Manfaat Olahraga Pada Penderita Asma-1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

OLAHRAGA PADA PENDERITA ASMA


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Olahraga Pada Penderita Asma”
ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar
kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan
yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah
terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang
menjadi tugas dengan judul “Olahraga Pada Penderita Asma”. Disamping itu,
kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
kamu selama pembuatan makalan ini berlangsung sehingga dapat
terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap
makalah ini agar kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah
yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................4
A. Latar Belakang.........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................6
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................7
A. Pengertian Asma......................................................................................................7
B. Epidemologi.............................................................................................................7
C. Pola Asma................................................................................................................7
D. Faktor Pencetus.......................................................................................................8
E. Olahraga................................................................................................................10
BAB III PENUTUP...........................................................................................................13
A. Kesimpulan............................................................................................................13
B. Saran.......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini masalah kesehatan semakin kompleks di
masyarakat seperti yang kita ketahui bersama bahwa derajat kesehatan sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: faktor lingkungan, prilaku, pelayanan
kesehatan dan keturunan. Berbagai macam penyakit atau gangguan kesehatan bisa
timbul dari berbagai faktor tersebut, salahsatunya adalah peyaakit yang
menyerang sistem pernapasan diantaranya adalah Asma Bronkiale.

Asma berasal dari kata “Ashtma” yang diambil dari bahasa yunani yang
berarti “sukar bernapas”. Penyakit asma merupakan proses gangguan inflamasi

4
kronik pada jalan napas yang melibatkan banyak sel dan elemennya. (GINA
(Global Initiative for Asthma) 2011).

Berdasarkan data (WHO, 2002) dan (GINA, 2011), di seluruh dunia


diperkirakan terdapat 300 juta orang yang menderita asma dan tahun 2005
diperkirakan jumlah pasien asma mencapai 400 juta. Penyakit asma hingga kini
menjadi masalah kesehatan hampir di semua negara di dunia, diderita oleh anak-
anak hingga orang dewasa. Prevalensi asma di dunia sangat bervariasi dan
penelitian epideminologi menunjukkan peningkatan kejadian asma, terutama di
negara maju.

Data WHO memperkirakan, pada tahun 2025 di seluruh dunia terdapat


255.000 jiwa meninggal karena asma. Jumlah ini dapat meningkat lebih besar
karena asma merupakan penyakit yang Underdiagnosed. Sebagian besar atau 80%
kematian justru terjadi di negara-negara berkembang. Data dari berbagai negara
menujukkan bahwa prevalensi penyakit asma berkisar 1-18% (GINA, 2011).

Di Indonesia asma merupakan penyakit yang masuk dalam sepuluh besar


penyebab kesakitan dan kematian, diperkirakan sampai 10% penduduk yang
mengidap penyakit asma dalam berbagai bentuknya dengan jumlah penderita
tahun 2011 sebanyak 14.624. Selain menganggu aktivitas, asma tidak dapat
disembuhkan. Bahkan, dapat menimbulkan kematian (Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2010).

Asma merupakan gangguan inflamasi kronik pada jalan napas dimana


banyak sel memainkan peranan, terutama sel mast, eosinofil, dan limfosit T. Pada
individu yang rentan, inflamasi ini menyebabkan episode rekuren dari mengi, sulit
bernapas, dada terasa sesak, dan batuk terutama pada malam dan/atau pagi hari.
Gejala-gejala ini biasanya berhubungan dengan terbatasnya aliran udara yang
meluas tetapi bervariasi, yang reversibel setidaknya sebagian baik secara spontan
maupun dengan pengobatan. Inflamasi ini juga menyebabkan peningkatan
responsivitas jalan napas terhadap berbagai rangsangan.’(International Consensus
Report on the Diagnosis and Management of Asthma 1992).

5
Pada sebagian besar penderita asma tidak menyadari bahwa adanya gejala-
gejala seperti batuk ringan berkepanjangan, flu dan sensitif terhadap debu dan
asap. Pada umumnya penderita berobat saat sudah mengalami sesak napas berat.
Gejala tersebut dapat saja merupakan gejala asma yang jika tidak segera ditangani
akan menyebabkan menjadi sangat peka terhadap pemicu terjadinya asma.

Olahraga dapat menjadi salah satu cara paling efektif untuk menjaga
kesehatan dan mampu memperbaiki tingkat kesehatan maupun kebugaran.
Olahraga juga menjadi faktor pencetus terjadinya asma, hal ini disebabkan karena
penderita asma melakukan olahraga yang cukup berat, penyelidikan menunjukkan
bahwa macam, lama, dan beratnya olahraga menentukan timbulnya asma. (Heru
Sundaru, 2002). Kesehatan menjadi suatu kebutuhan yang harus dipenuhi
seseorang agar tidak dapat di serang penyakit dan dapat melakukan aktivitas
sehari-hari dengan baik. Suatu bentuk aktivitas fisik yang terprogram, terstruktur,
terrencana dan dapat melibatkan otot tubuh dapat membantu meningkatkan
tingkat kesehatan maupun kebugaran seseorang. Kebugaran dapat membantu
proses peurunan atau memperlambat penuaan fungsi tubuh (degeneratif).

Dari hasil studi pendahuluan yang dapat, maka penulis bermaksud untuk
menganalisis mengenai “Manfaat Olahraga Pada Penderita Asma”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas, maka penulis
merumuskan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan Penyakit Asma ?


2. Apa manfaat olahraga bagi penderita Asma ?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk:

1. Agar mengetahui Penyakit Asma.


2. Mengetahui manfaat olahraga terhadap penderita Asma.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asma
Asma merupakan penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran
pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas
yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas. Selain sulit bernapas, penderita
asma juga bisa mengalami gejala lain seperti nyeri didada, batuk-batuk, dan
mengi. Asma bisa diderita oleh semua golongan usia, baik muda atau tua.

B. Epidemologi
Asma merupakan salah satu masalah kesehatan gangguan pernafasan yang
besar. Di Indonesia asma merupakan penyakit yang masuk dalam sepuluh besar
penyebab kesakitan dan kematian. Saat ini penyakit asma masih menunjukkan
prevalensi yang tinggi. Berdasarkan data dari WHO (2002) dan GINA (2011), di

7
seluruh dunia di perkirakan terdapat 300 juta orang menderita Asma dan tahun
2025 diperkirakan jumlah pasien Asma mencapai 400 juta. Jumlah ini dapat saja
lebih besar mengingat Asma merupakan penyakit yang underdiagnosed.
Buruknya kualitas udara dan berubahnya pola hidup masyarakat diperkirakan
menjadi penyebab meningkatnya penderita Asma. Di Indonesia diperkirakan
sampai 10% penduduk yang mengidap penyakit asma dalam berbagai bentuknya
dengan jumlah penderita tahun 2011 sebanyak 14.624. Selain menganggu
aktivitas, asma tidak dapat disembuhkan. Bahkan, dapat menimbulkan kematian
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2010).

C. Pola Asma
1. Asma selang berselang
Asma yang terbanyak yaitu yang timbulnya jarang dan serangannya ringan.
Sekitar 75% penderita mempunyai tipe ini. Serangan datang setahun sekali
sampai tiga kali dan terutama disebabkan oleh infeksi virus saluran napas.
Pencetus yang lain, yaitu kegiatan jasmani yang melelahkan, polusi dan lain-
lain. Tipe asma ini dalam idtilah kedokteran disebut asma akut interminten.
Artinya asma yang timbulnya selang berselang, demikianlah menurut Heru
Sundaru (2000:61).
2. Asma akut
Asma akut ialah asma yang timbulnya tiba-tiba dan sangat berat. Begitu
sesaknya sehingga penderita harus segera mencari pertolongan dokter,
karena persediaan obat yang ada di rumah sudah tidak mempan. Bila
sesaknya juga tidak mereda dengan suntikan obat-obatan antiasma, serangan
asma ini disebut “status antiasma”. Penderitanya harus segera dirawat di
rumah sakit, karena bahaya sedang mengancam, demikianlah menurut Heru
Sundaru (2000:61).
3. Asma kronik
Penderita yang menderita asma kronik ini seolah-olah hampir tiap hari atau
seminggu selalu ada keluhan seperti batuk, sesak, bangun tengah malam dll.
Gejalanya bisa ringan, tetapi kadang-kadang berat. Penderita tipe ini

8
memerlukan pengawasan dokter secara teratur, demikianlah menurut Heru
Sundaru (2000:61).

D. Faktor Pencetus
1. Alergen
“Alergi merupakan faktor pencetus asma yang sering dijumpai pada
penderita asma Debu rumah, tungau debu rumah, spora jamur, serpih kulit
kucing, anjing dan sebagainya dapat menimbulkan serangan asma pada
penderita yang peka. Alergen-alergen tersebut biasanya berupa alergen
hirupan, meskipun kadang-kadang makanan dan minuman dapat pula
menimbulkan serangan”, demikianlah menurut Heru Sundaru (2002:42).
2. Infeksi saluran nafas
“Infeksi saluran napas merupakan salah satu pencetus yang paling sering
menimbulkan asma. Diperkirakan dua pertiga penderita asma anak dan
sepertiga penderita asma dewasa serangan asmanya ditimbulkan oleh
infeksi saluran nafas. Berbagai macam virus, seperti virus influenza sangat
sering dijumpai pada penderita yang sedang mendapat serangan asma.
Kemungkinan mendapat serangan asma makin besar bila infeksi tali cukup
berat”, demikianlah menurut Heru Sundaru (2002:45-46).
3. Tekanan jiwa
“Tekanan jiwa bukan penyebab asma tetapi pencetus asma, karena banyak
orang yang mendapat tekanan jiwa tetapi tidak menjadi asma. Tekanan
jiwa selain dapat mencetuskan asma, juga bisa memperberat serangan
asma yang sudah ada”, demikianlah menurut Heru Sundaru (2002:47).
4. Olahraga/kegiatan jasmani
“Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan asma jika
melakukan olahraga yang cukup berat. Penyelidikan menunjukkan bahwa
macam, lama, dan beratnya olahraga dapat menentukan timbulnya asma.
Lari cepat paling mudah menimbulkan asma, kemudian bersepeda,
sedangkan renang dan jalan kaki yang paling kecil resikonya”,
demikianlah menurut Heru Sundaru (2002:48).

9
5. Obat-obatan
“Obat-obat juga dapat mencetuskan serangan asma. Yang tersering yaitu
obat-obat yang termasuk golongan penyekat reseptor-beta atau lebih
populer dengan nama “beta-blocker”. Golongan obat tersebut sangat sering
dipakai untuk pengobatan penyakit jantung koroner dan darah tinggi. Pada
pebderita asma yang berat, bahkan obat tetes mata yang mengandung
“beta-blocker” dalam dosis yang kecil pernah dilaporkan menimbulkan
serangan asma”, demikianlah menurut Heru Sundaru (2002:49).
6. Polusi udara
Semua orang ingin menghirup udara bersih dan segar. Sayangnya
keinginan ini kadang-kadang sukar dipenuhi karena udara yang ada di
sekeliling kita sudah banyak yang tercemar. Pendirian pabrik-pabrik yang
mengeluarkan hasil sampingan berupa debu, uap atau asap yang tidak
terkendali dapat menjadikan penderita terserang asma. Penderita sangat
peka terhadap zat-zat tadi, apalagi asap yang mengandung hasil
pembakaran yang berupa sulfur dioksida dan oksida fotokemikal. Asap
rokok, semprotan obat nyamuk, semprotan rambut dapat mencentuskan
serangan asma, demikianlah menurut Heru Sundaru (2002:50).
7. Lingkungan kerja
Diperkirakan 2-15% pederita asma pencetusnya adalah lingkungan kerja
dan dalam hal ini harus segera diketahui agar tidak memberikan
penderitaan yang berkepanjangan. Keluhan terjadi setelah penderita
berkontak dengan zat-zat seperti amoniak, sulfur dioksida, dan debu serta
bulu binatang, gejala yang akan dialami ini baru akan timbul setelah 6-12
jam terpapar. Sehingga bila penderita bekerja di pagi hari, gejala baru
timbul pada sore atau malam hari, demikianlah menurut Heru Sundaru
(2002:51).
8. Lain-lain
Selain faktor-faktor yang telah di sebutkan di atas masih ada faktor-faktor
lain yang dapat mencetuskan serangan asma, antara lain perubahan udara,
tertawa terbahak-bahak, masuknya cairan lambung ke saluran napas. Zat

10
pengawet makanan seperti asam benzoat, dan zat pewarna kuning
tartarazin yang dipakai dalam industri makanan dan minuman kadang juga
dapat menimbulkan serangan asma, demikianlah menurut Heru Sundaru
(2002:52).

E.Olahraga
Olahraga bagi penderita asma bertujuan untuk meningkatkan
kebugaran dan daya tubuh, menjarangkan kumat, memperingan kumat,
dan mengurangu dosis obat, Wara kushartini. Kesehatan Olahraga Kuratif
(2010:5).
Olahraga yang teratur dapat memperbaiki keseimbangan antara
saraf simpatis dan parasimpatis, sehingga akan memperjarang terjadinya
serangan Wara Kushartini (2010:5).
1. Yoga
Fokus utama dari olahraga ini adalah melatih pernafasan, yoga bisa
membantu paru-paru penderita untuk tetap aktif. Pada latihan pernapasan
merupakan alternatif sarana untuk memperoleh kesehatan yang diharapkan
bisa mengefektifkan semua organ dalam tubuh secara optimal dengan olah
napas dan olah fisik secara teratur, sehingga hasil metabolisme tubuh dan
energi penggerak untuk melakukan aktivitas menjadi lebih besar dan
berguna untuk menangkal penyakit (Wisnu Wardoyo, 2003).
Menurut Wara Kushartanti (2010:5), latihan pernapasan
ditekankan untuk memperpanjang fase ekspirasi, mengurangi aktivitas
bagian atas dada, mengajarkan aktivitas diafragma, merelakskan otot yang
kontraksi dan melenturkan otot antar tulang iga, otot dada, bahu serta
punggung. Pada pernapasan diafragma, perut terlihat menggembung pada
saat inspirasi dan mengempis pada saat ekspirasi. Disamping latihan
bernapas dengan diafragma, latihan pernapasan juga dilakukan dengan
cara mengambil napas lewat hidung, dan mengeluarkannya perlahan lewat
hidung dan mulut sampai terdengar bunyi bip. Fase pengeluaran ini harus
dua kali lebih panjang dibandingkan fase pengambilan nafas.
2. Jalan kaki

11
Salah satu studi menyebutkan bahwa orang dewasa yang berjalan
kaki tiga kali seminggu selama dua belas minggu dapat membantu
meningkatkan kontrol terhadap penyakit asma dan level kesehatan kita
tanpa memicu ‘serangan’. Polanya adalah dengan melakukan lima menit
pemanasan dan lima menit pendinginan. Olahraga ini dikatakan aman
untuk penderita asma karena sifatnya yang dapat bermanfaat untuk
melancarkan pernafasan. Hal ini didukung oleh pernyataan dari Lianne
Marks, MD, ahli penyakit dalam di Scott & White Healthcare di Round
Rock, Texas yang mengatakan bahwa pemanasan sangat penting karena
akan meningkatkan toleransi kita terhadap penyakit asma.
3. Renang

Diantara terapi yang sering dianjurkan bagi penderita asma adalah


berenang. Olahraga air ini memberikan banyak manfaat, diantaranya
relaksasi, meningkatkan kesehatan jantung dan paru, membakar
kalori. Selain itu, sekitar 10 centimeter di atas air diyakini bergeraknya
udara yang sangat baik, sehingga sangat bermanfaat bagi organ
pernafasan. Untuk itu tidak sedikit atlet renang dunia yang mulanya adalah
penderita asma.

Dengan melakukan renang akan melatih seluruh otot pernafasan


mulai dari dada, perut, bahu dan pundak semuanya ikut bergerak sehingga
bisa memperbaiki kondisi pada penderita asma. Sebab sebagian besar
penderita asma dipicu oleh lemahnya daya tahan tubuh dan udara kotor
yang kering. Tetapi hal ini tidak terjadi saat berenang karena pernafasan
terjadi di dekat permukaan air dengan udara yg baik dan lembab. Uap air
membuat udara yang masuk tidak kering. Renang yang dilakukan selama
3-5 kali seminggu dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung dan
paru-paru bagi penderita asma, apalgi dilakukan dengan baik dan benar.

4. Senam aerobic

12
Senam aerobik umumnya tidak memberatkan penderita asma,
untuk memulai senam sangat disarankan untuk melakukan pemanasan dan
pendinginan sesudah senam. Pemanasan bermanfaat agar tubuh siap
melakukan aktifitas fisik. Senam aerobik juga disarankan tidak langsung 1
jam, melainkan bertahap. Dimulai dari 20 menit pertama, 40 menit, dan 60
menit.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan terapi pernapasan diharapkan sebagai alternatif metode
pengolahan asma sehingga memperoleh kesehatan yang bisa mengefektifkan
semua organ dalam tubuh secara optimal dan energi penggerak untuk melakukan
aktivitas menjadi lebih besar yang berguna untuk menangkal penyakit diantaranya
dapat mencegah resiko kambuhnya asma.

B. Saran
Untuk penderita Asma di sarankan agar memilih macam olahraga seperti
Yoga, Jalan Kaki, Renang, Senam Aerobic karena bermanfaat untuk menjaga

13
kebugaran tubuh penderita Asma, menjarangkan kumat, memperingan kumat, dan
mengurangi dosis obat yang biasanya di konsumsi oleh penderita Asma.

DAFTAR PUSTAKA

B.M, Wara Kushartanti. (2010). Kesehatan Olahraga Kuratif. File Bidang


Pendidikan. Yogyakarta: Klinik Kebugaran RIK UNY.

Infodatin. (2013). You can Control Your Asthma. Pusat Data dan Informasi
Kementrian Kesehatan RI. Di peroleh pada tanggal 5 november 2018, dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
asma.pdf

Nugroho, Sigit. Terapi Pernapasan pada Penderita Asma. Jurnal MEDIKORA.


Di peroleh tanggal 6 november, dari

14
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132319845/penelitian/TERAPI+PERNAPA
SAN+PADA+PENDERITA+ASMA.pdf

Purwanto, Sugeng. Pendidikan Jasmani untuk Penderita Asma. Di peroleh tanggal


6 november, dari
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132315279/penelitian/PENDIDIKAN+
+JASMANI+UNTUK+PENDERITA+ASMA.pdf

Rachmawati. Johar Damiri, Dhami. Susanto, Ate. (2012). Aplikasi Sistem Pakar
Diagnosis Asma. Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut.
Diperoleh tanggal 5 november, dari
http://www.jurnal.sttgarut.ac.id/index.php/algoritma/article/view/9/9

Sundaru, H. (2000) “Asma: Apa dan Bagaimana Pengobatannya”, Jakarta : FK


UI

Wardoyo, Wisnu. (2003). Revitalisasi Senam Penyembuhan Medica. Yogyakarta :


Spa Medica

15

Anda mungkin juga menyukai