628-Article Text-4667-1-10-20220730

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Cendekia Niaga

Journal of Trade Development and Studies


p-ISSN 2548-3137, e-ISSN 2548-3145

Peran Strategis Widyaiswara Dalam Membangun Kompetensi Asn Di Era Digital

Sopan Adrianto1, Agus Kurniati*2

1) BPSDM
Provinsi DKI Jakarta
2) Pusat Pengembangan SDM Badan Siber dan Sandi Negara

*Corresponding author
Email : [email protected]

Abstrak

Era new normal dan kondisi pandemic covid-19 yang menyertainya seperti transformasi digital dan
revolusi industri 4.0 yang bersanding dengan masyarakat 5.0 dengan ciri VUCA membawa
tantangan baru yang menuntut perubahan pada setiap lini kehidupan. Negara Indonesia
merupakan salah satu yang terdampak sehingga perubahan mutlak dilakukan termasuk
perubahan sistem pemerintahan. Dalam situasi seperti ini diperlukan sistem pemerintahan yang
agile dengan konsep manajemen publik secara daring. Digitalisasi banyak dilakukan di sektor
pelayanan publik termasuk penyelanggaraan pengembangan kompetensi ASN dimana dalam
proses ini widyaiswara mempunyai peran yang sangat strategis. Penelitian ini mengulas bagaimana
peran strategis widyaiswara sebagai bagian integral ASN berdasarkan uraian kompetensi
widyaiswara dalam Permenpan RB Nomor 42 tahun 2021 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara
disandingkan dengan dengan kebutuhan kompetensi di era digital saat ini sehingga widyaiswara
dapat memberikan peran strategis dalam pengembangan kompetensi ASN. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data melalui studi literatur,
observasi dan wawancara. Dari hasil olah data yang didapatkan melalui berbagai sumber dapat
ditarik kesimpulan bahwa widyaiswara dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya di era
digital mempunyai tantangan tersendiri, sehingga harus bisa menerapkan prinsip-prinsip inovatif,
akselerasi, efisiensi, akuntabilitas, insklusif, kolaborasi, komunikatif dan berpikir dalam setiap
pengambilan keputusan. Untuk mendukung pngembangan kompetensi ASN, widyaiswara
mempunyai peran strategis antara lain widyaiswara berperan sebagai center of excellent,
penguat talenta ASN, pengembang kompetensi ASN, pembentuk karakter, seorang widyaiswara
harus menjadi pribadi yang agile, open mind dan mau untuk terus mempelajari hal-hal baru sesuai
tuntutan kebutuhan jaman. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pengayaan khasanah pengetahuan di bidang pengembangan kompetensi ASN khususnya dalam
bidang pendidikan dan pelatihan.

Kata kunci: Peran Strategis, Widyaiswara, Kompetensi, Era Digital

Abstract

The new normal era and the accompanying covid-19 pandemic condition such as digital
transformation and the industrial revolution 4.0 which is side by side with 5.0 with VUCA characteristic
bring new challenge that demand changes in every line of life. Indonesia is one of the affected
countries, so the change are absolutely necessary including the government system. This situation
needs an agile government system with online or virtual public management. Digitization is mostly
done in the public service sector, including the implementation of State Civil Apparatus
competency development, in this process facilitator have a strategic role there. This study discusses
the strategic role of facilitator as an integral part of state civil apparatus based on the competency
© 2022 Segala bentuk plagiarisme dan penyalahgunaan hak kekayaan intelektual akibat diterbitkannya naskah karya tulis
ilmiah ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Sopan Adrianto, Agus Kurniati. Cendekia Niaga: Journal of Trade Development and Studies.2022. Volume 6 Nomor 1 : 22-31

map of facilitator in Regulation of Minister of State Apparatus Empowerement and Bureaucratic


Reform Number 42 of 2021 concerning the Functional Position of facilitator juxtaposed with the
competency needs in digital era so that widyaiswara can provide a strategic role in developing
state civil apparatus competencies. This is a qualitative descriptive research. Data collection use
literature study, observation and interview from any sources. From data processing and analysis, it
can be concluded that facilitator in carrying out the task in the digital era has its own challenges,
so they must be able to apply the principles of innovation, acceleration, efficiency, accountability,
inclusion, collaboration, communicativeness and thinking in every decision making. To support the
competency development of state civil apparatus, facilitator have important roles including: acting
as a center of excellence, strengthening state civil apparatus talent, developing state civil
apparatus competencies, forming character. A facilitator must be an agile person and open mind
and willing to learn new thing according to the demand of the time. This research is expected to
provide benefit for the enrichment of knowledge in the field of state civil apparatus competency
development, especially in the field of education and training.

Keywords: Strategic Role, Facilitator, Competency, Digital Era


© 2022 Pusdiklat Aparatur Perdagangan. All rights reserved

PENDAHULUAN Masyarakat Indonesia sebagian besar


Latar Belakang menghabiskan waktunya di dunia maya dan
Hembusan angin revolusi industri 5.0 dan menjalankan aktivitasnya secara digital di
pendemi covid-19 menciptakan nilai baru sana. Berikut data mengenai penetrasi
melalui perkembangan teknologi canggih dan penggunaan internet di Indonesia kurun waktu
dapat mengurangi kesenjangan antara 2019 sampai dengan 2020 (APJII, 2020):
manusia dengan masalah ekonomi ke
depannya. Adanya pandemi covid-19 menjadi
gerbang era new normal sehingga
memberikan banyak dampak perubahan
pada hampir semua sektor kehidupan manusia
baik sektor poltik, ekonomi, sosial budaya,
pendidikan dan kesehatan dan masih banyak
lagi yang terkena dampaknya.

Di masa sekarang dalam bekerja kita dituntut


untuk menyesuaikan dengan tuntutan zaman
yang suka tidak suka setiap profesi harus
memahami hal itu. Kondisi seperti itu tentu saja
menuntut muncul keharusan untuk melakukan
efektivitas waktu dan efisiensi anggaran melalui
pemanfaatan platform-platform berbasis Gambar 1. Penetrasi Pengguna Internet di
Teknologi Informasi an Komunikasi (TIK). Hal ini Indonesia
tentu saja juga mengharuskan kita masuk Berdasarkan data di atas masyarakat Indonesia
dalam momentum percepatan penerapan sebagian besar telah mengalihkan aktivitasnya
transformasi digita. Perubahan tampak nyata ke dunia digital. Adanya pandemi covid-19 ini
betapa telah terjadi perubahan cepat di menjadikan khalayak tidak leluasa untuk saling
tengah masyarakat dalam pemanfaatan bertemu, sehingga aktivitas banyak dialihkan
perangkat digital, sehingga kini gaya hidup ke dunia maya. Dalam melakukan pekerjaan
lebih digital-minded, misalnya gaya hidup pun tidak seperti semula, karena kita harus
online shopping semakin merebak, model mengikuti protokol kesehatan. Pemerintah
pembelajaran distance learning menjadi menerapkan kebijakan work from home untuk
kebiasaan baru, digital & contactless payment mengurangi penyebaran virus. Kondisi seperti ini
menjadi tren baru, dan lain sebagainya. membuat sistem pengelolaan pemerintahan di

23
Sopan Adrianto, Agus Kurniati. Cendekia Niaga: Journal of Trade Development and Studies.2022. Volume 6 Nomor 1 : 22-31

era new normal dituntut untuk bersifat dan negara Indonesia pada umumnya (Sopan
agile/gesit/lincah, pelayanan publik secara Andrianto, 2021). Seorang widyaiswara
daring, birokrasi virtual. Agility membutuhkan haruslah orang yang kompeten dan profesional
perubahan besar-besaran dalam budaya, pola di bidangnya. Kualitas seorang widyaiswara
pikir (keyakinan), perilaku (keterampilan), dan juga ikut mempengaruhi kualitas pembelajaran
proses (struktur). Perubahan budaya dan pola dalam pelatihan yang diikuti oleh ASN.
pikir tidak akan berkelanjutan tanpa
perubahan perilaku dan struktur aktual Pemanfaatan teknologi Informasi dan
(Gibbons, 2018). komunikasi secara optimal akan dapat
mendukung strategi pelatihan secara digital.
Era saat ini juga ditandai dengan VUCA Dalam era pelatihan seperti sekarang ini, tugas
(Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) seorang widyaiaswara cukup berat dalam
dimana kita saat ini berada dalam situasi memastikan terlaksananya pengembangan
ketidakpastian dan tidak mengetahui kondisi kompetensi ASN berjalan dengan optimal.
yang akan datang. Untuk menjadi soerang Untuk itu tulisan ini akan membahas
yang eksis dalam kondisi yang penuh bagaimana seorang widyaiswara bisa menjadi
ketidakpastian seperti ini, diperlukan adanya seorang yang agile di era VUCA agar dapat
perubahan mindset. Dalam menghadapi mengembangkan komptensi sesuai
kondisi tersebut, birokrasi tentunya harus perkembangan teknologi terkini. Berdasarkan
ditopang pula oleh aparatur yang berdaya latar belakang di atas dapat dirumuskan
saing dan kompeten. Banyak kegiatan di beberapa permasalahan antara lain:
instansi pemerintah yang sudah menyesuaikan a. Apa tantangan yang dihadapi widyaiswara
dengan kondisi saat ini, yakni beralih ke sistem untuk berperan secara efektif di era digital?
digital, termasuk penyelenggaraan pelatihan. b. Bagaimana peran widyaiswara di era digital
seperti sekarang ini?
Salah satu unsur penting dalam
penyelenggaraan pelatihan adalah c. Kapabilitas dan kapasitas seperti apa yang
widyaiswara. Widyaiswara merupaan jabatan diperlukan widyaiswara di era digital?
fungsional yang mempunyai ruang lingkup
tugas, tanggung jawab dan hak untuk
melaksanakan kegiatan pelatihan, Keterbatasan Penelitian
pengembangan pelatihan dan penjaminan Sebagaimana tertuang dalam Permenpan RB
mutu pelatihan dalam rangka pengembangan Nomor 42 Tahun 2021 disebutkan bahwa tugas
kompetensi yang berkedudukan di lembaga widyaiswara adalah melaksanakan kegiatan
penyelenggaraan pelatihan pada instansi pelatihan, pengembangan pelatihan dan
pemerintah (Menpan RB, 2021). Widyaiswara penjaminan mutu pelatihan. Dalam
berperan penting dalam transfer knowledge Permenpan RB tersebut, kompetensi yang
kepada para ASN melalui kegiatan pelatihan. dimiliki widyaiswara sangatlah luas cakupanya.
Widyaiswara dituntut untuk mampu Penelitian ini dibatasi pada peran widyaiswara
mengembangkan kompetensinya mengikuti pada lingkup kompetensi dalam tugas
perkembangan teknologi pembelajaran baik pelaksanaan dan pengembangan pelatihan di
secara daring maupun luring. Kompetensi era digital saat ini.
widyaiswara yang juga perlu dikembangkan Penelitian yang relevan
adalah kemampuan dalam komunikasi Beberapa penelitian relevan yang telah
pembelajaran dari aspek ethos, aspek pathos, dilakukan sebelumnya terkait dengan peran
maupun aspek logos (Fahmi & Solfema, 2019 widyaiswara di era digital saat ini antara lain:
dalam jurnal Agus Suharso). Widyaiswara a. Penelitian Unun Nibi Saputra (2020) dengan
sebagai bagian integral ASN harus judul “Tantangan Widyaiswara di Era Industri
menunjukkan peran strategisnya untuk ikut 4.0”. Dalam penelitian ini disebutkan bahwa
mencerahkan siapapun yang dipercayakan Kemampuan yang harus dimiliki oleh
kepadanya, sehingga sumbangsih widyaiswara widyaiswara di era industry 4.0 antara lain:
semakin dapat dirasakan bagi peserta penggunan internet, penggunaan aplikasi
pelatihan pada khususnya dan bagi bangsa LMS, pembuatan bahan ajar dalam bentuk

24
Sopan Adrianto, Agus Kurniati. Cendekia Niaga: Journal of Trade Development and Studies.2022. Volume 6 Nomor 1 : 22-31

multimedia dan penggunaan data cloud. dilakukan pada tahun 2020 dimana pada saat
Selain itu internet juga dapat dimanfaatkan itu terjadi perubahan begitu cepat pada
untuk mengembangkan kompetensi sosial pelaksanaan metode pembelajaran, sehingga
dengan membentuk jejaring kerja yang mendorong berbagai kalangan untuk
seluas-luasnya tanpa dibatasi oleh sekat- mempelajari dan meneliti fenomena ini. Dalam
sekat wilayah maupun bangsa; penelitian sebelumnya disebutkan widyaiswara
b. Penelitian Nurhikmah (2020) dengan judul dituntut untuk berubah secepat mungkin sesuai
“Community of Practices (CoP) sebagai tuntutan jaman sehingga berahsil diidentifikasi
Forum Pengembangan Kompetensi kompetensi yang harus dimiliki oleh
Widyaiswara di Era Digital”. Dalam penelitian widyaiswara di era new normal untuk
ini disebutkan bawa widyaiswara menjadi mendukung tugas-tugas di bidang pengajaran
aktor terdepan dalam membangkitkan dan pelatihan. Dalam penelitian ini penulis
semangat ASN sebagai pelayan mencoba melihat semua itu dari sisi global,
masyarakat, dengan kompetensi yang baru sehingga diharapkan akan dihasilkan
di era new normal dan tantangan yang kesimpulan komprehensif tentang tantangan
besifat global. Praktik CoP ternyata mampu dan peran serta kapabilitas yang harus dimiliki
menguatkan kolaborasi, kompetensi, dan oleh widyaiswara di era digital bersandingkan
komitmen, dalam melaksanakan kerja-kerja dengan era VUCA yang penuh ketidakpastian
pengetahuan, yang dilakukan dengan ini.
kerelaan berbagi;
c. Penelitian Juwita (2020) yang berjudul METODOLOGI
“Tantangan Widyaiswara Badiklat Kemhan Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
di Era Revolusi Industri 4.0 Dalam kialitatif. Penelitian deskriptif kualitatif
Peningkatan Mutu Pendidikan dan merupakan penelitian yang bertujuan untuk
Pelatihan”. Hasil dari penelitan ini adalah mendapatkan gambaran mengenai suatu hal
widyaiswara dituntut untuk berpikir kreatif menurut pandangan manusia yang diteliti
dan inovatif dalam merespon tantangan dimana peneliti merupakan instrument kunci
kekinian pembangunan nasional yang serba dengan data yang diperoleh cenderung
digitalisasi terutama paradigma pergeseran bersifat kualitatif (Sulistyo Basuki, 2006:78).
pembelajaran pendidikan pengajaran dan Penelitian deskriptif kualitatif dilakukan dengan
pelatihan melalui sistem e-learning dengan cara mendeskripsikan suatu variabel dimana
demikian Widyaiswara dapat berperan lebih tidak dilakukan perbandingan antar variabel
luas, tidak hanya sekedar sebagai pendidik atau menghubungkan antar variabel
pengajaran dan pelatihan saja tetapi juga (Sugiyono, 2010). Penelitian ini ingin memahami
bersama dengan lembaga diklat itu sendiri dan mengungkaplan secara mendalam
turut mengevaluasi dan menganalisis tentang fenomena yang terjadi saat ini
kebutuhan diklat sehingga paradigma baru kemudian mendeskripsikannya mengenai
dapat tercapai dan tantangan diklat di era peran widyaiswara di era digital dihadapkan
revolusi industri 4.0 dapat teratasi; dengan tuntutan kompetensi. Penelitian
d. Penelitian Hasan Ashari dan Bambang berfokus pada pentingnya peran widyaiswara
Sancoko (2021) yang berjudul “Kompetensi dalam pengembangan kompetensi ASN di era
Widyaisara di Era Digital dan Media Sosial”. digital.
Penelitian ini membahas mengenai
kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki Metode pengumpulan data dilakukan melalui
oleh widyaiswara dalam mendukung studi literatur berupa sumber tertulis dari buku,
tugasnya di era digital saat ini antara lain: majalah, penelusuran di internet, dan sharing
literasi data dan informasi, komunikasi dan materi dari forum ilmiah. Sumber data juga
kolaborasi, kemampuan menciptakan didapatkan melalui observasi peneliti melalui
konten digital, serta kemampuan untuk media sosial yakni Grup Grup WhatsApp,
mengatasi persoalan secara teknis. Youtube, Google, Webinar daring. Data dalam
penelitian kualitatif tidak menggunakan
Dari beberapa penelitian yang pernah populasi, namun berangkat dari situasi sosial
dilakukan sebelumnya yang kesemuanya yang menjadi obyek pengamatan. Peneliti

25
Sopan Adrianto, Agus Kurniati. Cendekia Niaga: Journal of Trade Development and Studies.2022. Volume 6 Nomor 1 : 22-31

juga merupakan seorang widyaiswara berkedudukan di lembaga penyelenggara


sehingga mengalami sendiri situasi yang pelatihan pada instansi pemerintah.
menjadi obyek penelitian, dimana widyaiswara Widyaiswara merupakan salah satu unsur pokok
dituntut dengan cepat untuk dapat dalam pengembangan kompetensi ASN yakni
menyesuaikan dengan kondisi saat tertuang dalam tugas pokok dan fungsi
pembelelajaran banyak dilakukan secara pelaksanaan dan pengembanagn pelatihan.
daring dan menjadi pengamat tentang kondisi Untuk mencapai keberhasilan pencapaian
yang terjadi saat ini. Fokus penelitian ini adalah kompetensi kepada peserta pelatihan,
gambaran deskriptif mengenai peran dan widyaiswara diharuskan mempunyai
kontribusi widyaiswara dalam pengembangan kemampuan terkait dengan kebutuhan di
kompetensi ASN di era digital dihadapkan setiap tahap pelatihan, termasuk kompetensi
dengan VUCA. digital saat ini diperlukan oleh widyaiswara. Di
era digital seperti sekarang ini, dalam
Data yang telah didapatkan kemudian diolah pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana
dan dianlaisis untuk menjadi dasar dalam tertuang dalam Permenpan RB Nomor 42 Tahun
penentuan terobosan-terobosan yang harus 2021, widyaiswara dituntut untuk kreatif dan
dilakukan oleh widyaiswara dalam inovatif dalam mengemas pelaksanaan dan
mengemban peran pentingnya di era digital pengembanagn pelatihan. Kebutuhan
saat ini untuk kemudian dilakukan penarikan pengembangan kompetensi saat ini antara lain
kesimpulan. Langkah-langkah penelitian yang kemampuan mengembangkan media
ditempuh oleh peneliti adalah sebagai berikut pembelajaran, metode pembelajaran yang
(Sudjana, 2001:60-61): variatif dan modern.
a. Merumuskan masalah penelitian,
penelitian dimulai dengan adanya Dalam permenpan RB Nomor 42 tahun 2021
permasalahan yakni berupa pengajuan disebutkan bahwa kompetensi widyaiswara
pertanyaan; yang terkait dengan pengembangan
b. Menentukan informasi yang diperlukan, pelatihan meliputi: perencanaan pelatihan,
peneliti menetapkan infomasi apa saja pelaksanaan pelatihan dan evaluasi pelatihan.
yang diperlukan untuk menjawab Sedangkan kompetensi yang terkait dengan
pertanyaan dalam rumusan masalah; pengembangan pelatihan meliputi:
c. Menentukan metode pengumpulan data, pengembangan model pembelajaran dan
yakni melalui studi literatur dan evaluasi pengembangan pelatihan. Untuk
pengamatan langsung; mewujudkan butir-butir kegiatan tersebut
d. Mengumpulkan data melalui berbagai tentunya seorang widyaiswara harus
sumber baik yang sifatnya langsung mempunyai kompetensi yang sesuai, termasuk
maupun dari internet; kebutuhan kompetensi pelaksanaan dan
e. Mengolah dan menganalisis data; pengembangan pelatihan di era digital seperti
f. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil sekarang ini.
pengolahan data, peneliti menyimpulkan
haail penelitian dengan cara menjawab Berdasarkan data dan fakta yang diperoleh
pertanyaan penelitian dan mensintesiskan melalui studi literatur buku, materi webinar,
jawaban-jawaban dalam suatu sharing knowledge forum ilmiah, artikel dan
kesimpulan untuk menjawab jurnal ilmiah serta berdasarkan pengamatan
permasalahan penelitian secara peneliti terhadap fenomena digitalisasi yang
keseluruhan. sudah dirasakan oleh hampir semua orang
HASIL DAN PEMBAHASAN didapatkan fakta bahwa kehidupan telah
Dalam Permenpan RB Nomor 42 Tahun 2021 menuntut semua orang untuk mampu beralih
tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara ke dunia digital. Peneliti mempelajari tentang
disebutkan mengenai tugas dan fungsi fenomena yang terjadi saat ini dimana hampir
widyaiswara yaitu melaksanakan kegiatan seluruh kegiatan pembelajaran dilaksanakan
pelatihan, pengembangan pelatihan, dan secara daring. Peneliti juga mengalami sendiri
penjaminan mutu pelatihan dalam rangka fenomena ini. Berdasarkan hasil wawancara
pengembangan kompetensi yang dengan sesama rekan widyaisawra lainnya,

26
Sopan Adrianto, Agus Kurniati. Cendekia Niaga: Journal of Trade Development and Studies.2022. Volume 6 Nomor 1 : 22-31

hampir semua merasakan kondisi yang sama. dapat berjalan optimal, menarik dan
Widyaiswara yang pada awalnya sudah tersampaikan dengan baik.
familiar dengan TIK biasanya akan lebih mudah
untuk meneyesuaikan diri, dan sebaliknya Widyaiswara mengemban tugas berat yakni
widyaiswara yang tidak familiar dengan TIK merupakan garda terdepan dalam
butuh waktu yang lebih lama agar dapat pembentukan karakter ASN yang profesional.
menggunakan platform-platform Widyaiswara harus bisa menjadi contoh dan
pembelajaran daring dan penguasaan memberi teladan (role model) untuk yang
metode pembelajarannya. lainnya. Mengutip istilah Ki Hajar Dewantara,
widyaiswara sebagai Pembentuk Karakter
Era digital menuntut widyaiswara untuk haruslah Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya
menyesuaikan dalam menjalankan perannya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani (Di depan
sebagai pendidik dan pengajar. Widyaiswara menjadisuri teladan, di tengah aktif bekerja
harus berkontribusi bagi pengembangan menginspirasi dan membakar semangat, di
kompetensi ASN. Pasalnya, dinamika saat ini belakang mendorong agar peserta tidak
berkembang demikian cepat dipicu oleh mudah kendor dalam menggapai tujuan).
adanya gerak laju perubahan di era revolusi Karena menjadi role model selayaknya pula
industri 4.0, sehingga widyaiswara mempunyai widyaiswara juga memiliki kinerja yang baik
ruang lingkup tugas, tanggung jawab, dan hak Lebih rinci kinerja yang baik itu disebutkan
untuk melakukan kegiatan mendidik, melatih antara lain dapat menghasilkan berbagai
dan evaluasi pelatihan yang diselenggarakan terobosan ataupun cara baru dalam
oleh instansi pemerintah. Hal ini jelas mengembangkan bahan ajar, seperti misalnya
menunjukkan bahwa widyaiswara memiliki menghasilkan pemikiran-pemikiran baru dalam
peran yang sangat strategis dalam pengembangan metode pelatihan.
keberhasilan penyelenggaraan pelatihan.
Widyaiswara dituntut untuk ikut berperan Berdasarkan data dan fakta yang disajikan di
menghasilkan sebuah pendidikan dan atas, dalam rangka menjalankan fungsi
pelatihan yang berkualitas tinggi, sehingga pelaksanaan dan pengembangan pelatihan,
seorang widyaiswara haruslah orang yang kompetensi yang perlu dimiliki widyaiswara
kompeten dan profesional di bidangnya. agar mampu memberikan peran strategis dan
Widyaiswara juga dituntut untuk memiliki sumbangsihnya untuk menunjang tugas pokok
pemikiran yang lebih konstruktif dan kontekstual dan fungsinya sebagaimana tertuang dalam
beradaptasi dengan realitas yang sedang Permenpan RB Nomor 42 tahun 2021
berubah dengan cepat ini. disandingkan dengan kebutuhan kompetensi
di era digital saat ini sebagaimana tergambar
Pemanfaatan teknologi Informasi dan dalam bagan berikut:
komunikasi secara optimal akan dapat
mendukung strategi pelatihan secara digital.
Dalam era pelatihan sekarang ini, tugas
seorang widyaiaswara cukup berat dalam
memastikan terselenggaranya pelatihan
dengan optimal. Pelatihan secara daring
menuntut widyaiswara mengubah metode
pembelajaran dan cara memfasilitasi kelas
pelatihannya yang jauh berbeda saat
pelatihan secara klasikal. Widyaiswara di era
new normal perlu menambah kompetensi baru
yang harus dikuasai yakni kompetensi bidang
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan
multimedia sebagai contoh antara lain
membuat bahan ajar multimedia dalam
bentuk video pembelajaran, sehingga Gambar 2. Peran Widyaiswara di Era Digital
diharapkan nantinya pelatihan secara daring

27
Sopan Adrianto, Agus Kurniati. Cendekia Niaga: Journal of Trade Development and Studies.2022. Volume 6 Nomor 1 : 22-31

Konsep bagan peran widyaiswara di era digital f. Akuntabilitas: akuntabilitas juga menjadi
disesuaikan dengan spesialisasi berdasarkan tuntutan seperti ditegaskan oleh Menpan
pada rumpun keilmuan tertentu sesuai latar dan Reformasi Birokrasi bahwa segalanya
belakang pendidikan. Kompetensi widyaiswara harus bisa dipertanggung jawabkan hitung-
adalah memliki pengetahuan, keterampilan hitungannya sehingga risiko pemborosan
dan kemampuan dalam pengelolaan bisa ditekan dan penghematan dilakukan
pembelajaran, kepribadian dan sosial. Konsep dan akuntabilitasnya jelas;
peran widyaiswara dalam bagan tersebut di g. Berpikir dalam membuat keputusan: hal ini
atas akan mendukung dan mengoptimalkan terkait dengan cognitive skill yang harus
kompetensi widyaisara. Dalam era digital yang dimiliki oleh widyaiswara sehingga
besandingkan dengan VUCA seorang keputusankeputusannya itu berbasis konsep-
widyaiswara harus dapat bekerja dengan konsep pemikiran yang dapat
menerapkan prinsip-prinsip inovatif, akselerasi, dipertanggungjawabkan kebaikan dan
efisiensi, akuntabilitas, insklusif, kolaborasi, kebenarannya;
komunikatif dan berpikir kritis dalam setiap h. Komunikasi: karena sebagai seorang
pengambilan keputusan. Adapun penjelasan Widyaiswara baik sebagai penguat talenta
lebih rinci sebagai berikut: ASN maupun center of excellent mesti
a. Inovatif: widyaiswara ditutnut untuk selalu pandai-pandai mengomunikasikan ide
berinovasi dalam mengemas materi ataupun gagasannya sehingga memberi
maupun metode serta strategi peneguhan dan menginspirasi serta
pembelajaran yang lebih bisa menginspirasi memotivasi peserta pendidikan dan
peserta pelatihan. Oleh karena itu pelatihan;
widyaiswara juga harus terus-menerus i. Bekerja mencapai sasaran: hal ini terkait
melakukan inovasi untuk menghadapi krisis dengan system skill yang diharapkan
manajemen berkenaan dengan dampak dengan bekerja dengan berbasis system
dari perubahan yang dahsyat; seorang widyaiswara tidak bekerja spontan
b. Akselerasi: terkait dengan VUCA yang melainkan terbiasa terencana dan terukur
berkarakteristik dan memicu percepatan keberhasilan dan kegagalannya, kemajuan
perubahan di segala aspek, maka maupun kemundurannya.
Widyaiswara juga harus melakukan
akselerasi adaptasi dalam banyak hal, Dari kajian teoretik maupun analisis data di atas
seperti dengan transformasi digital, dapat disimpulkan bahwa peran widyaiswara
pemanfaatan kecerdasan buatan, akses di era digital ini dapat efektif dan efisien bila
pada big data widyaiswara secara konsisten melakukan
c. Efisiensi waktu maupun biaya mengingat hal sebagai berikut ini:
ini merupakan prinsip abadi dalam a. Widyaiswara sebagai center of excellent.
menekuni profesi apapun tak terkecuali, Sebagai center of excellent widyaiswara
sebagai widyaiswara; harus memiliki growth mindset yang cepat
d. Kolaborasi: kolaborasi di masa yang tidak dan efisien, fleksibel, akurat, dan produktif.
mudah dan banyak tantangan serta Widyaiswara juga perlu memiliki kegesitan
kesulitan terasa naiflah kalau Widyaiswara (agile) dalam kapasitas dan kapabilitasnya
tidak membangun kolaborasi dalam melakukan dan mengembangkan
menghayati perannya di era new normal ini. pelatihan;
Kolaborasi internal maupun eksternal kiranya b. Widyaiswara sebagai penguat talenta
perlu dilakukan demi pencapaian target ASN. Untuk menghayati perannya sebagai
maupun efisiensi waktu dan biaya; penguat talenta ASN, widyaiswara harus
e. Inklusivitas: inklusivitas di era globalisasi di membekali diri dengan berbagai skill,
mana dunia ini sudah bagaikan desa seperti complex problem solving, social skill,
raksasa dan bumi terasa datar ini menuntut process skill, system skill, cognitive abilities;
widyaiswara untuk tidak bersikap eksklusif. Social skill tentu menyangkut kemampuan
Inklusivitas berpikir, bersikap, dan bertindak komunikasi dan kolaborasi. Kemampuan
harus menjadi ciri seorang widyaiswara yang berkomunikasi yang baik sangat diperlukan
eksis di era digital saat ini; oleh seorang widyaiswara sebagai

28
Sopan Adrianto, Agus Kurniati. Cendekia Niaga: Journal of Trade Development and Studies.2022. Volume 6 Nomor 1 : 22-31

penguat ASN. Widyaiswara yang


komunikatif, akan mampu menciptakan Selain peran di atas, widyaiswara juga dituntut
suasana yang kondusif. Suasana kondusif mempunyai terobosan baru dalam
tentu saja mempengaruhi terhadap iklim melaksanakan tugas dan fungsinya. Dengan
pendidikan dan pelatihan. Hal ini akan demikian akan menghasilkan berbagai
berdampak positif terhadap keberhasilan terobosan ataupun cara baru dalam
widyaiswara dalam mencapai tujuan mengembangkan bahan ajar, seperti misalnya
pendidikan dan latihan. Kolaborasi di masa menghasilkan pemikiran-pemikiran baru dalam
yang tidak mudah dan banyak tantangan pengembangan metode pelatihan. Hal ini
serta kesulitan terasa naiflah kalau mutlak diperlukan karena system pembelajaran
widyaiswara tidak membangun kolaborasi saat ini sudah beralih ke pembelajaran digital
dalam menghayati perannya di era new yang menuntut pengajar untuk bisa
normal ini. menyesuaikan dengan kondisi tersebut.
Process skill menyangkut kemampuannya
ikut berproses dengan peserta pendidikan
dan pelatihan melalui pelaksanaan dan KESIMPULAN
pengembangan model pembelajaran Berdasarkan kerangka kerja kompetensi
kooperatif. widyaiswara yang tertuang dalam Permenpan
System skill terkait kemampuan dalam RB Nomor 42 Tahun 2021 disandingkan dengan
bekerja dengan terampil menggunakan kebutuhan kompetensi di era digital, maka
sistem yang terencana dan terukur peran strategis widyaiswara dalam
keberhasilan dan kegagalan, kemajuan membangun kompetensi ASN di era digital
ataupun kemunduran yang dialami dalam antara lain: widyaiswara harus berperan
proses maupun hasil kerjanya dalam sebagai center of excellent, penguat talenta
pendidikan dan pelatihan. ASN, pengembang kompetensi ASN,
Process skill terkait kemampuan kognisinya pembentuk karakter, seorang widyaiswara
agar lebih efektif dan efisien dalam harus menjadi pribadi yang agile, open mind
meneguhkan maupun mengarahkan dan mau untuk terus mempelajari hal-hal baru
pemahaman, mindset, paradigma, sesuai tuntutan kebutuhan jaman.
maupun insight peserta pendidikan dan Dari uraian yang dipaparkan di atas untuk
pelatihan dapat disimpulkan bahwa:
c. Widyaiswara sebagai pengembang a. Untuk menjadi widyaiswara produktif dan
komptensi ASN. Menurut Kepala LAN, Dr. inovatif di tengah tantangan yang dihadapi
Adi Suryanto, M.Si (2020) widyaiswara harus oleh widyaiswara di era digital agar serta
berkontribusi bagi pengembangan
kondisi yang menyertai misalnya adanya
kompetensi ASN. Pasalnya, dinamika saat
ini berkembang demikian cepat dipicu pandemi covid-19, transformasi digital yang
oleh adanya gerak laju perubahan di era begitu cepat, masyarakat generasi 5.0 yang
revolusi industri 4.0 seperti telah dipaparkan bercirikan VUCA, maka seorang
di atas, sehingga widyaiswara juga dituntut widyaiswara harus menjadi pribadi yang
untuk memiliki pemikiran yang lebih agile learner, growth mindset dan open
konstruktif dan kontekstual beradaptasi mind dan mau untuk terus mempelajari hal-
dengan realitas yang sedang berubah
hal baru sesuai tuntutan jaman yang
dengan cepat ini;
d. Widyaiswara sebagai pembentuk karakter. mendukung tugas dan fungsinya;
Widyaiswara merupakan garda terdepan b. Widyaiswara mempunyai peran penting
dalam pembentukan karakter PNS yang dalam pengembangan kapabilitas SDM
profesional. Widyaiswara harus bisa antara lain: widyaiswara sebagai center of
menjadi contoh baik dan memberi teladan excellent, penguat talenta ASN,
(role model) untuk yang lainnya, karena
pengembang kompetensi ASN, pembentuk
menjadi role model selayaknya pula
karakter;
widyaiswara juga harus memiliki kinerja
yang baik.

29
Sopan Adrianto, Agus Kurniati. Cendekia Niaga: Journal of Trade Development and Studies.2022. Volume 6 Nomor 1 : 22-31

c. Kapasitas dan kapabilitas Widyaiswara di Bounfour, A, 2016, Digital Futures, Digital


era new normal antara lain, inovasi, Transformation, Switzerland: Springer
International Publishing.
akselerasi, pencapaian target, penetapan Erik Stolterman, Anna Croon Fors, 2004, Information
skala prioritas, efisiensi waktu dan biaya, Technology and the Good Life, in: Information
kolaborasi, inklusivitas, akuntabilitas, berpikir systems research: relevant theory and informed
practice.
dalam membuat keputusan, komunikasi dan
Fahmi, R., & Solfema, 2019, Description Of The
bekerja mencapai sasaran. Widyaiswara Credibility In Learning
Communication At Balai Pendidikan Dan
Agar kesimpulan yang telah disampaikan di Pelatihan Keagamaan Padang, Jurnal
atas dapat terlaksana dan berjalan dengan Spektrum, (Online), Vol.2, No.1,
baik, maka peneliti memberikan rekomendasi (https://jurnalbestari.ntbprov.go.id, diakses 27
sebagai berikut: Agustus 2021).
Hasan Ashari & Bambang Sancoko, 2021,
a. Mengingat peran pentingnya dalam
Kompetensi Widyaiswara di Era Digital dan
mendukung pengembangan kompetensi Media Sosial, Jurnal Penelitian dan Inovasi
ASN, widyaiswara perlu melakukan Pembelajaran (Online), Vol .7, No.1,
pengembangan inovasi, melakukan (https://ojs.unpkediri.ac.id, diakses 30 Agustus
2021).
akselerasi kerja dalam kaitannya pencapain Juwita, 2020, Tantangan Widyaiswara Badiklat
target melalui prioritas kerja, meningkatkan Kemhan di Era Revolusi Industri 4.0 Dalam
efisiensi waktu kemampuan berkolaborasi, Peningkatan Mutu Pendidikan dan Pelatihan,
bersikap inklusif, dan meningkatkan Jurnal Pendidikan Indonesia (Online),Vol. 1 No.
2, (https://media.neliti.com, diakses 31 Agustus
akuntabilitasnya; 2021).
b. Meningkatkan profesionalisme serta Menpan RB, 2021, Peraturan Menteri
peningkatan skill di bidang TIK dan Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 42 Tahun 2021
pemanfaatannya sebagai media
tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara,
pembelajaran, sekaligus sebagai sumber Jakarta: MenpanRB.
belajar bagi widyaiswara maupun peserta
pelatihan. Nibi Saputra, Unin, 2020, Tantangan Widyaiswara di
Era Industri 4.0, Jurnal Lingkar Widyaiswara,
(Online), Edisi 07 No. 01, (http://juliwi.com,
diakses tanggal 31 Agustus 2021).
Saran Penelitian Mendatang Nurhikmah, 2020, Community of Practices Sebagai
Agar dapat mengoptimalkan peran Forum Pengembangan Kompetensi
widyaiswara di era digital dalam rangka Widyaiswara di Era Digital, Jurnal Bestari,
pengembangan kompetensi ASN, perlu (Online), Vol. 01 No. 01,
adanya penelitian lebih lanjut khususnya (https://jurnalbestari.ntbprov.go.id, diakses 27
penelitian tentang kompetensi widyaiswara di Agustus 2021).
P. Gibbons, 2015, The science of successful
era digital yang terkait dengan kebutuhan
organizational change: How leaders set
kompetensi untuk pelaksanaan dan strategy, change behavior, and create an agile
pengembangan pelatihan. culture. Upper Saddle River, NJ, USA: Pearson
Education.
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
REFERENSI Bandung: CV Alfabeta
Andrianto, Sopan Dr, 2021, Peran Widyaiswara di Era Surahso, Agus, 2020, Konsep Peningkatan
New Normal. Best Practice Pemilihan Widyaiswara Kompetensi Widyaiswara Dalam Rangka
Berperstasi Tingkat Nasional Tahun 2021, Jakarta: Penyusunan KTI Dengan Model Pembelajaran
Lembaga Administasi Negara. 70-20-10, Jurnal Kewidyaiswaraan, (Online), Vol.
Baker, Mark, 2014. Digital Transformation, 5 No. 1, (http://jurnalpjf.lan.go.id, diakses 31
Agustus 2021).
Buckingham: MIT Press.
Widodo W Utomo, Tri. 2020. Tantangan SANKRI di Era
Basuki, Sulistyo, 2006, Metode Penelitian, Jakarta:
New Normal. Disampaikan pada Webinar Prodi
Wedatama Widya Sastra.
Sarjana Terapan Poltek STIA-LAN.

30
Sopan Adrianto, Agus Kurniati. Cendekia Niaga: Journal of Trade Development and Studies.2022. Volume 6 Nomor 1 : 22-31

31

Anda mungkin juga menyukai