ASKEP RPK Widi
ASKEP RPK Widi
ASKEP RPK Widi
L DENGAN GANGGUAN
Disusun untuk memenuhi tugas Stase Kepetawatan Jiwa Program Profesi Ners
Disusun oleh :
2023
A. IDENTITAS
Inisial : Tn. L
Alamat : Neglasari
Umur : 27 Tahun
Pendidikan : smp
Agama : Islam
Informan : Tn.i
Tanggal masuk : 25 april 2023
Tanggal Pengkajian : 3 mei 2023
B. ALASAN MASUK
Klien mengatakan masuk ke RSJ 25 april 2023 kline mengatakan datang ke RSJ di antar
sama orang tua, kline mengatakan suka kesal dan marah marah karena sering mendengar
bisikan bisikian ke telinganya, kline ketika marah sering mengeluarkan kata kata kasar dan
jorok, suka melempar dan merusak benda benda di sekitar, mata melotot, tangan mengepal,
kline juga mengatakan pernah di rawat 1 tahun yang lalu dengan keluhan yang sama
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu (√ ) Ya () Tidak
2. Pengobatan sebelumnya ( ) Berhasil ( ) Kurang berhasil (√) Tidak berhasil
3.
Pelaku Usia Korban Usia Saksi Usia
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan
Kekerasan dalam
keluarga
Tindakan kriminal
Jelaskan : Klien mengatakan tidak pernah mendapat kan kekerasan atau pun melukai
orang.
Masalah keperawatan : Resiko prilaku kekerasan
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ( ) Ya (√)Tidak
Masalah keperawatan :
5. Pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan ( ) ya ( ) tidak
Masalah keperawatan :
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-tanda vital TD : 100/80 mmHg N: 84 x/menit S : 36,40C RR: 20 x/menit
2. Ukur TB : cm BB : kg ( ) Turun ( ) Naik
3. Keluhhan Fisik ( ) Ya ( ) Tidak
Jelaskan : Bentuk kepala Simetris, kulit kepala kurang bersih, Gigi kurang bersih tampak
kuning, kuku kotor dan panjang
Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri
E. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Keterangan :
Laki – laki :
Perempuan :
Klien :
2. Konsep Diri
a. Gambaran Diri
Klien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya, klien tidak mengalami
kelainan fisik
b. Identitas diri
Klien adalah seorang perempuan berusia 25 tahun dan belum menikah
c. Peran
Klien mengatakan kalau dirumah sebagai anak yang mandiri dan suka menyendiri.
d. Ideal Diri
Klien mengatakan ingin cepat pulang dan ingin sembuh.
e. Harga Diri
Klien sering dikucilkan oleh keluarganya dirumah karena sering tiba – tiba marah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang terdekat :-
b. Peran serta kegiatan kelompok / masyarakat : Klien terlihat selalu menyendiri
dilingkungannya
c. Hambatan Berhubungan dengan orang lain : Suka marah – marah .
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : klien beragama islam
b. Kegiatan Ibadah : Jarang dilakukan
F. STATUS MENTAL
1. (√ ) Tidak Rapi ( ) Penggunaan Pakaian Tidak Sesuai
( ) Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan : Klien berpakaian kurang rapi dan pakaiannya tampak kusut
Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri
2. Pembicaraan
() Cepat () Keras ( ) Gagap ( ) inkoheran
( ) Apatis ( ) Lambat ( ) Membisu ( ) tidak mampu memulai bicara
Jelaskan : pembicaraan saat di kaji kline tidak tertutp ada kontak mata kline mampu
menjawab semua pertanyaan
3. Aktivitas Motorik:
( ) Lesu ( ) Tegang ( ) Gelisah ( ) Agitasi
( ) Tik ( ) Grimasen ( ) Tremor ( ) Kompulsif
Jelaskan : kline mengikuti kegiatan yang ada di ruangan
Masalah keperawatan :
4. Alam perasaaan
( ) Sedih ( ) Ketakutan ( ) Putus asa ( ) Khawatir
( ) Gembira berlebihan
Jelaskan : kline tanpak gembira berada di ruangan karena bertemu banyak orang dan suka
berinteraksi dengan banyak orang
5. Afek
( ) Datar ( ) Tumpul ( ) Labil ( ) Tidak sesuai
Jelaskan : Klien dapat berespon sesuai stimulus yang diberikan.
Masalah Keperawatan :
6. lnteraksi selama wawancara
( ) bermusuhan ( ) Tidak kooperatif ( ) Mudah tersinggung
( ) Kontak mata kurang ( ) Defensif ( ) Curiga
Jelaskan : Selama komunikasi klien ada kontak mata
7. Persepsi / Halusinasi
( ) Pendengaran ( ) Penglihatan ( ) Perabaan
( ) Pengecapan ( ) Penghidu
Jelaskan : kline suka mendengar bisikan bisikan ke telinganya
Masalah keperawatan : halusinasi
8. Proses Pikir
( ) sirkumtansial ( ) tangensial ( ) kehilangan asosiasi
( ) flight of idea ( ) blocking ( ) pengulangan pembicaraan/persevarasi
Tangan mengepal
Mondar – mandir
2. DS : Koping individu Defisit perawatan diri
Klien mengatakan mandi 1 tdk efektif
kli sehari
Do Harga diri rendah
Klien tampak kusam
Gigi klien tampak kuning Defisit perawatan
sedap
Edukasi
Menganjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai
kemampuan
Respon : Klien mengerti
Halusinasi Manajemen halusinasi S :kline mengatakan merasa senang
4. Observasi O:kline mampu mengontrol halusinya dengan
- monitor prilaku yang mengidikasi halusinasi cara menghardik dengan motivasi perawat
Respon : kline mampun mengntrol indikasi halusinasi A : halusinasi teratasi sebagian
- monitor dan sesuaikan tingkat aktivitas dan stimulasi lingkungan P : hentikan intervensi
5. Terapetik
- pertahankan lingkungan yang aman
Respon : kline mengatakan merasa nyaman di kamarnya
- berikan terapi sp 1
Respon : kline mampu mengikuti sp 1
- diskusikan perasaan halusinasi
Respon : kline mampu mendiskusikan halusinasinhya
6. Edukasi
- anjurkan menonitor sendiri situasi terjadinya halusinasi
Respon : kline mampu mengontrol halusinasi ketika sendiri
- anjurkan bicarav pada orang orang yang di percaya untuk memberi dukungan
dan asupan yang baik korektif terhadap halusinasi
Respon : kline suka bercerita ke teman sekamar maupun ke perawat
Resiko prilaku Jumat,5 mei 2023 Sp 2 : S : Klien mengatakan baik baik saja tetapi
kekerasan 13:00 a. Melatih cara mencegah/ mengontrol perilaku kekerasan secara fisik masih suka marah marah
O : kline terlihat menjambak rambut teman nya
kedua
ketika sedang berkumpul kline tampak tenang
Respon : kline memahami cara mengontrol kekerasan fisik kline koperatif kline nyambung ketika di tanya
b. Mengevaluasi latihan nafas dalam kontak mata ada, emosi kline masih labil
Respon : kline masih mengingat sp 1 latihan nafas dalam A : resiko prilaku kekersan
Resiko prilaku Sabtu, 6 mei Pasien dapat mencegah/ mengendalikan PKnya dengan terapi Psikofarmaka S : Klien mengatakan baik baik saja
kekerasan 2023 Respon : kline selalu mengkonsumsi obat dengan teratur tetapi masih suka marah marah
O : kline terlihat menjambak rambut
16:00
teman nya ketika sedang berkumpul kline
tampak tenang kline koperatif kline
nyambung ketika di tanya kontak mata
ada, emosi kline masih labil
A : resiko prilaku kekersa
STRATEGI PELAKSANAAN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN
Pertemuan : Ke 1 (satu)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
DO: kline mengatakan baik baik saja tetapi masih suka marah marah
DS: kline terlihat menjambak temanya waktu berkumpul ketika melakukan rutinitas senam,
kline tampak tenang, kline koperatif, kline nymabnung ketika di tanya, kontak mata ada,
emosi labil
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko perilaku kekerasan
3. Tujuan Khusus
a. Pasien dapat mengidentifikasi PK
b. Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
c. Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukannya
d. Pasien dapat menyebautkan akibat dari PK yang dilakukannya.
e. Pasien dapat menyebutka cara mencegah / mengendalikan PKny
4. Tindakan Keperawatan
SP 1 Klien :
Membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi penyebab marah, tanda dan gejala
yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibat dan cara mengendalikan
perilaku kekerasan dengan cara fisik pertama ( latihan nafas dalam).
3. Fase Terminasi :
a. Evaluasi Subyektif
“ Bagaimana perasaan ibu L setelah berbincang-bincang tentang kemarahan ibu? ”
b. Evaluasi Obyektif
“ Coba ibu L sebutkan penyebab ibu marah dan cara mengatasinya ?
“Baik, sekarang latihan tandi kita masukkan ke jadwal harian ya Bu”
” berapa kali sehari ibu mau latihan nafas dalam ?” Bagus..
“Nanti tolong ibu tulis M, bila ibu melakukannya sendiri, tulis B, bila ibu dibantu
dan T, bila ibu tidak melakukan”
c. Kontrak
1) Topik
“baik Bu, bagaimana kalau besok kita latihan cara lain untuk mencegah dan
mengendalikan marah ibu L.
2) Tempat
”Dimana kita akan latihan, bagaimana kalau tempatnya disini saja ya Bu?”
3) Waktu
“Berapa lama kita akan lakukan, bagaimana kalau 10 menit saja”
“Saya pamit dulu Ibu…Assalamu’alaikum.”
Pertemuan : Ke 2 (dua)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
DO: kline mengatakan baik baik saja tetapi masih suka marah marah
DS: kline terlihat menjambak temanya waktu berkumpul ketika melakukan rutinitas senam,
kline tampak tenang, kline koperatif, kline nymabnung ketika di tanya, kontak mata ada,
emosi labil.
2. Diagnosa Keperawatan
perilaku kekerasan
3. Tujuan Khusus
e. Melatih cara mencegah/ mengontrol perilaku kekerasan secara fisik kedua
f. Mengevaluasi latihan nafas dalam
g. Melatih cara fisik ke 2: pukul kasur dan bantal
h. Menyusun jadwal kegiatan harian cara kedua
4. Tindakan Keperawatan
SP 2 klien :
Membantu klien latihan mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara fisik ke dua
(evaluasi latihan nafas dalam, latihan mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara
fisik ke dua : pukul kasur dan bantal), menyusun jadwal kegiatan harian cara ke dua.
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Assalamu’alaikum Ibu L, masih ingat nama saya” bagus Ibu,,,ya saya widi”
b. Evaluasi/Validasu
“sesuai dengan janji saya kemarin, sekarang saya datang lagi. “Bagaimana perasaan
ibu saat ini, adakah hal yang menyebabkan ibu marah?”
c. Kontrak
1) Topik
“Baik, sekarang kita akan belajar cara mengendalikan perasaan marah dengan
kegiatan fisik untuk cara yang kedua.”
2) Waktu
“ mau berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit?”
3) Tempat
“ Dimana kita bicara? Bagaimana kalau di ruang tamu ini ya Bu”
2. Fase Kerja
Nah kemarin kita kan sudah berlatih menenangkan kemarah dengan teknik nafas dalam
dan sekarang mari kita latihan memukul bantal dan kasur apakah ibu bersedia ?
mari ke kamar ibu?
Jadi kalau nanti ibu kesal atau marah, ibu langsung kekamar dan lampiaskan marah ibu
tersebut dengan memukul bantal dan kasur.Nah coba ibu lakukan memukul bantal dan
kasur, ya bagus sekali ibu melakukannya!”
“ Nah cara ini pun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah, kemudian
jangan lupa merapikan tempat tidur Ya!”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“ Bagaimana perasaan ibu setelah latihan cara menyalurkan marah tadi?”
b. Evaluasi Obyektif
Coba ibu sebutkan ada berapa cara yang telah kita latih? Bagus!”
“ Mari kita masukkan kedalam jadwal kegiatan sehari-hari ibu. Pukul berapa ibu mau
mempraktikkan memukul kasur/bantal?
Bagai mana kalau setiap bangun tidur? Baik jadi jam 5 pagi dan jam 3 sore, lalu
kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan kedua cara tadi ya Bu.
c. Kontrak
1) Topik
“Nanti kita bicarakan cara ke tiga mengontrol rasa marah, yaitu dengan patuh
minum obat
2) Waktu
Kira-kira waktunya mau kapan ya bu ? Kalu bisa besok kita bertemu lagi ?
3) Tempat
Tempatnya maudimana ya bu ? Kalau diruangan ini lagi bisa ?
Baik kalau begitu saya pamit dulu Sampai jumpa Assalamu’alaikum.”
Pertemuan : Ke 3 (Tiga)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
DO: kline mengatakan baik baik saja tetapi masih suka marah marah
DS: kline terlihat menjambak temanya waktu berkumpul ketika melakukan rutinitas senam,
kline tampak tenang, kline koperatif, kline nymabnung ketika di tanya, kontak mata ada,
emosi labil.
2. Diagnosa Keperawatan
perilaku kekerasan
3. Tujuan khusus
Pasien dapat mencegah/ mengendalikan PKnya dengan terapi Psikofarmaka
4. Tindakan Keperawatan
SP 3 klien :
Membantu klien latihan mengendalikan PK dengan obat ( bantu pasien minum obat
secara teratur dengan prinsip 5 benar ( benar pasien, benar nama obat, benar cara minum
obat, benar waktu dan benar dosis obat) disertai penjelasan guna minum obat dan akibat
berhenti minum obat, susun jadwal minum obat secara teratur)
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Assalamu’alaikum Ibu L, masih ingat nama saya” bagus Ibu,
b. Evaluasi/Validasi
“sesuai dengan janji saya kemarin, sekarang kita ketemu lagi”
“Bagaimana bu, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam, pukul kasur bantal? Apa
yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Coba kita lihat
kegiatannya”.
c. Kontrak
1) Topik
“Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat
yang benar untuk mengontrol rasa marah?”
2) Tempat
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau ditempat tadi?”
3) Waktu
“Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15
menit?”
2. Fase Kerja
“Ibu sudah dapat obat dari dokter?”“Berapa macam obat yang ibu minum?warnanya apa
saja? Bagus, jam berapa ibu minum?Bagus”“Obatnya ada 3 macam bu, yang warnanya
oranye namanya CPZ gunanya agar pikiran tenang, yang putih namanya THP agar rileks
dan tidak tegang, dan yang merah jambu ini namanya HLP rasa marah berkurang.
Semuanya ini harus ibu minum 3x sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam”“Bila
nanti setelah minum obat mulut ibu terasa kering, untuk membantu mengatasinya ibu bias
mengisap-isap es batu”.“Bila terasa berkunang-kunang, ibu sebaiknya istirahat dan
jangan beraktivitas dulu”.
“Nanti dirumah sebelum minum obat ini ibu lihat dulu label di kotak obat apakah benar
nama ibu tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja harus
diminum, baca juga apakah nama obatnya sudah benar? Disini minta obatnya pada suster
kemudian cek lagi apakah benar obatnya”.
“Jangan penah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya bu,
karena dapat terjadi kekambuhan.”“ Sekarang kita masukkan waktu minum obat kedalam
jadwal ya bu”.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara kita minum obat
yang benar?”
b. Evaluasi Obyektif
“Coba ibu sebutkan lagi jenis jenis obat yang ibu minum! Bagaiman cara minum
obat yang benar?”“Nah,
sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari? Sekarang kita
tambahkan jadual kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa laksanakan semua
dengan teratur ya”.“
c. Kontrak
1) Topik
Baik, besok kita ketemu lagi untuk membantu ibu latihan mengendalikan
perilaku kekerasan secara sosial/verbal apakah ibu bersedia ?
2) Waktu
Untuk waktunya mau jam berapa ?
3) Tempat
Untuk tempatnya mau dimana ? disini sajah ?
Kalau begitu saya pamit dulu ya bu Selamat siang bu, sampai jumpa.”….
Assalamu’alaikum
Pertemuan : Ke 4 (Empat)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
DO: kline mengatakan baik baik saja tetapi masih suka marah marah
DS: kline terlihat menjambak temanya waktu berkumpul ketika melakukan rutinitas senam,
kline tampak tenang, kline koperatif, kline nymabnung ketika di tanya, kontak mata ada,
emosi labil.
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko perilaku kekerasan
3. Tujuan khusus
a. Melatih cara mencegah/ mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal
b. Mengevaluasi jadual harian untuk dua cara fisik
c. Melatih mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik, meminta
dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik
d. Menyusun jadwal latihan mengungkapkan secara verbal
4. Tindakan Keperawatan
SP 4 klien :
Membantu pasien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara sosial/verbal
(evaluasi jadwal harian tentang dua cara fisik mengendalikan perilaku kekerasan, latihan
mengungkapkan rasa marah secara verbal ( menolak dengan baik, meminta dengan baik,
mengungkapkan perasaan dengan baik), susun jadwal latihan mengungkapkan marah
secara verbal)
Pertemuan : Ke 5 (Lima)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
DO: kline mengatakan baik baik saja tetapi masih suka marah marah
DS: kline terlihat menjambak temanya waktu berkumpul ketika melakukan rutinitas senam,
kline tampak tenang, kline koperatif, kline nymabnung ketika di tanya, kontak mata ada,
emosi labil.
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko perilaku kekerasan
3. Tujuankhusus
Pasien dapat mencegah/ mengendalikan PKnya secara spiritual,
4. Tindakan Keperawatan
SP 5 klien :
Bantu klien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara spiritual (diskusikan hasil
latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara fisik dan sosial/verbal, latihan
beribadah dan berdoa, buat jadwal latihan ibadah/ berdoa)
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Assalamu’alaikum Ibu L, masih ingat nama saya” Betul Ibu
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaiman bu, latihan apa yang sudah dilakukan? Apa yang dirasakan setelah
melakukan latihan secara teratur? Bagus sekali, bagaiman rasa marahnya?”
c. Kontrak
a. Topik
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah
yaitu dengan ibadah?”
b. Tempat
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaiman kalu ditempat biasa?”
c. Waktu
“Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10 menit?”
2. Fase kerja
“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa ibu lakukan! Bagus, yang mana yang mau di
coba?”
“Nah, kalau ibu sedang marah coba langsung duduk dan langsung tarik nafas dalam. Jika
tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air
wudhu kemudian sholat”.
“Ibu bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan.”
“Coba ibu sebutkan sholat 5 waktu? Bagus, mau coba yang mana? Coba sebutkan
caranya?”
3. Fase terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaiman perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang beribadah?”
b. Evaluasi Obyektif
“Coba ibu sebutkan lagi cara ibadah yang dapat ibu lakukan bila ibu sedang marah”
“Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan ibu. Mau berapa kali ibu
sholat. Baik kita masukan sholat pada jadwal ibu
“Setelah ini coba ibu lakukan sholat sesuai jadwal yang telah kita buat tadi”
Baik besok kita ketemu lagi untuk melihat sejauh mana ibu melaksanakan kegiatan
dan sejauh mana dapat mencegah rasa marah
Saya pamit dulu ya bu, sampai jumpa assalamu’alaikum…..
STRATEGI PELAKSANAAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI
A. Proses Keperawatan
4) Kondisi Klien
DS ;
Mndengar suara atau kegaduhan
Mendengarb surara yang mengajak bercakap cakap
Mendengar suara yang menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya
DO :
Kline marah marah tanpa sebab
kline suka merusak benda benda di sekitar
5) Diagnosa : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan
6) Tujuan Khusus :
b. Klien mampu menyebutkan isi, waktu, frekuensi, situasi pencetus, perasaan
c. Klien mampu memperagakan cara mengontrol halusinasinya dengan
menghardik.
7) Tindakan Keperawatan
3. Evaluasi klien dalam mengenal halusinasi
Isi
Waktu
Frekuensi
Situasi
Respon terhadap / terjadinya halusinasi
4. Ajarkan dan latih klien cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
a. Orientasi :
Salam terapeutik:
”Assalamualaikum ibu L, apa kabar? ”
Memperkenalkan Diri
Ibu L masih ingat dengan saya? Ayo,siapa coba namanya saya? Iya, betul
sekali nama saya widi yang sedang praktek disini.
Membuka Pembicaraan dengan Topik Umum:
”Bagaimana perasaan ibu L hari ini? Oh iya, tadi pagi ibu L bangun jam berapa?
Kemudian sudah melakukan apa saja pagi ini? Apa ibu L sudah mandi?”
Evaluasi/Validasi :
“ibu L masih ingat apa yang kemarin kita bicarakan? Hari ini kita mau
berbincang-bincang tentang apa? Hari ini kita bercakap-cakap tentang bayangan-
bayangan yang ibu L lihat dan cara mengontrolnya dengan menghardik”
Kontrak :
“ibu L masih ingat kemarin kita mau bicara dimana dan berapa lama? Ibu L lupa
yah? Hari ini kita akan berbincang-bincang di teras, waktunya tidak lama hanya
sekitar 15 menit. Bagaimana Pak Syamsir sudah siap?”
b. Kerja :
“ Apakah ibu melihat bayangan tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan
bayangan itu?”
“Apakah terus-menerus terlihat atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering
ibu lihat bayangan itu? Berapa kali sehari ibu alami? Pada keadaan apa bayangan
itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri?”
“ Apa yang ibu rasakan pada saat melihat bayangan itu?”
“ Apa yang ibu lakukan saat melihat bayangan itu? Apakah dengan cara itu
bayangan-bayangan itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk
mencegah bayangan-bayangan itu muncul?
“ibu, ada empat cara untuk mencegah bayangan-bayangan itu muncul. Pertama,
dengan menghardik bayangan tersebut. Kedua dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke
empat minum obat dengan teratur.”
“ Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
“ Caranya sebagai berikut: saat bayangan-bayangan itu muncul, langsung ibu tutuo
mata dan katakan dalam hati, pergi saya tidak mau lihat kamu, kamu tidak nyata .
Kamu hanya bayangan. Begitu diulang-ulang sampai bayangan itu tak terlihat lagi.
Coba ibu peragakan! Nah begitu ….bagus! Coba lagi ! Ya bagus Pak Syamsir
sudah bisa”
” Jadi ada 4 cara untuk mengontrol halusinasi, yaitu dengan cara menghardik,
bercakap-cakap, melakukan aktivitas dan minum obat secara teratur. Hari ini yang
kita pelajari yaitu dengan cara menghardik.”
C.Terminasi
Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Pak Syamsir setelah peragaan latihan tadi?”
Evaluasi Objektif
” Coba Pak Syamsir ulangi lagi apa yang sudah kita pelajari hari ini? Iya bagus
Pak Syamsir”
Rencana tindak lanjut
” Kalau bayangan-bayangan itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut! Terus
berlatih ya ibu walaupun saya sedang tidak ada. Bagaimana kalau kita buat jadwal
latihannya. Mau jam berapa saja latihannya?.
Kontrak
Topik : “Baiklah ibu besok kita akan bertemu untuk belajar dan melatih cara
kedua mengontrol halusinasi dengan becakap-cakap dengan orang lain.”
Tempat : “ibu mau dimana tempatnya? Oh ibu ingin di tempat tidur yah?”
Waktu : ”Jam berapa ibu bisa. Bagaimana klo jam 10 saja?Waktunya hanya 15
menit saja.”
“Baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaikum”