Laporan PKP Full. Fiks
Laporan PKP Full. Fiks
Laporan PKP Full. Fiks
NIM : 857752552
Menyetujui;
Supervisor 1, Mahasiswa,
ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktek
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk
memenuhi mata kuliah PKP pada Program Studi S1 PGSD Universitas Terbuka
(UT) seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri. Adapun bagian-bagian
tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari hasil karya orang lain
telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan
etika penulisan karya ilmiah. Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau
sebagian laporan PKP ini bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi
dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi, termasuk
pencabutan gelar akademik yang saya sandang sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku.
Fatia Maimanati
857752552
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir mata kuliah Pemantapan Kemampuan Professional (PKP) ini. Tugas
membuat laporan ini sebagai wujud nyata dari segala ilmu yang penulis dapat
selama mengikuti pendidikan program S1-PGSD di Universitas Terbuka, UPBJ
Semarang, Pokjar Pati.
Penulis telah mencurahkan segala daya dan usaha serta pikiran secara
maksimal dalam penyusunan laporan PKP ini. Penulis sangat terbuka dan siap
menerima kritik serta saran dari semua pihak demi kemajuan penulis dan
penyempurnaan laporan PKP ini. Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak
mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, utamanya tutor dan
supervisor. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
Besar harapan penulis agar laporan PKP ini dapat bermanfaat bagi rekan-
rekan guru dan berbagai pihak yang perduli terhadap pendidikan untuk
mengembangkan profesionalitasnya.
Fatia Maimanati
iv
DAFTAR ISI
Judul …………………………………………………………………………….
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PERBAIKAN
PEMBELAJARAN MATEMATIKA ...................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT..................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................v
DAFTAR TABEL................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................1
Latar Belakang .....................................................................................................1
Rumusan Masalah ................................................................................................4
Tujuan Penelitian ..................................................................................................4
Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran ........................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................................7
A. Hasil Belajar ..................................................................................................7
1. Hakikat Hasil Belajar ................................................................................7
2. Faktor-Faktor Yang Mempengauhi Hasil Belajar ......................................9
STAD ..................................................................................................................13
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN ...20
Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran ..........................................................21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................25
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT ................................40
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................42
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................43
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
1
mata pelajaran. Dalam mengidentifikasi masalah tersebut, berdasarkan masalah
yang dirasakan sehari-hari oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleks
semuanya berasal dari masalah siswa, daripada proses pembelajaran, karena
aspek ini merupakan aspek yang stategis dan merupakan kunci keberhasilan
pendidikan. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan berpengaruh
terhadap hasil pembelajaran yang akan dicapai. Salah satu mata pelajaran yang
menuntut penggunaan model pembelajaran yang sesuai adalah mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial.
Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan di kelas IV Mi
tarbiyatul Islamiyah Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati diketahui bahwa
pembelajaran IPS materi Sejarah masih bersifat klasikal dan kurang variatif.
Metode yang digunakan masih berupa metode konvensional berupa ceramah
murni, sehingga pembelajaran masih berpusat pada guru yang menyebabkan
siswa merasa jenuh dan kurang berminat pada pembelajaran yang dilaksanakan
oleh guru. Akibatnya banyak siswa yang mengobrol sendiri pada saat proses
pembelajaran berlangsung.
Melalui observasi terhadap peserta didik kelas IV Mi tarbiyatul
Islamiyah Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati diperoleh keterangan bahwa
hasil belajar siswa pada materi sejarah masih rendah dan kurang berhasil.
Mengakaji proses pembelajaran IPS kelas IV dalam model pembelajaran
kooperatif dengan tipe STAD ditunjukan untuk meningkatkan kemampuan
siswa kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah Kedumulyo. Berdasarkan hasil
pengamatan diketahui bahwa setiap tes niai rata-rata rendah dan siswa tidak
begitu antusias pada saat pembelajaran. Oleh karena itu, hal tersebut patut
mendapatkan kepedulian yang sungguh-sungguh dalam memecahkan masalah
tersebut.
Berdasarkan latar belakang diatas, dibutuhkah inovasi pembelajaran dari
guru. Inovasi pembelajaran yang dapat dilakukan dari guru yaitu dengan
menggunakan model pembelajaran yang inovatif yang disertai dengan
penggunaan model pembelajaran yang tepat untuk merangsang minat belajar
peserta didik. Salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan
2
guru adalah model pembelajaran pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti terinspirasi untuk
mengadakan penelitian yang berjudul ”Meningkatkan Hasil Belajar Pelajaran
IPS Menerapkan Model Pembelajaran Kooperative Dengan Tipe STAD Pada
Materi Pahlawan Revolusi Kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah Kecamatan
Sukolilo Kabupaten Pati “
1. Identifikasi Masalah.
Dari hasil pengamatan dalam pembelajaran IPS materi pahlawan
proklamasi teridentifikasi masalah yang timbul dalam proses pembelajaran.
Dari hasil pengamatan terungkap berbagai masalah yang dialami oleh siswa
dalam proses pembelajaran, antara lain :
a. Siswa kurang aktif dan termotivasi dengan desain dan strategi
pembelajaran sebelumnya
b. Siswa merasa bosan dengan metode yang diterapkan dalam
pembelajaran metode menjelaskan saja sehingga membuat hasil belajar
siswa kurang memuaskan (tidak mencapai nilai KKM).
2. Analisis Masalah.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa masalah yang dialami
oleh siswa dalam proses pembelajaran IPS materi pahlawan proklamasi
diantaranya :
a. Kondisi kelas pada saat pembelajaran dengan menggunakan metode
teacher centered sangat tidak nyaman. Siswa banyak yang mengantuk
dan bermain dengan temannya sendiri. Hal ini dikarenakan strategi
teacher centered tidak memotivasi siswa.
b. Siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru tetapi kurang tertarik
dengan proses pembelajaran maupun materi pembelajaran karena hanya
belajar dari buku tematik dan tidak ada kontribusi siswa sehingga hasil
belajar siswa tidak mencapai nilai KKM yang ditentukan.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah.
Untuk mengatasi masalah yang dialami siswa dari hasil pengamatan
pembelajaran IPS materi pahlawan proklamasi di atas, yaitu :
3
a. Melakukan pembelajaran dengan tanya jawab dan diskusi kelompok
dengan model pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD untuk
meningkatkan keaktifan dan motivasi serta ketertarikan siswa dalam
proses pembelajaran IPS pada materi pahlawan revolusi sebagai alternatif
pemecahan masalah dalam proses pembelajaran.
b. Dengan menggunakan model pembelajaran model pembelajaran
kooperatif dengan tipe STAD diharapkan mampu meningkatkan
pemahaman siswa sehingga hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS
khususnya materi pahlawan revolusi ditingkatkan dan mencapai nilai
KKM.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
4
1. Menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD untuk
meningkatkan keaktifan dan motivasi serta ketertarikan siswa kelas IV MI
Tarbiyatul Islamiyah Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati pada proses
pembelajaran IPS materi pahlawan revolusi
2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah
Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati pada mata pelajaran IPS materi
pahlawan revolusi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
dengan tipe STAD
1. Bagi Siswa.
a. Meningkatkan minat, motivasi dan keaktifan siswa kelas IV MI
Tarbiyatul Islamiyah Kedumulyo, Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati
dalam proses pembelajaran IPS materi pahlawan revolusi
b. Meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa kelas IV MI
Tarbiyatul Islamiyah Kedumulyo, Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati
dalam proses pembelajaran IPS materi pahlawan revolusi
2. Bagi Guru
a. Meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran.
b. Meningkatkan daya kreativitas guru untuk melakukan inovasi di dalam
proses pembelajaran.
c. Meningkatkan penguasaan guru tentang berbagai metode, model dan
media pembelajaran.
d. Meningkatkan kerjasama antar guru di dalam mengatasi masalah
pembelajaran.
e. Meningkatkan kepercayaan diri guru dalam mengembangkan alternativ
untuk mengatasi kelemahan pembelajaran di dalam kelas.
5
3. Bagi Sekolah.
a. Memberi kontribusi bagi peningkatan mutu lulusan sekolah.
b. Mendukung tercapainya visi dan misi sekolah dalam bidang akademik.
c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi para guru di
sekolah agar dapat meningkatkan profesionalisme dalam pembelajaran
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
7
1. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam
aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi.
2. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu
penerimaan, jawaban atau reaksi penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3. Ranah Psikomotorik
Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemauan
bertindak, ada enam aspek, yaitu: gerakan refleks, ketrampilan gerakan
dasar, ketrampilan membedakan secara visual, ketrampilan dibidang fisik,
ketrampilan komplek dan komunikasi.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua factor utama yaitu:
a. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya,
motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,
ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
b. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan,
terutama kualitas pengajaran.
Hasil belajar yang dicapai menurut Sudjana, melalui proses belajar
mengajar yang optimal ditunjukan dengan ciri – ciri sebagai berikut.
1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
intrinsic pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi rendah
dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau
setidaknya mempertahankanya apa yang telah dicapai.
2. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu
kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang
tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.
3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan
lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari
aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan
mengembangkan kreativitasnya.
8
4. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif),
yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah
afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau prilaku.
5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan
diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan
mengendalikan proses dan usaha belajarnya.
Oleh karena itu, guru diharapkan dapat mencapai hasil
belajar, Setelah melaksanakan proses belajar mengajar yang optimal
sesuai dengan ciri-ciri tersebut di atas.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengauhi Hasil Belajar
Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang ada
dalam diri individu yang sedang belajar, yaitu :
a. Faktor Jasmani
1. Faktor Kesehatan bahwa proses belajar seseorang akan terganggu
jika kesehatan seseorang terganggu, sehat itu juga ia akan cepat
lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya
lemah, kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan/ kelainan-
kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya.
2. Cacat tubuh bahwa keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi
belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini
terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau
diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi
pengaruh kecacatannya itu.
b. Faktor Psikologis
1. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam
situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang
tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat
intelegensi rendah.
2. Perhatian, Untuk mendapat hasil belajar yang baik, maka siswa
harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika
9
bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah
kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar
3. Untuk mendapat hasil belajar yang baik, maka siswa harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan
pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan,
sehingga ia tidak lagi suka belajar
4. Bakat atau apitude menurut Hilgard adalah: “ The capacity to
learn”. Dengan perkataan lain bakat adalah kemampuan untuk
belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan
yang nyata sesudah belajar atau berlatih
Faktor eksternal merupakan faktor yang ada di luar individu yaitu
faktor :
c. Faktor Keluarga
10
1. Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di
dalam mengajar. Murid atau siswa dan mahasiswa, yang dalam
proses belajar agar dapat menerima, menguasai dan lebih-lebih
mengembangkan bahan pelajaran itu. Maka cara-cara mengajar
serta cara belajar haruslah setepat-tepatnya dan seefisien serta
seefektif mungkin
2. Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan
kepada siswa. Kegiatan ini sebagian besar adalah menyajikan bahan
pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan
bahan pelajaran itu; Relasi Guru dengan Siswa Di dalam relasi
(Guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga
akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa
berusaha mempelajari sebaik-baiknya.
e. Faktor Masyarakat
Faktor masyarakat diantaranya :
1. Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap
perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian dalam
kegiatan masyarakat yang terlalu banyak. Misalnya berorganisasi,
kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lai, belajarnya
terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur
waktunya
2. Taman Bergaul, Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih
cepat masuk dalam jiwanya dari pada yang kita duga. Teman
bergaul yang baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, teman
bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga
3. Bentuk Kehidupan Masyarakat, Kehidupan masyarakat di
sekitarnya siswa juga terpengaruh terhadap belajar siswa.
Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar,
penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik
akan berpengaruh jelek kepada anak (siswa) yang berbeda disitu.
11
A. Model Pembelajaran Kooperatif
12
Untuk mengatasi kekurangan dari pada metode ceramah,
diperkenalkanlah suatu model pembelajaran kelompok atau sering disebut
dengan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran yang berfokus pada pemberdayaan kelompok kecil siswa
untuk melakukan kerjasama secara optimal sehingga dapat mencapai
tujuan pembelajaran.
Menurut Anitah, et.al. (2011 : 3.9) perbedaan antara belajar
kooperatif dengan belajar tradisional dapat dilihat pada tabel berikut.
Belajar Kooperatif Belajar Tradisional
Mtergantung memiliki Hanya memiliki satu model, yaitu
beragam model dan teknik beberapa siswa bergabung dalam
satu kelompok
Memiliki struktur, jumlah dan Memiliki satu cara, yaitu
teknik tertentu menyelesaikan tugas tertentu
bersama-sama
Mengaktifkan semua anggota Menimbulkan gejala
kelompok untuk berperan serta ketergantungan antara anggota
dalam menyelesaikan tugas kelompok
tertentu
Belajar kooperatif menggalang Sangat tergantung dari niat baik
potensi sosialisasi diantara setiap anggota kelompok.
anggotanya
STAD
Model mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang
digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pembelajaran, dan
memberi petunjuk kepada pengajar di dalam kelas dalam setting pengajaran.
Menurut Hasanah (2013 : 103) model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
13
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu.
1. Model Pembelajaran STAD
Model pembelajaran yang melibatkan “kompetisi” antar kelompok.
Menurut Huda (2011 : 116) siswa dikelompokkan secara beragam,
dilanjutkan dengan siswa mempelajari materi bersama dengan teman
sekelompoknya, kemudian mereka diuji secara individual melalui kuis-
kuis.
Perolehan nilai kuis setiap anggota menentukan skor yang diperoleh
kelompok mereka. Jadi setiap anggota berusaha memperoleh nilai
maksimal dalam kuis. Jika kelompok mereka ingin mendapatkan skor
yang tinggi.
2. Karakteristik Pembelajaran STAD
Menurut Hartono (2013 : 105) secara akademik strategi kooperatif
mampu meningkatkan kemampuan berpikir siswa untuk memecahkan
masalah serta menajari siswa untuk mengintegrasikan pengetahuan dengan
keterampilan sosial.
Karakteristik mendasar pembelajaran kooperatif STAD, antara lain :
a. Pembelajaran secara tim.
b. Berlandaskan manajemen kooperatif.
c. Hasrat bekerja sama
d. Keterampilan bekerja sama.
3. Langkah-Langkah Pembelajaran STAD
Dalam bukunya Pembelajaran Kooperatif, Isjoni (2009 : 74) pada
proses bembelajarannya, belajar kooperatif tipe STAD melalui lima
tahapan yang meliputi :
a. Tahap penyajian materi.
b. Tahap kegiatan kelompok.
c. Tahap tes individual.
d. Tahap perhitungan skor perkembangan individu.
e. Tahap pemberian penghargaan kelompok.
14
Dalam implementasinya di kelas, antara lain :
1) Pembelajaran dibuka dengan menyajikan informasi akademik oleh
guru berupa informasi verbal atau teks.
2) Presentasi oleh guru dapat dilakukan melalui presentasi audio-visual
dan dibarengi dengan diskusi kelas. Siswa dalam satu kelas dibagi
menjadi kelompok-kelompok heterogen yang beranggotakan 4 atau 5
orang. Heterogenitas kelompok dicirikan oleh perbedaan kemampuan
akademik (prestasi belajar), jenis kelamin, ras/suku/etnis.
3) Dalam kelompok yang heterogen tersebut, masing-masing siswa harus
memiliki rasa tanggung jawab terhadap kelompok dan saling
membantu satu sama lainnya untuk mencapai tujuan kelompok atau
memahami materi ajar.
4) Kegiatan siswa dalam kelompok meliputi tutorial, diskusi kelompok,
kuis (saling memberi pertanyaan), membandingkan jawaban, dan
mengoreksi miskonsepsi/kesalahan konsep rekan satu kelompok.
Pelaksanaan kegiatan tersebut diarahkan oleh guru sebagai fasilitator
dalam pembelajaran.
5) Setelah satu atau dua kali periode presentasi yang dilakukan oleh guru
dan satu atau dua periode kegiatan/latihan kelompok, setiap siswa
secara individual diberikan tes (kuis) untuk mengetahui perkembangan
belajarnya. Dari hasil kuis ini, setiap siswa akan memiliki skor
peningkatan individual, yang juga mencerminkan seberapa besar siswa
berkontribusi pada skor kelompok (pencapaian tujuan kelompok). Skor
peningkatan individual tersebut merupakan skor perkembangan, yang
didasarkan pada seberapa jauh skor tersebut meningkat, melampaui
rata-rata skor sebelumnya dari pelaksanaan kuis yang sama (tidak
didasarkan pada skor mutlak siswa).
6) Setelah pelaksanaan kuis ini juga, dengan mengacu pada beberapa
kriteria, atau lembar penilaian singkat, atau dengan cara lain, setiap
kelompok (bisa juga anggota tim) diberikan pengakuan atau
penghargaan berupa sertifikat.
15
7) Guru sebaiknya mengumumkan kelompok yang mendapatkan skor
tertinggi, siswa yang mencapai skor perkembangan tertinggi, dan/atau
siswa yang memperoleh skor sempurna pada kuis-kuis tersebut.
4. Kelebihan Pembelajaran STAD
Menurut Anitah, et.al. (2011 : 3.9) pembelajaran kooperatif
mempunyai manfaat, antara lain.
a. Meningkatkan hasil belajar pebelajar.
b. Meningkatkan hubungan antar kelompok, belajar kooperatif memberi
kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan
teman satu tim untuk mencerna materi pelajaran.
c. Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar, belajar kooperatif
dapat membina sifat kebersamaan, peduli satu sama lain dan tenggang
rasa, serta mampunyai rasa andil terhadap keberhasilan tim.
d. Menumbuhkan realisasi kebutuhan pebelajar untuk belajar berpikir,
belajar kooperatif dapat diterapkan untuk berbagai materi ajar, seperti
pemahaman yang rumit, pelaksanaan kajian proyek, dan latihan
pemecahan masalah.
e. Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan.
f. Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas.
g. Relatif murah karena tidak memerlukan biaya khsus untuk
menerapkannya.
5. Kelemahan Pembelajaran STAD
Menurut Anitah, et.al. (2011 : 3.9-3.10) pembelajaran kooperatif
mempunyai keterbatasan, antara lain :
a. Memerlukan waktu yang cukup tinggi setiap siswa untuk bekerja
dalam tim.
b. Memerlukan latihan agar siswa terbiasa belajar dalam tim.
c. Model kooperatif yang diterapkan harus sesuai dengan pembahasan
materi ajar, materi ajar harus dipilih sebaik-baiknya agar sesuai dengan
misi belajar kooperatif.
d. Memerlukan format penilaian belajar yang berbeda.
16
e. Memerlukan kemampuan khusus bagi guru untuk mengkaji barbagai
teknik pelaksanaan belajar kooperatif.
B. Pahlawan Revolusi
Pahlawan adalah sebuah kata benda. Secara etimologi kata Pahlawan
berasal dari bahasa Sansekerta “phala”, yang bermakna hasil atau buah.
Menurut (Kamus Besar Bahasa Indonesia) orang yang berani
mempertahankan Negara, orang yang menonjol karena keberanian dan
pengorbanannya dalam membela kebenaran, pejuang yang gagah berani
(Gunawan, 2013).
Menurut RH Wijaya (2016:2,5) pahlawan Revolusi adalah gelar pahlawan
yang diberikan kepada sejumlah perwira militer yang gugur pada peristiwa
G30S tahun 1965. G30S merupakan kepanjangan dari Geraka 30 September
atau sering juga di sebut GESTAPU gerakan september tiga puluh, gelar ini
diakui juga sebagai Pahlawan Nasional.
Ada beberapa contoh pahlawan revolusi sebagai berikut :
1. Jenderal Achmad Yani
Jenderal Achmad Yani yang lahir di Jenar, Purworejo pada tanggal
19 Juni 1922, ini adalah putra dari Sarjo bin Suharyo (ayah) dan Murtini
(ibu). Pendidikan formal diawalinya di HIS (setingkat Sekolah Dasar)
Bogor, yang diselesaikannya pada tahun 1935. Ia kemudian mengikuti
pendidikan militer pada Dinas Topografi Militer di Malang dan secara
lebih intensif lagi di Bogor. Dari sana ia mengawali karier militernya
dengan pangkat Sersan. Kemudian setelah tahun 11 1942 yakni setelah
pendudukan Jepang di Indonesia, ia juga mengikuti pendidikan Heiho di
Magelang dan selanjutnya masuk tentara Pembela Tanah Air (PETA) di
Bogor. Berbagai prestasi pernah diraihnya pada masa perang
kemerdekaan, antara lain berhasil melucuti senjata Jepang di Magelang.
Setelah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, dirinya diangkat
menjadi Komandan TKR Purwokerto. Selanjutnya karier militernya pun
semakin cepat menanjak. Prestasi lain diraihnya ketika Agresi Militer
17
Pertama Belanda terjadi. Pasukannya yang beroperasi di daerah Pingit
berhasil menahan serangan Belanda di daerah tersebut. Maka saat Agresi
Militer Kedua Belanda terjadi, ia dipercayakan memegang jabatan
sebagai Komandan Wehrkreise II yang meliputi daerah pertahanan Kedu.
Setelah Indonesia mendapat pengakuan kedaulatan, ia diserahi tugas
untuk menghancurkan DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia)
yang mengacau di daerah Jawa Tengah. Ketika itu dibentuklah pasukan
Banteng Raiders yang diberi latihan khusus. Alhasil, pasukan DI/TII pun
berhasil ditumpasnya. Seusai penumpasan DI/TII tersebut, ia ditarik ke
Staf Angkatan Darat. Pada tahun 1955, ia disekolahkan pada Command
and General Staff College di Fort Leaven Worth, Kansas, USA selama
sembilan bulan. Dan pada tahun 1956, ia juga mengikuti pendidikan
selama dua bulan pada Spesial Warfare Course di Inggris. Pada tahun
1958 saat 12 pemberontakan PRRI terjadi di Sumatera Barat, Achmad
Yani yang masih berpangkat Kolonel diangkat menjadi Komandan
Komando Operasi 17 Agustus, untuk memimpin penumpasan
pemberontakan PRRI tersebut. Ia juga berhasil menumpas
pemberontakan tersebut. Sejak itu namanya pun semakin cemerlang.
Hingga pada tahun 1962, ia yang waktu itu berpangkat Letnan Jenderal
diangkat menjadi Men/Pangad menggantik.
2. Letnan Jenderal TNI Anumerta R. Suprapto
Letnan Jenderal TNI Anumerta R. Suprapto lahir di Purwokerto, 20
Juni 1920, ini boleh dibilang hampir seusia dengan Panglima Besar
Sudirman. Usianya hanya terpaut empat tahun lebih muda dari sang
Panglima Besar. Pendidikan formalnya setelah tamat MULO (setingkat
SLTP) adalah AMS (setingkat SMU) Bagian B di Yogyakarta yang
diselesaikannya pada tahun 1941. Sekitar tahun itu pemerintah Hindia
Belanda mengumumkan milisi sehubungan dengan pecahnya Perang
Dunia Kedua. Ketika itulah ia memasuki pendidikan militer pada
Koninklijke Militaire Akademie di Bandung. Pendidikan ini tidak bisa
diselesaikannya sampai tamat karena pasukan Jepang sudah keburu
18
mendarat di Indonesia. Oleh Jepang, ia ditawan dan dipenjarakan, tapi
kemudian ia berhasil melarikan diri. Selepas pelariannya dari penjara, ia
mengisi waktunya 13 dengan mengikuti kursus Pusat Latihan Pemuda,
latihan keibodan, seinendan, dan syuisyintai. Dan setelah itu, ia bekerja
di Kantor Pendidikan Masyarakat. Di awal kemerdekaan, ia merupakan
salah seorang yang turut serta berjuang dan berhasil merebut senjata
pasukan Jepang di Cilacap.
3. Mayor Jendral. D.I. Panjaitan
Mayor Jenderal TNI Anumerta Donald Isaac Panjaitan (lahir di
Balige, Sumatera Utara, 19 Juni 1925 – meninggal di Lubang Buaya,
Jakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 40 tahun) adalah salah satu pahlawan
revolusi Indonesia. Ia dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta Panjaitan
lahir di Balige, Tapanuli, 9 Juni 1925. Pendidikan formal diawali dari
Sekolah Dasar, kemudian masuk Sekolah Menengah Pertama, dan
terakhir di Sekolah Menengah Atas. Ketika ia tamat Sekolah Menengah
Atas, Indonesia sedang dalam pendudukan Jepang. Sehingga ketika
masuk menjadi anggota militer ia harus mengikuti latihan Gyugun.
Selesai latihan, ia ditugaskan sebagai anggota Gyugun di Pekanbaru,
Riau hingga Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Ketika 17
Indonesia sudah meraih kemerdekaan, ia bersama para pemuda lainnya
membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang kemudian menjadi
TNI. Di TKR, ia pertama kali ditugaskan menjadi komandan batalyon,
kemudian menjadi Komandan Pendidikan Divisi IX/Banteng di
Bukittinggi pada tahun 1948. Seterusnya menjadi Kepala Staf Umum IV
(Supplay) Komandemen Tentara Sumatera. Dan ketika Pasukan Belanda
melakukan Agresi Militernya yang Ke II, ia diangkat menjadi Pimpinan
Perbekalan Perjuangan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).
19
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat, Waktu dan Pihak yang Membantu
Pahlawan
1 Prasiklus 01 Mei 2023 IV
Revolusi
Pahlawan
2 Siklus I 06 Mei 2023 IV
Revolusi
Pahlawan
3 Siklus II 13 Mei 2023 IV
Revolusi
20
Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
1. Siklus I
a. Perencanaan
Tahap ini merupakan tahap yang dilakukan penulis sebelum membuat
rencana perbaikan, meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi masalah
2. Menganalisis dan merumuskan masalah
3. Merancang model pembelajaran
4. Mendiskusi kan metode dan media yang akan digunakan
5. Menyiapkan instrumen.
21
b. Pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahap yang berisi kegiatan di dalam kelas.
Secara umum kegiatan yang dilakukan terdiri dari kegiatan awal,
kegiatan inti dan kegiatan penutup, dimana kegiatan-kegiatan yang
dilakukan guru maupun siswa terdapat di dalam rencana pelaksanaan
pemelajaran (RPP). Dalam tahap pelaksanaan ini, penulis melakukan
kegiatan sebagai berikut :
1. Melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan
2. Menggunakan media gambar pada kegiatan pembelajaran
3. Melakukan pengamatan setiap langkah-langkah kegiatan
pembelajaran
4. Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan kegiatan yang
dilaksanakan
5. Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kedala
saat melakukan tahap tindakan.
c. Observasi
Tahap observasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran
pada siklus I berlangsung dan setelah pembelajaran tersebut selesai.
Penulis dibantu teman sejawat yaitu Yuniroh, S.Pd melakukan kegiatan
sebagai berikut :
1. Melakukan diskusi mengenai rencana perbaikan pembelajaran
2. Yuniroh, S.Pd selaku teman sejawat melakukan observasi terhadap
penerapan media pembelajaran yang digunakan.
3. Yuniroh, S.Pd mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi
saat pelaksanaan pembelajaran.
4. Melakukan diskusi dengan Yuniroh, S.Pd tentang kelemahan dan
kelebihan yang dilakukan peneliti selama proses pembelajaran
berlangsung serta memberikan saran perbaikan untuk pembelajaran
berikutnya.
d. Refleksi
22
Setelah mengkaji hasil belajar siswa dan hasil pengamatan
aktivitas guru, serta menyesuaikan dengan ketercapaian indikator
kinerja, maka peneliti mengubah strategi pembelajaran pada siklus
berikutnya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
2. Siklus II
Kegiatan pembelajaran pada siklus II bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik lagi. Rincian kegiatan
pada siklus II ini tidak jauh berbeda dengan siklus sebelumnya, yaitu :
a. Perencanaan
1. Hasil refleksi pada siklus I di evaluasi, didiskusikan dengan
Yuniroh, S.Pd selaku teman sejawat dan mencari upaya perbaikan
untuk diterapkan pada pembelajaran.
2. Mencatat kelemahan dan kelebihan pada saat pembelajaran
berlangsung
3. Merancang skenario pembelajaran berdasarkan hasil refleksi siklus I
b. Pelaksanaan
1. Melakukan analisis pemecahan masalah
2. Melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II dengan
memaksimalkan penerapan media gambar.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan secara kolaboratif dengan
melibatkan Yuniroh, S.Pd untuk mengamati kegiatan pembelajaran
dengan berfokus pada :
1. Media gambar yang digunakan
2. Strategi pembelajaran yang diterapkan guru
d. Refleksi
Setelah mengkaji hasil belajar siswa dan hasil pengamatan aktivitas
guru, serta menyesuaikan dengan ketercapaian tujuan pembelajaran,
apabila tujuan pembelajaran belum tercapai, maka peneliti tetap
23
melanjutkan pembelajaran pada siklus berikutnya sampai tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
C. Teknik Analisis Data
∑xn
Keterangan :
n = Banyak siswa
Keterangan :
∑ = Jumlah
24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pra Siklus
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada waktu
proses pembelajaran berlangsung pada pra siklus. Siswa belum aktif
dalam pembelajaran, pada waktu dijelaskan siswa belum bisa menerima
materi dengan baik, waktu diberi penjelasan oleh guru ada siswa yang
bermain sendiri dan berbicara dengan teman dan ada yang mengantuk.
Sedangkan hasil pengamatan terhadap guru yaitu guru belum bisa
25
mengelola kelas dengan baik, guru belum bisa memotivasi keaktifan
siswa, guru belum menggunakan alat peraga, sehingga siswa kurang
memahami materi.
d. Refleksi
Dari hasil refleksi yang dilakukan guru melalui diskusi dengan
Kepala Sekolah sebagai supervisior 1 dan guru senior sebagai
supervisior 2 diperoleh beberapa kekurangan selama proses
pembelajaran berlangsung. Sebelum pelajaran dimulai guru tidak
mengelola kelas terlebih dahulu dan mengkondisikan siswa untuk
menerima pelajaran, sehingga siswa belum siap menerima pelajaran.
Guru tidak member motivasi siswa untuk belajar. Pada waktu pemberian
materi guru hanya ceramah, belum ada umpan balik antara guru dan
siswa sehingga siswa belum banyak mengerti. Dari refleksi itu guru
menyadari banyak kekurangan dalam proses pembelajarannya oleh
karena itu guru akan melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus
berikutnya.
Adapun hasil perolehan nilai hasil evaluasi pada pembelajaran
Pra Siklus adalah sebagai berikut :
Tabel 4.0
Nomor Nilai
Nama siswa
Urut Prasiklus
1. Aqilatul Laila nMulida 50
2. Assayidati Mazida Rumi 60
3. Dhika Azka Luthfi Sanjaya 60
4. Fatihah Nur Jannah 75
5. Finka Fara Fauzana 60
6. Inarotul Wafiroh 65
7. Inaya Azmi Lathifa 77
8. Lyana Zahira 75
26
9. Maysalwa Salsabilla Putri 75
10. M. Kenzie Nuri Al Faruq 50
11. M. Kenzo Nuri Al Faruq 55
12. Mohammad Alvin Pradita 75
13. Muhammad Raditya Aji Putra 60
14. Muhammad Yoga Aditiya Prasasti 75
15. Nadila Fahrotun Ni'Mah 60
16. Nailah Aufiah Azwa 77
17. Naila Syarifa Zahrana 75
18. Nur Natania Putri 60
19. Nur Zahira Nadifa 75
20. Rafi Adyatma Aryasatya 65
21. Rio Putra Pratama 65
22. Siti Ifada Alika Adinda 75
23. Umi Zahro Sulistiya 75
24. Natasya staningrum Saerozi 75
25. Nizam Airlanga 50
Rata -rata 66
Ketarangan :
2. Siklus 1
a. Perencanaan
27
a) Menyusun rencana pembelajaran dengan tujuan perbaikan siklus I.
b) Menyiapkan instrumen penelitian yaitu: pembelajaran guru dan
siswa, angket siswa guru, dan LKS
c) Mempersiapkan perlengkapan yang akan digunakan untuk proses
pembelajaran yang akan digunakan dalam perbaikan pembelajaran.
d) Mengembangkan skenario pembelajaran dengan Metode
Kooperative tipe STAD
e) Guru menggunakan model Metode Kooperative tipe STAD
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami sifat-
sifat bagun ruang sederhana
f) Membuat dan merancang lembar observasi aktivitas guru beserta
indikatornya.
b. Pelaksanaan
c. Pengamatan
28
Tabel 4.1
Nomor Nilai
Nama siswa
Urut Prasiklus Siklus 1
1. Aqilatul Laila Maulida 50 80
2. Assayidati Mazida Rumi 60 75
3. Dhika Azka Luthfi Sanjaya 60 70
4. Fatihah Nur Jannah 75 85
29
5. Finka Fara Fauzana 60 75
Inarotul Wafiroh
6. 65 80
Inaya Azmi Lathifa
7. 77 90
Lyana Zahira
8. 75 80
Rata -rata 66 76
10 Orang 20 Orang
Nilai diatas KKM
(40%) ( 80%)
30
15 Orang 5 Orang
Nilai di bawah KKM
(60% ) (20%)
Ketarangan :
Dari hasil perolehan Pra Siklus, ada 15 orang siswa yang belum
mencapai KKM dari jumlah 25 siswa, atau 60%. Sedangkan siswa yang
telah mencapai KKM sebanyak 10 siswa, atau 40%. Setelah diadakan
tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus 1, ternyata ada peningkatan
nilai evaluasi siswa 5 orang siswa yang belum mencapai KKM atau (20%)
dari jumlah 25 siswa. Sedangkan siswa yang telah mencapai KKM
sebanyak 20 siswa atau (80%). Maka persentase kenaikan dari nilai
evaluasi pra siklus ke siklus 1 yaitu 40%.
d. Refleksi
31
3. Siklus 2
a. Perencanaan
1) Menyusun rencana perbaikan pelaksanaan pembelajaran dengan
kompetensi dasar sejarah pahlawan revolusi
2) Menyiapkan instrument
3) Menyiapkan sumber belajar.
4) Guru memberi tugas siswa untuk membaca materi di rumah.
g) Mempersiapkan sarana dan fasilitas yang digunakan guru dalam
pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Menerapkan Metode
Kooperative tipe STAD secara optimal.
h) Menggunakan Metode Kooperative tipe STAD
5) Membuat lembar observasi aktifitas siswa dan guru.
b. Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
a. Apersepsi : guru menanyakan tugas yang diberikan.
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
a. Memberikan penjelasan tentang menetukan sifat – sifat bangun ruang
datar sederhana
b. Guru menerapkan model pembelajaran kooperativ type STAD dengan
fase-fase sebagai berikut :
1. Mengelola kelas dengan mengatur tempat duduk siswa agar
dapat memusatkan perhatianya pada saat pembelajaran.
2. Mengajak siswa ikut berpartisipasi pada waktu demonstrasi
berlangsung.
3. Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.
4. membagikan lembar kerja siswa, dan membimbing siswa
pada saat mengerjakan lembar tugas
3.) Kegiatan Akhir
a. Guru mengevaluasi hasil lembar kerja
b. Memberikan pujian dan penghargaan.
32
c. Guru melakaukan refleksi
c. Pengamatan
1. Mengamati kegiatan siswa pada saat demonstrasi sedang
berlangsung dengan bantuan supervisior dan teman sejawat.
2. Guru mengevaluasi hasil belajar siswa dari keaktifan siswa
bertanya.
3. Guru mengevaluasi hasil belajar siswa dengan instrumen tes
4. Data kemampuan siswa melalui lembar observasi selama
pengamatan dan data hasil belajar dengan cara memberi tes
setelah tindakan.
5. Dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan instrumen
observasi kegiatan untuk siswa dan guru.
6. Data refleksi di ambil berdasarkan catatan dari pengamatan
supervisor dan teman sejawat pada tiap-tiap siklus yang
dilakukan guru.
d. Refleksi
e. Keberhasilan
33
Setelah memperbaiki kegiatan pembelajaran di siklus 1 maka
pelaksanaan pada siklus 2 guru membuat rancangan yang lebih baik
sehingga prestasi siswa mengalami kemajuan dan peningkatan. Hal ini
terbukti dengan perbandingan nilai evaluasi pada siklus 1 dan siklus 2.
4.3
Nomor Nilai
Nama siswa
Urut Siklus 1 Siklus 2
1. Aqilatul Laila Maulida 80 85
2. Assayidati Mazida Rumi 75 80
Dhika Azka Luthfi Sanjaya
3. 70 75
34
Nur Natania Putri
18. 75 80
Nur Zahira Nadifa
19. 80 85
Rafi Adyatma Aryasatya
20. 70 85
Rata -rata 76 91
20 23
Nilai diatas KKM Orang Orang
( 80%) (92%)
5 Orang 2 Orang
Nilai di bawah KKM
(20%) (8%)
Keterangan :
35
Tabel 4.4
Siklus 1 Siklus 2
No. Nilai Jml Jml
Presentase(%) Presentase(%)
Siswa Siswa
1. 95 - 0 2 8
2. 90 2 8 4 16
3. 85 5 20 11 44
4. 80 8 32 3 12
5. 75 4 16 3 12
6. 70 5 20 2 8
7. 65 1 4 - -
8. 60 - - - -
9. 55 - - - -
10. 50 - - - -
Adapun perbandingan perolehan nilai evaluasi mulia dari pra siklus, siklus
1, siklus 2 dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 4.5
Rekapitulasi Perolehan Nilai Evaluasi pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
Nomor Nilai
Nama siswa
Urut Prasiklus Siklus 1 Siklus 2
36
1. Aqilatul Laila Maulida 50 80 85
2. Assayidati Mazida Rumi 60 75 80
Dhika Azka Luthfi Sanjaya
3. 60 70 75
37
40. Nizam Airlanga 50 65 70
Rata -rata 66 76 91
20 23Ora
10
Nilai diatas KKM Orang ng
Orang
( 80%) (92%)
(40%)
15 5 2
Nilai di bawah KKM Orang Orang Orang
(60% ) (20%) (8%)
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
38
evaluasi siswa bertambah menjadi 23 siswa (92%) yang mencapai KKM dan
hanya 2 siswa yang belum mencapai KKM dengan rata – rata kelas 91 dengan
peningkatan 12% dari siklus I. Dari hasil Penelitian Tindakan Kelas tersebut
menunjukan adanya peningkatan hasil belajar yang merupakan kulminasi dari
suatu proses pembelajaran yang dilakukan disekolah. Penggunaan metode
Kooperativ dalam proses pembelajaran IPS tentang “Sejarah Pahlawan
Proklamasi” mampu meningkatkan hasil belajar siswa di kelas Karena metode ini
mampu menarik siswa untuk belajar dan meningkatkan prestasi belajar siswa.
Peran guru dalam pembelajaran matematika yaitu menumbuhkan rasa senang dan
kesadaran tentang pentingnya kekuatan IPS pada siswa, yaitu dengan ketekunan,
keuletan, minat, pengetahuan, dan ketelitian yang tinggi. Maka guru harus
profesional dan berkompeten, artinya guru harus mempunyai wawasan dan
landasan yang dapat dicapai dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
matematika. Wawasan ini digunakan untuk mengembangkan atau perbaikan
pembelajaran.
39
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan
40
1. Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan oleh seorang guru
untuk mengoptimalkan kemampuan peserta didik, sehingga pemahaman
dan hasil belajar peserta didik dapat meningkat
2. Model pembelajaran Kooperatif type STAD sangat membantu peserta
didik dalam hal proses pembelajaran
3. Kooperatif type STAD membantu perserta didik karena dapat
meyederhanakan materi yang disampaikan. Selain itu, Kooperatif type
STAD juga memberikan keasyikan dalam belajar bagi peserta didik.
Sehingga model Kooperatif type STAD ini dapat diterapkan dalam kelas.
4. Pengunaan alat peraga yang sesuai sangat berdampak terhadap hasil
belajar peserta didik.
5. Refleksi dan diskusi dengan teman sejawat sangat membantu dalam
mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh peserta didik.
6. Pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk lebih aktif dalam
pembelajaran akan berdampak positif terhadap keberhasilan belajar peserta
didik.
41
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 2015. Media Pembelajaran. Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani
Sejahtera.
Dimyati dan Mujiono. (2014). Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta
42
DAFTAR LAMPIRAN
43
Lampiran 1
Kepada
Kepala UPBJJ UT Semarang
Di Semarang
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Yuniroh, S. Pd.
NIP : 196412041987032004
Tempat Mengajar : MI Tarbiyatul Islamiyah Kedumulyo
Alamat Sekolah : Jl. Gua Wareh Puri Kedumulyo
Telepon : 085876197234
Menyatakan bersedia sebagai Supervisor 2 untuk membimbing mahasiswa dalam
perencanaan dan pelaksanaan PKP (PDGK4501) atas:
Nama : Fatia Maimanati
NIM : 857752552
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Tempat Mengajar : MI Tarbiyatul Islamiyah Kedumulyo
Alamat Sekolah : Jl. Gua Wareh Puri Kedumulyo
Telepon : 082325451844
Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Lampiran 2
44
Perencanaan PTK
4. Identifikasi Masalah.
Dari hasil pengamatan dalam pembelajaran IPS materi pahlawan
proklamasi teridentifikasi masalah yang timbul dalam proses pembelajaran.
Dari hasil pengamatan terungkap berbagai masalah yang dialami oleh siswa
dalam proses pembelajaran, antara lain :
c. Siswa kurang aktif dan termotivasi dengan desain dan strategi
pembelajaran sebelumnya
d. Siswa merasa bosan dengan metode yang diterapkan dalam
pembelajaran metode menjelaskan saja sehingga membuat hasil belajar
siswa kurang memuaskan (tidak mencapai nilai KKM).
5. Analisis Masalah.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa masalah yang dialami
oleh siswa dalam proses pembelajaran IPS materi pahlawan proklamasi
diantaranya :
c. Kondisi kelas pada saat pembelajaran dengan menggunakan metode
teacher centered sangat tidak nyaman. Siswa banyak yang mengantuk
dan bermain dengan temannya sendiri. Hal ini dikarenakan strategi
teacher centered tidak memotivasi siswa.
d. Siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru tetapi kurang tertarik
dengan proses pembelajaran maupun materi pembelajaran karena hanya
belajar dari buku tematik dan tidak ada kontribusi siswa sehingga hasil
belajar siswa tidak mencapai nilai KKM yang ditentukan.
6. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah.
Untuk mengatasi masalah yang dialami siswa dari hasil pengamatan
pembelajaran IPS materi pahlawan proklamasi di atas, yaitu :
c. Melakukan pembelajaran dengan tanya jawab dan diskusi kelompok
dengan model pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD untuk
meningkatkan keaktifan dan motivasi serta ketertarikan siswa dalam
proses pembelajaran IPS pada materi pahlawan revolusi sebagai alternatif
pemecahan masalah dalam proses pembelajaran.
45
d. Dengan menggunakan model pembelajaran model pembelajaran
kooperatif dengan tipe STAD diharapkan mampu meningkatkan
pemahaman siswa sehingga hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS
khususnya materi pahlawan revolusi ditingkatkan dan mencapai nilai
KKM.
7. Rumusan Masalah
46
Lampiran 3
A. Kompetensi Inti
47
3.4.1 Menyebutkan peninggalan kerajaan masa Hindu,Buddha
dan Islam pada masa kini dan pengaruhnya bagi
mastarakat di wilayah setempat.
3.4.2 Membuat laporan peninggalan kerajaan masa Hindu, Buddha
dan Islam pada masa kini dan pengaruhnya bagi masyarakat
di wilayah setempat dalam bentuk peta pikiran.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah membaca teks tentang Raja Purnawarman, siswa mampu
menjawabpertanyaan dengan benar.
48
4. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah
Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati pada mata pelajaran IPS materi
sejarah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan
tipe STAD
F. Materi Pembelajaran
Mengidentifikasi peninggalan sejarah masa Hindu, Budha
dan Islamserta pengaruhnya bagi masyarakat sekitar
G. Pendekatan, Model dan Metode Pembalajaran
1. Pendekatan : Cooperative learning
2. Model : Saintifik-TPACK
49
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
50
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
nilai kepahlawanan dari Raja-Raja di masa Hindu,
Budha dan Islam melalui PPT. Communication
51
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
▪ Guru meminta siswa untuk memberikan beberapa
contoh sikap kepahlawanan dari Raja-Raja tersebut
yang terlihat di sekitar mereka. Creativity and
Innovation
▪ Guru membimbing diskusi, berjalan berkeliling dari
kelompok satu ke kelompok lain untuk memastikan
bahwa setiap anggota berpartisipasi aktif.
(Mengkomunikasikan)
▪ Guru mengajak satu atau dua siswa untuk
menyampaikan hasil diskusinya, lalu memberi
penguatan kepada seluruh siswa mengenai jawaban
yang diharapkan. Guru dapat memberi kesempatan
kepada seluruh siswa untuk memberikan komentar dari
jawaban yang ada. Guru tidak menjawab langsung
namun memberi kesempatan kepada siswa lain untuk
mencoba menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
temannya. Guru dapat menguatkan jawaban- jawaban
yang ada. Collaboration
▪ Siswa menuliskan nilai-nilai perjuangan atau
peninggalan lainnya dari para raja yang mempengaruhi
masyarakat atau daerah di mana mereka tinggal.
Tulisan bisa memuat semangat perjuangan, nilai
pendidikan, ajaran positif, maupun benda-benda
bersejarah. Nasionalis
▪ Siswa menyimak percobaan pada video
https://www.youtube.com/watch?v=BvHizhTOer8,,
guru mempersiapkan perlengkapan percobaan.
Perlengkapan dikelompokkan berdasarkan kelompok.
Gotong Royong
▪ Guru meminta satu perwakilan untuk mengambil
perlengkapan percobaan.
▪ Siswa dan guru membuat kesepakatan tentang
percobaan agar kegiatan bisa berjalan denganbaik.
▪ Kelompok melakukan percobaan sesuai dengan
prosedur yang ada pada buku pelajaran.Collaboration
▪ Setiap siswa mencatat hasil percobaan pada tabel
yang telah disiapkan. Mandiri
52
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
▪ Di akhir laporannya siswa menuliskan kesimpulan.
Siswa menyampaikan hasil laporannya di kelompok
masing-masing dan perwakilan bisa
menyampaikannya di depan kelas. Guru menambah
informasi yang dibutuhkan sebagai
penguatan. Integritas
Penutup ◾ Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / 15
rangkuman hasil belajar selama sehari Integritas menit
◾ Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
(untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)
◾ Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah diikuti.
◾ Melakukan penilaian hasil belajar
◾ Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran) Religius
2 ...................
3 ……………..
……………..
4
……………..
5
……………..
Dst
Siklus 1
Siklus 1
Tugas dinilai dengan ceklis
1.Di bawah ini yang merupakan kerajaan bercorak Buddha di Indonesia adalah ....
a. Tarumanegara
b. Majapahit
c. Kalingga
d. Singosari
2.Pemberontakan
8 Sora terjadi pada tahun ... Masehi.
.
a. 1309
b. 1311
c. 1316
d. 1319
3.Kerajaan
9 Tarumanegara terletak di ....
.
a. Aceh
b. Palembang
c. Bogor
d. Makassar
a. Mpu Kanwa
b. Mpu Prapanca
c. Mpu Tantular
d. Mpu Sindok
K. Remidial
Muatan pelajaran IPS
• Peserta didik dibelajarkan kembali terkait tokoh dan peninggalan
kerajaan padamasa kerajaan Hindu, Budha, dan Islam.
• Peserta didik diberikan latihan-latihan mengenai
nilai perjuanagn danpeninggalan dari para raja.
• Setelah siswa diberi kesempatan untuk refleksi dan
pengendapan kegiatanremediasi di atas, maka siswa diberi
evaluasi hasil pembelajaran remedial
L. Pengayaan
M. Kompetensi Inti
R. Materi Pembelajaran
Mengidentifikasi peninggalan sejarah masa Hindu, Budha
dan Islamserta pengaruhnya bagi masyarakat sekitar
S. Pendekatan, Model dan Metode Pembalajaran
1. Pendekatan : Cooperative learning
2. Model : Saintifik-TPACK
3. Metode : Tanya jawab, Unjuk kerja dan diskusi
2 ...................
3 ……………..
……………..
4
……………..
5
……………..
Dst
Siklus 1
Siklus 1
Tugas dinilai dengan ceklis
W. Remidial
Muatan pelajaran IPS
• Peserta didik dibelajarkan kembali terkait tokoh dan peninggalan
kerajaan padamasa kerajaan Hindu, Budha, dan Islam.
• Peserta didik diberikan latihan-latihan menge
nilai perjuanagn danpeninggalan dari para raja.
• Setelah siswa diberi kesempatan untuk refleksi dan
pengendapan kegiatanremediasi di atas, maka siswa diberi
evaluasi hasil pembelajaran remedial
X. Pengayaan
A. Kompetensi Inti
2 ...................
3 ……………..
4 ……………..
……………..
5
……………..
Dst
Siklus 2
Tugas dinilai dengan ceklis
K. Remidial
Muatan pelajaran IPS
• Peserta didik dibelajarkan kembali terkait tokoh dan peninggalan
kerajaan padamasa kerajaan Hindu, Budha, dan Islam.
• Peserta didik diberikan latihan-latihan mengenai
nilai perjuanagn danpeninggalan dari para raja.
• Setelah siswa diberi kesempatan untuk refleksi dan
pengendapan kegiatanremediasi di atas, maka siswa diberi
evaluasi hasil pembelajaran remedial
L. Pengayaan
Yuniroh, S.Pd.I
NIP
Lampiran 6