial dan
budaya.Berguna bagi kehidupan peserta didik dan pembangunan daerahnya.
2. Model Kurikulum Kecakapan Hidup
Pengertian Model Pengembangan Kurikulum (Arifin.2012.244)
kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk mau
dan berani mengahadapi problem hidup secara wajar tanpa merasa tertekan,
kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi
sehingga akhirnya mampu mengatasinya.
Model kurikulum berorientasi kecakapan hidup merupakan suatu
program kegiatan dan pengalaman belajar yang berisi tentang berbagai
kecakapan hidup untuk meningkatkan kemampuan, kesanggupan, dan
keterampilan yang diperlukan oleh seseorang dalam menghadapi msalah-
masalah kehidupan agar dapat menjaga kelangsungan hidup dan
pengembangan dirinya.

Konsep Kecakapan Hidup menurut Thyler dan Taba


Kompetensi yang relevan untuk di kuasai peserta didik.
Materi pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
Kegiatan pembelajaran untuk menguasai kompetensi.
Fasilitas, alat dan sumber belajar yang menunjang dan memadai.
Kompetensi yang dapat diaktualisasikan dalam pola pendidikan peserta
didik sehari-hari.Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum Berorientasi
Kecakapan Hidup Mengidentifikasi unsur kecakapan hidup yang
dikembangkan dalam kehidupan nyata yang dituangkan dalam bentuk
kegiatan pembelajaran. Mengidentifikasi pengetahuan,keterampilan, sikap
dan nilai-nilai yang mendukung dan mengandung kecakapan hidup.

4
Mengklasifikasi materi atau bahan dalam bentuk topik atau tema dari mata
pelajaran yang sesuai dengan kecakapan hidup. Menyusun skenario
pembelajaran termasuk pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran.
Merancang bentuk dan jenis penilaian.

Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kecakapan Hidup


Tidak mengubah sistem pendidikan dan kurikulum yang berlaku.
Pembelajaran menggunakan prinsip empat pilar yaitu belajar untuk
mengetahui (learning to know), belajar menjadi diri sendiri (learning to be),
belajar untuk melakukan atau berbuat (learning to do), belajar untuk
mencapai kehidupan bersama (learning to life together).
Menggunakan model pembelajaran konstektual yaitu belajar mengaitkan
materi dengan kehidupan nyata dengan menggunakan potensi lingkungan
sebagai wahana pendidikan. Menggunakan model pembelajaran pemecahan
masalah (problem based interaction). Menggunakan model pembelajaran
terpadu (integrated learining) dan model pendidikan realistik (realistic
education). Berorientasi kepada tercapainya hidup sehat dan berkualitas,
memperluas wawasan dan pengetahuan dan memiliki akses untuk memenuhi
standar hidup secara layak.

C. Pengertian Organisasi Kurikulum


Organisasi Kurikulum merupakan struktur program kurikulum yang berupa
kerangka umum pendidikan atau pembelajaran yang hendak disampaikan
kepada peserta didik guna tercapainya tujuan pendidikan atau pembelajaran
yang ditetapkan.

D. Pemilihan Dan Penentuan isi Kurikulum


Isi kurikulum terdiri atas bahan-bahan pengajaran dan berbagai pengalaman
yang diperlukan dalam tercapainya tujuan pendidikan. Para perencana
kurikulum sering kali mengalami berbagai kesulitan dalam menyusun dan
merencanakan isi kurikulum yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai.

5
Sebabnya, masyarakat senantiasa terus berubah dan berkembang, sehingga
banyak bermunculan masalah kehidupan baru yang perlu dipecahkan. Selain itu,
muncul pula berbagai macam perbedaan dan perubahan minat, kebutuhan, dan
masalah yang dihadapi anak-anak atau remaja. Berbagai perubahan dalam
bidang sosial, ekonomi, budaya, politik, dan yang lainnya, ikut pula
memengaruhi peentuan isi kurikulum.

Untuk mencegah kebingungan atau ketidakpastian di kalangan para perencana


kurikulum dalam hal penentuan isi kurikulum, beberapa ahli kurikulum
menganggap perlu adanya sejumlah kriteria yang digunakan sebagai pedoman,
patokan, dan ukuran isi kurikulum tersebut. Sebagai contoh Caswell dan
Campbell telah merumuskan kriteria berikut:

1. Kegunaan isi kurikulum dalam menafsirkan, memahami dan menilai


kehidupan yang kontemporer
2. Kegunaan isi kurikulum dalam memuaskan minat dan kebutuhan para siswa
3. Nilai isi kurikulum dalam mengembangkan kemampuan sikap, dan
sebagainya, yang dipandang bermanfaat dalam kehidupan orang dewasa
4. Isi kurikulum hendaknya signifikan bagi bidang mata pelajaran tertentu

Meskipun diatas telah dirumuskan kriteria penentuan isi kurikulum,


tampaknya Morine merasa bahwa kriteria tersebut masih belum lengkap dan
terperinci. Dikaji dari sudut pandang yang lebih luas, sesungguhnya penentuan
kriteria tersebut hendaknya bertitik tolak dari aspek tujuan pendidikan, proses
pendidikan, dan keadaan para siswa sendiri. Berdasarkan faktor-faktor tersebut,
dirumuskanlah sejumlah kriterian berikut:

1. Kriteria yang berhubungan dengan tujuan pendidikan


a. Apakah isi kurikulum yang direncanakan tersebut signifikan, valid, dan
berguna dalam menafsirkan, memahami (mengerti), dan menilai
kehidupan yang kontemporer

6
b. Apakah isi kurikulum yang direncanakan tersebut berhubungan dengan
masalah-masalah kehidupan
c. Apakah isi kurikulum tersebut akan memajukan perkembangan dan
pertumbuhan yang seimbang pada anak-anak, sesuai dengan tujuan
pendidikan yang telah dirumuskan (sikap, kemampuan, kebiasaan, dan
sebagainya)
d. Apakah isi kurikulum yang diajukan tersebut memang penting, dalam
artian memberikan sumbangan yang berharga pada berbagai peran
kurikulum (konservatif, evaluatif, kreatif, dan sebagainya) serta bermakna
bagi pengalaman manusia.
2. Kriteria yang berhubungan dengan sifat para siswa, yaitu apakah isi
kurikulum tersebut berguna dalam memuaskan minat dan keingintahuan
siswa.

E. Prosedur Pengorganisasian Kurikulum


Dalam Organisasi Kurikulum ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan,
diantaranya yaitu:
1. Ruang lingkup bahan (Scope) adalah keseluruhan materi pembelajaran dan
pengalaman yang akan diberikan dari suatu bidang studi mata pelajaran atau
dari suatu pokok bahasan tertentu.
2. Urutan bahan (Sequence) adalah penyusunan bahan pelajaran menurut aturan
tertentu secara berurutan.
3. Penempatan bahan (Grade Placemrent) adalah penempatan satu atau beberapa
bahan pelajaran untuk kelas tertentu.

Menurut Hamalik dalam pengorganisasian kurikulum terdapat beberapa prosedur


yang meliputi:

1. Prosedur Buku Pelajaran

7
Pemilihan isi kurikulum didasarkan atas materi yang terkandung di dalam
buku pelajaran atau sejumlah buku pelajaran yang telah dipilih oleh sebuah
panitia tertentu.
2. Prosedur Survei Pendapat
Pemilihan dan pengorganisasian isi kurikulum dilakukan dengan jalan
mengadakan survei atau penelitian terhadap pendapat berbagai pihak.
3. Prosedur Studi Kesalahan
Prosedur ini dilakukan dengan jalan mengadakan analisis terhadap kesalahan,
kekeliruan, kelemahan atau kebaikan atas hasil-hasil atau pengalaman.
4. Prosedur Mempelajari Kurikulum Lainnya
Prosedur ini dapat disamakan dengan mempelajari metode sekolah lain, guru
atau sekolah dapat menetapkan dan menentukan isi kurikulum untuk
sekolahnya sesuai dengan tujuan.
5. Analisis Kegiatan Orang Dewasa
Melalui prosedur ini terlebih dahulu diadakan studi terhadap kegiatan-
kegiatan dalam kehidupan untuk menemukan sejumlah kegiatan yang
diperkirakan berguna untuk dipelajari oleh para siswa di sekolah. Kegiatan
yang dianalisis adalah yang berkenaan dengan pekerjaan atau jabatan
6. Prosedur Fungsi Sosial
Prosedur ini berkaitan dengan prosedur analisis kegiatan masyarakat.
Masyarakat melakukan banyak fungsi sosial dalam kehidupannya yang
beraneka ragam.
7. Prosedur Minat Kebutuhan
Dalam prosedur ini, minat dan kebutuhan juga melibatkan persistent
problem tetapi scope dan squencenya didasarkan atas siswa dan berkenaan
dengan fungsi-fungsi personal dan sosial.

F. Jenis-Jenis Organisasi Kurikulum


Kurikulum memilki bermacam-macam bentuk dan organisasinya, bentuk yang
paling dikenal dan sangat meluas adalah:

8
1. Saparated Subject Curriculum
Saparated Subject Curriculum adalah kurikulum yang terdiri atas mata
pelajaran yang terpisah-pisah, terlepas dan tidak mempunyai kaitan sama
sekali sehingga banyak jenis mata pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya.

Bahan pembelajarannya disusun secara logis, sistematis dan sederhana dengan


batas-batasnya yang ketat. Oleh karena itu akan ada batas-batas bahan
pembelajaran untuk tiap-tiap tingkatan, ada batas-batas bahan pembelajaran
untuk tiap-tiap mata pelajaran dan tiap-tiap mata pelajaran disajikan tersendiri.
Seperti di Perguruan Tinggi Agama Islam misalnya pada fakultas Tarbiyah
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab ada mata kuliah Nahwu, Sharaf,
Balaghah dan Muthala’ah. Di madrasah-madrasah ada mata pelajaran Al-
Quran Hadits, Akidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam dan Fiqih.

2. Correlated Curriculum
Correlated Curriculum adalah suatu bentuk kurikulum yang menunjukkan
suatu hubungan antara satu mata pelajaran dengan pelajaran lainnya, tetapi
tetap memperhatikan ciri atau karakteristik tiap bidang studi tersebut.
Didalam kurikulum sekolah sekarang ini dikenal ada enam, yaitu:
a. Pendidikan Agama Islam (Al-Quran dan al-Hadits, Akidah, Akhlak,
Sejarah Kebudayaan Islam dan Fiqh).
b. Ilmu Pengetahuan Sosial (Sejarah, Geografi, dan Ekonomi).
c. Bahasa (Tata Bahasa, Mengarang, Menyimak, Kesusasteraan dan
Pengaturan Bahasa).
d. Ilmu Pengetahuan Alam (Fisika, Kimia dan Biologi).
e. Matematika (Berhitung, Aljabar, Geometrid an Aritmatika).
f. Kesenian (Seni Tari, Seni Lukis, Seni Suara, Seni Pahat dan SEni Drama).

Sedangkan dalam Perguruan Tinggi Agama Islam misalnya pada semua


fakultas ada mata kuliah Bahasa Arab yang sebenarnya adalah fusi dari
Nahwu, Sharaf, Khithabah, Balaghah, Muhadatsah dan Muthala’ah.

9
3. Integrated Curriculum
Integrated curriculum adalah kurikulum yang menyajikan bahan
pembelajaran secara unit dan keseluruhan tanpa mengadakan batas-batas
antara satu mata pelajaran dengan yang lainnya.
Sedangkan menurut Hamalik jenis-jenis organisasi Kurikulum diantaranya,
yaitu:
1. Kurikulum mata pelajaran
Kurikulum mata pelajaran (isolated subjects atau subjectmatter
curriculum) ini digunakan sebagai bentuk kurikulum yang masih tradisional.
Kurikuulum ini sejak lama diterapkan pada sekolah-sekolah kita, sampai
dengan munculnya kurikulum tahun 1968 dan kurikulum tahun 1975.
Kurikulum ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang terpisah satu sama lain, dan
masing-masing berdiri sendiri.
b. Tiap mata pelajaran seolah-olah tersimpan dalam kotak tersendiri dan
diberikan pada waktu tetentu.
c. Hanya bertujuan pada penguasaan sejumlah ilmu pengetahuan dan
mengabaikan perkembangan aspek tingkah laku lainnya.
d. Tidak didasarkan pada kebutuhan, minat, dan masalah yang ihadapi para
siswa.
e. Bentuk kurikulum yang tidak mempertimbangkan kebutuhan, masalah,
dan tuntutan dalam masyarakat yang senantiasa berubah dan berkembang.
f. Pendekatan metodologi mengajar yang digunakan adalah sistem
penuangan (imposisi) dan menciptakan perbedaan individual dikalangan
para siswa.
g. Guru berperan paling aktif, dengan pelaksanaan sistem guru mata
pelajaran dan mengabaikan unsur belajar aktif dikalangan para siswa.
h. Para siswa sama sekali tidak dilibatkan dalam perencanaan kurikulum
secara kooperatif.

10
Ciri-ciri diatas memperlihatkan dengan jelas berbagai kelemahan yang
terdapat dalam bentuk kurikulum ini. Oleh karena itu, muncul usaha untuk
memperbaikinya dengan mengajukan bentuk kurikulum yang lebih baru.

2. Kurikulum dengan Mata Pelajaran Berkolerasi


Untuk mengurangi kelemahan dengan adanya keterpisahan diantara
berbagai mata pelajaran tersebut, diusahakanlah agar mata pelajaran tersebut
tersusun dalam pola korelasi, sehingga lebih mudah dipahami olrh para siswa.
Inilah yang dinamakan dengan kurikulum dengan mata pelajaran
berkolerasi. Bentuk kolerasi ini terdiri atas dua pola, yaitu kolerasi
informal dan kolerasi formal.
Dalam bentuk korelasi informal, seorang guru mata pelajaran meminta agar
guru mata pelajaran lainnya mengorelasikan pelajaran yang akan diberikannya
dengan bahan yang telah diberikan oleh guru pertama. Sebagai contoh, guru
sejarah akan mengajarkan sejarah perang Diponegoro. Kemudian, guru ini
meminta guru Ilmu Bumi agar membahas tentang daerah geografis terjadinya
perang Diponegoro tersebut. Selanjutnya, guru bahasa diminta agar
memberikan pelajaran bercerita tentang suasana masyarakat sewaktu
terjadinya perang tersebut.

Agak berbeda dengan korelasi sebelumnya, dalam korelasi formal beberapa


guru bersama-sama merencanakan untuk mengorelasikan mata pelajaran yang
menjadi tanggungjwabnya masing-masing. Caranya, para guru yang
bersangkutan terlebih dahulu menentukan suatu topik atau masalah. Misalnya,
para guru menentukan topik “keluarga”. Kemudian, guru Bahasa memberikan
cerita yang berkaitan dengan kehidupan keluarga, guru Menyanyi
mengajarkan nyanyian pengantar tidur, guru Ilmu Berhitung memberikan cara
pembuatan anggaran belanja dalam keluarga. Begitu seterusnya, sehingga
para guru mata pelajaran lainnya dapat memberikan sumbangan terhadap

11
pembahasan topik tersebut. Jadi, ciri-ciri kurikulum ini diantaranya adalah
sebagai berikut :

a. Berbagai mata pelajaran dikorelasikan satu dengan yang lainnya.


b. Sudah dimulai adanya usaha untuk merelevansikan pelajaran dengan
permasalahan kehidupan sehari-hari, kendatipun tujuannya masih
penguasaan pengetahuan.
c. Sudah mulai mengusahakan penyesuaian pelajaran dengan minat dan
kemampuan para siswa, meski pelayanan terhadap perbedaan individual
masih sangat terbatas
d. Metode penyampaian menggunakan metode korelasi, meski masih banyak
menghadapi kesulitan.
e. Meski guru memegang peran aktif, namun aktifitas siswa sudah mulai
dikembangkan
3. Kurikulum Bidang Studi
Sebagian ahli berpandangan bahwa kurikulum bidang studi (broadfield
curriculum) ini termasuk kedalam jenis kurikulum berkolerasi. Pandangan ini
ada benarnya, karena bidang studi (broadfield) sudah merupakan perpaduan
atau fusi sejumlah mata pelajaran sejenis, yang memiliki ciri-ciri yang sama.
Batas-batas mata pelajaran yang telah berpadu tersebut sesungguhnya sudah
tidak terlihat lagi.

Ciri-ciri umum dari kurikulum bidang studi adalah sebagai berikut:

a. Kurikulum terdiri atas suatu bidang pengajaran, yang didalamnya terpadu


sejumlah mata pelajaran sejenis dan memiliki ciri-ciri yang sama.
b. Pelajaran bertitik tolak dari core subject yang kemudian diuraikan menjadi
sejumlah pokok pembahasan.
c. Berdasarkan tujuan kurikuler dan tujuan instruksional yang telah
digariskan.
d. Sistem penyampaiannya bersifat terpadu.

12
e. Guru berperan selaku guru bidang studi.
f. Minat, masalah, serta kebutuhan siswa dan masyarakat dipertimbangkan
sebagai dasar penyusunan kurikulum, walaupun masih dalam batas-batas
tertentu.
g. Dikenal berbagai jenis bidang studi seperti Mateatika, Ilmu Pengetahuan
Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Bahasa, Pendidikan Moral Pancasila,
Pendidikan Keterampilan, Pendidikan Kesehatan dan Olahraga, Ilmu
Keguruan, dan sebagainnya.
4. Kurikulum Terintegasi
Dalam kurikulum terintegrasi atau terpadu (Integrated curriculum) ini,
batas-batas diantara semua mata pelajaran sudah tidak terlihat sama sekali,
karena semua mata pelajaran sudah dirumuskan dalam bentuk masalah atau
unik. Jadi semua mata pelajaran telah terpadu sebagai satu kesatuan yang
bulat.

Ciri-ciri kurikulum terintegrasi ini adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan filsafat pendidikan demokrasi.


b. Berdasarjan psikologi belajar Gestalt atau organismik.
c. Berdasarka landasan sosiologisdan sosial kultural
d. Berdasarkan kebutuhan, minat, dan tingkat perkembangan atau
pertumbuhan siswa.
e. Bentuk kurikulum ini tidak hanya ditunjang oleh mata pelajaran atau
bidang studi yang ada, tetapi lebih luas. Bahkan, mata pelajaran atau
bidang studi baru dapat saja muncul dan dimanfaatkan guna pemecahan
masalah.
f. Sistem penyampaian menggunakan sistem pengajaran unit, baik unit
pengalaman (experience unit) atau unit pelajaran (subject matter unit)
g. Peran guru sama aktifnya dengan peran murid. Bahkan, peran murid lebih
menonjol dalam kegiatan belajar mengajar, dan guru bertindak selaku
pembimbing.

13
Kendatipun bentuk kurikulum ini banyak sekali mengalami kemajuan
dibandingkan bentuk kurikulum sebelumnya, namun dengan berbagai alasan
sampai sekarang penggunaannya masih terbatas.

5. Kurikulum Inti
Dalam studi kurikulum akan kita temukan berbagai pengertian tentang apa
yang dimaksud dengan istilaha kurikulum inti (core curriculum atau core
program) ini. Romine Ia menyatakan bahwa:

“ the core curriculum, core program, or core course may be defined as the part
of the total curriculum objectivies, which is scheduled for proportionally
longer blocks of time”

"Kurikulum inti, program inti, atau inti saja dapat didefinisikan sebagai bagian
dari total tujuan kurikulum, yang dijadwalkan untuk blok proporsional lebih
lama"

Perumusan Romine ini terlihat lebih lengkap dan tidak memerlukan


penjelasan lebih lanjut. Meskipun demikian, jika kita rinci perumusan tersebut
mengandung sejumlah hal yang perlu mendapat perhatian, yaitu:

a. Kurikulum inti merupakan bagian dari keseluruhan kurikuum yang


diperuntukkan bagi semua siswa.
b. Kurikulum inti bermaksud mencapai tujuan pendidikan umum.
c. Kurikulum inti disusun dari garis-garis pelajaran namun tidak secara ketat
( bersifat luwes).
d. Kurikulum inti disusun untuk jangka waktu yang lebih lama.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengembangan kurikulum merupakan ulasan teoritis tentang suatu proses
kurikulum secara meyeluruh. Model-model kurikulum antara lain model
kurikulum bermuatan lokal dan model kurikulum kecakapan hidup.
Organisasi Kurikulum merupakan struktur program kurikulum yang berupa
kerangka umum pendidikan atau pembelajaran yang hendak disampaikan kepada
peserta didik guna tercapainya tujuan pendidikan atau pembelajaran yang
ditetapkan
Kurikulum memilki bermacam-macam bentuk dan organisasinya, bentuk yang
paling dikenal dan sangat meluas adalah:
1. Saparated Subject Curriculum
2. Correlated Curriculum
3. Broad Field Curriculum
4. Integrated Curriculum
Sedangkan menurut Hamalik jenis-jenis organisasi Kurikulum diantaranya, yaitu:
1. Kurikulum mata pelajaran
2. Kurikulm dengan Mata Pelajaran Berkolerasi
3. Kurikulum Bidang Studi
4. Kurikulum Terintegasi
5. Kurikulum Inti

B. Saran
Demikian makalah dari kami, semoga bisa memberikan manfaat dan
menambah wawasan bagi pembaca. Kami sadar bahwa dalam penulisan makalah
ini masih terdapat kekurangan, sehingga kami meminta kritik dan saran yang
bersifat membangun sehingga kami dapat menyusun makalah yang lebih baik
lagi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2009.

Zainal, arifin. Konsep Dan Model Pengembangan Kurikulum.Bandung:Remaja


Rosdakarya,2012

Zaini, Muhammad, Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: TERAS, 2009.

http://habapendidikan.blogspot.co.id/2012/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html

16

Anda mungkin juga menyukai