KLMPK 10 - KRITERIA PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO DALAM INVESTASI

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 17

KRITERIA PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO DALAM

INVESTASI

MATA KULIAH STUDY KELAYAKAN BISNIS B

Dosen pengampu :

Dr. Ida Bagus Cempena, M.M.

Anggota Kelompok :

1. Viky Ardila 1212000071


2. Charisma Dela Safitri 1212000203
3. Junita Amelia 1212000206

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan
karunia−nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Study Kelayakan Bisnis B
yang berjudul “ KRITERIA PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO

DALAM INVESTASI “. Sholawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada
Nabi besar kita Muhammad SAW.

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak dosen Dr. Ida Bagus
Cempana, M.M. yang telah mendampingi kami dalam mengerjakan tugas
makalah pada mata kuliah Study Kelayakan Bisnis Di Universitas 17 Agustus
1945. Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif
dari pembaca sangat diharapkan untuk menyempurnakan makalah selanjutnya.

Kami berharap semoga dengan adanya tugas makalah ini, dapat memberikan
manfaat, menambah wawasan kepada mahasiswa/i dan teman – teman kelas
mata kuliah Study Kelayakan Bisnis B.

Surabaya, 24 Mei 2023


DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... 2

DAFTAR ISI..........................................................................................................................3

A. Definisi Penilaian Investasi… ..................................................................................... 4


B. Penilaian Investasi ........................................................................................................ 4
C. Bentuk-Bentuk Investasi Aktiva Tetap........................................................................5
D. Metode Penilaian Investasi ........................................................................................... 5
1. Metode Payback Period (PP) ........................................................................................ 5
2. Metode Average Rate of Return (ARR) ....................................................................... 5
3. Net present value (NPV) .............................................................................................. 5
4. Internal rate of return (IRR) ........................................................................................ 6
5. Profitability index (PI) ................................................................................................ 6
E. Kriteria Penilain Investasi .......................................................................................... 7
F. Macam − Macam Risiko Investasi ............................................................................. 8
1. Risiko Investasi Sistematis (Systematic Risk) ............................................................ 8
2. Risiko Investasi Tidak Sistematis ( Unsystematic Risk ) ............................................ 9
G. Cara Mengatasi Risiko Investasi ................................................................................ 9
1. Menentukan Target Investasi ...................................................................................... 9
2. Rutin Mengawasi Investasi..........................................................................................10
3. Waspada Terhadap Penipuan ...................................................................................... 10
H. Faktor- faktor Risiko Investasi ................................................................................. 10
1. Risiko Suku Bunga ................................................................................................... 10
2. Risiko Pasar ............................................................................................................... 11
3. Risiko Inflasi .............................................................................................................. 11
4. Risiko Likuiditas ........................................................................................................ 12
5. Risiko Valas atau Nilai Tukar Mata Uang ................................................................. 12
6. Risiko Negara ............................................................................................................. 13
7. Risiko Re-investment ................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 15


A. Definisi Penilaian Investas

Menurut teori ekonomi mendefinisikan investasi sebagai suatu kegiatan


perbelanjaan untuk meningkatkan kapasitas produksi disektor perekonomian.
Sedangkan pengertian dari penilaian investasi itu sendiri adalah proses evaluasi
dari kegiatan untuk membuat permohonan investasi ( investment ) seperti
pembaruan mesin dan pabrik yang telah habis pakai, pendirian pabrik baru,
pengambilalihan perusahaan lain, pengembangan produk baru, kampanye
promosi penjualan, jalan raya atau rumah sakit. ( Sukirno, 2009 )

Teori ekonomi mengartikan atau mendefinisikan investasi sebagai


pengeluaran-Pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-
peralatan produksi dalam tujuan untuk mengganti dan terutama mnenambah
barang-barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa dimasa yang akan datang. Dengan perkataan lain,
investasi berarti kegiatan perbelanjaan untuk meningkatkan kapasitas produksi
sesuatu perekonomian (Sukimo, 2009).

B. Penilaian Investasi

Penilaian investasi adalah proses evaluasi dari keinginan untuk membuat


permohonan investasi (investment) yang meliputi beberapa hal, seperti
penggantian pabrik dan mesin yang telah habis pakai, pendirian pabrik baru,
pengambilalihan perusahaan lain, pengembangan produk baru, kampanye
promosi penjualan, jalan raya baru atau rumah sakit.
C. Bentuk-Bentuk Investasi Aktiva Tetap

Perusahaan melakukan investasi dalam aktiva tetap dengan harapan


bahwa perusahaan akan memperoleh kembali dana yang diinvestasikan tersebut.
investasi dalam aktiva tetap dapat berbentuk tanah, bangunan-bangunan, mesin-
mesin dan peralatan lain. Keseluruhan proses perencanaan dan pengambilane
pengeluaran dana tersebut melebihi waktu 1 tahun dikatakan sebagai capital
budgeting.

D. Metode penilaian investasi

Metode penlaian investasi dibagi menjadi 5 macam yaitu sebagai berikut :

1. Metode Payback Period (PP)

Metode yang mendasar pada jumlah tahun yang diperlukan untuk


mengembalikanI awal. Kelemahan metode ini adalah mengabaikan penerimaan
setelah payback tercapai dan mengabaikan konsep time value of money.

2. Metode Average Rate of Return (ARR)

Metode ini mengukur tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh dari


suatu Investasi. Angka yang diperlukan adalah laba setelah pajak dibandingkan
dengan Total atau average investment.

3. Net present value (NPV)

Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai
sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih atau operasional maupun Terminal
cash flow di masa yang akan datang.
4. Internal rate of return (IRR)

Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang


investasi Dengan nilai Sekarang penerimaan setiap penerimaan kas bersih di
masa mendatang. Apabila tingkat suku bunga ini lebih besar daripada tingkat
bunga Relevan atau tingkat keuntungan yang disyaratkan maka investasi
dikatakan menguntungkan, Kalau lebih kecil dikatakan merugikan.

5. Profitability index (PI)

Metode ini menghitung perbandingan antara nilai Sekarang penerimaan


Penerimaan kas bersih di masa mendatang dengan nilai investasi sekarang.

E. Kriteria Penilain Investasi


a) Payback Period Menurut Riyanto (2001:125) payback period adalah suatu
periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran
investasi dengan menggunakan proceeds atau aliran kas neto (net cash
flows). Rumus dari payback period itu sendiri yaitu ;

Payback Period= (Nilai investasi/Kas masuk bersih) x 1 tahun

b) Net Present Value Riyanto (2001:128) mengemukakan bahwa Net Present


Value adalah metode yang menghitung selisih antara nilai sekarang
investasi dengan nilai sekarang penerimaanpenerimaan kas bersih di masa
yang akan datang.rumus dari net present value yaitu :

NPV= FV / (1+I)n

Keterangan:

NPV = Net Present Value


FV = Future Value

i = Faktor diskon

n = Lamanya berinvestasi

c) Profitability Index Menurut Sutrisno (2009 : 128) Profitability Index yaitu


untuk menghitung perbandingan antara present value dan penerimaan
dengan present value dari investasi. Rumus dari profitability index yaitu :

PI= Nilai arus kas bersih/Nilai investasi

d) Menurut Sutrisno (2009 : 127) Internal Rate of Return (IRR) adalah


metode yang menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang
investasi dengan nilai sekarang penerimaanpenerimaan kas bersih dimasa
yang akan datang. Rumusnya yaitu :

IRR= i1 + NPV1/NPV1+NPV2 (i1-i2)

Keterangan:

i1 = Tingkat bunga yang hasilnya NPV positif

i2 = Tingkat bunga yang hasilnya NPV negatif

NPV1 = NPV positif

NPV 2 = NPV negative

e) Aktiva Tetap Rudianto (2008:274) berpendapat : Untuk memperoleh


aktiva tetap, perusahaan harus mengeluarkan sejumlah uang yang tidak
hanya dipakai untuk membayar barang itu sendiri sesuai dengan nilai yang
tercantum di dalam faktur, tetapi juga untuk beban pengiriman,
pemasangan, perantara, balik nama, dan sebagainya.
f) Metode Depresiasi Aktiva Tetap Menurut Rudianto (2008:276) salah satu
metode perhitungan depresiasi adalah sebagai berikut : Metode Garis
Lurus (Straight Line Method) Adalah suatu metode penghitungan
depresiasi aktiva tetap, dimana setiap periode akuntansi diberikan beban
yang sama secara merata. Beban depresiasi dihitung dengan cara berikut
ini: Depresiasi = Harga perolehan – Nilai Sisa Taksiran Umur Ekonomis
aktiva.

F. Macam − Macam Risiko Investasi

1. Risiko Investasi Sistematis (Systematic Risk)

Merupakan jenis risiko eksternal yang tak dapat dihindari atau


dikendalikan. Risiko investasi ini dapat mempengaruhi semua efek serta tak
dapat dikurangi dengan diversifikasi. Yang termasuk risiko sistematis adalah:

• Risiko suku bunga; risiko investasi yang muncul karena adanya fluktuasi
suku bunga sehingga dapat mempengaruhi pendapatan investasi
• Risiko inflasi; disebut juga risiko daya beli yang berarti peluang arus kas
dari investasi memiliki nilai yang lebih rendah di masa depan karena
adanya perubahan daya beli akibat inflasi
• Risiko nilai tukar mata uang (valas); risiko investasi yang terjadi karena
adanya perubahan kurs valuta asing, contohnya ketika mata uang domestik
tengah melemah
• Risiko komoditas; risiko investasi yang dipicu karena adanya perubahan
harga komoditas tertentu, biasanya dipengaruhi oleh fluktuasi harga juga
permintaan dan penawaran
2. Risiko Investasi Tidak Sistematis (Unsystematic Risk)

Merupakan jenis risiko yang dapat dihindari atau dikendalikan. Risiko


investasi ini dapat diatasi dengan membentuk portofolio investasi atau
melakukan diversifikasi. Yang termasuk risiko tidak sistematis yaitu:

• Risiko likuiditas : risiko yang terjadi karena adanya kesulitan


menyediakan uang tunai dalam periode tertentu
• Risiko reinvestment : risiko yang terjadi pada penghasilan aset keuangan
yang mewajibkan perusahaan melakukan reinvest
• Risiko finansial : risiko yang berkaitan dengan struktur pendanaan
• Risiko bisnis: risiko yang berkaitan dengan bisnis perusahaan tempat
seseorang berinvestasi.

G. Cara Mengatasi Risiko Investasi

Keuntungan atau return dan risiko investasi saling berkaitan. Bila return
besar, maka risikonya pun akan lebih tinggi. Sebaliknya, jika return investasi
kamu kecil, maka risiko yang dihadapi akan lebih rendah. Agar risiko tersebut
dapat diatasi atau diminimalisir, lakukan tiga cara berikut:

1. Menentukan Target Investasi

Sebelum berinvestasi, kamu dapat mengetahui banyak hal dengan


menentukan target terlebih dahulu. Mulailah dengan menentukan jangka waktu
investasi yang diinginkan serta jenis investasi dan jenis risiko yang bisa kamu
hadapi. Sebagai contoh, bila kamu ingin berinvestasi jangka pendek dengan
risiko yang minim, pilihlah reksadana. Instrumen investasi ini juga cocok
dengan investor pemula. Jika sudah memahami beragam market dan jenis
investasinya, kamu dapat beralih ke risiko yang lebih tinggi.
2. Rutin Mengawasi Investasi

Setelah melakukan tip di atas, cara mengatasi risiko investasi selanjutnya


yaitu dengan memegang penuh kendali atas investasi yang kamu lakukan.
Kamu bisa melakukannya dengan memonitor pergerakan investasi secara rutin.
Tujuannya supaya kamu tidak akan ketinggalan kesempatan menarik untuk
mendapatkan profit lebih tinggi. Kamu juga bisa mengetahui saat tren investasi
sedang turun. Intinya kamu dapat mengetahui dinamika investasi untuk
meminimalisir risiko.

3. Waspada Terhadap Penipuan

Tidak sedikit investor yang terjerat investasi bodong. Agar terhindar dari
penipuan tersebut, pastikan kamu mengetahui apakah lembaga keuangan atau
perusahaan tempat kamu ingin berinvestasi sudah memiliki legalitas yang jelas.
Tak kalah pentingnya yaitu perusahaan tersebut haruslah memiliki izin resmi
dari Bappebti dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ini juga berlaku untuk
manajer investasi, Bank Kustodian, dan agen penjual.

H. Faktor- Faktor Risiko Investasi

Ada 7 faktor dalam resiko investasi yaitu

1. Risiko Suku Bunga

Risiko suku bunga adalah risiko yang timbul dikarenakan memburuknya


nilai relatif aktiva berbunga (cth: pinjaman atau obligasi) disebabkan oleh
adanya peningkatkan suku bunga. Adanya perubahan suku bunga yang ada di
pasaran, tentu akan mempengaruhi pendapatan investasi atau return yang
didapatkan. Umumnya walaupun suku bunga meningkat, tapi harga obligasi
berbunga tetap akan turun, begitupun juga sebaliknya.
Sebagai contoh, suku bunga obligasi adalah 8-10% pada umumnya, namun
kemudian pemerintah mengeluarkan Sukuk Ritel yang memiliki suku bunga
hingga 12%. Dengan begitu, pastinya investor lebih suka dengan suku Ritel ini.

2. Risiko Pasar

Selanjutnya adalah risiko investasi berdasarkan pasar yang disebabkan


adanya fluktuasi atau naik- Nilai Aktiva Bersih (NAB). Adapun fluktuasi
tersebut disebabkan karena perubahan sentimen pasar keuangan sepeti
instrumen saham dan obligasi. Perubahan bisa terjadi karena beberapa hal
seperti adanya resesi ekonomi, isu, kerusuhan, spekulasi termasuk juga
perubahan politik. Risiko investasi ini juga seringkali disebut dengan risiko
sistematik (systematic risk) yang berarti risiko ini tak bisa dihindari dan pasti
akan dialami oleh para investor apapun risk profilenya. Bahkan, adanya risiko
ini bisa membuat investor mendapati capital loss.

Sebagai contoh, ada isu kesehatan seorang presiden dari suatu negara, hal
tersebut bisa saja memberikan fluktuasi nilai dari mata uang negara tersebut
terhadap dolar kemudian naik.

3. Risiko Inflasi

Risiko inflasi disebut juga sebagai risiko daya beli yang menunjukan
bahwa nilai kas dari investasi saat ini tidak akan bernilai sebanyak di masa
depan dikarenakan adanya perubahan daya beli akibat inflasi. Akibatnya risiko
ini memiliki potensi yang dapat merugikan daya beli masyarakat terhadap
investasi karena adanya kenaikan rata-rata dari harga konsumsi. Risiko ini
biasanya terjadi ketika seorang investor memegang uang tunai atau berinvestasi
di instrumen yang terkait inflasi.
Sebagai contoh, jika seorang investor memegang 40% dari portofolio tunai
Rp10.000.000 dan inflasi berjalan pada 5%, nilai tunai portofolio akan
kehilangan Rp2.000.000 per tahun (Rp10 juta x 0,4 x 0,05) karena inflasi.

4. Risiko Likuiditas

Risiko investasi ini biasanya muncul diakibatkan karena kesulitan


menyediakan uang tunai dalam jangka waktu tertentu. Walaupun pihak tersebut
mungkin bisa dikatakan memiliki aset yang cukup bernilai untuk melunasi
kewajiban utangnya, tapi di saat aset tersebut tak bisa dikonversikan menjadi
uang tunai maka bisa dikatakan asetnya tidak likuis. Adapun hal ini bisa saja
terjadi jika pihak yang memiliki utang tersebut tak bisa menjual hartanya karena
tidak ada pihak lain yang minat untuk membeli. Sedangkan pada kasus risiko
likuiditas, kemungkinan terjadi karena tidak ada pihak yang berminat menukar
atau membeli aktiva karena kesulitan mempertemukan kedua belah pihak.Maka
dari itu, risiko likuiditas biasanya kemungkinan besar terjadi kepada pasar yang
baru tumbuh atau bervolume kecil.Risiko ini memiliki keterkaitan dengan
percepatan sekuritas yang diterbitkan oleh pihak perusahaan, yang bisa
diperdagangkan di pasar sekunder. Contohnya, ada satu pihak yang tak bisa
membayar kewajibannya saat jatuh tempo secara tunai.

5. Risiko Valas atau Nilai Tukar Mata Uang

Risiko Valutas Asing (Valas) adalah risiko yang disebabkan adanya


perubahan kurs valuta asing di pasaran. Perubahan ini tidak lagi sesuai dengan
yang diharapkan terutama pada saat nilainya dikonversikan ke mata uang
domestik. Risiko investasi ini, berkaitan dengan adanya fluktuasi nilai tukar
rupiah terhadap mata uang negara lain. Umumnya risiko valas disebut sebagai
currency risk atau dengan exchange rate risk.

Sebagai contoh, investor ingin menanamkan investasi yang


mengharuskannya menggunakan mata uang US Dollar atau US$. Di saat yang
sama kurs rupiah terhadap US$ lemah, sehingga investor harus mengeluarkan
rupiah dengan jumlah yang lebih banyak dari pada ketika nilai rupiah menguat.
Oleh sebab itu, menguatnya dolar terhadap rupiah bisa memberikan kerugian.

6. Risiko Negara

Risiko ini bisa juga disebut sebagai risiko politik. Alasannya karena hal ini
didasarkan pada kondisi perpolitikan negara dan berkaitan dengan perubahan
ketentuan perundang-undangan yang membuat pendapatan menurun. Bahkan
bukan hal yang tidak mungkin jika investasi yang sudah ditanam akhirnya
hilang begitu saja atau merugi karena perubahan ketentuan hukum pperundang-
undangan Oleh sebab itu, jika ada investor yang akan menanamkan modal di
luar negeri, memang lebih baik untuk melihat kondisi politik negara tersebut.
Jika kondisi politik baik, maka akan berdampak positif juga bagi perjalanan
investasi ke depannya.

7. Risiko Re-investment

Risiko terakhir yang harus diketahui oleh investor adalah re-investment


atau risiko yang terjadi pada penghasilan dari suatu aset keuangan yang
mengharuskan mereka untuk melakukan aktivitas penginvestasian kembali.
Ketika melakukan re-invest, besar peluangnya kalau arus kas investasi akan
menghasilkan imbal hasil yang lebih rendah saat diinvestasikan kembali ke
instrumen investasi lainnya.

Sebagai contoh, investor memiliki portofolio obligasi dengan kupon 3,45%


untuk periode 5 tahun.Nah, setelah lima tahun ternyata imbal hasil obligasi
tersebut turun menjadi 2,55%. Tapi kabar baiknya, karena return obligasi yang
dimiliki investor tersebut termasuk dalam bunga flat rate, maka investor
menerima semua pembayaran bunga sebesar 5% dan pokok investasi sesuai
kesepakatan.Masalah akan terjadi ketika investor tersebut menginvestasikan
kembali uangnya untuk membeli obligasi lain di kelas sama (yang saat ini
bunganya sudah turun menjadi 2,55%), maka tentu dia tidak lagi menerima
bunga kupon 5% melainkan nilai bunga yang berlaku saat ini.Jadi, saat akan
melakukan re-invest, investor harus benar-benar memahami bagaimana caranya
agar bisa mengatur atau mengelola risiko investasi ini.
Daftar Pustaka

https://id.scribd.com/document/435092508/

https://onesearch.id/Author/Home?author=Sadono+Sukirno

https://landx.id/blog/apa-itu-kriteria-investasi-memahami-macam-macam-
kriteria-investasi/

https://onesearch.id/Author/Home?author=Rudianto

https://bmoney.id/blog/metode-penilaian-investasi-116593
SESI TANYA JAWAB :
No nama pertanyaan jawaban
1 1212000266 Sebutkan jenis jenis
Muhammad fadli resiko dari investasi?
7Risiko Investasi

1. Capital loss
2. Kebangkrutan
3. Likuiliditas saham
4. Forced Delisting
5. Supensi
6. Resiko pasar
7. Resiko pasar

2 1212000209 Latifa Pertimbangan apa saja 4 Hal yang


Nur Safitri yang harus dilakukan Dipertimbangkan
sebelum melakukan Investor dalam
investasi dipasar? Berinvestasi
1. Tingkat resiko investasi
2. Stabilitas investasi
3. Kondisi negara
4. Perubahaan suku bunga
3 1212000199_Yahya Metode apa yang Metode net Value Present (NPV)
Abdul paling mudah dan Metode ini dianggap sebagai metode
akurat dalam penilaian investasi yang paling baik.
menentukan penilaian Pasalnya, investor dapat menghitung
investasi? nilai arus investasi masa depan di
masa sekarang.
4 1212000236 Hal hal apa saja yang 6 Hal yang Perlu Diperhatikan
Zamzami Murfid harus anda perhatikan Sebelum Investasi Saham
dalam memilih A. Memahami semua hal
investasi saham? tentang investasi

B. Melakukan pemilihan
sekuritas

C. Membuat strategi
investasi

D. Memilih saham yang


tepat

E. Rajin mengamati pasar

F. Bersikap konsisten

5 1212000173 Tutie Menurut kelompok Net Present Value (NPV)


Intan S kalian kriteria apa Karena ketika Melakukan analisis
yang Digunakan kriteria investasi NPV dapat
untuk menilai potensi mengetahui apakah instrumen
investasi yang investasi menguntungkan atau malah
menarik? merugikan karena tidak bisa
mengimbangi perubahan di masa
mendatang.
6 1212000247 Anggi Apa saja yang Untuk menilai kelayakan suatu
Setia Ningrum digunakan untuk investasi, terdapat setidaknya empat
menentukan kriteria metode yang bisa dilakukan, yang
layak tidaknya meliputi:
suatu investasi?
1. Net Present Value (NPV)
2. Payback Period (PBP)
3. Profitability Index (PI)
4. Internal Rate of Return (IRR)

Anda mungkin juga menyukai